1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Kelapa sawit (Elais guineensis Jack) merupakan sumber minyak nabati yang
sangat penting disamping beberapa minyak nabati lain, seperti kelapa dalam, kacang-kacangan dan biji-bijian lain. Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an. Pembukaan perkebunan kelapa sawit terus meluas seiring dengan meningkatnya permintaan minyak nabati di berbagai belahan dunia. (Lubis, 1992) Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk beragam kegunaan karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik. (Ketaren, 1986) Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah daging buah yang banyak menghasilkan minyak sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai keturunannya. Kelebihan minyak sawit adalah harga yang murah, rendah kolestrol dan memiliki kandungan karoten tinggi. (Ketaren, 1986) Dalam konteks pembangunan dan pengembangan pertanian, dirasakan betapa perlunya tenaga-tenaga yang lebih spesifik, lebih berperan dan profesional serta
2
terampil
dalam
menangani
bidangnya
masing-masing
dengan
karakter
kepemimpinan dan mental yang baik. Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat intelektual dijajaran pendidikan Indonesia, sudah sewajarnya mengetahui, menguasai serta memiliki wawasan yang luas dibidang ilmu Teknik Mesin. Tujuan dari pendidikan tinggi di Indonesia adalah dimaksudkan untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga diharapkan dapat menerapkan hal – hal yang telah didapatkan selama pendidikan ke dalam segala aspek kehidupan. Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan Praktek Kerja Lapangan/Magang yang diharapkan mahasiswa tidak hanya mengerti pengetahuan secara teoritis tetapi juga mengerti bagaimana cara penerapannya. Dalam melaksanakan program pendidikan, Politeknik Negeri Pontianak sebagai badan institusional mempunyai tujuan untuk menghasilkan tenaga kerja terampil dan memiliki kompetensi sebagai tenaga kerja profesional berwawasan global, khususnya dalam bidang Teknik Mesin. Dapat diartikan bahwa tenaga kerja yang dihasilkan mampu memanfaatkan dan menerapkan keahlian dan pengetahuannya secara optimal dilingkungan kerja, baik dalam bidang jasa maupun manufaktur serta menjunjung tinggi keprofesionalan. Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang ada dalam kurikulum Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Pontianak dan wajib dilakukan oleh mahasiswa untuk mendukung kurikulum DIII yakni 5 semester di bangku kuliah dan 1 semester di industri. Untuk itu, Politeknik Negeri Pontianak mengharuskan setiap mahasiswanya untuk mengenal secara langsung dunia kerja melalui Praktek Kerja Lapangan dengan jangka waktu tertentu. - Industri yang diamati Untuk industri yang diamati yaitu Pengolahan kelapa sawit menjadi CPO di PT. Gunajaya Karya Gemilang, sebetulnya memiliki teknologi proses yang sangat sederhana, yaitu : rebus, peras, dan pisah. Atas dasar tiga hal tersebut inilah pengembangan pengolahan CPO dilaksanakan. Mulai dari yang paling sederhana sampai pada tingkat teknologi tinggi. Pengembangannya tentu
3
dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk yang diinginkan sesuai kebutuhan pasar. -
Lokasi Industri Pelaksanaan PKL (Praktek Kerja Lapangan) diselenggarakan selama 2 bulan dimulai hari Senin, 08 Desember 2014 sampai 02 Februari 2015 yang berlokasi di Desa Banjarsari Dusun Cempedak Kec. Kendawangan Kab. Ketapang dengan jarak dari kendawangan ± 17 km. PT. Gunajaya Karya Gemilang merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang telah berdiri sekitar enam tahun sejak tahun 2007. Dekat dengan kota Ketapang Kalimantan Barat yaitu terletak di Kec. Kendawangan, ± 120 km dari Kabupaten Ketapang.
1.2. Tujuan Praktek Industri 1.2.1 Tujuan Umum 1. Mendewasakan cara berpikir dan meningkatkan daya nalar mahasiswa. 2. Melatih mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh mahasiswa dibangku kuliah. 3. Studi banding antara teori yang didapat dibangku kuliah dengan pelaksanaannya secara teknis dilapangan. 4. Sebagai syarat penilaian dan syarat kelulusan semester VI sebelum menyusun tugas akhir di program studi Teknik Mesin Politeknik Negeri Pontianak. 5. Mengetahui proses pengolahan kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel. 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Memperluas pengetahuan, pengalaman dan wawasan sebelum terjun ke dunia kerja yang sarat dengan persaingan-persaingan. 2. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman sebagai generasi terdidik untuk terjun dalam masyarakat terutama di lingkungan industri. 3. Mendapatkan kesempatan meningkatkan efisiensi dan produktivitas. 4. Mendapatkan ilmu yang baru berdasarkan aktivitas perusahaan.
4
BAB II PENGENALAN PERUSAHAAN
5
.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bumitama Gunajaya Agro (BGA)
adalah perusahaan nasional yang
bergerak dalam bidang perkebunan dan pengelolaan kelapa sawit yang sedang berkembang. PT. Bumitama Gunajaya Agro Group disingkat dengan BGA Group dirintis mulai pada tahun 1996 dengan dilakukannya pembukaan lahan di Kecamatan Antang Kalang Kabupaten Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah. BGA, yang mematuhi prinsip pengelolaan kebun secara berkesinambungan, mengelola lahan seluas 3.000 hektare hingga akhir 2000. Selain pertumbuhan organik, BGA juga menerapkan strategi pertumbuhan anorganik berupa akuisisi. Pada 2001, BGA mengakui sisi tiga perusahaan perkebunan kelapa sawit yakni PT Windu Nabatindo Lestari, PT Hati Prima Agro, dan PT Surya Barokah. BGA kemudian mengalami pertumbuhan yang signifikan hingga mencapai areal tanam hingga lebih dari 90.000 hektare pada akhir 2009. Saat ini, selain di Kalimantan Tengah, areal perkebunan BGA juga tersebar di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Riau. Dalam rangka mewujudkan langkah pertumbuhan yang pesat, untuk jangka waktu hingga 2015, BGA menargetkan total luas areal yang digarap mencapai sedikitnya 200.000 hektare. Sebagai perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit lokal yang memiliki visi menjadi "World Class Company" (Menjadi Perusahaan Berkelas Dunia) dan didukung dengan misi “Welfare for Shareholder, Employee, Nation”, perusahaan menggunakan nilai dasar organisasi “morality (Nilai-nilai etika moral, tata susila), capability (Kemampuan berkarya (skill), kompetensi yang kuat di bidangnya), integrity” (Tanggung jawab terhadap keterpaduan antara pikiran, ucapan dan niatnya) sebagai pondasi perusahaan dalam menopang pencapaian pertumbuhan dan menghadapi kompetensi bisnis. Dengan menggunakan visi, misi dan nilai dasar organisasi sebagai alat perusahaan untuk merapatkan barisan organisasi (alignment of organization), perusahaan berusaha membangun budaya memaksimalisasi nilai tambah sumber daya perusahaan guna menghadapi globalisasi ekonomi.
