BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang sehingga peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan
kesehatan
diselenggarakan
perikemanusiaan,
pemberdayaan,
serta
berdasarkan
pengutamaan
pada
manfaat
dengan
perhatian khusus pada kelompok yang rentan antara lain ibu, bayi, balita, ibu hamil, ibu melahirkan, usia lanjut dan keluarga miskin. Dalam
UU
Pembangunan
Nomor
25
Nasional
Tahun
2004
menghendaki
tentang arah
dan
Sistem
Perencanaan
tujuan
kebijakan
pembangunan diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan Nasional. Perencanaan pembangunan Daerah merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan nasional yang disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan dalam rangka menjawab permasalahan yang ada di daerah. Untuk menghasilkan suatu rancangan pembangunan daerah yang baik diperlukan tatanan perencanaan pembangunan yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD). Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, mengamanatkan bahwa setiap Pemerintahan
Daerah
dalam
rangka
mengimplementasikan
Visi
Misi,
diwajibkan menyusun RPJMD dan Renstra paling lambat 4 bulan setelah pelantikan. Penyusunan RPJMD dan Renstra dilaksanakan secara simultan, walaupun kedudukan Renstra merupakan penjabaran dari RPJMD. Agenda utama pembangunan yang telah dilaksanakan dalam periode Tahun 2008 – 2013 yang meliputi peningkatan kualitas sumberdaya manusia, revitalisasi pembangunan
pemerintahan, kebudayaan
pembangunan daerah
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
dan
ekonomi,
pemantapan
mempercepat
pembangunan
-1-
infrastruktur kewilayahan. Kelima agenda ini akan dilanjutkan pada periode 2013-2018
dengan
penekanan
pada
upaya
peningkatan
nilai
tambah
sumberdaya alam untuk memperkokoh kemandirian dan daya saing daerah. Sedangkan
pembangunan infrastruktur pada kawasan strategis ditujukan program nasional Masterplan Percepatan dan
untuk mendukung
Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Dalam
upaya
kesinambungan
dan
keberlangsungan
agenda
pembangunan di Provinsi Sulawesi Tenggara, serta menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat, maka visi pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013
–
2018
ditetapkan,
“Mewujudkan
Sulawesi
Tenggara
Sejahtera, Mandiri, dan Berdaya Saing”. Visi tersebut diarahkan untuk lebih
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
melalui
penyempurnaan
program BAHTERAMAS dan mendorong kemandirian dan daya saing daerah melalui peningkatan nilai tambah sumberdaya alam yang difokuskan pada kawasan strategis provinsi dan Kabupaten/Kota. diemban
adalah
revitalisasi
(1)
peningkatan
pemerintahan
daerah,
kualitas (3)
Sedangkan misi yang
sumberdaya
pembangunan
manusia, (2) ekonomi,
(4)
memantapkan pembangunan kebudayaan, (5) percepatan dan pemerataan pembangunan infrastruktur dasar, kewilayahan serta infrastruktur pada kawasan strategis. Pembangunan kesehatan merupakan penjabaran dari salah satu pilar utama dalam strategi pembangunan yang bertumpu pada manusia, dengan kebijakan peningkatan kualitas sumberdaya manusia dengan kebijakan meningkatkan kualitas iptek
dan
imtaq melalui peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Mencermati visi, misi, strategi dan kebijakan dalam RPJMD tahun 20132018, maka Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai SKPD yang bertanggung jawab dalam melaksanakan program pembangunan kesehatan di Sulawesi Tenggara, berkewajiban menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang dapat menjabarkan program kegiatan yang akan dilaksanakan selama kurun waktu lima tahun kedepan. Renstra ini akan berfungsi sebagai perencanaan taktis, yang bersifat jangka pendek dan menengah namun tetap diletakkan pada jangkauan jangka panjang.
-2-
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Penyusunan dokumen rencana strategis ini mengacu pada lampiran IV Permendagri Pemerintah
Nomor Nomor
54 8
Tahun
Tahun
2010
2008
tentang
tentang
Pelaksanaan
Tahapan
dan
Peraturan Tata
Cara
Penyusunan, Pengawasan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Dalam
proses
penyusunan
renstra
ini,
merujuk
kewenangan
pemerintah dalam bidang kesehatan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang pembagian urusan pemerintahan. Penyusunan renstra juga berkaitan dengan renstra kementerian kesehatan, pencapaian standar pelayanan minimal, komitmen nasional dan internasional di bidang kesehatan. Pada bagian lain, Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara juga
berfungsi
sebagai
kontrak
kerja
penilaian
kinerja
Kepala
Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu lima tahun, yang selanjutnya dijabarkan ke dalam Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai landasan pokok penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 1.2. Landasan Hukum a. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara, dengan mengubah Undang-Undang Nomor 47 Prp Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan-Tenggara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1964 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2687); b. Undang-Undang
Nomor
17
Tahun
2003
tentang
Keuangan
Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
-3-
c. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang pemeriksaan Keuangan Negara; d. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); e. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4310); f. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); g. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); h. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); i. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); j. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004, tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405); k. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;
-4-
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
l. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Negara Republik Indonesia Nomor 4406); m. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; n. Peraturan
Pemerintah
Nomor
39
Tahun
2006
tentang
Tata
Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4663); o. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4664); p. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara
Pemerintah,
Pemerintah
Daerah
Provinsi
dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; q. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; r. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; s. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. t. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan dan Tata Cara Penyusunan, Pengawasan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah u. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 3 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2004-2019. v. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007 Nomor 3). Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
-5-
w. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 11 Tahun 2012 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Provinsi Sulawesi Tenggara; x. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 20132018;
1.3. Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan Renstra ini adalah tersedianya dokumen perencanaan kesehatan yang dapat dijadikan pedoman Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
serta
seluruh
penyelenggara
pemerintahan
daerah
dalam
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan kesehatan. Penyusunan Rencana Strategis ini juga dimaksudkan sebagai pedoman dalam pengukuran pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara yang dituangkan dalam Laporan Kinerja Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP). Adapun tujuan penyusunan Renstra ini adalah sebagai berikut: a) Terjabarkannya lebih lanjut visi dan misi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara serta kebijakan lainnya dengan merumuskan program kegiatan dan pembangunan sebagai langkah dan strategi untuk mencapai visi, misi serta tujuan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara; b) Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan di bidang Kesehatan dalam jangka waktu lima tahun dari tahun 2013 sampai dengan 2018 yang akan menjadi pedoman pembangunan kesehatan di
Provinsi Sulawesi
Tenggara; c) Tersusunnya tujuan dan sasaran pembangunan di bidang Kesehatan; d) Tersusunnya berbagai Kebijakan di Bidang Kesehatan yang akan menjadi pedoman bagi penyusunan rencana pembangunan di bidang kesehatan dalam kurun waktu satu tahun sampai lima tahun. 1.4. Sistematika Penulisan
Bab I. Pendahuluan Pada bab ini memuat tentang latar belakang, landasan hukum,
-6-
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
maksud dan tujuan serta sistimatika penulisan. Bab II. Gambaran Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Pada Bab ini memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, sumber daya yang dimiliki dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas SKPD yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra ini. Bab III. Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas Dan Fungsi Pada bab ini menjelaskan identifikasi permasalahan, telaahan visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, telaahan Renstra Kementerian
Kesehatan,
telaahan
Rencana
Tata
Ruang
dan
Kajian
Lingkungan Hidup Strategis. Bab IV. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Pada Bab ini memuat tentang pernyataan visi dan misi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Di samping itu, juga memuat sasaran, strategi dan kebijakan dalam program pembangunan kesehatan. Bab V. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif. Bab VI. Indikator Kinerja SKPD yang Mengatur pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Pada Bab ini dikemukakan indikator kinerja yang secara langsung menunjukan kinerja yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
-7-
Bab VII. Penutup Pada Bab ini memuat penegasan kembali tentang pentingnya Renstra, arah kebijakan pembangunan kesehatan dalam Renstra serta evaluasi untuk menilai keberhasilan pelaksanaan pembangunan melalui Renstra.
