FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perkembangan dunia telekomunikasi selalu berputar mencari titik-titik baru untuk
mengembangkan diri. Perkembangan itu meliputi perkembangan kebutuhan akan berbagai jenis jasa telekomunikasi dan juga kebutuhan akan perangkat sistem telekomunikasi yang lebih canggih. Seiring dengan kemajuan teknologi tersebut, maka diperlukan pula sumber daya manusia yang handal, terampil dan langsung dapat memenuhi tuntutan dalam dunia industri. Akan tetapi yang lebih penting adalah sumber daya tersebut harus siap pakai dan sudah terbiasa dengan iklim dunia kerja. PT. Telkom sebagai salah satu penyelenggara jasa telekomunikasi terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara, selalu berusaha memberikan layanan yang terbaik dan terdepan demi memanjakan para pelanggannya dengan berbagai fitur yang inovatif dan modern. Adapun hal tersebut bertujuan agar para pelanggan dapat mengakses informasi dengan mudah, cepat, akurat, kapanpun, dan dimanapun mereka berada. PT. Telkom sebagai aset bangsa merasa perlu untuk memikirkan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan terampil di Indonesia. Oleh karena itu, PT. Telkom memberikan kesempatan belajar bagi mahasiswa untuk ikut serta dalam dunia kerja, khususnya dalam bidang telekomunikasi melalui kegiatan kerja praktek lapangan. Dalam kerja praktek ini, PT. Telkom diharapkan berperan aktif dalam memberian ilmu kepada mahasiswa sesuai dengan bidang pendidikan yang ditempuh dan juga memberikan pengetahuan tentang hal-hal yang menyangkut dalam dunia kerja sesungguhnya, khususnya dalam bidang telekomunikasi. Sedangkan untuk mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mempraktekan ilmu yang didapatkan dari kampus maupun dari pembimbing lapangan. Sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tersendiri bagi mahasiswa dalam dunia kerja. Kegiatan praktek kerja lapangan ini dilaksanakan sesuai dengan kurikulum Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta. Dan bertujuan menciptakan sumber daya manusia yang siap pakai, memiliki penguasaan teori yang baik, didukung oleh keterampilan dan wawasan yang luas tentang dunia kerja khususnya di bidang telekomunikasi. Sedangkan Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta ini merupakan sebuah akademi yang bergerak dalam bidang
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
1
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
telekomunikasi, yang setiap mahasiswany dididik dan dibina baik mental maupun keahlian untuk menciptakan sumber daya manusia atau ahli dalam telekomunikasi yang tidak hanya handal tetapi juga memiliki tingkah laku yang baik dalam kehidupannya. Wilayah PT. Telkom khususnya di ARNET SUKABUMI tempat dimana team penulis melakukan PKL (Praktek Kerja Lapangan), memberikan kesempatan kepada team penulis untuk mempelajari konfigurasi dan system kerja dalam STO GAMBIR khususnya pada divisi infratel multimedia.Selain itu, agar team penulis dapat mengenal dan mengkondisikan diri dalam dunia kerja sebenarnya.
1.2
Maksud Dan Tujuan Maksud dan tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan ini adalah sebagai sarana
menerapkan seluruh pengetahuan yang telah diperoleh selama kegiatan perkuliahan yang diadakan kampus ke dalam dunia kerja. Tentunya amat berbeda antara belajar teoritis di kampus dengan mempelajarinya langsung melalui praktek. Adapun maksud dan tujuan dari praktek kerja lapangan ini, secara lebih detail adalah :
1. Mengetahui elemen sistem Perusahaan yang berjalan. 2. Untuk mengembangkan dan meningkatan sikap profesionalisme memasuki lapangan kerja yang sebenarnya sesuai dengan
mahasiswa untuk bidangnya setelah
menyelesaikan pendidikannya.
3. Menambah dan meningkatkan wawasan mahasiswa dalam menggali pengalaman baru terutama dengan bidang yang ditugaskan. 4. Membiasakan mahasiswa dalam mengenal dan mengkondisikan diri
dengan
dunia kerja sebenarnya. 5. Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan ilmu yang diperoleh dari
kampus
maupun dari pembimbing lapangan.
6. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi pelajaran
yang
diperoleh dibangku kuliah.
7. Mempelajari konfigurasi dan system kerja dalam Unit Network Regional
(UNR).
8. Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman mengenai perangkat multimedia. 9. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan S1 Teknik Elektro Universitas Pakuan Bogor.
1.3
Pembatasan Masalah
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
2
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
Adanya pembatasan masalah dalam laporan PKL ini bertujuan agar penulisan laporan PKL ini dapat lebih terarah sesuai dengan yang dikerjakan selama PKL berlangsung. Adapun pembatasan masalah pada laporan ini adalah :
yang meliputi 4.1
Waktu dan Tempat Kerja Praktek Kerja praktek dilaksanakan di wilayah di kota Jakarta,. Penulis melaksanakan kerja di
PT. Telkom Divisi Transmisi . Praktek kerja lapangan di PT. Telkom ini dilaksanakan pada tanggal 01 Novenber 2011 sampai dengan 30 November 2011.
1.5
Metode Penelitian Dalam penulisan laporan ini penyusun banyak mendapatkan bantuan dari pihak-pihak
lain sedangkan metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1.
Studi Literature Melalui metode ini penulis melakukan pengumpulan data yang
diperlukan didalam pembuatan laporan ini melalui buku-buku yang ada. 2.
Analisis Pada tahap ini, penulis menganalisis data yang berkaitan dengan
materi PKL yang dibahas dalam laporan praktek kerja lapangan ini. 3.
Studi Lapangan
Pada tahap ini, penulis melakukan pengamatan dan pelaksanaan secara langsung sesuai dengan yang terjadi di lokasi kerja praktek sehingga dapat mengetahui situasi dan kondisi yang sebenarnya. 4.
Metode Diskusi
Melakukan konsultasi, sharing secara langsung dengan staff ahli di PT. Telkom mengenai keseluruhan dari materi dalam praktek kerja lapangan ini.
1.6
Sistematika Penyusunan Laporan Penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan ini dibagi menjadi 5 bab, dimana pada setiap
bab saling berkaitan langsung dalam membahas inti, permasalahan, dan penyelesaian materi Praktek Kerja Lapangan ini. Bab-bab tersebut meliputi BAB I
Pendahuluan
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
3
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
Bab ini terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, waktu dan tempat kerja praktek, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan. BAB II
Profil Perusahaan Profil PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk. berkaitan dengan semua hal, meliputi: sejarah, visi, misi, motto, arti logo, peran, strategi bisnis di PT. Telkom, struktur organisasi Area Network Semanggi II, kondisi tempat praktek kerja lapangan.
BAB III
Pembahasan Bab ini menjelaskan tentang materi yang diperoleh selama kerja praktek lapangan dan materi yang berhubungan dengan praktek serta pembahasan mengenai Speedy Broadband Access
BAB IV
Permasalahan dan Pemecahan Masalah Bab
ini
berisikan
mengenai
standar
operatsional
prosedur,
permasalahan dan penyelesaian masalah yang muncul dilapangan pada pekerjaan selama kegiatan praktek kerja lapangan yang dijadikan sebagai materi laporan ini. BAB V
Penutup Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran dari laporan praktek kerja lapangan ini.