6
Demi pertumbuhan yang berkesinambungan itu pula, BGA telah menjalin kerja sama strategis dengan IOI Corporation Bhd, perusahaan perkebunan kelas dunia asal Malaysia. Kerja sama yang dimulai pada November 2007 dimaksudkan untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit seluas 82.350 hektare di Ketapang, Kalimantan Barat, melalui pembentukan SNA Group. Adapun tujuan dari kerja sama tersebut adalah untuk mempercepat pengembangan usaha perkebunan kelapa sawit BGA, mendapatkan akses teknologi dan manajemen terbaik di industri kelapa sawit, serta melakukan kerja sama untuk pengembangan industri hilir pada masa mendatang. IOI merupakan perusahaan terkemuka di dunia dan mendapatkan berbagai penghargaan global untuk prestasi mereka, termasuk Global Asia 50 List. Kapitalisasi pasar mereka menempati peringkat kedua Malaysia untuk industri kelapa sawit. IOI juga merupakan produsen vegetable fatty acid terbesar dan merupakan salah satu perusahaan kelapa sawit yang paling efisien di dunia. Sinergi BGA dan IOI ini merupakan proses penggabungan kekuatan global best practice dari IOI dengan local knowledge BGA, sehingga akan menjadi salah satu pemain yang terkemuka dalam industri kelapa sawit di Indonesia. PT. Gunajaya Karya Gumilang (GKG) merupakan anak perusahaan dari Bumitama Gunajaya Agro Group (BGA Group) yg memiliki ijin lokasi di kecamatan Kendawangan. Luas ijin lokasi perkebunan adalah sebesar 10.000 ha. Kegiatan operasional dilakukan pada bulan Juli - Agustus 2007 dan penanaman perdana dilakukan pada bulan Oktober 2007. Seiring dengan penambahan areal tanam, maka terbentuklah 2 cabang perusahaan dari BGA Group yaitu PT. GKG (Gunajaya Karya Gemilang) dan PT. GKS (Gunajaya Ketapang Sentosyang terdiri dari 5 estate antara lain MUTE dan KNDE (PT. GKG) dan BRSE, SJYE dan MSJE (PT. GKS). Hingga akhir tahun 2011 luas penanaman kelapa sawit telah berkembang menjadi 16.000 ha. Produk yang dihasilkan oleh PT BGA : 1. TBS (Tandan Buah Segar) TBS (Tandan Buah Segar) merupakan Buah kelapa sawit yang akan diolah menjadi menjadi minyak kelapa sawit. 2. CPO (Crude Palm Oil)
7
CPO (Crude Palm Oil) merupakan minyak yang berasal dari kelapa sawit. Minyak ini jika dikelola akan dapat dibuat menjadi minyak goreng. Kelapa sawit secara alami berwarna kemerahan karena mengandung jumlah yang tinggi beta-karoten (meskipun proses perebusan menghancurkan karotenoid dan membuat minyak berwarna). Minyak kelapa sawit adalah salah satu dari sedikit minyak nabati relatif tinggi di lemak jenuh (seperti minyak inti sawit dan minyak kelapa) dan dengan demikian semi padat pada suhu kamar. Seperti semua minyak nabati lainnya, minyak sawit secara hukum telah ditetapkan sebagai bebas kolesterol. minyak secara luas digunakan sebagai minyak goreng, sebagai bahan margarin, dan merupakan komponen dari banyak makanan olahan. Karena minyak sawit tidak memiliki lemak jenuh setinggi minyak kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari, maka minyak kelapa sawit dapat menahan panas deepfry ekstrim dan tahan terhadap oksidasi. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengobati luka-luka, dan sebagai bahan baku untuk memproduksi sabun, mencuci bubuk, produk perawatan pribadi, dan biofuel. 3. Palm Kernel Palm Kernel merupakan buah kelapa sawit yang telah mengalami proses produksi, sehingga buah kelapa sawit ini tidak memiliki minyak lagi.
.2. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Perusahaan 2.2.1 Struktur Organisasi Dalam melakukan kegiatan usahanya, setiap perusahaan pasti memiliki struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan gambaran perusahaan yang mencerminkan susunan, wewenang dan tanggung jawab dari setiap individu dalam perusahaan. Struktur organisasi adalah suatu susunan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada suatu orang atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerja antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktifitas dan fungsi dibatasi. Tugas dan wewenang masing-
8
masing jabatan pada Struktur Organisasi Pabrik Kelapa Sawit Kendawangan Mill PT. Gunajaya Karya Gemilang adalah sebagai berikut : 1. Kepala Wilayah (Kawil) Kawil atau kepala wilayah merupakan pimpinan tertinggi dalam struktur organisasi Kendawangan Mill, PT. Gunajaya Karya Gemilang. Kawil mempunyai tugas dan wewenang sebagai pengawas seluruh staf karyawan baik mill manager, asisten dan seluruh staf karyawan di mill maupun di kebun. 2. Mill Manager (Manajer Pabrik) Mill Manager mempunyai tugas mengendalikan operasional pabrik kelapa sawit dengan memadukan sumberdaya yang ada, untuk mencapai efisiensi, produktifitas dan kualitas tinggi yang ditetapkan menejemen. Tanggung jawab Mill Manager adalah : a. Memberikan pengarahan kepada bawahan yang menjadi tanggung jawabnya dalam mempersiapkan rencana kerja dan anggaran PKS. b. Memastikan bahwa semua sarana operasi/produksi dan sarana penunjang lainnya terpelihara secara optimal untuk menjamin kelancaran produksi. c. Memastikan mutu bahan baku/TBS yang akan diolah dan telah melalui proses sortasi yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan. d. Tercapainya penghematan dalam kegiatan produksi dan penggunaan sumber daya secara efisien. e. Mengontrol pelaksanaan pembersihan dan persiapan pengolahan agar jadwal kerja terlaksana dan tepat waktu sesuai standar operasi PKS. f. Senantiasa memonitor pembuangan limbah dalam batas ambang yang sudah di tentukan. g. Terlaksana rencana kerja (harian, bulanan dan tahunan). h. Melakukan pemahaman, penunjukan serta pembinaan mengenai peraturan dan kebijaksanaan perusahaan. 3. Asisten Proses Tugas Asisten Proses adalah sebagai pimpinan dalam unit kerja bagian departemen proses pabrik kelapa sawit (PKS) dalam mengorganisir, mengendalikan sumber daya yang ada, guna mencapai proses dengan lancer
9
dan efisien untuk memaksimumkan pencapaian hasil Crude Palm Oil (CPO) dan inti yang baik. Tanggung jawab asisten proses adalah : a. Membuat rencana anggaran tahunan untuk bagian proses pabrik dan akan dibahas dengan pimpinan. b. Melakukan pemeriksaan masing-masing alat/mesin di setiap stasiun (loading ramp, sterilizer, thresher, press, kernel, boiler, engine room, dan klarifikasi). c. Membuat laporan tandan buah segar (TBS) yang sudah di olah setiap hari. d. Memastikan setiap saat pembuangan limbah cair (effluent). e. Koordinasi dengan kebun dalam hal kualitas tandan buah segar yang dikirim ke pabrik. f. Memastikan terpasangnya setiap rambu-rambu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di setiap tempat yang strategis. g. Memberi masukan dan pengarahan system pekerjaan yang baik dan berguna bagi keselamatan karyawan. h. Mengawasi posisi dan kondisi inventaris perusahaan baik alat pabrik dan perumahan agar tetap baik dan tidak mengganggu kelancaran operasional. i. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
4. Asisten Laboratorium Tugas Asisten Laboratorium adalah sebagai pimpinan dalam unit kerja laboratorium/analisis untuk penerimaan TBS dan pemeriksaan mutu yang dihasilkan untuk menghasilkan mutu CPO dan inti yang baik. Tanggung jawan asisten laboratorium yaitu : a. Membuat rencana anggaran tahunan untuk bagian laboratorium untuk di bahas dengan pimpinan. b. Membuat rencana analisis sesuai dengan pengolahan di pabrik. c. Mengecek ketepatan hasil test dan segera mengambil tindakan sebagai reaksi atas kesalahan. d. Mengawasi pengambilan contoh/sampel.
10
e. Menjaga dan mengawasi pengeluaran CPO/kernel dari Storage Tank atau Bulk Silo penjualan. f. Memeriksa secara berkala kualitas air minum karyawan. g. Membuat laporan proses produksi up to date setiap hari, mingguan dan bulanan. h. Memberikan informasi mutu CPO dan inti kepada atasan. i. Memberikan masukan dan pengarahan sistem pekerjaan yang baik dan berguna untuk keselamatan karyawan. 5. Asisten Maintenance Tugas Asisten Maintenance adalah sebagai pemimpin dalam perawatan mesin-mesin pabrik dan sarana untuk merencanakan, mengorganisir, dan mengendalikan sumber daya yang ada, guna mencapai proses kerja pabrik yang optimal dalam mencapai target jam kerja maupun mutu dari CPO dan kernel. Tanggung jawab asisten maintenance adalah : a. Membantu atasan dalam menyusun pembuatan anggaran maintenance. b. Mengawasi para pekerja dalam perbaikan atat/mesin dan pemeliharaan preventif supaya berjalan dengan baik.c. Mengatasi semua mesin yang tidak beroperasi dan memperbaiki kembali dalam waktu sesingkat mungkin. d. Mengawasi penerapan dan instalasi dalam pabrik berjalan dengan baik agar proses pengolahan berjalan dengan baik. e. Memonitor keadaan fisik bangunan pabrik dan lantai loading ramp. f. Memastikan terpasangnya setiap rambu-rambu K3 di setiap tempat yang strategis. g. Membuat laporan kerusakan dari setiap stasiun. h. Memberikan masukan dan pengarahan sistem pekerjaan yang baik dan benar untuk keselamatan karyawan. 6. Kasie Kasie memiliki tugas untuk mencatat serta mengurus administrasi mengenai pengeluaran keuangan yang menyangkut perusahaan, baik gaji karyawan, maupun yang lainnya.