-8-
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan merupakan perangkat daerah
Pemerintah Propinsi
dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Pemerintah Propinsi di bidang pelayanan kesehatan. Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melaksanakan kewenanganan wajib Pemerintahan di bidang kesehatan yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan PP Nomor 38 Tahun 2007, melaksanakan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan sesuai dengan PP nomor 7 Tahun 2007, melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh Gubernur sesuai dengan tugas-tugas Dinas Kesehatan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
Pasal
3, Dinas Kesehatan mempunyai fungsi: - melaksanakan pembinaan gizi, kesehatan ibu dan anak - melaksanakan
pembinaan
pengendalian
penyakit
dan
kesehatan
lingkungan - melaksanakan pembinaan Upaya kesehatan dan kefarmasian - melaksanakan
pembinaan
sumberdaya
kesehatan
dan
promosi
kesehatan - melaksanakan kegiatan kesekretariatan bidang kesehatan - dan melaksanakan fungsi lainnya yang dilimpahkan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi Dinas Kesehatan. (1) Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor : 11 Tahun 2012, tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Provinsi Sulawesi Tenggara, maka struktur Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada gambar 2.1.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
-9-
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Kesehatan juga mempunyai 2 (dua) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yang terdiri atas UPTD Balai Laboratorium Kesehatan (Balabkes) dan UPTD Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes). Di samping itu, Dinas Kesehatan juga mempunyai staf fungsional yang bekerja sebagai tenaga fungsional kesehatan yang dikelompokkan berdasarkan keahlian
dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Ketua Kelompok Jabatan Fungsional.
- 10 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
2.2 Sumber Daya 2.2.1. Sumber Daya Manusia Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi
Tenggara
didukung
oleh
sumberdaya
manusia
yang
memadai. Jumlah SDM yang bekerja di Dinas Kesehatan Proivinsi Sulawesi Tenggara dan UPT Balai Pelatihan Kesehatan serta Balai Laboratorium Kesehatan sampai dengan tahun 2012 adalah sebanyak 363 yang terdiri dari 27 pejabat struktural, dan 325 orang staf. Tabel. 2.1. Jumlah Tenaga Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2012 Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Tenggara No 1
Pendidikan Dokter Umum Gigi
Kantor Dinkes
Labkes
Bapelkes
Jumlah
2 1
0 0
0 0
3 1
30 6
3 0
7 1
40 7
77 37
6 4
9 8
92 49
39 3 8 60 8
17 0 2 16 0
1 1 0 16 0
57 4 10 92 8
Pascasarjana (S2): 2
3 4 5 6 7
- Kesehatan - Umum Sarjana S1/DIV: - Kesehatan - Umum Diploma III: - Kesehatan - Umum Diploma I SLTA SLTP
Sumber: Data Kepagawaian Dinas Kesehatan Prov. Sultra Tahun 2012
Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa pada tahun 2012
jumlah
pegawai yang bekerja di Dinas Kesehatan kualifikasi pendidikan di bidang kesehatan 203 orang (56,08%), hal ini berarti bahwa lebih dari setengah pegawai Dinas Kesehatan adalah tenaga teknis yang profesional di bidangnya, sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya menjadi lebih terarah. 2.2.2. Sarana Prasarana Penunjang Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara menempati gedung eks Kantor KPU (Gedung Dinas Sosial) yang terletak di Jalan Balai Kota III No. 43 Kendari Kelurahan Pondambea, Kecamatan Kadia, Kota Kendari. Gedung
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 11 -
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara berdiri di atas lahan seluas 4.400 m2 dan terdiri dari tiga Bangunan kantor, satu bangunan tempat ibadah (masjid), dua garasi kendaraan roda empat, satu kantin, dan satu gudang. Bila dilihat dari bentuk bangunan, terdapat dua bangunan kantor bertingkat dan satu tidak bertingkat. Perkantoran ini mempunyai jaringan listrik PLN dengan daya 15.400 Watt, Air bersih (PDAM) dengan kapasitas air/bulan mencapai rata-rata 30 m3, dan
mempunyai Enam line jaringan telepon
(telkom). Disamping itu, Dinas kesehatan juga mempunyai pergudangan yang terletak di Kantor eks. Dinas Kesehatan (Jalan Dr. Ratulangi No.147 Kendari). Pergudangan tersebut adalah gudang kesehatan dan perbekalan kesehatan, Gudang Vaksin, Gudang
Peralatan Kesehatan. Kendaraan roda 4 (empat)
tercatat 29 unit dan kenderaan roda 2 (dua) tercatat 24 unit. Berbagai peralatan lain yang dimiliki Dinas Kesehatan adalah peralatan meubiler (230 meja, 182 kursi, 44 lemari arsip), peralatan komputer (PC, Laptop, Printer, LCD/infokus, dan layar), mesin ketik, brankas, sound system, mesin fax, dan AC. Balai Laboratorium Kesehatan sebagai UPT Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jalan
Dr. Ratulangi No. 149
Kendari Kelurahan Kemaraya, Kec. Kendari Barat,
Kota
Kendari.
Total
luas
tanah
Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
695 m2. Laboratorium Kesehatan
mempunyai jaringan listrik PLN dengan daya 41.500 Watt, Air bersih (PDAM) dengan kapasitas air/bulan mencapai ratarata 30 m3, dan
mempunyai dua line jaringan telepon (telkom). Bangunan
Kantor Laboratorium Kesehatan terdiri dari ruang kantor, ruang laboratorium serta ruang pelayanan Pasien. Disamping itu Balai Laboratorium Kesehatan juga mempunyai kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 3 (tiga) unit dimana salah satu kendaraan merupakan Kendaraan laboratorium Operasional Mini bus beserta peralatan pendukungnya yang merupakan bantuan dari Dirjen pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI pada tahun 2009, Kendaraan roda 2 sebanyak 1 unit, peralatan meubiler (meja, kursi dan lemari), peralatan kebersihan kantor, AC.
- 12 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Balai Laboratorium Kesehatan sebagai UPT Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jalan Dr. Ratulangi No. 149 Kendari Kelurahan Kemaraya, Kec. Kendari Barat, Kota Kendari. Total luas tanah Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 695 m2. Berbagai jenis peralatan laboratorium dimana dari tahun 2008-2010 dari dana APBD
dialokasikan untuk pengadaan Peralatan laboratorium berupa
Peralatan Spektropotometer, Peralatan Meditron Junior II dan Peralatan Mycobakterium Tubercolosis. Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) merupakan UPT Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara yang terletak di Jalan Ahmad Yani No.91 – Wua-Wua Kendari. Luas areal Bapelkes ± 10.000 m2 dan luas bangunan ± 1000 m2. Bapelkes mempunyai jaringan listrik PLN dengan daya 30.100 Watt, Air bersih (PDAM), dan mempunyai empat line jaringan telepon (telkom). Bapelkes mempunyai gedung perkantoran 1 unit, kendaraan operasional roda 4 (empat) dan roda 2 (dua) masing-masing 1 unit, asrama 5 unit, rumah makan dan dapur, rumah dinas 1 unit, auditorium 1 unit, ruang belajar, ruang kelas 3 unit, tower air asrama 1 buah, ruang genset dan hidran, unit instalasi air 1 set, pompa air 1 buah, kereta dorong 2 buah, alat kantor 547 set, alat rumah tangga 4.904 buah, alat studio 22 buah, peralatan komputer (PC, Laptop, Printer, LCD/ infokus, dan layar), mesin ketik, brankas, sound system, mesin fax, dan AC dan alat komunikasi 19 buah. 2.3 Kinerja Pelayanan Pengukuran kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara pada prinsipnya merujuk pada indikator kinerja kunci seperti yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Panduan Penyusunan Renstra. Adapun pencapaian Kinerja dapat dijelaskan seperti berikut.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 13 -
2.3.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.3.1.1. Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) Angka kelangsungan Hidup Bayi memberikan gambaran kemampuan seorang anak dalam periode usia di bawah 12 bulan. Angka kelansgungan hidup
merupakan
indikator
yang
memberikan
gambaran
tingkat
kesejahteraan masyarakat. Angka ini selain memberikan gambaran kondisi ekonomi
juga
memberikan
tersebut
mendapatkan
gambaran
akses
tentang
pelayanan
kemampuan
kesehatan
yang
keluarga
berkualitas
khususnya pada ibu hamil. Hasil estimasi yang dilakukan berdasarkan SDKI tahun 2007 dan laporan kematian bayi menunjukan bahwa AKHB di Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukan peningkatan yakni dari 959 per 1000 KH menjadi 965 per 1000 KH. Secara rinci disajikan pada Tabel berikut. Tabel 2.2.
Angka Kelangsungan Hidup Bayi Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2007-2012.