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
4
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
2.1
PROFIL PERUSAHAAN Nama Perusahaan :
PT. Telekomunikasi IndonesiaTbk.
Bagian
:
Unit Network Regional (UNR)
Alamat
:
Jln. K.S. Tubun Kav. 14A Pasar Baru Tangerang
Telepon
2.2
:
(021) 5580500
Ruang Lingkup Unit Network Area Tangerang menanganani 25 STO, Diantaranya : 1. Sentral Tangerang 2. Sentral Cipondoh 3. Sentral Cikokol 4. Sentral Pasar Kemis 5. Sentral Sepatan 6. Sentral Pakulonan 7. Sentral Rajeg 8. Sentral Serpong 9. Sentral Parung Panjang 10. Sentral Legok 11. Sentral Lengkong 12. Sentral Rumping 13. Sentral Mauk 14. Sentral Kronjo 15. Sentral Cisoka 16. Sentral Tenjo 17. Sentral Balaraja 18. Sentral Cikupa 19. Sentral Tiga Raksa 20. Sentral Kresek 21. Sentral Saga 22. Sentral Ganda Sari 23. Sentral Curug
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
5
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
24. DLU Taman Cibodas 25. DLU Gajah Mada
2.3
Sejarah PT. Telkom PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. ( yang selanjutnya disebut juga Perseroan atau
Perusahaan Telkom ) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap ( full service and network provider ) yang tersebar di Indonesia. PT. Telkom menyediakan jasa telepon tidak bergerak ( fixed wireline ), jasa telepon tidak bergerak nirkabel ( fixed wireless ), jasa telepon bergerak ( cellular ), data dan internet, jaringan dan interkoneksi baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. Berdasarkan pada staatsblad No.52 tahun 1884 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dulunya adalah suatu badan usaha bernama post-en Telegraafdlenst pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan swasta yang bergerak di bidang ekspedisi surat menyurat untuk domestik dan jasa layanan telegraf internasional. Hingga tahun 1905 diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda dengan berdasarkan staatsblad No. 395 tahun 1906. Sejak saat itulah berdirilah Post, Telegraafen Telefoodients atau disebut PTT-Dients, yang kemudian ditetapkan sebagai perusahaan negara pada tahun 1927. Pada perkembangan selanjutnya dengan ordonansi tahun 1934, PTT ditetapkan sebagai perusahaan negara mulai 1 Januari 1932. Karena pemerintah mengeluarkan perpu No.19 tahun 1960 tentang perusahaan negara, maka PTT berubah menjadi PN Pos & Telekomunikasi dengan peraturan pemerintah No.240 tahun 1961. Pada tahun 1961, jasa pos dan telepon baru berdiri dengan bentuk perusahaan pemerintah pertama untuk jasa pos dan telekomunikasi di wilayah Sumatra, dimana mulai terbentuk pada tahun 1970 secara nasional. Pemerintah memisahkan jasa pos dan telekomunikasi pada tahun 1965 ke dalam dua perusahaan milik negara, yaitu PN Pos dan Giro, dan PN Telekomunikasi, kemudian pada tahun 1974, PN Telekomunikasi terbagi menjadi dua perusahaan milik negara, Perusahaan Umum Telekomunikasi
( PERUMTEL ) dan PT. Inti, untuk peningkatan jasa
telekomunikasi dalam dan luar negeri juga pembuatan berbagai peralatan telekomunikasi pada khususnya. Pada
tahun
1980
bisnis
telekomunikasi
internasional
dipisahkan
pengelolaan
telekomunikasi dalam negeri dan internasional. PERUMTEL ditetapkan sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi untuk dalam negeri sedangkan PT. Indosat ( PT. Indonesian Satellite Corporation ) yang masih berstatus perusahaan asing yakni Cable & Radio Coporation suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan peraturan perundangan Delaware Amerika Serikat. Pada tahun 1980 pemerintah mengambil kebijaksanaan membeli seluruh saham PT. Indosat, sebuah
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
6
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
perusahaan swasta yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing yang kemudian diubah statusnya menjadi suatu BUMN ( Badan Usaha Milik Negara ) sebagai penyelenggara telekomunikasi untuk internasional. Pada tahun 1991 pemerintah mengubah perumtel dari “Perusahaan Umum” menjadi perusahaan negara dengan layanan untuk masayarkat umum sebagai tujuan utama perusahaan, yaitu “Persero”, perusahaan negara mempunyai keterbatasan kewajiban untuk tujuan komersial, dan berubah nama menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telkom yang disahkan pada tahun 1995. Bisnis Telkom terbagi menjadi 12 unit operasi regional yang dikenal dengan nama “witel” dimana secara terpusat dikontrol oleh Telkom di bandung, Jawa Barat. Pada tanggal 1 Juli 1995, PT. Telekomunikasi Indonesia menghilangkan struktur witeldan membuat delapan divisi operasi, termasuk tujuh divisi regional dimana penyediaan jasa telepon tidak berdasarkan wilayahnya dan divisi jasa jaringan tetapi juga menyediakan jasa sambungan lokal jarak jauh melalui operasi secara nasional infrastruktur jaringan transmisi. Fungsi tiap divisi adalah terpisah, bergerak dalam desentralisasi management dan aspek biaya dan keuntungan dibagi terpisah, dengan menjaga internal aspek keuntungan masing-masing. Perusahaan juga mengorganisasikan jasa pendukung bisnis untuk penyedia jasa informasi, memperbaiki, pelatihan, dan pendukung management dalam Divisi Regional PT. Telkom Divisi I sampai VII mewakili wilayah geografis Indonesia seperti; Divisi I Sumatera, Divisi II Jakarta dan wilayah sekitarnya, Divisi III Jawa Barat, Divisi IV Jawa Tengah, Divisi V Jawa Timur termasuk Surabaya, Divisi VI Kalimantan, Divisi VII Indonesia Timur. Pada tahun 1999 pemerintah mengesahkan undang-undang No.36 Tahun 1999 tentang penghapusan monopoli penyelenggaraan telekomunikasi. Oleh karena itu, PT. Telkom membeli 35% saham Telkomsel dari PT. Indosat sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia, yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara PT. Telkom dengan PT. Indosat. Dengan transaksi ini, PT. Telkom menguasai 72,72% saham Telkomsel. PT. Telkom membeli 90,32% saham Dayamitra dan mengkonsolidasikan laporan keuangan Dayamitra ke dalam laporan keuangan PT. Telkom. PT. Telkom membeli seluruh saham Pramindo melalui 3 tahap, yaitu 30% saham pada saat penandatanganan perjanjian jual-beli tanggal 15 Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 September 2003 dan sisa 55% saham pada tanggal 31 Desember 2004. PT. Telkom menjual 12,72% saham Telkomsel kepada Singapore Telecom dan dengan demikian PT. Telkom memiliki 65% saham Telkomsel. Jadi, sejak Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal. PT.Telekomunikasi Indonesia membagi wilayahnya menjadi beberapa divisi regional yang telah terbagi lagi menjadi beberapa daerah telekomunikasi atau Datel yang mempunyai
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
7
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
kantor daerah telekomunikasi (Kandatel) dan kantor cabang telekomunikasi di sebagian wilayah Indonesia. PT.Telekomunikasi Divisi Regional II dengan wilayah Jakarta dan sekitarnya merupakan salah satu daerah operasi dari PT.Telkom yang semua berjumlah 7 Divre terbagi atas : 1.