11
Skema Struktur Organisasi PKS Kendawangan Mill PT. GKG dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini :
Kawil
Mill Manager
Ass. Proses Ass. Ass. PT. Gunajaya Ass. Kasie Gambar 2.1Proses Struktur Organisasi Karya Gemilang Shift I Shift II Maintenance Laboratorium Berdasarkan struktur organisasi di atas dapat dilihat bahwa jabatan Kepala Wilayah (Kawil) merupakan pimpinan tertinggi di Pabrik Kelapa Sawit Kendawangan Mill, PT. Gunajaya Karya Gemilang.
2.2.2 Ketenagakerjaan Perusahaan Dengan memperhatikan ketentuan UMSK tahun 2012 di Kabupaten Ketapang sesuai
dengan
lampiran
Keputusan
Gubernur
Kalimantan
Barat
No.
552/KESOS/2011, tertanggal 18 November 2011 butir II sebesar Rp 1.260.000 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-01/MEN/1999 tentang Upah Minimum serta dengan mempertimbangkan daya saing pengupahan Karyawan Bulanan, KHT dan KHL di BGA Group, maka : 1. Perusahaan berkewajiban melakukan penyesuain upah Karyawan Bulanan, KHT dan KHL sesuai dengan ketentuan UMK 2012 Kab. Ketapang. 2. Perhitungan upah Karyawan Harian Lepas (KHL) adalah upah 1 bulan dibagi 25 hari kerja. 3. Upah Karyawan Harian Tetap (KHT) sebesar Rp 1. 260.000 per bulan, dengan ketentuan sebagai berikut :
12
a. Perhitungan pengurangan upah akibat ketidakhadiran karena Mangkir dan Ijin Pribadi dihitung berdasarkan upah 1 bulan dibagi 25 hari kerja. b. Mangkir dan Ijin Pribadi tidak dapat diperhitungkan dalam cuti tahunan kecuali pengambilan cuti secara resmi yang disetujui pimpinan setempat. c. Tunjangan beras diberikan terkait dengan kehadiran yaitu 0,50 kg untuk pekerja, 0,30 kg untuk istri dan o,25 kg untuk anak (untuk anak maksimal 2 orang). d. Pekerja yang tidak masuk kerja (sakit, mangkir, cuti dan ijin pribadi) tidak diberikan tunjangan beras. e. Pekerja yang masuk 6 hari penuh dalam 1 minggu berhak mendapatkan tunjangan beras untuk hari minggu (untuk pekerja, istri dan anak). .3.
Deskripsi Singkat Departemen Tempat Praktek PT. Gunajaya Karya Gemilang memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit
sendiri. Sehingga TBS yang telah dipanen dari kebun dapat langsung diangkut ke pabrik untuk segera diolah. Produk yang dihasilkan di PT. Gunajaya Karya Gemilang adalah CPO dan Palm Kernel. Penjualan kedua produk tersebut dilakukan dengan mengirim ke Dumai (Sumatra) yang merupakan pabrik pengolahan terbesar di Indonesia. CPO dan Kernel diangkut dengan unit-unit dari pabrik menuju dermaga. Kemudian kedua produk tersebut dikirim ke Dumai menggunakan kapal. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas CPO dan Palm Kernel serta daya saing dipasaran, perusahaan menggunakan bibit unggul Lonsum dengan jenis Tenera yang merupakan perkawinan silang dari kelapa sawit jenis dura dan pisifera. Dimana jenis ini memiliki daging buah yang tebal dan cangkang yang tipis dan inti yang besar. Sehingga rendemen minyak yang dihasilkan pun tinggi (22%-24%). 2.3.1 Manajemen K3 Perusahaan Manajemen K3 yang diterapkan di PT. Gunajaya Karya Gemilang antara lain : 1. Untuk pekerja di kebun diwajibkan memakai sepatu boot atau sepatu safety, sarung tangan, masker (penutup mulut) dan jaket pelindung.
13
2. Untuk pekerja dipabrik diwajibkan memakai sepatu boot atau sepatu safety, helm dan sarung tangan. Khusus di laboratorium mereka wajib memakai masker penutup mulut untuk melindungi dari bahaya bahan kimia yang berbau tajam. Sedangkan yang bekerja di workshop mereka diwajibkan memakai kacamata khusus. 3. Untuk meningkatkan keamanan, di setiap jalur masuk perusahaan terdapat pos penjaga keamanan yang dilengkapi dengan portal. 4. Adanya menara pemantau dan unit pemadam
kebakaran
untuk
mengantisipasi jika terjadi kebakaran di wilayah perusahaan. 5. Perusahaan menyiapkan mobil ambulance dan klinik, untuk mengantisipasi jika ada karyawan yang sakit atau kecelakaan ketika melakukan pekerjaan.
BAB III GAMBARAN UMUN PROSES INDUSTRI
3.1 Rangkaian Proses Industri Pabrik Kalapa Sawit pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel). Proses pengolahan kelapa kelapa sawit sampai menjadi minyak sawit (CPO) terdiri dari beberapa tahapan yaitu: 3.1.1 Stasiun Penerimaan Buah a. Jembatan Timbang (Weight Bridge) Pada Pabrik Kelapa Sawit jembatan timbang yang dipakai menggunakan sistem komputer untuk meliputi berat. Di bagian bawah timbangan terdapat 4 sensor, masing- masing sisi terdapat 2 sensor. Adapun prinsip kerja dari jembatan timbang, yaitu : 1. Truk masuk ke wilayah PKS membawa surat pengantar buah dari kebun untuk diserahkan ke petugas yang ada di pos penjaga. 2. Kemudian supir truk mengambil slip dan nomor antrian dari operator WB.
14
3. Truk yang melewati jembatan timbang berhenti, kemudian mematikan mesin truk dan supir turun. 4. Secara otomatis, berat beban yang dibwa oleh truk akan terbaca di layar monitor WB. 5. Operator akan mencatat data dari truk yang membawa beban meliputi nama supir, divisi/wilayah, plat mobil dan berat awal dicatat berat truk awal sebelum TBS dibongkar. 6. Truk yang sudah didata kemudian membongkar muatan untuk ke proses selanjutnya. 7. Kemudian setelah dibongkar truk kembali ditimbang, kemudian selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima dipabrik. b. Penyortiran (Grading) Kualitas buah yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat kematangannya. Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis Tenera dan jenis Dura. Terkait dengan produk utama yang dihasilkan, yaitu CPO dan inti sawit (kernel). Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah distasiun penerimaan TBS (Tandan Buah Segar). Pematangan buah mempengaruhi terhadap rendamen minyak dan ALB (Asam Lemak Buah) yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1 Rendemen Minyak dan ALB (Asam Lemak Bebas) Kematangan Buah Buah Mentah Setengah Matang Buah Matang Buah Lewat Matang
Rendemen Minyak (%) 14-18 19-25 24-30 28-31
Kadar ALB (%) 1,6-2,8 1,7-3,3 1,8-4,4 3,8-6,1
Pada PKS di PT. GKG, buah internal atau buah dari dalam kebun sendiri langsung masuk ke loading ramp. Sedangkan untuk buah eksternal atau dari luar kebun dilakukan proses grading terlebih dahulu. Buah yang tidak diinginkan dikembalikan, karena perusahaan membeli buah tersebut dari kebun luar sehingga jika tidak dilakukan proses grading perusahaan akan mengalami kerugian. Adapun pengelompokan TBS pada proses grading terdiri dari : 1. UNRIPE
: Tidak memiliki berondolan lepas (nol berondol).