Indikator Angka Kelangsungan Hidup Bayi per 1000 KH
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Target
967,6
969,6
971,6
974
976
978
Capaian
959*)
960,2
961,4
962,6
963,8
955*)
99
99
99
99
99
99
Ratio
Sumber Data : *) SDKI, 2007, 2012 dan Estimasi berdasarkan Laporan Kabupaten/Kota
Pada Tabel juga menjelaskan bahwa capaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara melalui indikator kelangsungan hidup bayi dikategorikan sangat baik dengan ratio di atas 99 atau indeks di atas 90 persen. 2.3.1.2. Angka Harapan Hidup Umur harapan hidup waktu lahir sangat berpengaruh pada umur harapan hidup waktu lahir sangat berpengaruh pada penurunan kematian bayi. Oleh karena itu umur harapan hidup sangat peka terhadap perubahan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin kenaikan angka harapan hidup pada waktu lahir dan penurunan AKB. Meningkatnya umur harapan hidup secara
tidak
langsung
juga
memberi
gambaran
tentang
adanya
peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Proyeksi umur harapan hidup waktu lahir di Provinsi Sulawesi
- 14 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Tenggara tahun 2001 – 2020 ditunjukkan pada gambar 2.2. Gambar 2.2 Proyeksi Umur Harapan Hidup di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007 – 2011
Sumber : Sultra Dalam Angka Tahun 2011
Gambar 2.2. menunjukkan angka proyeksi umur harapan hidup penduduk
Provinsi
Sulawesi
Tenggara.
Tahun
2007
umur
harapan
diproyeksikan sebesar 69,29 tahun dan tahun 2011 sebesar 70,01 tahun dengan rata-rata peningkatan 0,17 tahun. Angka tersebut masih rendah dari proyeksi umur harapan hidup nasional tahun 2011 yaitu 70,6 tahun. 2.3.1.3. Kematian Ibu Kematian Ibu juga merupakan indikator yang meggambarkan aspek kesejahteraan. Hal ini tidak hanya terkait dengan masalah kesehatan, juga masalah sosial ekonomi. Jumlah kasus kematian ibu dalam 5 tahun terakhir menunjukan penurunan yakni dari 92 kasus tahun 2007 menjadi 68 kasus tahun 2012.
Adapun kecenderungan penurunan setiap tahun seperti pada
Gambar berikut.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 15 -
Gambar 2.3 Kecenderungan Kasus Kematian Ibu Tahun 2007-2012
Penyebab kematian ibu meliputi perdarahan sebesar 27,4%, eklamsia sebesar 38,3% dan sisanya adalah infeksi, serta penyakit lainnya yang tidak terdiagnosa. Secara rinci digambarkan pda grafik berikut. Gambar 2.4 Sebaran Kematian Ibu menurut Kabupaten/Kota dan Penyebabnya pada Tahun 2012
Pada gambar diatas juga menjelaskan bahwa penyumbang jumlah kematian ibu di Proinsi Sulawesi Tenggara pada Tahun 2012 yakni Kabupaten Kolaka sebanyak 15 kasus dan Kabupaten Buton sebanyak 12 kasus.
- 16 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
2.3.1.4. Kematian Anak Pada tahun 1991, angka kematian balita (AKABA) mencapai 97 kematian per 1.000 kelahiran hidup; pada tahun 2002/2003 angka kematian tersebut jauh menurun menjadi 46 kematian per 1.000 kelahiran hidup;
pada tahun 2007 turun menjadi 44 kematian per 1.000 kelahiran
hidup dan pada tahun 2012 menjadi 43 per 1000 KH (SDKI). Saat ini, Angka Kematian Balita di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 62 per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2007), menurun menjadi 55 per 1000 KH pada Tahun 2012 (SDKI, 2012). Angka tersebut jauh lebih tinggi dari angka nasional, tetapi lebih rendah dibanding dengan Sulawesi Tengah sebesar 69 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2007) dan 85 per 1000 KH Tahun 2012 (SDKI 2012). Angka kematian bayi (AKB) di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 41 per 1000 KH (SDKI, 2007) dan 45 per 1000 KH Tahun 2012 (SDKI, 2012). Angka tersebut jauh lebih tinggi dari angka nasional yakni 34 per 1000 KH dan 34 per 1000 KH. Kondisi ini merupakan salah satu akibat dari rendahnya kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta keadaan gizi. Jumlah kasus kematian bayi cenderung menunjukan penurunan dari 518 kasus
tahun 2007 menjadi 209 kasus tahun 2012, begitu pula
kematian anak balita juga cenderung menurun yakni dari 151 kasus tahun 2007 menjadi 89 kasus tahun 2012. Secara rinci penurunan dari tahun ke tahun ditunjukan pada Gambar berikut. Gambar 2.4 Kecenderungan Kasus Kematian Anak Tahun 2007-2012
Kasus Kematian Bayi 518
151
422 141
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Sultra 2013-2018 Th Prov. 2007 Th 2008
Kasus Kematian anak Balita 518
212
487
429
250
- 2010 Th 2009- 17 Th
126 Th 2011
2
8
Th2012
Berbagai faktor penyebab kematian anak diantaranya penyakit ISPA, Pneumono, Diare, Campak, Kelainan saluran pencernaan dan lainnya. Sebab-Sebab Kematian Bayi
Sebab-Sebab Kematian Anak Balita
2.3.1.5. Persentase Balita Gizi Buruk Keadaan
gizi
berdasarkan
indikator
BB/U
menjelaskan
bahwa
persentase balita kekurangan gizi (gizi kurang + Gizi buruk) pada tahun 2010 mencapai 22,8 %, lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional sebesar 17,9%. Persentase balita gizi buruk di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 6,5 % lebih tinggi dibanding angka nasional sebesar 4,9 %. Demikian juga prevalensi gizi kurang sebesar 16,3 % masih lebih tinggi dengan angka nasional sebesar 15,0 %. Bila dilihat dari jumlah kasus gizi buruk yang dilaporkan oleh Petugas Gizi
di Puskesmas,
juga
menunjukan tren
penurunan
yang
sangat
bermakna, yakni dari 2662 kasus tahun 2007 menjadi 327 kasus tahun 2012. Adapun kecenderungan kasus dari tahun ke tahun disajikan pada gambar di bawah ini :
- 18 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Gambar 2.5 Perkembangan Kasus Gizi Buruk Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007-2012
Sumber Data : Laporan Kasus Gizi Buruk Kabupaten/Kota 2007 – 2012
2.3.1.6. Angka Kesakitan 2.3.1.6.1. Penyakit Menular Penyakit menular yang menjadi perhatian serius di Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu penyakit Malaria, TB paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Kusta, penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi
(PD3I),
penyakit
potensial
KLB
(wabah),
Rabies,
Filariasis, dan Frambusia. 2.3.1.6.1.1. Malaria Pada tahun 2007 jumlah kasus 37.417 (API 0.79‰), tahun 2008 jumlah kasus 29.734 (API 0,30‰), namun di tahun 2009-2010 jumlah kasus cenderung menurun dari tahun 2009 jumlah kasus 28.372 (API 0,71‰), tahun 2010 jumlah kasus 28.205 (API 1,04‰) dan pada Tahun 2011 jumlah kasus yakni sebesar 32.039 (API 1,45‰) serta tahun 2012
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 19 -
kasus malaria yakni sebesar 29.457 (API 0,88‰). Angka kesakitan karena malaria pada tahun 2010 mengalami peningkatan disebabkan karena adanya kegiatan penguatan intensifikasi pengendalian malaria secara terpadu yang dimulai pada tahun 2010. Angka kesakitan Malaria dikatakan tinggi apabila angka Annual Parasite Insidens (API) > 5 per 1.000 penduduk, sedang apabila API 1-4 per 1.000 penduduk dan rendah apabila API < 1 per 1.000 penduduk. Jika diperhatikan API selama 5 tahun terakhir, terlihat bahwa angka kesakitan Malaria tertinggi di Sulawesi Tenggara terjadi peningkatan pada tahun 2010 dan 2011 yaitu 1,04‰ dan 1,45‰. Dengan demikian wilayah endemisitas malaria di Sulawesi Tenggara dan di kategori sedang dengan API 1-4 per 1.000 penduduk. Pada tahun 2012 angka kesakitan karena malaria mengalami penurunan dengan nilai API 0,88‰, dengan demikian wilayah endemisitas malaria di Sulawesi Tenggara di katagorikan rendah. Gambar 2.6 API Malaria di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007–2012
Sumber: Laporan Penemuan & Pengobatan Malaria Kab/Kota Tahun 2007-2012
Gambar 2.6. menunjukkan exponetial trendline API malaria tahun 2008 – 2011 cenderung mengalami peningkatan, namun pada tahun 2012 angka kesakitan karena malaria mengalami menurun. Oleh karena itu upaya program pengendalian penyakit malaria terus ditingkatkan dari semua level baik lintas program maupun lintas sektor sehingga program Eliminasi Malaria dapat tercapai di Sulawesi Tenggara pada tahun 2020 dengan nilai API > 1‰ dan Indonesia tahun 2030.
