Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, keadaan dan mahluk termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya, sehingga kualitas lingkungan hidup perlu dijaga dan dikelola dengan bijaksana. Sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan sumber penting bagi kehidupan umat manusia dan mahluk hidup lainnya. Sumber daya alam menyediakan sesuatu yang diperoleh dari lingkungan fisik untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, sedangkan lingkungan merupakan tempat dalam arti luas bagi manusia dalam melakukan aktifitas sehingga pengelolaan sumber daya alam harus mengacu pada aspek konservasi dan pelestarian lingkungan. Sebagai tindak lanjut amanah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup terutama pada Pasal 62 ayat 1 yaitu “ Pemerintah dan pemerintah daerah mengembangkan sistem informasi lingkungan hidup untuk mendukung pelaksanaan dan pengembangan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup”. Selaras dengan hal tersebut, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, memberikan dan atau menerbitkan informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik. Untuk itu sebagai perwujudan transparansi dan akuntabilitas publik, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara menyusun Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013. Laporan
Status
Lingkungan
Hidup
Daerah
dimaksud
untuk
mendokumentasikan perubahandan kecenderungan kondisi lingkungan dan juga akan menyediakan referensi dasar tentang keadaan lingkungan bagi pengambilan kebijakan sehingga akan memungkinkan diambilnya kebijakn yang baik dalam rangka mempertahankan proses ekologis, Sedangkan tujuan dasar dalam Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah kabupaten Sukamara yaitu 1. Menyediakan dasar bagi perbaikan pengambilan keputusan pada semua tingkat; Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Sukamara
Halaman I - 1
Pendahuluan
2. Meningkatkan kesadaran dan kefahaman akan kecenderungan dan kondisi lingkungan; 3. Memfasilitasi pengukuran kemajuan menuju keberlanjutan, Guna mempermudah dalam penyusunan laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Sukamara Tahun 2013, maka SLHD terdiri dari dua buah buku yaitu : 1. Buku Laporan Status lingkungan Hidup Daerah (Buku I) Berisi analisis keterkaitan antara perubahan kualitas lingkungan hidup (status), kegiatan yang menyebabkan terjadinya perubahan kualitas lingkungan hidup (tekanan), dan upaya untuk mengatasinya (respon). 2. Buku Kumpulan Data (Buku II) Berisi data kualitas lingkungan hidup menurut media lingkungan (air, udara, lahan serta pesisir dan pantai), data kegiatan/hasil kegiatan yang menyebabkan terjadinya perubahan kualitas lingkungan hidup, data upaya atau kegiatan untuk mengatasi permasalahan lingkungan, dan data penunjang lainnya yang diperlukan untuk melengkapi analisi.
1. 2. Gambaran Umum
1. 2. 1. Geografis Kabupaten Sukamara resmi terbentuk tahun 2002 yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kota Waringin Barat yang berada di Provinsi Kalimantan Tengah. Secara astronomi, Kabupaten Sukamara terletak pada 2° 19’ sampai dengan 3° 07’ Lintang Selatan dan 110° 25’ Bujur Timur sampai dengan 111° 9’ 25” Bujur Timur. Sedangkan secara geografis, Kabupaten Sukamara di batasi wilayah sebagai berikut; Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lamandau dan Kecamatan Bulik Kabupaten Lamandau. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kota Waringin Lama dan Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kota Waringin Barat. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa. Sebelah
Barat
berbatasan
dengan
Kabupaten
Ketapang
Provinsi
kalimantan Barat.
Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Sukamara antara lain : Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Sukamara
Halaman I - 2
Pendahuluan
Sungai Jelai dengan panjang 200 Km, Sungai jelai ini sungai yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Ketapang (Provinsi Kalimantan Barat). Sungai Mapam dengan panjang 120 Km
1. 2. 2. Topografi Kabupaten Sukamara memiliki kondisi tofografi yang relatif cukup beragam. Rata-rata daerahnya berada di dataran rendah dengan ketinggian 0100 m di atas permukaan laut. Sedangkan berdasarkan tingkat kemiringan tanahnya, Kabupaten Sukamara terbagi menjadi 4 tipe yaitu daerah pesisir, Daerah Aliran Sungai (DAS), daerah lereng bukit dan daerah daratan. Bagian selatan Kabupaten Sukamara, tepatnya di Kecamatan Jelai dan Pantai lunci memiliki kemiringan lahan 0 – 2 persen yang termasuk dalam klasifikasi datar. Dan terakhir Kecamatan Balai Riam dan Permata Kecubung mempunyai tingkat kemiringan lahan 2 – 5 persen dan 15 – 40 persen dengan kelas golongan landai sampai agak curam. Rincian dari tofografi dan tingkat kemiringan atau tinggi di Atas Permukaan Laut Kabupaten Sukamara dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 1. Tofografi Wilayah Kabupaten Sukamara Kecamatan
Tinggi DPL
Bujur
Lintang
Jelai
110°44’392”
02°59’073”
0 -15
Pantai Lunci
111°10’789”
02°59’073”
0 - 25
Sukamara
111°10’430
02°42’514”
5 - 30
Balai Riam
111°09’606”
02°19’916”
7 - 100
Permata Kecubung
111°12’475”
02°15’732”
7 - 100
(m)
Sumber: Selayang Pandang Kabupaten Sukamara 2012
1. 2. 3. Klimatologi Secara umum Kabupaten Sukamara termasuk daerah beriklim trofis yang dipengaruhi oleh musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasa terjadi pada bulan Mei-September, dan musim penghujan pada bulan
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Sukamara
Halaman I - 3
Pendahuluan
Oktober-April. Temperatur maksimum pada 31, 2°C – 33,6 °C dengan suhu ratarata berkisar antara 26,7°C - 28,5°C. Curah hujan tahun 2012 sebesar 2. 086 mm/tahun. Sedangkan curah hujan rata-rata per tahun adalah sebesar 172, 23 mm/bulan dengan banyak hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember. 1. 2. 4. Hidrologi Kabupaten Sukamara terdapat dua Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu 1. DAS Jelai, Wilayahnya meliputi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Balai Riam, Sukamara dan Jelai yang memiliki potensi dilayari sepanjang 200 Km. Kedalaman rata-rata dari DAS Jelai berkisar antara 8 m dengan lebar rata-rata 150 m.
2. DAS Mapam, wilayahnya meliputi Kecamatan Sukamara dengan panjang sungai 120 Km. Disamping kedua DAS tersebut di atas juga terdapat pula anak sungai yang berjumlah 22 anak sungai. Fungsi utama sungai di Kabupaten Sukamara berfungsi sebagai sarana pendukung transfortasi antar wilayah di Kabupaten Sukamara selain fungsi yang lain sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari bagi warga yang bermukim disekitar DAS. 1. 3 . Isu Lingkungan Hidup Pembangunan daerah adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang menjabarkan pembangunan nasional sesuai dengan kondisi, potensi dan kemampuan daerah yang bersangkutan. Pembangunan daerah merupakan akumulasi dari semua kegiatan pembangunan sektoral dan atau pemerintah dan swasta serta masyarakat yang berlangsung di daerah termasuk di dalamnya adalah pembangunan secara berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan memerlukan data dan informasi tentang lingkungan hidup yang menggambarkan keadaan lingkungan secara transparan, partisipatif, akuntabel dengan memperhatikan penyebab dan dampak, permasalahannya, serta respon pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi masalah lingkungan hidup.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Sukamara
Halaman I - 4
Pendahuluan
Pembangunan di Indonesia baik pada skala nasioanal, maupun lokal dalam upaya pemanfaatan sumberdaya alam yang telah dilaksanakan, pada masa lalu cederung lebih mengutamakan pada pertumbuhan ekonomi yang dicirikan oleh kepentingan ekonomi menjadi prioritas utama, tetapi mengabaikan kepentingan ekologi dan lingkungan hidup. Konsep pembangunan yang berkelanjutan timbul dan berkembang karena timbulnya kesadaran bahwa pembangunan ekonomi dan sosial tidak dapat dilepaskan dari kondisi lingkungan hidup. Pembangunan di kabupaten Sukamara