15
2. UNDER RIPE
:
Memiliki
berondolan
lepas
alami
≤
2
berondolan/KG. 3. RIPE
:
Memiliki
berondolan
lepas
alami
≥
2
berondolan/KG sampai 75 % berondolan lepas dari total berondolan per janjang. 4. OVER RIPE
: Memilki berondolan lepas 75 % sampai dengan 90
% dari total berondolan per janjang. 5. EMPTY BUNCH : Berondolan 90 % sampai dengan100 % telah lepas dari janjangnya. 6. HARD BUNCH : Memiliki beberapa berondolan yang tidak mau lepas, berwarna hitam dan pecah-pecah. 7. PARTHENOCARPY : Memiliki lebih dari 75 % total berondolan dipermukaan (hitam dan tidak berminyak). 8. LONG STALK : Berondolan yang memiliki panjang tangkai lebih dari 2,5 cm. Adapun standar di THP dan PKS antara lain : 1. UN RIPE :0% 2. UNDER RIPE :<8% 3. RIPE : > 85 % 4. OVER RIPE :<7% 5. EMPTY BUNCH : < 0% c. Loading Ramp Loading ramp merupakan tempat penimbunan sementara TBS, sebelum masuk ke sterilizer. TBS yang berasal dari kebun sendiri atau internal langsung ditampung di ban hopper. Pada ban hopper terdapat pintu yang digerakkan dengan tuas. Pintu ini disebut pheron yang berfungsi untuk menumpahkan TBS dari ban hopper ke lori-lori yang telah disiapkan. Di PKS PT. GKG terdapat 19 lori dengan kapasitas 12 ton untuk tiap lori. Untuk mengetahui daya tampung loading ramp, dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut : Contoh perhitungan : 1. Lori 42 unit (@7.5 ton) = 42 x 7.5 = 315 ton TBS 2. Ramp 14 pintu (@15 ton) = 14 x 15 = 210 ton TBS 3. Total = 315 + 210 = 525 ton TBS 4. Kapasitas olah pabrik 45 TPJ 5. Daya tampung = 525/45 ≈ 11.5 jam 6. Prinsip dasar penanganan TBS di Loading Ramp adalah FIFO (First in First Out)
16
3.1.2 Stasiun Sterilizer Lori-lori yang telah berisi dengan TBS, kemudian ditarik dengan wink agar dapat dipindahkan ke sterilizer. Kemudian lori tersebut dipindahkan dari rel track satu ke rel track yang lain menuju ke pintu masuk sterilizer dengan menggunakan transfer cariage. Stasiun sterilizer merupakan stasiun perebusan TBS dengan menggunakan steam bertekanan 2.8-3.0 kg/cm2. Tujuan dilakukan perebusan: 1. Menghentikan aktifitas enzim lipase penyebab kenaikan FFA 2. Melunakan buah 3. Mempermudah pemipilan 4. Menurunkan kadar air 5. Pemecahan emulsi 6. Melepaskan serat dan biji 7. Membantu pelepasan inti dari cangkang 8. Prakondisi biji agar tidak mudah pecah selama proses pengepresan Prinsip kerja stasiun sterilizer : 1. Sumber panas yang digunakan berasal dari steam. 2. Perpindahan panas : Convection (steam ke permukaan buah) dan Conduction (dari permukaan buah ke dalam buah hingga sampai ke kernel). 3. Hydrolysis melepaskan brondolan dari tandan. Syarat Sterilisasi, antara lain : - Ada kalor (heat). - Adanya moisture digunakan untuk proses hydrolisis . - Pressure 2.8 – 3.0 kg/cm2 selama 70 – 95 menit digunakan untuk penetrasi agar kalor terdistribusi secara merata diseluruh buah sawit .
Jenis-jenis perebusan terdiri dari 3 , yaitu : 1. Single Peak
Gambar 3.1 Sterilisasi 1 puncak
17
2. Double Peak
Gambar 3.2 Sterilisasi 2 puncak 3. Triple Peak
Gambar 3.3 Sterilisasi 3 puncak
Pipa inlet
masukkan steam
Pipa exhaust Pipa kondensat
membuang steam membuang air
Tahapan proses perebusan terdiri dari : 1. 2. 3. 4.
Waktu Pemasukan TBS (Charging in Time) Pelepasan Udara (Daeration) Waktu Penaikan Tekanan (Pressure Building Up) Waktu Penahanan Tekanan (Holding Time)
18
5. Waktu Penurunan Tekanan (Condensate) 6. Waktu Pembuangan Uap (Exhaust) 7. Waktu Pengeluaran TBS Masak (Discharging Time) Kegunaan pengoperasian perebusan secara Secuence (berangkai) dengan waktu yang teratur dan benar adalah sebagai berikut : - Menghindari kebutuhan uap yang berlebihan pada proses perebusan . - Menghindari penurunan tekanan yang fluktuatif (bergejolak) pada cycle -
perebusan. Pemakaian steam yang effisien sehingga membantu operasi di boiler dan turbine serta stasiun lain dalam processing di PKS.
3.1.3 Stasiun Thresher Setelah melalui proses perebusan, lori berisi buah setelah direbus dalam Sterilizer ditarik keluar dengan menggunakan capstand menuju Transfer . Selanjutnya Lori yang berisi janjangan dipindahkan ke rail track yang lain dengan transfer cariage untuk kemudian masuk ke Tippler. Tippler berfungsi menumpahkan hasil rebusan dari lori ke auto feeder/bunch hopper. Untuk menumpahkan isi dalam satu lori membutuhkan waktu 20 menit. Dalam mengoperasikan Tippler, jangka waktu penuangan janjang buah dari Lori menentukan tercapai tidaknya kapasitas pengolahan. Kecepatan penuangan harus disesuaikan dengan kapasitas pengolahan. Auto feeder dan bunch hopper berfungsi sebagai wadah sementara penampungan janjangan buah sebelum dibawa ke thresher. Dari tippler janjangan buah dituang ke bunch hopper untuk selanjutnya janjangan buah jatuh perlahan ke bucket/scrapper bunch elevator untuk selanjutnya dibawa ke thresher . Setelah isi lori ditumpahkan, kelapa sawit menuju ke theser melalui Bunch conveyor / elevator yang berfungsi membawa / mengangkat janjangan ke thresher yang dilengkapi dengan scrapper/bucket sebagai tempat janjangan hasil tuangan dari tippler. Threser berfungsi untuk memisahkan buah dari janjangannya dengan cara mengangkat dan membantingnya serta mendorong janjang kosong ke empty bunch conveyor. Alat ini berupa mesin berbentuk drum berkisi-kisi yang berputar dengan kecepatan 23 rpm. Pada Thresher ini dilengkapi dengan Fruit Conveyor Under Thresher. Terdapat dua threser pada stasiun ini, threser pertama untuk
19
proses pemipilan pertama. Sedangkan threser kedua (second Threser) berfungsi untuk memaksimalkan pemipilan agar kelapa sawit yang masih ada pada tandan dapat terlepas semuanya sehingga kehilangan berondolan (losses) dalam janjangan dapat dikurangi. Kelapa sawit yang telah terpisah dari tandannya kemudian ke Fruit Conveyor dan Fruit Elevator yang berfungsi untuk membawa dan mengangkat berondolan terpipil menuju Distributing Conveyor. Selanjutnya dari Distributing Conveyor berondolan di distribusikan ke setiap Digester. Sedangkan tandan kosongnya, masuk ke Empty Bunch Hopper berfungsi untuk menampung sementara janjang kosong sebelum diangkut ke kebun melalui Empty bunch conveyor. 1. 2.
Penyebab berondolan tidak terpipil, yaitu : Buah yang diolah masih tergolong buah mentah dan hard bunch. Proses perebusan di Sterilizer tidak sempurna karena waktu perebusan
dan tekanan steam yang kurang. Kapasitas janjangan buah yang masuk ke Thresher berlebih. Faktor yang mempengaruhi efisiensi pemipilan, antara lain : 1. Kecepatan putar Thresher Drum 23 rpm. 2. Sudut kemiringan sudu-sudu Thresher . 3. Jarak antara Roller Crusher disesuaikan dengan rata-rata besar 3.
4. 5. 1. 2.
janjang kosong. Mutu buah dan efisiensi proses sebelumnya. Effisiensi proses perebusan buah. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses, yaitu : Penuangan di Tippler/Auto Feeder harus diatur agar tidak overloading Berondolan yang jatuh disekitar Tippler, lantai Bunch Elevator, Fruit Conveyor dan Elevator harus dibersihkan segera dan dimasukkan ke Fruit
3.