- 20 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
2.3.1.6.1.2. TB Paru Penemuan kasus TB Paru/Case Detection Rate (CDR)
dilakukan di
unit pelayanan kesehatan (Puskesmas, Pustu, dan RS). Berdasarkan profil kesehatan kabupaten/kota CDR TB
Paru di Provinsi Sulawesi Tenggara
pada tahun 2011 penemuan kasus TB menunjukan peningkatan yakni dari 67,1% pada tahun 2010 menjadi 78,3% di tahun 2012. Dengan demikian CDR TB Paru sudah mencapai target yang ditetapkan, yaitu >70%. Gambaran CDR TB Paru di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2008 – 2012 ditunjukkan pada gambar 2.7. Gambar 2.7 CDR (Case Detection Rate) TB Paru di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008 – 2012
Sumber Profil Dinkes Prov. Sultra Tahun 2007 – 2012
Gambar 2.6 menunjukkan exponential trendline CDR TB Paru di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2007–2012 cenderung meningkat. Diharapkan efektivitas penjaringan kasus TB Paru dapat terus ditingkatkan sehingga semakin banyak kasus yang dapat ditemukan, maka pemutusan rantai penyebarannya akan semakin cepat. 2.3.1.6.1.3. HIV/AIDS Kegiatan penemuan kasus HIV/AIDS di Sulawesi Tenggara sampai tahun 2010 dilaksanakan melalui kegiatan zero survei terhadap kelompok berisiko, baik yang berisiko tinggi maupun rendah, tetapi tahun 2011 penemuan kasus telah menggunakan metode VCT dan PITC dengan berfungsinya
jejaring
rujukan
rumah
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
sakit
di
Sulawesi
- 21 -
Tenggara.
Berdasarkan laporan program, jumlah penderita HIV/AIDS
tahun 2011
berjumlah 53 kasus dan tahun 2012 terjadi peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS sebanyak 102 kasus yang terdiri dari 39 kasus HIV dan 63 kasus AIDS. Perkembangan jumlah kasus dari tahun ke tahun cenderung mengalami
peningkatan.
Jumlah
kasus
HIV/AIDS
tahun
2007–2011
ditunjukkan pada gambar 2.7. Gambar 2.8 Jumlah Kasus HIV/AIDS di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007 – 2012
Sumber : Profil Dinas Kesehatan Prov. Sultra Tahun 2007-2012
Gambar 2.6 menunjukkan, kasus HIV/AIDS tahun 2007 berjumlah 18 kasus, tahun 2008 berjumlah 10 kasus, tahun 2009 berjumlah 14 kasus, tahun 2010 berjumlah 14 kasus, tahun 2012 sebanyak 102 kasus.
tahun 2011 berjumlah 53 kasus dan Berdasarkan exponensial trendline
jumlah penemuan kasus AIDS cenderung meningkat dibandingkan dengan kasus HIV, dengan demikian dalam waktu jangka panjang peningkatan penemuan kasus HIV akan disertai dengan penurunan jumlah kasus AIDS, hal ini terjadi karena tingkat kesadaran masyarakat populasi risiko tinggi untuk memeriksakan status HIV nya lebih baik karena sejalan dengan semakin meningkatnya pengetahuan komprehensif HIV-AIDS di kalangan populasi risiko tinggi maupun risiko rendah. Deteksi kasus HIV secara dini yang dilakukan perawatan dukungan serta pengobatan secara langsung menekan terjadinya peningkatan kasus AIDS. Peningkatan serta lebih intensifnya kegiatan mobile VCT
pada
kalangan populasi risiko tinggi adalah cara yang terbaik dalam penemuan
- 22 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
kasus secara dini untuk mencegah penularan lebih luas pada populasi umum. 2.3.1.6.1.4.Kusta Angka Prevalensi Kusta di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2011 dilaporkan sebesar 1,45 per 10.000 penduduk (lebih tinggi dari target nasional < 1 per 10.000 penduduk). Total kejadian kasus tahun 2011 berjumlah 331 penderita yang terdiri dari laki-laki 198 penderita, perempuan 133 penderita. Dari 331 penderita kusta
tahun 2011 terdiri
dari 36 penderita kusta type PB (Pausi Basiler) dan 295 penderita type MB (Multi Basiler). Dari 36 kasus type PB 33 kasus (93,94%) diantaranya dinyatakan telah selesai melakukan pengobatan tepat waktu (RFT=Release from Treatment) dan dari 295 penderita type MB, 189 penderita (87,50%) diantaranya juga dinyatakan (RFT). Berdasarkan data tersebut tahun 2011 RFT Kusta Provinsi Sulawesi Tenggara belum mencapai target yang telah ditetapkan (> 90%) khususnya pada type MB. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, prevalensi penderita Kusta tahun 2007–2011 cenderung berfluktuasi. Tahun 2007 (1,5), tahun 2008 (1,33), tahun 2009 (1.33), tahun 2010 (1,50) dan tahun 2011 (1,45). Gambaran Prevalensi penyakit Kusta ditunjukkan pada gambar 2.8. Gambar 2.9 Prevalensi Penderita Kusta per 10.000 penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007 – 2011 1,5
1,5
1,5
1,33
1,45
1,33
1
1
1
1
1
2007
2008
2009
2010
2011
1
0,5
0
KUSTA
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2011
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
TARGET
- 23 -
Gambar 2.7 menunjukkan prevalensi Kusta di Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun 2007–2011 belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu < 1/10.000 penduduk. Kurun waktu
2007–2011, angka prevalensi penyakit kusta secara
nasional juga belum menunjukkan penurunan, tahun 2007 sebesar menjadi 1,05 per 10.000 penduduk, tahun 2008-2009 menurun menjadi 1,33 per 10.000 penduduk, tahun 2010 terjadi peningkatan menjadi 1,5 per 10.000 penduduk dan tahun 2011 mengalami penurunan dengan angka prevalensi 1,45 per 10.000 penduduk. Dengan demikian prevalensi kusta di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2007 – 2011 masih di atas prevalensi kusta secara nasional. 2.3.2. Cakupan Pelayanan Kesehatan 2.3.2.1. Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan 1). Sarana dan Prasarana Kesehatan Bila dilakukan pengelompokan bahwa jenis sarana pelayanan kesehatan dimaksud dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) yakni fasilitas pelayanan kesehatan rujukan dalam hal rumah sakit, fasilitas pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling) dan fasilitas pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM).
a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Keadaan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan di Provinsi Sulawesi Tenggara secara kuantitatif menunjukan peningkatan dalam 5 tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat pada beberapa jenis sarana pelayanan kesehatan misalnya saja pada tahun 2012 jumlah sakit sebanyak 25 unit lebih banyak dibanding tahun 2007 sebanyak 21 Rumah Sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan di Kabupaten/ Kota. Rumah Sakit Umum Provinsi sebagai pusat rujukan tertinggi berkembang pesat dan pada saat ini sedang tahap pembangunan gedung baru (relokasi) yang direncanakan akan mulai dimanfaatkan pada tahun 2012. Jumlah tempat tidur yang tersedia juga menunjukan peningkatan yakni dari 1032 TT tahun 2007 menjadi 2987 TT tahun 2012.