Divre I
meliputi wilayah sumatera
2.
Divre II
meliputi wilayah jakarta dan sekitarnya
3.
Divre III
meliputi wilayah jawa barat
4.
Divre IV
meliputi wilayah jawa tengah dan DIY
5.
Divre V
meliputi wilayah jawa timur
6.
Divre VI
meliputi wilayah kalimantan
7.
Divre VII
meliputi wilayah timur Indonesia yang terdiri dari Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian Jaya.
Bisnis utama PT Telekomunikasi DIVRE II sampai saat ini adalah menyediakan jaringan PSTN. Jenis Jasa telekomunikasi yang telah beroperasi sampai saat ini adalah : •
Jasa telepon dalam negeri.
•
Jasa interkoneksi kepada penyelenggara telekomunikasi lain.
•
Jasa Satelit.
•
Jasa Internet / Komunikasi data.
2.4
Visi, Misi dan Motto
2.4.1
Visi PT. Telkom “To become a Dominant Infocom Player in the Region”
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
8
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
PT. Telkom bukan lagi perusahaan yang memonopoli pasar telekomunikasi Indonesia. Sejak karpet globalisasi digelar, kompetisi menjadi ajang yang perlu dijalani oleh perusahaan manapun. Masing-masing akan memperebutkan perhatian pelanggan, yang paling kopetitif tentu saja yang akan menang. Menjadi infocom player mengandung arti bahwa PT. Telkom bergerak dalam bisnis informasi dan komunikasi secara konkret yang diwujudkan dalam bentuk keragaman produk jasa. Semula layanan yang disajikan hanya POTS ( Plain Ordinary Telephone Service ). Menjadi dominan infocom player di kawasan regional” mengandung pengertian bahwa PT. Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan infocom berpengaruh di kawasan Asia Tenggara, yang kemudian akan berlanjut di kawasan Asia, Asia Pasifik. Menjadi perusahaan yang berpengaruh tersebut mengandung arti: apabila dibandingkan dengan perusahaan terkemuka pada area bisnis yang sama di kawasan regional dengan menggunakan indikatorindikator tertentu maka kinerja bisnis dan finansialnya akan berkembang atau bahkan lebih baik lagi.
2.4.2
Misi PT. Telkom Adapun misi yang berusaha dicapai PT. TELKOM adalah :
Menyediakan layanan One Stop Service dengan kualitas prima dan harga yang kompetitif.
Pengelolaan bisnis melalui Best Practices, mengoptimalkan sumber daya manusia yang unggul, teknologi yang kompetitif, dan mensinergikan bussines partners.
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
9
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
Maskot Be Bee Antenna lebah sensitive terhadap segala keadaan dan perubahan Mahkota kemenangan Mata yang tajam dan cerdas Sayap yang lincah dan praktis Tangan kuning memberikan karya terbaik Filosofi dibalik sifat dan perilaku Be Bee Lebah tergolong makhluk sosial yang senang bekerja sama, pekerja keras hewan berupa pembagian peran operasional dan berfungsi menghasilkan yang terbaik berupa madu yang bermanfaat bagi berbagai pihak. Di habitatnya lebah mempunyai dengung sebagai tanda keberadaannya dan loyal terhadap kelompok berupa lindungan bagii koloninya, maka akan menyerang bersama bila diganggu. Lebah memiliki potensi diri yang terbaik berupa tubuh yang sehat, liat, dan kuat sehingga dapat bergerak dengan cepat, gesit, dan efektif dalam menghadapi tantangan alam. Lebah berpandangan jauh kedepan dengan merancang bangun sarang yang kuat dan efisien. Lebah berwarna biru merupakan gambaran insan PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk..
2.4.3
Motto PT. Telkom Commited 2 U Arti Kredo: •
Memperkukuh persatuan dan kesatuan
•
Memperlancar kegiatan pemerintah dan mendukung tercapainya tujuan
pembangunan •
Mendorong upaya mencerdaskan bangsa
•
Memperlancar pertumbuhan ekonomi nasional memperkuat hubungan antar
bangsa
2.5
Arti Logo PT. Telkom
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
10
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
Adapun Arti dari simbol-simbol logo tersebut yaitu: •
Lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan produk dan layanan dalam portofolio bisnis baru TELKOM yaitu TIME (Telecommunication, Information, Media & Edutainment). Expertise.
•
Tangan yang meraih ke luar. Simbol ini mencerminkan pertumbuhan dan ekspansi ke luar. Empowering.
•
Jemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah kecermatan, perhatian, serta kepercayaan dan hubungan yang erat. Assured.
•
Kombinasi tangan dan lingkaran. Simbol dari matahari terbit yang maknanya adalah perubahan dan awal yang baru. Progressive.
•
Telapak tangan yang mencerminkan kehidupan untuk menggapai masa depan. Heart.
Warna-warna yang digunakan adalah :
•
Expert Blue pada teks Telkom melambangkan keahlian dan pengalaman yang
tinggi
•
Vital Yellow pada telapak tangan mencerminkan suatu yang atraktif, hangat, dan
dinamis
•
Infinite sky blue pada teks Indonesia dan lingkaran bawah mencerminkan
inovasi dan peluang yang tak berhingga untuk masa depan.
2.6.
STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Dalam pengelolaan organisasinya, PT. TELKOM Indonesia Tbk memiliki dewan komisaris yang terdiri dari satu orang ketua dan empat orang anggota serta sebuah dewan direksi yang beranggotakan satu orang Presiden Direktur atau CEO dan empat orang direksi lainnya yang memiliki fungsi dan tanggung jawab yang berbeda seperti Direktur bisnis jaringan Telekomunikasi, Direktur bisnis dan jasa Telekomunikasi dan Direktur Keuangan (CFO). Sebagai sebuah holding Company PT Telekomunikasi Indonesia Tbk memiliki berupa buah anak perusahaan terafiliasi seperti PT.Telekomunikasi Seluler Indonesia sebagai
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
11
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
penyelenggara jasa telekomunikasi bergerak seluler, PT. Indonusa Telemedia yang menangani bisnis multimedia penyiaran dan internet dengan nama produk TELKOM Vision dan PT.Infomedia Nusantara yang mengelola bisnis penerbitan buku penunjuk Yellow Pages yang mengelompokkan unit-unit yang dalam organisasi keadaan divisi, center dan yayasan. Setiap Unit Network Regional (UNR) dipimpin oleh seorang kepala bagian (manager) Sentral, Transmisi, dan Catu daya yang membawahi Sentral Telepon Otomat (STO). •
Semanggi 1B
( SM1B)
•
Semanggi 2B
(SM2B)
•
Semanggi 2C
( SM2C)
•
Slipi
(SLPC)
•
Kedoya (KDYA)
•
Meruya (MRYA)
•
Buish
(JIAA)
•
Tegal Alur
(TGAA)
STRUKTUR ORGANISASI PT.TELKOM UNIT AREA NETWORK (UNR) TANGERANG
Manager Area Network Tangerang
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
12
Ass.Man Ass.ManTransmisi Sentral
Ass.Man Admin
Ass.Man Ass.Man Multimedia CME
Tangerang
Tangerang
Tangerang
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
Kondisi Tempat PKL •
UNIT NETWORK REGIONAL AREA 7 STO TANGERANG mempunyai masing-masing kantor bagian Multimedia, Sentral, Transmisi dan Catu Daya.