Conveyor. Seluruh sampah yang berserakan disapu dan dibuang ke tong/lubang sampah, dan kotoran minyak yang berjatuhan di lantai dibersihkan dengan
4.
fibre, selanjutnya fibre dimasukkan ke Fruit Conveyor. Janjangan kosong yang sangkut pada kisi-kisi Thresher dan Conveyor
Empty Bunch harus selalu dibersihkan. 5. Bila saat operasional ditemukan benda asing atau terdengar suara yang mencurigakan pada peralatan harus dilakukan pemeriksaan.
20
3.1.4 Stasiun Digester dan Pengempaan (Pressing) a. Stasiun Pencacahan (Digester) Merupakan proses pencacahan buah dengan cara pengadukan (24 rpm) pada suhu 90–100 OC selama min. 20 menit. Tujuan pencacahan dengan digester : 1. Melumatkan daging buah. 2. Memisahkan daging buah dengan biji. 3. Mempersiapkan Feeding Press. 4. Mempermudah proses di Press. 5. Menaikkan Temperatur. 6. Melumatkan serat dan biji hingga massa homogen. 7. Memecah sel-sel minyak di dalam pericarp & mesocarp. 8. Memudahkan proses ekstraksi minyak dari pericarp & mesocarp. Didalam digester buah diaduk dan dilumat untuk memudahkan daging buah terpisah dari biji. Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak yang di dalamnya dipasang pisau-pisau pencacah terdiri dari 5 tingkatan, yaitu 2 long arm, 2 short arm dan 1 pisau pendorong (expeller arm) di bagian dalamnya yang diikatkan pada poros dan digerakkan oleh motor listrik. Oleh karena itu saat operasi digester harus minimal ¾ penuh, agar buah atau brondolan mengenai keseluruh pisau sehingga proses pencacahan akan sempurna. Untuk memudahkan proses pencacahan diperlukan panas 90-95 C yang diberikan dengan cara menginjeksikan uap 3 kg/cm2 langsung atau melalui mantel. Proses pencacahan berlangsung selama 30 menit. Setelah massa buah dari proses pencacahan selesai kemudian buah didorong oleh pisau pendorong (expeller arm) menuju alat pengepresan (screw press). b. Stasiun Pengempaan (Pressing) Pengepresan bertujuan untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah (pericarp). Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw press pada tekanan 50-60 bar dengan menggunakan air pembilas screw press suhu 90 0950 C sebanyak 7 % TBS (maks) dengan hasil minyak kasar (crude oil) yang viscositasnya tinggi. Standard oil losses nya 4% (wet basis).
21
Buah – buah yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau – pisau pelempar dimasukkan ke dalam feed screw conveyor dan mendorongnya masuk kedalam mesin pengempa ( twin screw press ). Oleh adanya tekanan screw yang ditahan oleh cone, massa tersebut diperas sehingga melalui lubang – lubang press cage minyak dipisahkan dari serabut dan biji. Adapun urutan proses yang terjadi pada stasiun pengempaan terdiri dari : 1. Massa (lumatan buah dari digester pada temperatur 95 OC) dipress dengan menggunakan double screw press yang berputar berlawanan arah. 2. Tekanan bertambah ke arah axial dan tekanan terjadi pada gesekan antara massa dan dinding rumah (cage) screw press dan gesekan dari cone head yang berada pada ujung screw press. 3. Tekanan tersebut akan memaksa minyak (CPO) ke luar dari massa dan keluar dari lubang-lubang yang terdapat pada lobang press cage. 4. Ampas press (press cake) ke luar melalui cone head.
Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan ampas serta biji. Biji yang bercampur dengan serat masuk ke alat cake breaker conveyor untuk di pisah antara biji dan seratnya, sedangkan minyak kasar dialirkan ke stasiun klarifikasi (pemurnian).
3.1.5 Stasiun Pemurnian (Klarifikasi) Setelah melewati proses Screw Press maka didapatlah minyak kasar / Crude Oil dan ampas press yang terdiri dari fiber. Kemudian Crude Oil masuk ke stasiun klarifikasi dimana proses pengolahannya sebagai berikut :
22
a. Sand Trap Tank ( Tangki Pemisah Pasir) Setelah di press maka Crude Oil yang mengandung air, minyak, lumpur masuk ke Sand Trap Tank. Fungsi dari Sand Trap Tank adalah untuk menampung pasir berdasarkan berat jenis benda, minyak kasar ada di bagian atas, sedangkan pasir mengendap. Proses pemisahan minyak, air dan kotoran dilakukan dengan system pengendapan, sentrifugasi dan penguapan. Temperatur pada sand trap mencapai 950C. b. Vibro Seperator / Vibrating Screen Fungsi dari Vibrating Screen ini adalah untuk memisahkan beberapa bahan asing seperti pasir, serabut dan bahan-bahan lain yang masih mengandung minyak dan dapat dikembalikan ke digester. Saringan bergetar (Vibrating screen) terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan 2 M2 . Tingkat atas memakai saringan ukuran 20 mesh, sedangkan tingkat bawah memakai saringan 40 mesh. Sistem kerja mesin penyaringan itu sendiri dengan sistem getaran – getaran pada Vibro kontrol melalui penyetelan pada bantul yang di ikat pada elektromotor. Getaran yang kurang mengakibatkan pemisahan tidak efektif. c. Crude Oil Tank (COT) Crude oil tank berupa tanki berbentuk persegi yang terbuat dari bahan stainless steel berfungsi sebagai penampung minyak dari hasil penyaringan di vibrating screen. Di dalam tanki ini dilengkapi steam coil untuk pemanasan yang diharapkan mencapai suhu 95 oC. Selama proses dilakukan penambahan air dilution sekitar 20 – 24 %. d. CST (Continous Settling Tank) Continous settling tank (CST) berfungsi untuk memisahkan crude oil dengan sludge, berdasarkan prinsip perbedaan berat jenis. Dimana minyak dengan berat
23
jenis yang lebih kecil dari 1 akan berada pada lapisan atas dan air dengan berat jenis = 1 akan berada pada lapisan tengah sedangkan sludge dengan berat jenis lebih besar dari 1 akan berada pada lapisan bawah. Pemisahan minyak dengan sludge secara pengendapan dilakukan didalam tangki pisah ini. Minyak yang mempunyai berat jenis kecil mengapung dan dialirkan kedalam oil tank, sedangkan sludge yang mempunyai berat jenis lebih besar dari pada minyak masuk kedalam ruang ketiga melalui lubang bawah (sludge tank). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian CST : 1. Suhu cairan pada saat CST beroperasi 90- 96 0C dengan menggunakan pemanas coil (spiral), hal ini dimaksudkan agar pemisahan minyak dapat lebih sempurna karena dalam kondisi lebih tenang. Lama pemanasan pada awal olah, bila pabrik mengolah setiap hari maksimum 1 jam. Sedangkan pemanasan pada pabrik yang mengolah 2 hari sekali maksimum 2 jam. Suhu cairan dalam CST diperoleh dari pemanasan bak RO dan pemanasan awal olah dengan stem injeksi di CST. Fungsi Stem coil pada saat CST beroperasi adalah bukan untuk menaikkan temperatur, tetapi hanya untuk mempertahankan panas. 2. Ketebalan minyak dalam CST pada waktu akhir olah ±50 cm dan pada saat pengutipan/operasi harus >50 cm agar kadar kotoran dan kadar air dalam minyak yang dihasilkan oleh CST lebih kecil. Cairan minyak yang sudah dipisahkan di CST, mengandung kadar air 0,40- 0,80% dan kadar kotoran 0,20- 0,40% dialirkan Oil Tank. Semakin tebal minyak di CST pada saat pengutipan akan menghasilkan minyak dengan kadar air dan kotoran yang lebih kecil.
e. Oil Tank
24
Fungsi dari Oil Tank adalah untuk tempat sementara Oil sebelum diolah oleh Vacum Dryer. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan Steam Coil untuk mendapatkan temperatur yang diinginkan yakni 95o C. f. Vacum Dryer Fungsi dari Vacuum Dryer adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak produksi hingga 0,1 %. Sistem kerjanya sendiri adalah minyak disimpan kedalam bejana melalui Nozel. Suatu jalur resirkulasi dihubungkan dengan suatu pengapung didalam bejana, sehingga bilamana ketinggian permukaan minyak menurun pengapung akan membuka dan mensirkulasi minyak kedalam bejana. Vacum ini bekerja dibantu oleh air dan pompa vacum (670-700 mmHg). Ketika minyak disemprotkan, air akan naik dan minyak turun ke dasar. Minyak tersebut akan disedot oleh pompa dan masuk ke storage tank. g. Storage Tank Fungsi dari Storage Tank adalah untuk penyimpanan sementara minyak produksi yang dihasilkan sebelum dikirim. Storage Tank harus dibersihkan secara terjadwal dan pemeriksaan kondisi Steam Oil harus dilakukan secara rutin, karena apabila terjadi kebocoran pada pipa Steam Oil dapat mengakibatkan naiknya kadar air pada CPO. Suhu dalam storage tank harus dipertahankan sekitar 45 0-550 C untuk mencegah tingginya FFA (Free Faty Acid). Standar CPO PT. GKG Kendawangan Mill Wilayah VI, sebagai berikut : 1. FFA ( Kadar Asam Lemak Bebas ) max. 3% 2. Moisture ( Kadar Air ) max. 0,15% 3. Dirt ( Kadar Kotoran ) max. 0,015% 4. DOBI ( Asam Lemak ) max. 3 % Sludge merupakan phase campuran yang masih mengandung minyak, di PKS sludge diolah untuk dikutip kembali pada minyak yang masih terkandung di dalamnya.