- 24 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Tabel 2.3. Perkembangan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007-2012 No
Sarana Kesehatan
2007
2008
2009
2010
2011
2012
16
20
20
21
25
25
Perubahan Jumlah 9
Persen 56,25
4
Jumlah RS
2
Rumah Sakit Jiwa
1
1
1
1
1
1
0
0
3
Jumlah TT
1032
1163
141
1607
1811
2.987
1955
189,44
Jumlah TT Kls III
660
710
799
908
943
1.081
421
63,79
Indikator yang digunakan untuk menilai ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan meliputi ratio posyandu persatuan balita, ratio Puskesmas, poliklinik dan Pustu persatuan penduduk dan ratio Rumah Sakit Persatuan Penduduk. Tabel 2.4 Perkembangan Ratio Sarana Pelayanan Kesehatan Rujukan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007-2012 No
Sarana Kesehatan 1
2
3
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Jumlah RS
16
20
20
21
25
25
Ratio per 150.000 pddk
1,2
1,5
1,5
1,54
1,7
1,7
1032
1163
141
1607
1811
2.987
Ratio terhadap 1500 pddk
0,8
0,9
1
1,1
1,2
2,04
Jumlah TT Kls III
660
710
799
908
943
1.081
Rasio terhdp 1500 pddk sasaran jamkesmas + Bahteramas
0,7
0,7
0,8
0,9
1
1,42
Jumlah TT
Hal yang menarik adalah pengembangan sistem rujukan antara regional. Bila akses rujukan yang dilakukan mengikuti alur transportasi secara regional, hal ini akan berdampak terhadap resiko yang sangat besar terhadap kematian. Sehubungan dengan pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan rujukan, telah dilakukan regionalisasi penataan sistem rujukan. Dalam penataan tersebut dijelaskan bahwa dengan mempertimbangkan kondisi geografis, dimana sebanyak 8 Kabupaten kota berada
berada di jazirah Sulawesi dan sebanyak 6 kabupaten kota
merupakan kepulauan, maka penguatan fasilitas kesehatan rujukan direncanakan sebagai berikut: a). Pelayanan kesehatan rujukan dari Pustu – Puskesmas – Puskesmas Rawat Inap di setiap kabupaten kota berada di RSUD Kabupaten Kota;
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 25 -
b). Berdasarkan pertimbangan kondisi geografis, dan ketersediaan transportasi, maka untuk mendukung pelayanan rujukan di wilayah kepulauan direncanakan akan dikembangkan RSU Raha Type C di Kabupaten Muna untuk menyangga rujukan dari wilayah Kabupaten Buton Utara. RSU Baubau Type C untuk menyangga rujukan pasien dari wilayah Kabupaten Wakatobi dan Kabupaten Buton. Demikian juga untuk menyangga rujukan pasien dari Kabupaten Kolaka Utara dan Kabupaten Bombana direncanakan pada BLUD RSU Benyamin Guluh Kab. Kolaka Type C. c). Rujukan tertinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah BLUD RSU Provinsi type B Non Pendidikan, yang berada di Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara. Rumah sakit ini
dapat
diakses oleh seluruh Kabupaten/Kota. Adapun gambaran kondisi
sistem rujukan di Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat Gambar berikut.
No
Nama RS Rujukan
1
RSU BLUD Prov. Sultra
1
RegeonaL BLUD RSUD Prov. Sultra dan RSUD Abunawas
- 26 -
Lokasi
RS Kab/Kota yang diampuh Rujukan Provinsi Kendari 1. Regeonal RSUD Abunawas Kota Kendari 2. Regeonal RSUD Kota BauBau 3. Regeonal RSUD Kab Muna 4. Regeonal BLUD RSU Benyamin Guluh Kab. Kolaka 5. Regeonal RSUD Unaaha Rujukan Regional Kendari 1. Sebagian Wilayah RSUD Unaaha
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Jumlah Penduduk 2.307.618 Jiwa
757.386 Jiwa
No
Nama RS Rujukan
2
Regeonal RSUD Kota BauBau
3
Regeonal RSUD Kabupaten Muna Regeonal BLUD RSU Benyamin Guluh Kab. Kolaka
4
5
Lokasi
BauBau
Raha Kolaka
Regeonal BLUD RSU Unaaha
Unaaha
RS Kab/Kota yang diampuh 2. Sebagian wilayah SUD Bombana 3. Sebagian wilayah RSUD Kabupaten Konawe Utara 4. Sebagian wilaytah RSUD Konawe Selatan 5. RS Palang Merah 6. Sebagian Wilayah RSUD Buton Utara 7. RSUD Kab Konawe Kepulauan 8. RS Aliyah Kendari 9. RS Dewi Sartika 10. RS Permata Bunda 11. RS Hati Mulia 12. RS Griya Husada 13. RS Sarlina Saff 1. RSUD Kab Wakatobi 2. RSUD Kab Buton 3. RS Bhayangkara BauBau 4. Sebagian Wilayah RSUD Kab Buton Utara 5. Sebagian Wilayah RSUD Kab Bombana 6. RS Murhum 7. RS BHakti Medika 1. Sebagian wilayah RSUD Kab. Buton Utara 1. RSUD Kab. Kolaka Utara 2. RS Antam Pomalaa 3. Sebagian wilayah RSU Bombana 4. Sebagian Wilayah RSU Kab Koltim 5. RSIA Mekongga 1. Sebagian wilayah RSUD Kabupaten Kolaka Timur 2. Sebagian wilayah RSU Kab Konut 3. Sebagian wilayah RSU Kab. Konsel 4. RS Sakinah Idaman
Jumlah Penduduk
506.428 Jiwa
329.711 Jiwa 460.513 Jiwa
377.357 Jiwa
b. Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar Sejalan
dengan
tuntutan
masyarakat
dalam
akses
pelayanan
kesehatan,
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dasar juga menunjukan perkembangan. Jumlah Puskesmas Perawatan tahun 2007 sejumlah 63 unit meningkat menjadi 75 unit pada tahun 2012. Puskesmas non perawatan juga mengalami peningkatan dari 144 Unit tahun 2007 menjadi 177 unit pada 2012. Begitu pula Puskesmas keliling juga mengalami peningkatan dari 89 unit tahun 2007 menjadi 207 unit tahun 2012. Tabel 2.5. Perkembangan Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007-2012 No
Sarana Kesehatan
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Perubahan Jumlah
Persen
1
Jumlah Puskesmas
172
207
223
240
252
252
80
46,51
2
Jumlah Puskesmas Pembantu
471
589
586
491
499
499
28
5,94
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 27 -
Berdasarkan hasil evaluasi, kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukan kinerja yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat Rasio Puskesmas per 30000 penduduk yang cenderung semakin baik yakni dari setiap 12.000 satu Puskesmas menjadi 7.500 orang setiap Puskesmas. Begitu pula bila dibandingkan dengan standar menurut Kementerian Kesehatan RI (1 : 30.000 penduduk) dapat dijelaskan bahwa ketersediaan Puskesmas bukan merupakan hambatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Perkembangkan rasio Puskesmas persatuan penduduk menunjukan penikangkatan pesat yakni dari 2,5 persatuan penduduk tahun 2007 menjadi 3,34 persatuan penduduk tahun 2012. Tabel 2.6. Perkembangan Ratio Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007-2012 No 1
2
Sarana Kesehatan
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Jumlah Puskesmas
172
207
223
240
248
252
Rasio Puskesmas per 30.000 pddk
2,5
2,99
3,16
3,2
3,34
3,34
Jumlah Puskesmas Pembantu
471
589
586
491
499
499
Rasio Pustu per 10.000 pddk
2,32
2,8
2,7
2,2
1,9
1,9
Adapun distribusi Puskesmas menurut Kabupaten/Kota dijelaskan seperti pada Tabel berikut. Tabel 2.7. distribusi Puskesmas menurut Kabupaten/Kota Tahun 2012 Jenis Puskesmas No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- 28 -
KAB/KOTA BUTON MUNA KONAWE KOLAKA KONAWE SELATAN BOMBANA WAKATOBI KOLAKA UTARA KONAWE UTARA BUTON UTARA KOTA KENDARI KOTA BAU-BAU Jumlah
Perawatan
Non Perawatan
Jumlah
16 6 4 6 9 6 7 7 2 4 5 3 75
16 30 26 15 13 16 12 9 11 5 10 14 177
32 36 30 21 22 22 19 16 13 9 15 17 252
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi ketersediaan sarana Prasarana pelayanan kesehatan di Puskesmas, dapat dijelaskan bahwa dari 252 Puskesmas yang dikategorikan baik sebanyak 162 unit (64,3%). Di samping ratio sarana pelayanan kesehatan terhadap penduduk, ketersediaan sarana juga dapat diukur dari cakupan terhadap wilayah. Cakupan
puskesmas
memberikan
gambaran
ketersediaan
pelayanan
kesehatan dasar masyarakat di dalam 2-3 wilayah desa/kelurahan. Indikator yang digunakan adalah disetiap 2 -3 desa diharapkan terdapat 1 unit Puskesmas Pembantu. Puskesmas
pembantu adalah jejaring Puskesmas
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi data
dalam
kurun
waktu tahun
2007-2012, diperoleh
gambaran bahwa cakupan Puskesmas Pembantu sebesar 28,1% tahun 2009 dan 21,2% tahun 2011. Hal ini seperti dijelaskan pada Gambar berikut. Gambar. 2.9 Cakupan Puskesmas Pembantu Tahun 2009-2011 di Provinsi Sulawesi Tenggara
Ratio
desa/kelurahan
terhadap
Puskesmas
Pembantu
sebesar
3-5
desa/kelurahan, yang artinya bahwa setiap Puskesmas Pembantu memiliki wilayah Kerja 3-5 desa/kelurahan. c. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat Disamping sarana pelayanan kesehatan rujukan dan pelayanan kesehatan dasar, upaya pendekatan pelayanan kesehatan terus dilakukan melalui Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat. Keberhasilan pengembangan UKBM juga dapat dilihat dengan semakin tahun jumlah UKBM semakin bertambah. Pada tahun 2007 jumlah Polindes dan Poskesdes sebanyak 536 unit bertambah menjadi 896 unit pada tahun 2011. Begitu pula jumlah Posyandu aktif juga bertambah yakni dari 2241 unit pada tahun 2007 Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 29 -
menjadi 2869 Unit tahun 2011. Pada gambar di bawah ini dapat dilihat perkembangan UKBM di Provinsi Sulawesi Tenggara sejak tahun 2007 hingga 2011.