•
Ruangan di bagian Sentral, Transmisi, dan Catu daya Full AC.
•
Ruangan Sentral dan Transmisi berdekatan dengan ruang General Manager.
•
Mempunyai dapur, Tempat ibadah (Mushola), Lobby, Satu Toilet dan satu ruang rapat.
2.7.
BUDAYA PERUSAHAAN
The TELKOM way 135 sebagai budaya koperasi yang dikembangkan Telkom merupakan bagian terpenting dari upaya untuk menegukan hati, merajut pikiran dan menyerasikan langkah semua insan Telkom dalam menghadapi bisnis Infokom. Di dalamnya terkandung beberapa unsur yang secara integral harus menjiwai insan Telkom, yakni: •
Satu asumsi dasar yang disebut Commited 2U
•
Tiga nilai inti, mencakup: o
Customer Value
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
13
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
•
o
Excellent Service
o
Competent People
Lima langkah perilaku untuk memenangkan persaingan, yang terdiri dari: o
Strech The Goal
o
Simplify
o
Involve Everyone
o
Quality is My Job
o Reward The Winners The Telkom Way 135 adalah hasil penggalian dari perjalanan Telkom dalam mengurangi lingkungan yang terus berubah, dan dikristalisasi dan dirumuskan dengan dirangsang oleh berbagai inspirasi dari perusahaan lain dan berbagai tantangan dari luar. dengan akar yang kuat dan kesadaran kolektif organisasi diharapkan The Telkom Way 135 dapat cepat tertanam dalam jiwa insan Telkom. Telkom berharap dengan tersosialisasinya The Telkom Way 135 maka akan tercipta pengendalian cultural yang efektif terhadap cara merasa, memandang, cara berfikir, dan cara berprilaku sesuai insan telkom. Dalam model budaya koprasi Telkom. Commited 2u adalah asumsi dasar dan keyakinan yang senag tiasa harus diteguhkan oleh setiap insan telkom di dalam hati mereka bahwa hanya dengan memberikan pelayanan dan kelangsungan hidupnya.
2.8
Peran Telekomunikasi Peranan PT. Telkom dalam dunia industri jasa telekomunikasi adalah : • Memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa • Memperlancar kegiatan pemerintah dan mendukung tercapainya tujuan pembangunan • Mendorong upaya mencerdaskan bangsa • Memperlancar pertumbuhan ekonomi nasional • Memperkuat hubungan antar bangsa
2.9
Kegiatan Usaha Penyelenggaraan jasa telepon dalam negeri adalah kegiatan usaha PT. Telkom yang
memberikan pendapatan terbesar. Jasa telepon dalam negeri ini mencakup juga penyediaan telepon umum, baik koin maupun kartu. PT. Telkom juga menerima pendapatan interkoneksi dari penyelenggaraan telekomunikasi lainnya seperti pada STBS ( System Telepon Bergerak Selular ) dan penyelenggara telekomunikasi internasional. Jenis jasa telekomunikasi yang sudah beroperasi sampai tahun 2003 ada tujuh bidang yaitu :
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
14
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
1.
Pelayanan jasa telekomunikasi Pelayanan jasa telekomunikasi ini terdiri atas : - Sambungan Telepon Otomat ( STO ) - Sentral Telepon Digital ( STD )
2.
Pelayanan TV Kabel
3.
Pelayanan jasa Leased Chanel
4.
Wireless Lokal Loop ( WLL )
5.
Intenet Service Provider ( Telkomnet Instan )
6.
Telepon Fixed Wireless CDMA ( Telkom Flexi )
7. Sambungan Langsung Jarak Jauh ( SLJJ ), Sambungan langsung Unternasional ( SLI ). PT. Telkom juga menerima pendapatan interkoneksi dari penyelenggara telekomunikasi lainnya seperti dari penyelenggara internasional dan STBS ( Sistem Telepon Bergerak Selular ). Pendapatan Interkoneksi diantaranya didapat dari PT. Indosat dan Satelindo. Selain pendapatan Interkoneksi PT. Telkom juga berprestasi dalam penyelenggaraan STBS melalui usaha patungan ataupun melalui pola bagi hasil. Penyewaan transponder satelit melalui 1996 sudah beralih kepada Satelindo, namun PT. Telkom harus melanjutkan jasa stasiun bumi untuk hubungan telekomunikasi melalui system satelit komunikasi. PT. Telkom juga tetap merencanakan peluncuran satelit palapa B5 pada tahun 1999 untuk menggantikan palapa B2R.
2.10 2.10.1
Strategi Bisnis Multi Service Building Untuk mengembangkan bisnis infocom, TELKOM harus dapat memberikan layanan
yang terpadu dalam memasarkan sambungan telepon misalnya harus sudah mencakup layanan secara paket. Dalam hal ini akan mengikutsertakan TELKOM-Group, sebagai pelanggan TELKOM berarti sekaligus menjadi npelanggan perusahaan yang tergabung dalam TELKOMGroup. 2.10.2
Service Exellent Service excellent sudah menjadi keharusan dalam berkompetisi. Layanan prima baik dari
sisi kualitas produk, delivery, price, dan layanan purna jual menjadi bagian pentiang yang harus mendapat perhatian jajaran TELKOM.
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
15
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
2.10.3
Build Bisnis Scale Membangun bisnis skala besar sangat penting bagi TELKOMyang sudah dikenal sebagai
National Wide. Untuk itulah Central Policy harus diperkuat dan produk harus mencakup National Wide. Produk-produk dengan branding lokal perlu dihentikan kemudian dibuatkan standarisasinya sehingga apabila di implementasikan secara nasional akan membentuk business scale yang besar dan kompetitif
2.10.4
Strong Financial Growth
Pertumbuhan perusahaan secara financial sudah sangat perlu ditingkatkan dan akan semakin menjadi kuncikesinambungan dan pertumbuhan perusahaan.
BAB III TEORI DASAR 2.2.1 Fiber Optik A. Definisi Fiber Optik Kabel
fiber
optic
merupakan
kabel
jaringan
yang
dapat
mentransmisi cahaya. Dibandingkan dengan jenis kabel lainnya, kabel ini lebih mahal. Namun, fiber optic memiliki jangkauan yang lebih jauh dari 550 meter sampai ratusan kilometer, tahan terhadap interferensi elektromagnetik dan dapat mengirim data pada kecepatan yang lebih tinggi dari jenis kabel lainnya. Kabel fiber optic tidak membawa sinyal elektrik, seperti kabel lainnya yang menggunakan kabel tembaga.
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
16
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
Sebagai gantinya, sinyal yang mewakili bit tersebut diubah ke bentuk cahaya.