25
h. Sludge Tank Fungsi dari Sludge Tank adalah tempat sementara sludge ( bagian dari minyak kasar yang terdiri dari padatan dan zat cair) sebelum diolah oleh sludge seperator. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan sistem injeksi untuk mendapatkan temperatur yang dinginkan yaitu 95o C.
i. Sand Cyclone / Pre- cleaner Fungsi dari Sand Cyclone adalah untuk menangkap pasir yang terkandung dalam sludge dan untuk memudahkan proses selanjutnya. j. Vibrating Screen Fungsi dari saringan ini adalah untuk mengurangi serabut yang terdapat pada sludge sehingga tidak mengganggu kerja Sludge Seperator. Alat ini terdiri dari saringan dan sikat yang berputar. k. Sludge Seperator Fungsi dari Sludge Seperator adalah untuk mengambil minyak yang masih terkandung dalam sludge dengan cara sentrifugal. Dengan gaya sentrifugal, minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong keluar melalui sudut – sudut ruang tangki pisah.
Sludge yang terpisah akan
dibuang dan untuk oil akan masuk ke tempat penampungan sementara (Daily Tank), Untuk phase heavy ( kotoran berat ) dialirkan ke reftik , dipompa ke sludge recovery fit untuk dilakukan pengendapan. Sedangkan untuk phase light ( kotoran ringan ) ditampung di Colection tank kemudian dialirkan ke COT dan dikirim ke Oil Tank I dan Oil Tank II ( jika Oil Tank I telah penuh dan sebagai pengganti oil
26
purifier). Setelah itu, dikirim ke vacum dryer untuk menghilangkan kadar air yang ada di dalam minyak, dan siap dikirim ke Storage Tank.
3.1.6 Stasiun Kernel Tujuan dari stasiun ini adalah untuk mengekstrak kernel dari nut. Adapun tahapan prosesnya terdiri dari : 1. Pemisahan nut (biji) dari serabut 2. Pemecahan nut 3. Pemisahan kernel dari cangkang 4. Pengeringan kernel 5. Penyimpanan/pengolahan kernel a. Cake Breaker Conveyor (CBC) Fungsi dari Cake Breaker Conveyor adalah untuk membawa dan memecah cake (ampas) dari press untuk memudahkan pemisahan nut dari fiber. b. Depericarper Fungsi dari Depericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan nut dan membawa fiber untuk menjadi bahan bakar boiler. Fungsi kerjanya adalah tergantung pada berat massa, yang massanya lebih ringan (fiber) akan terhisap oleh fan tan. Yang massanya lebih berat (nut) akan masuk ke Nut Polishing drum. Fungsi dari Nut Polishing Drum adalah : 1. Membersihkan biji dari serabut – serabut yang masih melekat. 2. Membawa nut dari Depericarper ke Nut transport. 3. Memisahkan nut dari sampah. 4. Memisahkan gradasi nut. c. Nut Silo Fungsi dari Nut Silo adalah tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah pada proses berikutnya. Bila proses pemecahan nut dengan menggunakan nut Craker maka nut silo harus dilengkapi dengan sistem pemanasan (Heater). Nut yang ditampung sementara sebelum dipecah dialiri dengan udara panas antara 60 – 80°C selama 18- 24 jam agar kadar air turun dari sekitar 21 % menjadi 4 % untuk mempermudah dalam proses pemecahan. d. Riplle Mill Fungsi dari riplle Mill adalah untuk memecahkan nut. Pada Riplle Mill terdapat rotor bagian yang berputar pada Riplle Plate bagian yang diam. Nut masuk diantara rotor dan Riplle Plate (menggunakan router bar sebanyak 42 biji
27
besi dengan kecepatan 900 rpm) sehingga saling berbenturan dan memecahkan cangkang dari nut. Pada proses ini menghasilkan kernel utuh, kernel pecah dan cangkang. Untuk cangkang ditembak keluar menggunakan angin menuju ke tempat khusus (shell hopper). Cangkang digunakan sebagai bahan bakar boiler. Sedangkan kernel dikirim ke Light Tenera Dust Seperator I dan II (LTDS I dan II adalah proses pemisahan debu dan cangkang halus) untuk memisahkan cangkang halus, biji utuh dengan cangkang/inti. Untuk inti utuh dikirim langsung ke Kernel silo. Sedangkan masa cangkang bercampur inti pecah dialirkan masuk ke dalam Hydro Cyclone atau Clay Bath untuk memisahkan antara inti dengan cangkang. e. Claybath Fungsi dari Claybath adalah untuk memisahkan cangkang dan inti sawit pecah yang besar dan beratnya hampir sama. Prinsip pemisahan pada alat ini menggunakan larutan Kalsium Karbonat dengan perbandingan 1:1 . Proses pemisahan dilakukan berdasarkan kepada perbedaan berat jenis. Bila campuran cangkang dan inti dimasukan kedalam suatu cairan yang berat jenisnya diantara berat jenis cangkang dan inti maka untuk berat jenisnya yang lebih kecil dari pada berat jenis larutan akan terapung diatas dan yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam. Kernel memiliki berat jenis lebih ringan dari pada larutan Kalcium Karbonat sedangkan cangkang berat jenisnya lebih besar. Cangkang yang telah terpisah akan halus dikirim ke shell hopper sebagai bahan bakar boiler. f. Hydro Cyclone Fungsi dari Hydro Cyclone adalah : 1. Mengutip kembali inti yang terikut kecangkang. 2. Mengurangi losis (inti cangkang) dan kadar kotoran. g. Kernel Silo/Kernel Dryer Fungsi dari Kernel Dryer adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti produksi. Jika kandungan air tinggi pada inti akan mempengaruhi nilai penjualan, karena jika kadar air tinggi maka ALB juga tinggi. Pada Kernel Silo ada 3 tingkatan yaitu atas 70 derajat celcius, tengah 60 derajat, bawah 50 derajat celcius. Pada sebagian PKS ada yang menggunakan sebaliknya yaitu atas 50 derajat, tengah 60 derajat, dan bawah 70 derajat celcius. Pada proses ini,
28
pengurangan kadar air pada kernel dilakukan selama 8 jam hingga kadar airnya 7%. h.
Kernel Storage Fungsi dari Kernel ini adalah untuk tempat penyimpanan inti produksi
sebelum dikirim keluar untuk dijual. Kernel Storage pada umumnya berupa bulk silo yang seharusnya dilengkapi dengan fan agar uap yang masih terkandung dalam inti dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi dalam Storage lembab yang pada akhirnya menimbulkan jamur kelapa sawit. Standar Kernel PT. GKG Kendawangan Mill Wilayah VI, sebagai berikut: 1. Kadar air max. 7 % 2. Kadar Kotoran max. 6% 3. Kadar Kernel Pecah max. 15% 4. Kadar ALB max. 1% 5. Kandungan Minyak O/DM min. 49 %
3.2 Prosedur Proses Diperlukan persiapan-persiapan yang matang agar pabrik dapat beroperasi dengan baik, berjalan dengan kontinu, dapat mencapai sasaran kapasitas dengan mutu olah yang baik. Persiapan ini meliputi semua bidang kegiatan, baik alatnya sendiri maupun bahan baku olah, maupun tenaga kerja. Persiapan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pemeriksaan peralatan Semua alat perlu diperiksa sebelum dioperasikan. Petunjuk pemeriksaan sesuai dengan jadwal. Ini diperlukan karena agar terhindar dari kerusakan-kerusakan selama operasi.