Perkembangan UKBM 3000
2701
2876
2822
2869
2241
2500 2000 1500 1000
536
500 0
2007
902
896
2009
2010
2011
Polindes+Poskesdes
Posyandu
755 414
2008
Jumlah UKBM pada Tahun 2012 (September 2012) sebanyak 3.715 unit, yang terdiri dari Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) sebanyak 757 unit, Pos Kesehatan Pesantren sebanyak 21 unit, Posyandu sebanyak 2891, Pos Obat Desa sebanyak 15 unit dan Pos Usaha Kesehatan Kerja (UKK) sebanyak 31 unit. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat. Posyandu merupakan entry point keterlibatan masyarakat dalam pelayanan kesehatan. Di
Provinsi
Sulawesi
Tenggara
ratio
Posyandu terhadap Desa adalah 1,36, yang artinya terdapat Desa yang memiliki sampai 2 (dua) Posyandu. Bila dibandingkan dengan jumlah Balita dapat dijelaskan bahwa rata-rata setiap Posyandu memiliki 86 – 89 balita atau dengan kata lain bahwa sampai dengan tahun 2012 ratio Posyandu per 1.000 balita 12. Pencapaian ini sudah cukup baik, karena dalam satu Posyandu idealnya 100 orang balita. Dengan demikian indeks ratio capaian kinerja sudah di atas >100.
- 30 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Tabel 2.8. Ratio Posyandu Per 1.000 Balita dalam Kurun Waktu 2007-2012 Provinsi Sulawesi Tenggara Indikator
Ratio Posyandu terhadap balita (per 1000)
Adapun
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Posyandu
2.701
2.701
2.822
2.876
2.869
2.869
Jumlah Balita
231.987
232.286
237.048
247.346
249.603
255.341
Ratio
11,6
11,6
11,9
11,6
11,5
11,2
ketersediaan
sarana
pelayanan
kesehatan
kesehatan
di
Pelayanan
Kesehatan
Di
desa/Kelurahan disajikan pada Tabel berikut. Tabel 2.14.
Gambaran ketersediaan Sarana Desa/Kelurahan Tahun 2010
2.3.2.2. Tenaga Kesehatan 2.3.2.2.1. Ratio Medis persatuan penduduk Keberadaan tenaga medis merupakan faktor yang sangat utama penting dalam pelayanan kesehatan. Tenaga medis yang dimaksudkan adalah dokter, dokter spesialis dan dokter gigi. Jumlah tenaga yang bekerja di pelayanan kesehatan terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2007 jumlah tenaga kesehatan sebanyak 3.851 orang menjadi 7.941 tahun 2012, terjadi penambahan sebanyak 4090 orang (106,21%). Persentase Penambahan yang paling besar adalah tenaga bidang (239,12%) dan tenaga farmasi sebesar 203,82%, dokter gigi 125,86% dan dokter umum sebesar 112,38%. Perkembangan jumlah Tenaga Kesehatan di Sulawesi Tenggara disajikan pada Tabel berikut
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 31 -
Tabel.2.11.Perkembangan
Tenaga Kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2007-2012. N o
Tenaga Kesehatan
1
Jumlah Spesialis
Dokter
2
Jumlah Dokter Umum
3
Jumlah Dokter Gigi
4 5
Jumlah Perawat Jumlah Bidan
6
Pencapaian
Perubahan
2007
2008
2009
2010
2011
2012
47
51
54
60
70
75
28
59,57
202
300
299
352
444
429
227
112,38
Jumlah
%
58
78
77
85
131
131
73
125,86
2.017 662
3.069 1.144
2.999 1.244
3.153 1.500
3.349 1.779
3.531 2.245
1514 1583
75,06 239,12
Jumlah Tenaga Farmasi dan Apoteker
157
124
155
199
477
477
320
203,82
7
Jumlah Ahli Gizi
385
443
507
576
581
583
198
51,43
8
Jumlah Tenaga Sanitasi
323
421
491
489
464
470
147
45,51
Sehubungan dengan ketersediaan tenaga kesehatan dapat dijelaksan melalui indikator seperti berikut pada Tabel Berikut. Tabel.2.12.Ratio Tenaga Medis di Provinsi Sulawesi Tenggara per 100.000 penduduk tahun 2007-2012. No
Tenaga Kesehatan
1
2008
2009
2010
2011
2012
47
51
54
60
70
75
Rasio Dokter Spesialis (4 Per-100.000 Penduduk)
2,31
2,4
2,55
2,69
3,07
3,2
Jumlah Dokter Umum
202
300
299
352
444
429
Rasio Dokter (25 Per-100.000 Penduduk)
9,94
14,4
14,12
15,77
19,5
19,6
58
78
77
85
131
131
2,31
3,75
3,63
3,81
5,75
5,75
Jumlah Dokter Spesialis
2
3
Pencapaian 2007
Jumlah Dokter Gigi Rasio Dokter Gigi (6 Per100.000 Penduduk)
Pada tabel juga dijelaskan bahwa ratio tenaga medis di Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukan peningkatan yakni dokter spesialis dari 2,31 tahun 2007 menjadi 3,2 tahun 2012, dokter umum dari 9,94 tahun 2007 menjadi 19,6 per 100.000 pddk tahun 2012, dokter gigi meningkat dari 2,31 tahun 2007 menjadi 5,75 per 100.000 pddk tahun 2012. Capaian tersebut memberikan gambaran, bahwa
masih
kesehatan
- 32 -
yang
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
ada
fasilitas
belum
pelayanan
memiliki
tenaga
dokter. Kondisi ini tentunya akan menjadi hambatan di masa yang akan datang khususnya persiapan menyongsong SJSN tahun 2014. 2.3.2.2.2. Ratio Tenaga Kesehatan persatuan Penduduk Keberadaan tenaga kesehatan di luar tenaga medis juga sangat dibutuhkan, tenaga medis tanpa ditunjang tenaga para medis (tenaga kesehatan) tidak akan dapat bekerja secara optimal. Di bawah ini disajikan tentang ratio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk pada Tabel 2.12. Tabel 2.3 Ratio Tenaga Kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu 2007-2011. No
Tenaga Kesehatan
1
Jumlah Perawat Rasio Perawat (158 Per-100.000 Penduduk) Jumlah Bidan Rasio Bidan (75 Per100.000 Penduduk) Jumlah Tenaga Farmasi dan Apoteker Rasio Tenaga Kefarmasian (28 Per100.000 Penduduk) Jumlah Ahli Gizi Rasio Ahli Gizi (25 Per-100.000 Penduduk) Jumlah Tenaga Sanitasi Rasio Tenaga Sanitarian (30 Per100.000 Penduduk)
2 3
4
5
2007 2.017 99,3
2008 3.069 147
Pencapaian 2009 2010 2.999 3.153 141,6 141,2
2011 3.349 147
2012 3.531 161
662 32,6
1.144 55,4
1.244 58,7
1.500 67,2
1.779 78,1
2.245 102
157
124
155
199
477
477
2,7
2,6
4,1
6,1
20,9
20,9
385 19
443 21,3
507 23,9
576 25,8
581 25,5
433 19,8
323
421
491
489
464
370
15,9
29,3
23,2
21,9
20,4
16,9
Pada tabel dijelaskan bahwa beberapa jenis
tenaga
dibutuhkan
kesehatan yakni
masih
sangat
ratio
tenaga
keperawatan per 100.000 penduduk baru mencapai 147
standar 158 per 100.000
pddk, tenaga kefarmasian 20,9 standar 25
per
100.000
pddk.