B. Elemen Dasar Fiber Optik Komposisi Kabel Fiber Optik terdiri dari 3 elemen dasar : Gambar 2.4 Komposisi Fiber Optik
1. Core Elemen utama dari Fiber Optik adalah konduktor yang disebut sebagai Core , Core Fiber Optik ini biasanya terbuat dari material kelas tinggi yang bebas air. 2. Cladding Cladding merupakan lapisan pada core , cladding juga terbuat dari gelas tetapi memiliki indeks bias yang berbeda dengan core . hal ini memungkinkan terjadinya pemantulan total berkas cahaya sewaktu di lewatkan sepanjang optik. 3.
Coating Coating merupakan pembalut dari Core dan Cladding .
Coating berfungsi sebagai pelindung Optik dari tekanan luar . dalam kenyataannya ada 3 jenis coating yang digunakan
yaitu primer
sekunder dan pembungkus pelindung.
C. Jenis Serat Optik
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
17
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
Berdasarkan sifat karakteristiknya maka jenis serat optik secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 yaitu : •
Single Mode Fiber
Gambar 2.5 Single Mode Fiber Bahannya terbuat dari silica glass baik untuk cladding maupun corenya. Diameter core jauh lebih kecil 10 mm) dibandingkan dengan diameter cladding, konstruksi demikian dibuat untuk mengurangi rugirugi transmisi akibat adanya fading. Single mode fiber sangat baik digunakan untuk menyalurkan informasi jarak jauh karena di samping rugi-rugi transmisi yang kecil juga mempunyai band frekuensi yang lebar. Misalnya untuk ukuran 10/125 mm, pada panjang gelombang cahaya 1300 nm, redaman maksimumnya 0,4 – 0,5 dB/km dan lebar band frekuensi minimum untuk 1 km sebesar 10 GHz . •
Multi Mode Fiber
Gambar 2.6 Multi Mode Fiber Serat optik ini pada dasarnya mempunyai diameter core yang besar (50 – 400 um) dibandingkan dengan diameter cladding (125 – 500 um ). Karakteristik penampilan serat optik ini sangat bergantung pada macam material/bahan yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian, penambahan prosentase bahan silica pada serat optik ini akan
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
18
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
meningkatkan penampilan (performance). Tetapi jenis serat optik ini tidak populer karena meskipun kadar silicanya ditingkatkan, rugi-rugi dispersi sewaktu transmit tetap besar, sehingga hanya baik digunakan untuk menyalurkan data/informasi dengan kecepatan rendah dan jarak relatif dekat. Berdasarkan susunan index biasnya optik multimode memiliki 2 profil yaitu : (a)Step Index Serat optik step index terbuat dari core yang relative besar . Step index digunakan untuk jarak pendek , seperti Local Area Network ( LAN ) , dan bitrate Step index juga relative rendah . Redaman pada step index sekitar 5dB/km sampai dengan 30dB/km dan bandwidth antara 10 MHz sampai dengan 100 MHz . (b)Graded Index Serat optik graded index terdiri dari berlapis lapis gelas , dimana di tiap lapisan memiliki index yang berbeda . redaman pada graded index mulai dari 3 dB/km sampai dengan 10 dB/km .
D. Jenis Konektor Fiber Optik Konektor digunakan untuk menghubungkan perangkat jaringan dan berguna untuk kelancaran komunikasi , ada beberapa konektor yang biasa digunakan yaitu : •
FC (Fiber Connector)
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
19
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
Gambar 2.7 Fiber Connector Digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah. •
SC (Subsciber Connector)
Gambar 2.8 Susciber Connector Digunakan untuk kabel single mode, dengan sistem dicabutpasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual serta akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat lain.
•
LC ( Lucent Connector)
Gambar 2.9 Lucent Connector
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
20
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
Digunakan untuk kabel single mode , hampir sama dengan konektor SC tetapi konektor LC memliki pengunci dibagian atasnya .
E . Kelebihan dan Kekurangan Serat Optik •
Kelebihan
1. Redaman sangat rendah dibandingkan dengan kabel yang terbuat dari tembaga, terutama pada frekuensi yang mempunyai panjang gelombang sekitar 1300 nm yaitu 0,2 dB/km. 2. Kebal terhadap gangguan gelombang elektromagnet. Fiber optik terbuat dari kaca atau plastik yang merupakan isolator, berarti bebas dari interferensi medan magnet, frekuensi radio dan gangguan listrik. 3. Dapat menyalurkan informasi digital dengan kecepatan tinggi. 4. Kemampuan
fiber
optik
dalam
menyalurkan
sinyal
frekuensi tinggi, sangat cocok untuk pengiriman sinyal digital. 5. Pada sistem multipleks digital dengan kecepatan beberapa Mbit/s hingga Gbit/s. 6. Ukuran dan berat fiber optik kecil dan ringan. 7. Diameter
inti
fiber
optik
berukuran
micro
sehingga
pemakaian ruangan lebih ekonomis. 8. Ukuran kecil dan ringan, sehingga hemat pemakaian ruang. 9. Non- penghantar, tidak ada tenaga listrik dan percikan api. •
Kekurangan
1. Untuk segi biaya fiber optik lebih mahal. 2. Konstruksi
fiber
pemakaiannya
optik
diperlukan
lemah
sehingga
lapisan
penguat
dalam sebagai
proteksi.
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
21
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
3. Karakteristik transmisi dapat berubah bila terjadi tekanan dari luar yang berlebihan 4. Tidak dapat dialiri arus listrik, sehingga tidak dapat memberikan catuan pada pemasangan repeater. 5. Dibutuhan tenaga atau teknisi khusus baik saat dari penarikan kabel,penggalian hingga instalasi. 6. Kabel Fiber Optik harus stabil dalam (db) standar iso
F. Pengkodean warna serat optik A. Kode Warna Serat Cara pengurutan core serat optic adalah : Tabel 1.0
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Urutan Warna Serat Biru Orange Hijau Cokelat Abu – abu Putih Merah Hitam Kuning Violet Pink Hijau Toska
B. Kode Warna Tube Cara pengurutan tube optic adalah : Tabel 1.1
No
Urutan Warna Tube
1
Biru
2
Orange
3
Hijau
4
Cokelat
5
Abu – abu
6
Putih
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
22
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
7
Merah
8
Hitam
9
Kuning
10
Violet
11
Pink
12
Hijau Toska
Contoh : Diketahui kabel serat optic mempunyai 8 tube. Tiap – tiap tube berisi 12 serat. Tentukan warna tabung dan warna serat, dengan no serat sebagai berikut 12,21,32,43,54,65,76,80. Tabel Hasil Pengkodean Serat : Tabel 1.2
No Serat
Warna Tube
Warna Serat
12
Biru
Toska
21
Orange
Kuning
32
Hijau
Hitam
43
Cokelat
Merah
54
Abu – abu
Putih
65
Putih
Abu – abu
76
Merah
Cokelat
80
Merah
Hitam
G. Terminasi Kabel Serat Optik A. Pengertian Pekerjaan terminasi kabel optic adalah menghubungkan serat optic dari ujung kabel dengan patch panel, melalui elemen pig tail dan konektor. Terminasi kabel serat optic disentral maupun digedung, masing-masing dilaksanakan pada Fiber Distribution Frame ( FDF ) atau Optical Terminal Box ( OTB ). Sedangkan untuk terminasi kabel serat optic diperangkat outdoor, dilaksanakan pada terminal yang ada didalam perangkat tersebut.