29
2. Pemeriksaan pelumas Keadan pelumas dari setiap alat yang akan di operasikan merupakan faktor
penting keberhasilan operasi dan pemeliharaan. Untuk itu
pemeriksaan keadaan pelumas ini merupakan keharusan sebelum operasi. 3. Bahan bakar Pemeriksa bahan bakar cukup atau tidak, yang ideal untuk keprluan 3 jam, yaitu fibre kering dan cangkang. Bahan bakar tersebut harus diatas platform yang dikumpulkan selama proses sebelumnya. Dalam hal bahan bakar fibre dan cangkang kurang (pada musim pane rendah), maka diusahakan mendapatkannya dengan jalan mengeringkan janjangan kosong. 4. Bahan baku (Tandan Buah Segar) Periksa laporan situasi bahan baku tandan buah segar (TBS) baik di pabrik maupun dilapangan untuk dapat menentukan jam mulai mengolah dan perkiraan lama operasi 5. Tenaga kerja Tenaga kerja adalah orang yang mengoperasikan semua alat, maka untuk itu sebelum operasi, periksa apakah semua tenaga kerja yang dibutuhkan telah hadir sesuai dengan kebutuhan setiap stasiun. Pabrik kelapa sawit adalah tempat pengolahan buah sawit dari tandan buah segar (TBS) menjadi CPO (Crud Palm Oil) dan kernel yang kemudian diolah menjadi PKO (Palm Kernel Oil). Buah sawit seteah di panen, harus sesegeramungkin diolah agar kandungan asam lemak bebas (ALB) pada buah tersebut tidak meningkat. Pada prosesnya TBS yang telah di panen dikumpulkan di tempat penampungan hasil (TPH) lalu dimasukan ke truk dan truk mengantar ke pabrik kelapa sawit untuk diolah. Sebelum masuk ke pabrik, truk harus mengantri dahulu untuk melaporkan kepada satpam pabrik. Setelah pelaporan selesai, truk diizinkan masuk untuk ditimbang agar mengetahui berat TBS yang dibawanya. Proses penimbangan ada 2 jenis, yaitu penimbangan barang masuk dan penimbangan barang keluar. Adapun prosedur penimbangannya adalah menimbang berat truk masuk yang berisi TBS (bruto) yang akan dikurangi berat truk kosong keluar (tarra) maka akan diperoleh berat TBS (netto). Dengan kata lain (bruto – tara = netto). Setelah dilakukan penimbangan truk masuk (bruto), lalu TBS ditumpahkan di erea loading ramp yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara TBS sebelum dimasukkan ke dalam lori buah (fruit cages) dan sebelum diproses.
30
Setelah truk selsai di bongkar, lalu truk di timbang kembali (tarra) dan diperoleh lah berat bersih TBS (netto) pada saat penimbangan, dilakuakan penyerahan beberapa surat oleh krani timbang kepada supir truk untuk disampaikan kepada kebun yang bersangkutan yang telah mengirimkan buahnya ke pabrik. Setelah itu truk diperbolehkan meninggalkan pabrik dengan membawa serta surat dari krani timbangan tersebut. Di loading ramp terjadi proses grading dan sortasi yaitu pensortiran TBS sesuai dengan kriteria masing-masing (yang sudah ditentukan) yang bertujuan untuk : * mengetahui kualitas TBS yang masuk ke PKS setiap hari * Sebagai Informasi balik ke setiap afdeling * Untuk perbandingan kualitas TBS terhadap rendemen CPO/kualitas CPO Hasil dari grading dicatat untuk laporan dan flash back ke lapangan agar buah yang di panen memenuhi kriteria yang sesuai standar panen. Pada loading ramp terdapat beberapa komponen, antara lain : pintu hidroulik, lori (cages), rail traek, transfer carrige, cap stan, sling atau tali, motoran, bollard dan cantilefer bridge. Lori adalah tempat/wadah untuk merebus TBS di sterilizer. Lori mempunyai kapasitas tertentu sesuai disain pabrik. Pada lori terdapat 4 buah roda yang terbuat dari besi yang dilengkapi dengan bearing dan bushing yang terbuat dari tembaga. Pada lori terdapat lubang di bagian samping dan bawahnya, yang bertujuan agar steam yang di berikan pada stasiun sterilizer dapat masuk ke dalam lori dan agar air kondensat dapat keluar atau tidak menggenang di lori. Setelah grading selesai, lalu TBS didorong menggunakan alat berat untuk di pindahkan ke loading ramp yang mempunyai sudut kemiringan ± 20-30º (sesuai disain pabrik) dan dipasang plat form atau besi “T” yang berjarak 10mm guna menyaring sampah/kotoran yang terikut saat mengangkut TBS.kapasitas loading ramp tergantung disain pabrik tersendir. TBS yang ada di loading ramp, lalu di tumpahkan ke lori melalui pintu-pintu yang digerakan secara hidroulik. Setelah selesai, lalu lori dikaitkan mengunakan sling atau tali dan ditarik menggunakan motoran untuk masuk ke sterilizer. Jika treknya lori belum pas ke sterilizer, maka digunakan transfer carriage untuk
31
mengepaskan treknya ke sterilizer. Sedangkan rail didepan sterilizer adalah cantilever berage yang berguna sebai penghubung untuk masuk ke sterilizer. Proses pengolahan kelapa sawit diawali pada stasiun sterilizer, untuk dilakukan perebusan terhadap TBS yang akan diolah dengan menggunakan uap jenuh (Saturated steam). Lama waktu perebusan ± 90-100 menit. Setelah perebusan selesai, lalu lori ditarik keluar dan langsung di lanjutkan di stasiun pemipilan. Tujuan dari pemipilan ini adalah untuk merontokkan berondolan dari janjangan. Janjangang yang telah terlepas dari berondolan lalu dibawa keluar pabrik untuk dicacah dan dikomposkan di kebun. Namun, dapat juga langsung diaplikasikan di kebun tanpa dicacah. Buah sawit yang telah membrondol selanjutnya dibawa ke stasiun pengempaan atau stasiun press. Di sini buah rebus diremas dalam bejana peremas (digester) untuk melepaskan daging buah dari dari biji, dan juga untuk melumatkannya sehingga sel-sel minyak pecah, supaya minyaknya dapat diperas keluar. Buah yang telah dilumatkan tadinya, selanjutnya akan dilakukan pengepressan atau pemerasan buah sawit dengan menggunakan kempa ulir atau screw pres. Pada stasiun ini nantinya akan terjadi pemisahan antara bagian padat dengan bagian cair. Bagian cair yang berupa minyak sawit nantinya akan keluar melalui saringan getar atau silinder press yang bertujuan untuk mengalirkan minyak sawit yang dipompa menuju stasiun klarifikasi dan akan masuk ke dalam tangki pengendapan berkelanjutan (Continiuos Settling Tank). Yang mana pada stasiun ini nantinya minyak sawit akan dipisahkan dari kotoran dan air. Kotoran dan air nantinya juga akan masih diolah kembali untuk mendapatkan minyak yang masih terkandung di dalam kotoran dan air tersebut dengan sebanyak mungkin. Minyak yang telah diperolah tadi akan dimurnikan menggunakan alat sentrifusi pembersih minyak dan alat pengeringan minyak berupa vakum minyak. Bagian padat yang didapat dari proses pengempaan tadinya akan dibawa menuju stasiun pengolahan biji (Kernel Station). Awalnya ampas yang merupakan bagian padat tersebut akan dicacah oleh alat pencacah ampas untuk selanjutnya dibawa
32
menuju kolom penghisap, disini nantinya serabut yang terhisap akan dihembusakan menuju Boiler untuk menjadi bahan bakar untuk proses pembakaran diboiler. Sedangkan biji (Nut) akan dipoles atau dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu sebelum dilakukan pemecahan nantinya. Dari hasil pemecahan biji akan diperoleh inti dan cangkang, yang mana nantinya anatara inti dan cangkang harus dilakukan proses pemisahan. Pemisahan ini nantinya dapat dilakukan secara kering melalui alat berupa kolom pemisah vertical secara penghembusan oleh angin. Pemisahan secara basah dapat dilakukan dengan menggunakan lumpur yang dicampur oleh air yang bertujuan untuk pemisahan dengan perbandingan berat jenis dari bahan, nantinya cangkang akan tenggelam ke bawah, sedangkan inti akan mengapung pada bagian. Cangkang yang nantinya akan dikeringkan terlebih dahulu sebelum nantinya dibawa ke boiler untuk dijadikan bahan bakar boiler. Inti yang diperoleh selanjutnya dibawa keluar pabrik untuk dikumpulkan ke dalam kernel bin sebelum dijual nantinya. Pengolahan pada pabrik kelapa sawit juga di dukung oleh instalasi pada stasiun pendukung, diantaranya adalah stasiun boiler, power plant sebagai stsiun instalasi yang menghasilkan uap (steam). Selain itu water treatment plant berfungsi untuk penghasil air boiler dan domestic untuk keperluan PKS. Serta stasiun pengolahan limbah yang berfungsi untuk pengolahan limbah hasil proses. Dan laboratorium untuk menganalisa semua hasil proses dan material yang akan digunakan untuk keperluan pabrik.