masih sangat tergantung pada sumber daya alam, yang berupa
tanah, air dan udara dan sumberdaya lain yang terbarukan dan tidak terbarukan. Namum sumberdaya alam mempunyai keterbatasan di dalam banyak hal, baik menurut kuantitas maupun kualitasnya. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan semberdaya alam yang baik dan bijaksana karena antara lingkungan dan manusia saling mempunyai keterkaitan yang sangat erat hubunganya. Oleh karena itu penerapan prinsip pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten sukamara memerlukan kebijakan semua unsur untuk memadukan tonggak pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan secara wajar. Oleh karena itu keberadaan alam, air, tanah dan sumberdaya yang lain menentukan aktivitas manusia sehari-hari. Manusia tidak dapat hidup tanpa udara dan air, begitu juga sebaliknya aktivitas manusia mempengaruhi keberadaan sumber daya dan lingkungan di sekitarnya. Kerusakan sumberdaya alam banyak disebabkan oleh aktivitas manusia. Banyak kasus-kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah serta kerusakan hutan yang kesemuanya tidak lepas dari aktivitas atau perilaku manusia, yang pada akhirnya akan merugikan manuasi itu sendiri. Secara makro bahwa pembangunan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun proses pembangunan yang tidak mengindahkan kemampuan dan daya dukung lingkungan dapat mengakibatkan merosotnya kualitas lingkungan. Banyak faktor yang dapat menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan serta kerusakan lingkungan yang dapat diidentifikasi dari pengamatan di lapangan. Berikut ini beberapa isu lingkungan hidup di Kabupaten Sukamara :
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Sukamara
Halaman I - 5
Pendahuluan
Penurunan Kualitas Air Sungai jelai merupakan salah satu sungai yang ada di provinsi Kalimantan Tengah dengan panjang 200 Km dengan lebar rata-rata 150 m dan kedalaman rata-rata 8 m. Selain itu juga sungai jelai berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Barat. Sungai Jelai memiliki arti penting bagi sebagian besar masyarakat yang hidup di pinggir sungai. Selain sebagai sumber bahan baku air minum oleh PDAM, dan keperluan rumah tangga lainnya, juga digunakan sebagai jalur transportasi bagi perahu-perahu untuk menuju daerahdaerah yang belum dapat di jangkau melalui transportasi darat. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan berjalannya proses pembangunan, akan berdampak pada penurunan kualitas air sungai. Penurunan kualitas air sungai umumnya disebabkan oleh adanya kegiatan-kegiatan di bagian hulu, antara lain kegiatan perkebunan sawit dan lain sebagainya, Selain itu masuknya limbah rumah tangga karena sebagian besar masyarakat masih melakukan kegiatan sehari-hari seperti mencuci, mandi, dan lain sebagainya di sungai jelai.
Penurunan Kualitas Udara Penurunan kualitas udara disebabkan masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfer yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, ganguan kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan. Penurunan kualitas udara atau pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, umumnya polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebut berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar yaitu CO2 (karbondioksida), Co (karbonmonoksida), Sox (belerang oksida) dan Nox (nitrogen oksida). Pencemaran udara disebabkan oleh asap kendaraan bermotor yang terdapat diKabupaten Sukamara terdiri dari : truk 290 unit, Bus 17 unit, mobil pribadi 322 unit, sepeda motor 13.946 unit, kendaraan roda tiga 23 unit serta 4 pabrik kelapa sawit dan kegiatan kegatan lainnya yang merupakan salah satu penyumbang menurunnya kualitas udara.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Sukamara
Halaman I - 6
Pendahuluan
Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Sukamara
Halaman I - 7