BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Perawat lebih banyak berinteraksi dengan pasien dibandingkan tenaga lain di rumah sakit sehingga baik buruknya kualitas pelayanan keperawatan di suatu rumah sakit akan sangat menentukan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut. Kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat ditentukan oleh keadaan
tenaga
perawat
baik
dalam
aspek
kuantitas
maupun
kualitasnya.Saat ini di Indonesia tenaga perawat telah mencapai kurang lebih 160.000. Dari jumlah tersebut 80 % merupakan lulusan sekolah perawat kesehatan (SPK) dan sekitar 20 % lulusan D III Keperawatan (Pusdiknakes, 1995). Dari data tersebut nampak bahwa tenaga perawat Indonesia
belum termasuk kategori tenaga profesional sebagaimana
digariskan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, dimana tenaga profesional harus mempinyai latar belakang pendidikan minimal sarjana (strata satu) dalam bidangnya masing–masing termasuk
tenaga
keperawatan. Perawat di rumah sakit harus memiliki profesionalisme yang tinggi, sehingga mampu mempertahankan citra dan kinerja yang memenuhi standar profesi. Kinerja perawat terkait dengan beban kerja akan mempengaruhi kesempatan
dan
kemempuan
tenaga
perawat
dalam
menerapkan
pelaksanaan caring yang merupakan inti pelayanan keperawatan. Caring merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang etik dan filsafat. Esensi keperawatan yang didasarkan pada nilai–nilai kebaikan, perhatian, kasih terhadap pasien & orang lain serta menghormati dimensi spiritual seseorang (Watson, 1998).
Gillies (1994) mengemukakan bahwa semangat perawat dalam melaksanakan tugasnya dipengaruhi oleh keseimbangan dan ketepatan jumlah tenaga perawat yang ada. Bila jumlah tenaga perawat kurang maka akan mengarah terjadinya frustasi, keletihan, dan kekecewaan. caring yang rendah terjadi akibat keletihan karena beban kerja yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Ilyas (2000) yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang dapat menurunkan motivasi kerja adalah tingginya beban kerja. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 97 tahun 2000 pasal 4 ayat (2) huruf C tentang formasi Pegawai Negeri Sipil mengatakan bahwa beban kerja adalah frekuensi rata–rata pekerjaan dalam jangka waktu tertentu dimana dalam memperkirakan beban kerja dari suatu instansi dapat dilakukan berdasarkan pada perhitungan atau pengukuran. Berdasarkan hasil penelitian terkait, hasil penelitian Rahayu (2001) dalam faktor–faktor yang berhubungan dengan sikap caring perawat yang dipersepsikan perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUP Persahabatan Jakarta, menggemukakan bahwa 51,9% perawat bersikap caring dan 48,1% bersikap kurang caring. Asuhan keperawatan dapat mencapai hasil yang optimal apabila beban kerja dan sumber daya perawat yang ada memiliki proporsi yang seimbang. Berdasarkan penelitian WHO (1997), beberapa negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia ditemukan fakta bahwa perawat yang bekerja di rumah sakit menjalani peningkatan beban kerja dan masih mengalami kekurangan jumlah perawat. Hal ini disebabkan karena peran perawat belum didefinisikan dengan baik, ketrampilan perawat masih kurang dan kebanyakan perawat dibebani dengan tugas-tugas non keperawatan. Rumah Sakit Bendan Kota Pekalongan ditinjau dari lokasi yang cukup stategis memungkinkan terjadinya peningkatan jumlah pasien. Dengan banyaknya jumlah pasien yang masuk ke RSUD Bendan Kota Pekalongan mengharuskan perawat berperan sebagai tenaga yang serba bisa, memiliki wawasan yang luas, caring terhadap pasien sehingga memiliki kinerja yang baik. Namun dari beberapa surat yang dikumpulkan pada kotak surat yang
dikumpulkan oleh bagian tata usaha RSUD Bendan Kota Pekalongan selama tahun 2009, beberapa keluhan pasien disebutkan perawat di Rumah Sakit Bendan tidak ramah, ketus, dan tidak perduli terhadap pasien. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bendan kota Pekalongan merupakan rumah sakit dengan type C. Memilki fasilitas pelayanan rawat inap klas I, II dan III, yang terdiri atas ruang VIP, Truntum, Sekar Jagad, Jlamprang, dan VK dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 165 TT, yaitu: Tempat tidur dewasa sebanyak 122 TT, terdiri dari VIP 6 TT, kelas I 32 TT, kelas II 20 TT dan kelas III 64 TT; Tempat tidur anak sebanyak 30 TT, terdiri dari kelas I 8 TT, kelas II 8 TT dan kelas III
14 TT;
Kebidanan/persalinan sebanyak 13 TT. Dengan jumlah tenaga kesehatan sebanyak 24 tenaga medis dan 115 tenaga keperawatan yang terdiri dari 96 orang perawat dan 19 orang bidan. Dari 91 orang perawat, 62 orang (68,13 %) bekerja di unit pelayanan rawat inap dan 29 orang (31,87 %) di unit rawat jalan. Jumlah perawat di unit pelayanan rawat inap terbagi menjadi 10 orang di ruang VIP; 21 orang di ruang Sekar Jagad; 20 orang di ruang Jlamprang; 12 orang di ruang Truntum. Dengan shift kerja jam 07.00 - 14.00 shift pagi; jam 14.00 - 21.00 shift sore; jam 21.00 - 07.00 shift malam. Jumlah tenaga perawat yang bekerja di ruang rawat inap adalah sebanyak 62, jika merujuk pada Surat Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia,
Nomor.