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
23
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
Terminasi kabel serat optic maupun pencabangan kabel serat optic, harus dilaksanakan dengan baik dan teratur, agar dapat memudahkan dalam pelaksanaan administrasi kabel, maka setiap titik terminasi harus diberikan identitas yang jelas meliputi nama / nomor kabel, nama / nomor fiber dan nama / nomor terminal. B. Optical Terminal Box Optical Terminal Box ( OTB ) merupakan titik terminasi kabel serat optic outdoor (out side plant) dengan kabel serat optic dari arah luar dengan kabel serat optic didalam terminal remote. OTB terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian yang menuju jaringan dan bagian yang menuju perangkat transmisi. C. Pemilihan Lokasi OTB Pertimbangan pemilihan lokasi untuk penempatan OTB sebagai berikut : a.
OTB dipasang pada ruangan khusus yang lebih bersih dan mempunyai ventilasi udara yang baik.
b.
Ruangan yang dipilih harys direncanakan secara terpadu dan cukup untuk pengembangan dikemudian hari.
c.
Penempatan OTB harus dipasang teratur dan berurutan disesuaikan dengan hasil survey yang telah dilakukan.
d.
Pemasangan
OTB
sebaiknya
dekat
dengan
perangkat
JARLOKAF sehingga dapat mengurangi rugi – rugi transmisi, dan patch chord tidak terlalu panjang. e.
Lokasi OTB
dipilih pada tempat yang
aman,
mudah
dijangkau, serta tidak mengganggu perangkat existing ( bila ada ) D. Cara Pemasangan OTB Langkah – langkah pemasangan FDF sebagai berikut : 1.
Pasang rak OTB dengan kokoh dan tidak miring pada
lokasi yang benar dan tidak mengganggu lalu-lintas petugas.
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
24
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
2.
Pasang bagian bawah rak OTB dengan angker agar
terpasang mati pada lantai. 3.
Pasang kabel tray dari dan ke OTB untuk lintasan
kabel. E. Prosedur Terminasi Kabel Serat Optik Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan terminasi kabel serat optic adalah : 1.
Penanganan
kabel
optic
pada
saat
membuat
lengkungan tidak boleh melebihi bending radius kabel yang di ijinkan ( >20 x diameter kabel ). 2.
Ikat kabel pada runway dan rack terminal dengan kuat menggunakan tie wrap / kabel ties.
3.
Jaga kebersihan adaptor dan konektor dari kotoran dan debu.
4.
Hati – hati jangan mengganggu kabel dan peralatan lain yang sedang beroperasi. Tahapan – tahapan dalam terminasi kabel serat optic : 1.
Kupas kabel serat optic sesuai OTB yang digunakan.
2.
Tambatkan strength member pada rack
3.
Pasang konektor pig tail pada patch panel, ujung pigtail diberi tanda (bisa berupa nomor) sesuai dengan urutan pemasangan.
4.
Sambungkan
pigtail
dan
serat
sesuai
urutan. 5.
Sisipkan sleeve protection pada sleeve holder sesuai urutan / nomor serat pada tray / cassette.
6.
Susun serat pada tray / cassette dengan memperhatikan sarat minimum bending serat (>3cm) secara berurutan, jaga agar serat tidak terpulir.
7.
Tutup tray / cassette
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
25
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
F. Konektor Dan Adapter Serat Optik yang kedua ujung seratnya dipasang konektor disebut patch cord. Patch cord berfungsi untuk menghubungkan serat di patch panel dengan perangkat transmisi atau alat ukur.
Gambar 3.0 Patch cord
Sedangkan serat optic yang salah satu ujungnya dipasang konektor disebut pigtail. Pigtail berfungsi untuk menghubungkan serat optic dari arah jaringan luar dan diterminasikan pada patch panel di OTB.
Gambar 3.1 Pig Tail
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
26
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
2.2.2 Komponen Optical Power Meter Komponen aktif yang diperlukan untuk pengukuran total loss adalah : a. Sumber Cahaya Optik ( Optical Light Source ) 1.
Sumber cahaya stabil
2. Panjang gelombang yang sesuai 3.
Konektor yang tepat
4. Jenis serat yang dapat diukur ( SM/MM ) 5.
Sumber cahaya menggunakan Laser atau LED
6. Daya keluaran cahaya yang memadai
Gambar 3.2 Optical Light Source b. Optical Power Meter 1.
Panjang gelombang yang sesuai
2. Konektor yang tepat 3.
Jenis serat yang dapat diukur
4. Dikalibrasi dalam dBm
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
27
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
Gambar 3.3Optic Power Meter
2.2.3 Pengukuran Dengan Power Meter a. Rugi – rugi Patch Cord 1. Tiap Patch Cord yang akan di pakai harus di tes 2. Hasil ukur patch cord dibandingkan dengan spek pabrik 3. Bersihkan seluruh konektor sebelum pengetesan b. Pengukuran Link Optik 1. Informasi pengukuran dipakai untuk menentukan optical link budget dan optical margin. 2. Ada dua konfigurasi yang dapat dipakai : Loop back End to end c. Optical Link Budget 1. Merupakan jumlah dari seluruh loss ( atau gain ) dalam sebuah link 2. Loss tersebut disebabkan oleh seluruh komponen dalam suatu link optic, meliputi : Kabel Konektor Sambungan Rata – rata daya pancar cahaya Sensitifitas penerima Daya optic yang diterima 3. Loss ini berguna untuk memonitor degradasi optic
BAB IV ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
28
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
Materi yang penulis pilih dalam pembuatan laporan prakerin ini adalah ‘Instalasi Tie Line Untuk Metro Ethernet 24 Core’. Pengertian daripada kegiatan ini adalah melakukan instalasi tie line untuk metro Ethernet 24 core untuk kebutuhan user. Kali ini instalasi dilakukan untuk membangun jaringan / link antara STO Arnet Tangerang dan STO Pakulonan. Instalasi dilakukan karena antara STO Arnet Tangerang dan STO Pakulonan belum terbangun jaringan / link Tie Line, sedangkan user sudah memerlukannya untuk keperluan tertentu. Oleh karena itu instalasi tie line untuk metro Ethernet perlu dilaksanakan. Dan instalasi tie line ini melibatkan sebuah alat yaitu OTB ( Optical Terminal Box ) .
Gambar 3.4 OTB ( Optical Terminal Box )
Selain itu juga ada faktor – faktor lain yang menyebabkan perlu dilakukannya ‘Instalasi Tie Line’ diantaranya adalah : 1. Belum tersedianya jaringan / link 2. Kebutuhan user yang memerlukan koneksi data yang lebih cepat dan besar
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
29
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
3. Melengkapi / Membangun jaringan Tie Line untuk kebutuhan selanjutnya Berikut ini penulis akan menjelaskan tentang langkah – langkah dalam melaksanakan Instalasi Tie Line Untuk Metro Ethernet 24 Core.