Rasio
Tenaga
sanitarian per 100.000 penduduk baru mencapai 20,4 standar 30,0 per 100.000 pddk. Sedangkan tenaga kesehatan yang lainnya yakni Ahli Gizi,
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 33 -
dan Bidan dan Tenaga Kesehatan Masyarakat sudah melebih standar kebutuhan. 2.3.2.2.3. Cakupan Program Kesehatan Ibu Untuk
mengetahui
keberhasilan
pelayanan
kesehatan
ibu,
ada
beberapa indikator yang cakupan kunjungan ibu hamil (ANC), cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, cakupan penanganan komplikasi kebidanan, cakupan pelayanan ibu nifas dan cakupan peserta KB aktif (CPR). Berdasarkan hasil evaluasi dalam 5 terakhir (2007-2012) kinerja capaian program dapat dikategorikan baik yakni antara 80-100. Di sisi lain, beberapa indikator menunjukan kecenderungan peningkatan cakupan. Pada tabel berikut disajikan target, capaian dan indeks ratio capaian program Kesehatan Ibu Tahun 2007-2012. Tabel 4.7. Cakupan Program Kesehatan Ibu Tahun 2007-2012 Provinsi Sulawesi Tenggara No
Tahun
Indikator
2007
2008
2009
2010
2011
2012
82
84
86
88
90
92
Capaian
70,75
75,76
84,32
85,87
82,09
80,21
Ratio
86,28
90,19
98,05
97,58
91,21
87,2
Target
25
30
35
40
45
67
Capaian
21,49
29,14
11,91
25,43
46,83
49,59
Ratio
85,96
97,13
34,03
63,58
104,0 7
74
Target
84
85
86
87
88
88,5
Capaian
71,45
80,38
84,32
85,87
89,03
77,45
Ratio
85,06
94,56
98,05
98,70
101,1 7
87,5
Target
83
84
85
86
87
88,85
Capaian
74,89
58,32
64,07
84,38
83,77
77,45
Ratio
90,23
69,43
75,38
98,12
96,29
87,5
Target
17
26
35
44
54
68
Capaian
33,79
62,53
50,98
35,03
42,43
70,85
Ratio
198,76
240,50
145,66
79,61
78,57
104,2
Target 1
2
3
4
5
Cakupan kunjungan ibu hamil K4
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
Cakupan pelayanan Ibu Nifas
Cakupan peserta KB aktif
Cakupan pelayanan ibu hamil berkualitas (K4) meningkat dari 70,75% tahun 2007 menjadi 80,21% tahun 2012. Begitu pula cakupan pertolongan
- 34 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
persalinan
oleh
tenaga
kesehatan,
pelayanan
ibu
nifas,
penanganan
komplikasi dan peserta KB aktif juga menunjukan peningkatan. 2.3.2.2.4. Program Kesehatan Anak Program kesehatan anak pada prinsipnya meliputi kegiatan pelayanan neonatal, kegiatan pelayanan kesehatan bayi, kegiatan pelayanan kesehatan balita. Sehubungan dengan hal tersebut, maka indikator untuk menilai keberhasilan program kesehatan anak meliputi cakupan kunjungan neonatal, cakupan penanganan neonatal komplikasi, cakupan kunjungan bayi, cakupan pelayanan kesehatan anak balita dan cakupan penjaringan SD dan setingkat. Hasil evaluasi dalam kurun waktu 2007-2012, menunjukan peningkatan capaian setiap indikator. Hal ini seperti pada tabel berikut. Tabel 4.8.
No
Cakupan Program Kesehatan Anak Tahun 2007-2012 Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
Indikator
2007 Target
1
Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1)
3
Cakupan pelayanan anak balita
88
90
Capaian
82,59
78,47
79,47
86,35
91,43
88,12
Ratio
98,32
92,32
92,41
99,25
15
18
21
24
38
21,02
5,00
14,76
6,21
10,12
34,21
67
33,33
82,00
29,57
42,17
90,03
31,4
83
84
85
86
87
90
Capaian
69,58
56,19
76
85,62
90,69
89,25
Ratio
83,83
66,89
89,41
99,56
58
62
66
70
74
83
Capaian
35,40
37,2
40,36
66,70
65,40
54,71
Ratio
61,03
60,00
61,15
95,29
88,38
65,9
24
28
32
36
51
80
Capaian
15,60
15,6
18,7
21,70
50,33
80,8
Ratio
65,00
55,71
58,44
60,28
98,69
101
Capaian
Target 6
Cakupan penjaringan SD dan setingkat
2012
87
Target 5
2011
86
Target Cakupan kunjungan bayi
2010
85
Ratio
4
2009
84
Target Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
2008
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 35 -
103,90
104,24
97,9
99,2
Kunjungan neonatal lengkap menunjukan peningkatan yakni
74,89%
tahun 2007 menjadi 87,71% tahun 2012. Begitu pula cakupan penanganan komplikasi walaupun belum mencapai target, tetapi capaiannya cenderung meningkat. 4). Cakupan Pelayanan Gizi Kegiatan program perbaikan gizi difokuskan dalam rangka pencapaian indikator utama program perbaikan gizi yang meliputi cakupan pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu, dan cakupan balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan. Kedua indikator tersebut merupakan indikator utama dalam kegiatan program gizi.
Hal ini seperti dijelaskan pada tabel
berikut. Tabel 2.13.
No 1
2
Cakupan indikator Pelayanan Gizi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007-2012 Tahun
Indikator Cakupan Pemantauan Pertumbuhan Balita
Target
Cakupan Balita Gizi Buruk yang di rawat
2007
2008
2009
2010
2011
2012
50
55
60
65
70
75
Capaian
51,6
48,4
45,9
66,7
70,3
67,4
103,20
88,00
76,50
102,62
100,43
89,87
Target
100
100
100
100
100
100
Capaian
100
100
100
100
100
100
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Ratio
Ratio
Cakupan pemantauan pertumbuhan balita walaupun ratio capaian kinerja menunjukan penurunan dari 103,2% pada
tahun 2012
menjadi 89,87% pada tahun 2012, tetapi pencapaian
cakupan
indikator
ini
menunjukan peningkatan yakni dari 51,6% tahun 2007 menjadi 67,4% tahun 2012. Sedangkan cakupan balita gizi buruk yang dirawat, ratio capaian kinerjanya sangat baik yaitu 100. Hal ini menunjukan bahwa penderita gizi buruk yang ditemukan semuanya dirawat.
- 36 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
5). Program Pengendalian Penyakit a) Cakupan Pelayanan Imunisasi Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur 0 – 1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, HB), imunisasi untuk Wanita Usia Subur/Ibu Hamil (TT) dan imunisasi untuk anak SD (kelas 1: DPT dan kelas 2-3: TT). Imunisasi tambahan diberikan atas dasar ditemukannya masalah seperti desa non UCI, potensial KLB, dan lainnya sesuai kebijakan teknis program. Dalam hal ini desa/kelurahan dikatakan telah mencapai target UCI apabila > 80% bayi telah mendapat imunisasi lengkap. Gambaran desa/ kelurahan UCI di Sulawesi Tenggara tahun 2007 – 2011 ditunjukkan pada gambar 2.11 Gambar 2.11 Pencapaian UCI di tingkat Desa/Kelurahan di Sulawesi Tenggara tahun 2007-2011
Gambar 2.11 menunjukkan cakupan desa/kelurahan UCI di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2007 (72,98%), tahun 2008 (56,02%), 2009 (53,10%), tahun 2010 (51,92%) dan tahun 2011 (63,5%). Berdasarkan exponential trendline cakupan desa UCI di Provinsi Sulawesi Tenggara cenderung menurun, dan belum mencapai target yang telah ditetapkan (>80%). b).