3.3 Peralatan Pendukung Proses Peralatan pabrik umumnya dibagi atas beberapa stasiun : 3.3.1 Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception)
Timbangan jembatan (Wigh Bridge) Penimbunan dan pemindahan buah (Loading Ramp) Lori rebusan
3.3.2 Stasiun Rebusan (Sterilizing Station)
33
Alat penarik (Capstand) Jaringan rel (Rail Track) Rebusan (Sterilizer) Alat pengangkat (Hosting Crane)
3.3.3 Stasiun Penebah (Threshing Station)
Pengisi Otomatis (Automatic Feeder) Penebah (Thresher) Konveyor Janjangan Kosong (Empaty Bunch Conveyor) Konveyor Buah (Fruit Conveyor) Timba Buah (Fruit Elevator)
3.3.4 Stasiun Digister/Pengempaan (Pressing Station)
Katel Adukan (Digister) Pengempaan (Press) Pemecah Ampas Kempa (Cake Breaker) Pemisah Biji dan Ampas (Depricarper)
3.3.5 Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)
Tangki pemisah pasir (sand trap tank) Saringan bergetar (vibrating screen) Tangki dan pompa minyak kasar (crude oil tank and pump) Tangki pemisah (contnuou tank) Tangki masakan minyak (oil tank) Sentripusi minyak (oil pirifier) Tangki pelampung (float tank) Pengeringan minyak (Vacuum dryer) Timbangan minyak (oil weigher) Tangki sludge (sludge tank) Saringan berputar (brush strainer) Pembersih awal ( pre cleaner) Sentripusi “sludge” (sludge centrifuge) Tangki minyak kutipan (sludge drain tank) Tangki penampung minyak (reclaim oil tank) Bak penampung sludge (sludge pit) Tangki pengutipan minyak (sludge oil recovery tank)
3.3.6 Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Plant)
Timba dan transport biji (Nut elevator and nut pneumatic transport). Silo biji (nut silo)
34
Konveyor biji dan biji yang telah di pecah Pemisah biji (nut grading drum) Pemecah biji ( nut cracker) Pemisah getar (vibrating screen) Kolom pemisah (separaing colum) Hydrocyclone Pengantar biji, inti dan cangkang Silo inti (kernel silo) Penurunan inti (kernel hopper) Silo penimbunan inti (kernel bin)
3.3.7 Pembangkit Tenaga (Power Plant)
De-mineralisasi (De-min plant) Tangki air umpan (feed water tank) Tangki pembuangan gas (deaerator) Pompa bahan kimia (chemical pump) Pompa pengsi air katel (feed water pump) Konveyor bahan bakar (fuel conveyor) Katel uap (boiler) Turbin uap (steam turbin) Bejana uap bekas (back pressure vassel) Pembangkit tenaga listrik diesel (diesel genset)
Gambar 3.4 Flow Chart Pengolahan TBS PT. GKG Wilayah 6
35
Pabrik memiliki 2 unit sterilizer , dimana 1 sterilizer mampu menampung 4 buah lori yang kapasitas masing-masing lori adalah 12 ton per/jam. Jumlah lori yang terdapat dipabrik adalah 19 buah. Untuk memudahkan perjalanan lori masuk ke mesin pengolahan, terdapat 2 rel track di depan sterilizer dan 2 rel track dibelakang sterilizer. Untuk menuangkan hasil rebusan kelapa sawit dari lori menuju ke threser, terdapat 1 unit tippler. 1 tippler memuat 1 lori dengan waktu tuang 20 menit. Setelah itu, hasil rebusan kemudian masuk ke threser untuk dipipil. Terdapat 2 unit threser, yaitu threser 1 dan second trheser. Berikut adalah dimensi pada drum threser :
Gambar 3.5 Dimensi Drum pada Threser Selanjutnya, buah akan dicacah di digester. Terdapat 2 unit digester yang masing-masingnya dilengkapi dengan pisau pencacah berupa long arm dan short arm. Setelah dicacah, kelapa sawit akan melalui proses pengempaan menggunakan screw press. Terdapat 2 unit mesin press yang terangkai menjadi satu dengan digester. Screw press dilengkapi dengan presscage cylinder dan cone head yang berfungsi menekan agar minyak keluar dari daging buah namun nut tetap dalam kondisi utuh.
36
Gambar 3.6 Dimensi mesin press Di stasium klarifikasi terdiri dari 1 unit sand trap tank, 2 buah vibrating screen, 1 CST, 1 COT, 1 oil tank, 1 vacum dryer dan 1 strorage tank. Untuk memisahkan cangkang dari kernel, terdapat serangkaian mesin yang terdiri dari 1 unit CBC, Depericarper, nut silo, ripple mill, claybath, hydro cyclone, kernel silo dan kernel storage. Proses pengolahan memakai sumber tenaga dari boiler. Boiler terdiri dari 2 unit yang menggunakan limbah padat dari sisa proses pengolahan sebagai bahan bakarnya. 3.4 Personil Pendukung Proses PT. GUNAJAYA KARYA GEMILANG mempunyai 87 karyawan proses yang saat ini masih berjalan 1 (satu) shift, terkecuali untuk keamanan dan operator engine room terbagi menjadi 3 (tiga) shift dengan rincian sebagai berikut : 1. Kayawan proses produksi = 30 orang. a. 1 orang Asst. Proses b. 1 orang oprt. Boiler c. 1 orang oprt. Engine Room d. 26 orang karyawan proses e. 1 orang kami Proses 2. Karyawan laboratorium = 12 orang
37
a. 1 orang asst. Laboratorium b. 1 orang krani laboratoirum c. 2 orang karyawan analisa d. 1 orang karyawan WTP e. 4 orang karyawan Grading f. 3 orang karyawan limbah 3. Karyawan Maintance dan Electrik = 18 orang a. 1 orang Asst. Maintenace b. 1 Mandor c. 2 orang oprt. Electrik d. 14 orang teknisi 4. Karyawan keamanan / security dan umum = 13 orang a. 1 orang coordinator b. 9 orang anggota c. 1 orang office boy 2 orang umum 5. Operasional dan administrasi kantor = 14 orang a. 1 orang Mill Manager b. 1 orang Asst. Manager c. 1 orang Asst. Dmint d. 1 orang HRD/GA e. 1 orang Humas f. 9 orang staff admint Sekitar 90 % karyawan PT. MAR berasal dari masyarakat setempat yaitu dari wilayah Kecamatan Kubu dan Kecamatan Teluk Paedai. Waktu kerja di PT. MAR dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB untuk karyawan proses dan kantor. Karyawan yang bekerja melebihi dari jam ketentuan perusahaan akan di perhitungkan lembur, sedangkan untuk keamanan (security), waktu kerjanya dibagi menjadi 3 bagian yaitu waktu pertama dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB, waktu kedua dimulai pada pukul 15.00 WIB sampai dengan 23.00 WIB sedangkan waktu ketiga dimulai pada pukul
38
23.00 WIB sampai dengan 07.00 WIB. Bagian keamanan/ security dalam setiap pembagian waktu (Shift) mendapatkan lemburan 1 jam kerja.