2.3.1 Mempersiapkan Peralatan Hal pertama yang harus dilakukan dalam melakukan instalasi Tie Line adalah mempersiapkan peralatan. Mempersiapkan peralatan sangat penting agar pada saat dilakukan instalasi peralatan dan bahan – bahan sudah tersedia. Sehingga mempercepat proses instalasi dan memperlancar dalam proses penyelesaian. Peralatan yang dipersiapkan harus dapat dipastikan bahwa semuanya layak pakai dan memenuhi standar untuk dioperasikan, agar dapat beroperasi dengan baik dan memuaskan hasilnya. Berikut adalah Peralatan dan Bahan – bahan yang perlu disiapkan dalam pelaksanaan instalasi tie line : Tabel Alat – Alat dan Bahan yang perlu disiapkan : Tabel 1.3
No
Nama Alat
1
Kabel Fiber Optik
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
Gambar Alat
30
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
2
Box OTB
3
Patch Cord
4
Patch Panel
5
Pig Tail
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
31
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
6
Cassete
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
32
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
7
Fusion Splicer
8
Tube Cutter
9
Fiber Striper
10
Fiber Cleaver
11
Sleeve Protection
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
33
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
12
Alcohol
13
Tisu / Majun
14
Tie Warp
2.3.2 Penyambungan Kabel Serat Optik Setelah semua peralatan yang dibutuhkan telah terpenuhi, kita bisa segera melakukan instalasi tie line. Berikut adalah langkah – langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan instalasi ( Lokasi STO Pakulonan ) : 1.Siapkan 2 buah OTB 2.Tarik kabel fiber optic dari OTB A ( di ruang Transmisi ) ke OTB B di ruang MDF STO Pakulonan, lalu kabel tersebut dikeluarkan dari rack untuk dilakukan penyambungan.
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
34
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
3.Kupas kabel fiber optic sesuai dengan ukuran OTB. 4.Bersihkan kabel fiber optic dari jelly menggunakan minyak tanah atau bensin. 5.Kupas tube kabel fiber optic sesuai dengan ukuran OTB.
Gambar 3.5 Pengupasan tube kabel fiber optic
6.Kupas lapisan pelindung serat ( plastic coating ) dengan Fiber Stripper kira – kira 3 cm. 7.Bersihkan serat optic tersebut dengan alcohol 8.Masukan sleeve protection pada salah satu serat.
Gambar 3.6 Memasukan sleeve protection
9.Potong ujung serat optic dengan menggunakan Fiber Cleaver
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
35
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
Gambar 3.7 Pemotongan ujung serat optic menggunakan fiber cleaver
10.Ujung serat optic yang dipotong tidak boleh menyentuh alat apapun dan serat optic yang sudah dipotong tidak boleh dibersihkan lagi.
Proses Penyambungan Serat
1. Nyalakan Fusion Splicer
Gambar 3.7.1 Tampilan Fusion Splicer
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
36
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
2. Setelah siap buka V Groove dan tarik kunci mekanikal chuck sehingga kedua mekanikal chuck terbuka.
Gambar 3.8 Tampilan V Groove
3. Letakkan kedua ujung serat optic yang akan disambungkan pada V Groove dari setiap mekanikal chuck dari splicing machine. ( Pada saat penempatan harus tepat pada lengkuk V Groove ).
Gambar 3.9 Penempatan serat optic pada V Groove
4. Tutup mekanikal chuck secara perlahan sehingga serat tadi terjepit oleh mekanikal chuck 5. Tutup V Groove kemudian tekan tombol set sehingga Fusion Splicer
melaksanakan
alignment-nya
secara
otomatis
dan
melakukan peleburan. 6. Jika peleburan telah selesai jalankan perintah penyambungan sesuai dengan Fusion Splicer yang digunakan.
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
37
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
7. Periksa hasil penyambungan dengan melihat layar monitor Fusion Splicer. 8. Penyambungan core dikatakan berhasil apabila redaman yang terjadi pada sambungan adalah berkisar dari 0,00 dB sampai 0,3 dB.
Jika
hasil
sambungan
melebihi
batas
redaman
maka
penyambungan harus diulang.
Gambar 4.0
Tampilan hasil dari penyambungan
9. Setelah selesai penyambungan, buka canopy dan pindahkan fiber tersebut ke alat heater ( pemanas ) kemudian geser sleeve protection tepat ditengah – tengah sambungan. 10.Tutup alat heater kemudian tekan tombol heat
Gambar 4.1 Proses pemanasan sleeve protection
11.Tunggu
selama
beberapa
menit,
setelah
terdengar
bunyi
‘alarm/bel’ bertanda bahwa pemanasan sleeve protection selesai. 12.Angkat sleeve protection dari heater, susun secara rapid an penyambungan telah selesai
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
38
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
13.Lakukan penyambungan ini sebanyak 24 kali pada 24 core ( karena instalasi tie line metro Ethernet sebanyak 24 core ) atau sesuai yang dibutuhkan.
2.3.3
Terminasi Kabel Serat Optik Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan terminasi kabel serat optic adalah : Penanganan kabel optic pada saat membuat lengkungan tidak boleh melebihi bending radius kabel yang di ijinkan ( >20 x diameter kabel ). Ikat
kabel pada runway
dan rack
terminal
dengan kuat
menggunakan tie wrap / kabel ties. Jaga kebersihan adaptor dan konektor dari kotoran dan debu. Hati – hati jangan mengganggu kabel dan peralatan lain yang sedang beroperasi. Tahapan – tahapan dalam terminasi kabel serat optic : 1.
Kupas jacket optic sesuai OTB yang digunakan.
2.
Tambatkan strength member pada rack
Gambar 4.2 Penempatan Strength Member
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
39
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
3.
Pasang
konektor
pig tail pada patch panel, ujung pigtail diberi tanda (bisa berupa nomor) sesuai dengan urutan pemasangan.
Gambar 4.3 Pemasangan konektor pigtail pada patch panel
4.
Sambungkan pigtail dan serat sesuai urutan.
5.
Sisipkan
sleeve
protection pada sleeve holder sesuai urutan / nomor serat pada tray / cassette. 6.
Susun serat pada tray / cassette dengan memperhatikan sarat minimum bending serat (>3cm) secara berurutan, jaga agar serat tidak terpulir.
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
40
2.3.4
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
Gambar 4.4 Susunan serat pada cassete dan pemasangan patch panel
7.
Tutup
tray
/
cassette dan rapihkan kembali OTB
Gambar 4.5 Serat yang telah rapi dan selesai di terminasi
Pengecekan & Pengukuran Hasil Instalasi Setelah instalasi selesai dilakukan, hal utama yang harus dilakukan selanjutnya adalah pengukuran. Pengukuran sangat penting dilakukan untuk memeriksa apakah hasil instalasi sudah layak di operasikan atau belum, dan mengukur besaran level yang diterima pada kabel optic. Persiapan Pengukuran
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
41
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
Adapun yang harus dipersiapkan dalam melakukan pengukuran, adalah : 1. Alat ukur OLS dan OPM 2. Alat VLS ( Visual Light Source ) 3. Patch Cord 4. Buku catatan dan alat tulis ( untuk pendataan ) Proses Pengukuran dan Pelurusan Proses pengukuran harus dilakukan minimal oleh 2 orang. Satu untuk di OTB ruangan A dan lainnya berada di OTB ruangan B. Pada saat pelurusan dan pengukuran kita harus berhati – hati, jangan sampai sinar laser mengenai mata, karena berbahaya. Berikut adalah proses pelurusan dan pengukuran :
Proses Pelurusan 1. Siapkan alat pengirim sinar laser atau VLS ( Visual Light Source )
Gambar 4.6 Tampilan alat VLS
2. Siapkan patch cord, lalu sambung / koneksikan VLS dengan OTB ( patch panel ) menggunakan patch cord sebagai media.
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
42
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
Gambar 4.7 VLS yang sudah terhubung dengan patch cord
3. Selanjutnya hidupkan VLS, sebelum mengirim sinyal laser pastikan orang yang berada di OTB ruang B sudah siap. 4. Kemudian tekan tombol ‘oke/power’ pada VLS, selanjutnya kita tengok atau bertanya pada orang yang ada di OTB ruang B. Apakah sinar lasernya tembus atau tidak. 5. Jika sinar laser berhasil tembus di OTB ruang B ( penerima ) berarti proses pelurusan berhasil. 6. Lakukan proses ini sebanyak 24 kali, karena kabel yang digunakan 24 core.