262/Menkes/per/VIII/1979, dimana ratio tempat tidur berbanding dengan tenaga perawat I : I (Depkes, 2000), maka dengan tanpa memperhitungkan aspek lainnya, jumlah perawat yang ada di RSUD Bendan Kota Pekalongan masih kurang.
Tabel 1.1 Indikator Rawat inap tahun 2009 RSUD Bendan Pekalongan Indikator Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Rata-rata
BOR 32,86 55,80 43,46 54,88 31,04 42,20 43,53 49,34 41,97 44,24
AVLOS 3,76 3,59 3,29 3,49 3,20 3,48 3,78 3,58 3,82 3,57
TOI 6,08 2,60 4,63 3,16 7,05 4,77 4,90 3,68 4,72 4,61
BTO 3,43 5,09 3,79 4,72 2,93 3,64 3,45 4,13 29,85 3,91
Perawat dikatakan tidak caring karena beban kerja yang tinggi, adapun beban kerja dipengaruhi oleh ketenagaan, tugas tambahan, jumlah pasien, serta kelengkapan fasilitas yang dapat membantu perawat menyelesaikan kerjanya dengan baik. Beban kerja perawat di RSUD Bendan Kota Pekalongan yang berlebih dapat berdampak pada masing-masing formasi kerja, kelelahan, emosi yang labil, sehingga dapat menyebabkan caring terhadap pasien tidak sesuai dengan harapan pasien. Adanyanya jumlah tenaga perawat yang ijin karena sakit, jumlah tenaga perawat yang minim setiap shifnya, Pengambilan hasil pemeriksaan penunjang
yang terlewatkan, jadwal pemberian obat yang
terlambat, mengakibatkan komunikasi yang kurang baik dengan pasien atau sesama perawat. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Beban kerja Perawat dengan Caring terhadap pasien di RSUD Bendan Kota pekalongan”.
B.
Masalah Penelitian Pelayanan keperawatan sebuah rumah sakit dapat dinilai dari banyaknya pasien yang dirawat. Perawat sebagai care giver harus berupaya menjaga dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan sekalipun dengan
beban kerja yang berat dengan tetap memperhatikan aspek caring dan menerapkannya dalam kegiatan asuhan keperawatan kepada pasien. Berdasarkan fenomena tersebut di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah Apakah ada hubungan beban kerja perawat dengan penerapan caring perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Bendan Kota Pekalongan.
C.
Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beban kerja perawat dengan penerapan caring di Instalasi Rawat inap RSUD Bendan Kota Pekalongan. 2. Tujuan Khusus a.
Menganalisis beban kerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Bendan Kota Pekalongan.
b.
Menganalisis pelaksanaan caring perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Bendan Kota Pekalongan.
c.
Menganalisis hubungan
beban kerja perawat dengan pelaksanaan
caring diInstalasi rawat inap RSUD Bendan Kota Pekalongan. D.
Manfaat Penelitian 1. Bagi institusi pelayanan kesehatan (RSUD Bendan)
Sebagai salah satu dasar untuk menetapkan kebijakan dalam menentukan kebutuhan tenaga keperawatan dikaitkan beban kerja di Instalasi Rawat Inap RSUD Bendan Kota Pekalongan. 2. Untuk Perawat Pelaksana Dapat meningkatkan caring perawat kepada pasien yang didasari aspek caring.
3. Untuk Peneliti Meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi hubungan beban kerja perawat dengan pelaksanaan caring dan mendapatkan pengalaman baru yang sangat berharga dalam menambah wawasan keilmuan tentang beban kerja dan hubungannya dengan caring perawat.