Proses Pengukuran 1. Siapkan OLS ( Optical Light Source ) untuk OTB di ruang A
Gambar 4.8 Tampilan
OLS
2. Siapkan OPM ( Optical Power Meter ) untuk OTB di ruang B
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
43
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
Gambar 4.9 Tampilan OPM
3. Siapkan Patch cord, lalu bersihkan menggunakan cletop atau cleaner 4. Hubungkan OLS dengan OTB di ruang A dengan menggunakan patch cord sebagai medianya. 5. Hubungkan
OPM
dengan
OTB
di
ruang
B
dengan
menggunakan patch cord sebagai medianya. 6. Jika sudah terhubung, lalu nyalakan kedua alat tersebut dengan menekan tombol power / on.
Gambar 5.0 Tampilan OLS saat sudah terhubung dan posisi ON
7. Atur lamda ( λ ) 1310 nm atau panjang gelombang agar kedua alat tersebut ter-setting sama 8. Jika sudah, lalu tekan laser/on untuk melakukan pengukuran 9. Hasil dari pengukuran akan tampil pada OPM yang berada di OTB ruang B. 10.Instalasi Tie Line dikatakan berhasil apabila hasil dari pengukuran
masih
berada
dibawah
pada
batas
range
maksimal yaitu -0,00 sampai -0,03 dB
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
44
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
11.Lakukan pengukuran ini sebanyak 24 kali, karena kabel optik yang digunakan dalam instalasi 24 core. 12.Lihat dan catat hasil dari tiap pengukuran untuk pendataan. Berikut ini adalah hasil pengukuran dari Instalasi Tie Line untuk Metro Ethernet 24 core : DATA HASIL PENGUKURAN TIE LINE STO TANGERANG DARI RUANGAN DESLAM - MULTIMEDIA No
STO
Hari
Tanggal
Hasil Terima
Keterangan
1
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-5,07
Dikirim
2
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-5,01
menggunakan
3
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-5,00
4
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-4,05
5
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-5,61
6
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-4,04
7
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-5,12
8
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-5,04
9
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-4,04
10
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-5,00
11
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-4,00
12
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-3,59
13
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-5,00
14
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-5,04
15
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-4,00
16
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-3,08
17
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-5,01
18
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-5,00
19
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-3,06
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
Source dan diterima dengan level meter (kirim = -3 dBm)
45
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
20
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-5,00
21
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-3,09
22
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-3,07
23
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-4,02
24
Tangerang
Jum’at
08-10-2010
-4,04
Tabel 1.4
DATA HASIL PENGUKURAN TIE LINE STO PAKULONAN DARI RUANGAN TRANSMISI - MDF No
STO
Hari
Tanggal
Hasil Terima
Keterangan
1
Tangerang
Senin
11-10-2010
-4,25
Dikirim
2
Tangerang
Senin
11-10-2010
-6,57
menggunakan
3
Tangerang
Senin
11-10-2010
-5,80
4
Tangerang
Senin
11-10-2010
-4,08
5
Tangerang
Senin
11-10-2010
-4,68
6
Tangerang
Senin
11-10-2010
-5,00
7
Tangerang
Senin
11-10-2010
-5,91
8
Tangerang
Senin
11-10-2010
-6,11
9
Tangerang
Senin
11-10-2010
-4,52
10
Tangerang
Senin
11-10-2010
-4,65
11
Tangerang
Senin
11-10-2010
-6,40
12
Tangerang
Senin
11-10-2010
-4,80
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
Source dan diterima dengan level meter (kirim = -3 dBm)
46
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
13
Tangerang
Senin
11-10-2010
-3,37
14
Tangerang
Senin
11-10-2010
-5,08
15
Tangerang
Senin
11-10-2010
-4,69
16
Tangerang
Senin
11-10-2010
-3,40
17
Tangerang
Senin
11-10-2010
-3,81
18
Tangerang
Senin
11-10-2010
-4,07
19
Tangerang
Senin
11-10-2010
-3,54
20
Tangerang
Senin
11-10-2010
-4,44
21
Tangerang
Senin
11-10-2010
-5,00
22
Tangerang
Senin
11-10-2010
-4,52
23
Tangerang
Senin
11-10-2010
-3,81
24
Tangerang
Senin
11-10-2010
-4,48
Tabel 1.5
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
47
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
2.3.5
Hasil Instalasi Tie Line
Setelah semua proses instalasi tie line dilakukan maka terlihat hasil dari pekerjaan ini semua. 1. Kini di STO Tangerang dan STO Pakulonan sudah terdapat jaringan / koneksi tie line. Sehingga kebutuhan user untuk koneksi yang cepat dan bandwidth lebar sudah dapat terpenuhi. 2. OTB di STO Tangerang dan STO Pakulonan kini lebih rapih dan sudah terkoneksi jaringan tie line.
Gambar 5.1 OTB yang sudah selesai dilakukan instalasi dan tersusun rapih kembali
BAB V
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
48
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
PENUTUP 5.1
Kesimpulan 1) System telekomunikasi adalah gabungandari beberapa subsistem masingmasing adalah subsistem jaringan, subsistem switching, subsistem transmisi yang terimtegrasi dalam suatu system untuk suatu tujuan tertentu. 2) Secara umum sistem telekomunikasi terbagi dalam tiga bagian penting yaitu
jaringan, sentral, transmisi. 3) Tranmisi adalah satu subsistem dalam telekomunikasi yang berungsi untuk menyalurkan atau menyabungkan komunikasi dari satu node ke node yang lain. 4) Serat optic adalah media saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain.
5.2
Saran
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
49
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR
1) Kegiatan praktek ini diharapkan tidak dilakukan hanya sekali dengan waktu yang lebih panjang, agar kami lebih optimal dalam menyerap ilmu yang didapat di lapangan. 2) Kepada PT.TEKOM yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk melaksanakan PKL semoga kegiatan ini dapat terus berlangsung di tahun mendatang 3) Teori – teori yang diterima mahasiswa di kampus juga perlu dipahami agar dapat diaplikasikan di lapangan atau bahkan diperdalam lagi sehingga dapat menjadi pengetahuan tambahan yang berguna bagi mahasiswa
Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI
50