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakt TBC BTA+ Indikator untuk evaluasi pelaksanaan
program P2 TB ada 3 (tiga)
yaitu Angka Penemuan Kasus (Case Detection Rate, CDR); Angka Konversi
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 37 -
dan Angka Kesembuhan (Cure Rate, CR). Namun demikian, yang akan dievaluasi sebagai indikator kinerja kunci adalah penemuan kasus. Pada Gambar 2.12 dijelaskan bahwa cakupan penemuan kasus TB BTA+ berfluktuasi. Pada tahun 2009 terjadi penurunan dari 79% tahun 2007 menjadi 49%, kemudian menunjukan peningkatan menjadi 79% tahun 2012. Bila dianalisis dari aspek kinerja (rasio pencapaian) dapat dikatakan sudah cukup yakni 98,8%. Pada gambar berikut disajikan kecenderungan penemuan kasus TB BTA+ selama kurun waktu 2007-2012.
Gambar 2.12 Cakupan Penemuan Kasus TB BTA+ kurun waktu 2007-2012 Provinsi Sulawesi Tenggara
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja petugas kesehatan semakin meningkat dengan menemukan
sebanyak-banyaknya penderita yang
kemudian harus diobati sampai sembuh, terutama pada tahun 2011 dimana target yang diharapkan dapat tercapai, bahkan untuk tingkat Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara menempati posisi 3 (tiga) besar. c). Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD Kasus DBD di Provinsi Sulawesi Tenggara relatif cukup tinggi, ini ditunjukkan dengan IR yang masih di atas 20/100.000 penduduk, berturutturut sejak tahun 2007 ampai 2011 adalah 50,19; 50,4 ; 30,21, 45,27 dan 45,27 dengan angka CFR tertinggi pada tahun 2009 yaitu 1,73. 6). Program Kesehatan Lingkungan Keberhasilan pelaksanaan program penyehatan lingkungan diukur melalui kemampuan
- 38 -
masyarakat
mengakses
sanitasi
yang
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
baik.
Indikator
yang
digunakan diantaranya persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas, persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat. Adapun pencapaian indikator program kesehatan lingkungan disajikan pada tabel berikut. Tabel 4.9. No
1
2
Cakupan Program Kesehatan Lingkungan
Tahun
Indikator
Presentase Penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas
Persentase Kualitas air minum yang memenuhi syarat
Secara
nasional
ahun 2007 – 2012
2007 Target Capaian Ratio Target Capaian Ratio
kondisi
2008
2009
2010
75
75
44,77
65,56
0,60
87,41
83,47
80
80
39,9 50
proporsi
75
2012
75
75
62,62
54,62
83,47
83,47
72,8
85
90
95
95
25
25
25
25
45,45
31
29
28
28
47,84
62,6
rumah
75
2011
62,6
tangga
dengan
akses
berkelanjutan terhadap air minum layak perkotaan dan perdesaan pada 2010 mencapai 68,8%, meningkat dari 47,71% pada tahun 2009 (Susenas, 2009). Sedangkan kondisi proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak perkotaan dan perdesaan di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebesar 67,3 %, dengan perincian di wilayah perkotaan sebesar 61.9% dan wilayah pedesan sebesar 72.7% (Riskesdas 2010). Capaian pelayanan air minum layak tersebut tergolong cukup baik di atas capaian pelayanan nasional. 7). Pelayanan Kefarmasian dan perbekalan kesehatan Pelaksanaan program pelayanan Kefarmasian dan Perbekalan kesehatan diukur dengan menggunakan indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin. Hasil evaluasi terhadap capaian kegiatan ini menunjukan penurunan. Kondisi ideal terjadi pada tahun 2010, dimana hampir tidak ada obat yang dimusnahkan. Adapun kecendeungan capaian indikator ini disajikan pada gambar berikut.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 39 -
Gambar 4.5 Cakupan pelayanan Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2007-2012
8). Program Pemberdayaan dan Promosi Kesehatan Pelaksanaan menggunakan
program
indikator
pemberdayaan
cakupan
masyarakat
peningkatan
Rumah
diukur
Tangga
dengan
ber-PHBS,
Pengembangan UKBM Posyandu dan pengembangan Desa Siaga. Hasil evaluasi menunjukan beberapa indikator menunjukan peningkatan cakupan. Hal ini seperti pada tabel berikut. Tabel 2.15. Cakupan Program Promkes Tahun 2007 – 2012
No
Indikator
Tahun 2007
2008
2009
2010 2011 2012
1
Prosentase Rumah Tangga Ber-PHBS
19.73
21.9
26.4
38.54 38.72
47,1
2
Pembentukan Desa Siaga (Komulatif)
130
380
1041
1490 1666
1666
3
Prosentase Sekolah Dasar yang Mempromosikan Kesehatan
0
37.77
37.95
38.56 40.56
4
Prosentase Posyandu Purnama dan Mandiri
33.3
35.5
39.2
36.1 49.48
40,56 49,8
Capaian program Rumah Tangga ber-PHBS pada tahun 2008 sebesar 21,9 % dan pada tahun 2011 sebesar menjadi 38,72%, dengan sasaran target 70% pada tahun 2014. Terjadinya peningkatan Rumah Tangga BerPHBS dikarenakan adanya berbagai kegiatan seperti peningkatan kapasitas tenaga promosi puskesmas sebanyak 24 orang, penyebarluasan informasi PHBS melalui media cetak, elektronik dan penyuluhan langsung, pembinaan yang terintegrasi dengan lintas sektor, lintas program dan organisasi kemasyarakatan sampai ke tingkat tatanan paling bawah dengan dukungan Biaya Operasional Kesehatan di puskesmas.
- 40 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Capaian Posyandu Purnama dan Mandiri pada tahun 2008 sebesar 35,5% meningkat menjadi 49,48 pada tahun 2011, dengan sasaran target 60% pada tahun 2014. Peningkatan ini dapat dicapai melalui Pembinaan dan pelatihan kader Posyandu, pertemuan Pokjanal Posyandu dan Revitalisasi Posyandu. Capaian program desa siaga secara kuantitas pada tahun 2008 sudah terbentuk sebanyak 380 desa (20,72%) dan pada tahun 2012 meningkat menjadi
1.666 desa (83.3%). Sedangkan secara kualitatif baru mencapai
10,94% dari desa siaga yang terbentuk dengan sasaran target 35 % pada tahun 2014.
Kegiatan yang dilakukan dalam mendukung pengembangan
desa siaga antara lain TOT kalakarya bagi fasilitator provinsi 1 orang, TOT bagi fasilitator kabupaten/kota 20 orang, TOT bagi fasilitator puskesmas 430 orang, pelatihan kader dan tokoh masyarakat dalam pengembangan desa siaga di 1.286 desa masing-masing 2 orang kader dan 1 tokoh masyarakat, penguatan kelembagaan forum desa siaga di provinsi dan kabupaten/kota, pembinaan puskesmas ke desa dan pertemuan koordinasi dalam rangka evaluasi pengembangan desa siaga. 6) Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan salah satu program prioritas pemerintah saat ini termasuk di Provinsi Sulawesi Tenggara. Hasil evaluasi menunjukan bahwa cakupan pelayanan kesehatan dasar masih jauh dari target. Hal ini seperti pada gambar berikut. Gambar 2.14 Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin Dalam Kurun Waktu 2007 – 2012
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 41 -
Pada
gambar
dijelaskan
bahwa
walaupun
cakupan
pelayanan
kesehatan rujukan bagi masyarakat miskin masih jauh di bawah target (100%), namun demikian cenderung menunjukan peningkatan yakni dari 5% tahun 2007 menjadi 53,38% tahun 2012. 13). Pembebasan Biaya Pengobatan (PBP) Bahteramas Anggaran yang digunakan untuk kegiatan pelayanan pembebasan biaya pengobatan pada tahun 2008 masih sangat terbatas yakni Rp. 428.449.085,-. Hal ini disebabkan pada tahun 2008, kegiatan pelayanan baru dilakukan mulai 1 September 2008 di RSUD Provinsi, sedangkan di kabupaten/kota belum diberlakukan. Pada tahun 2009, kegiatan pelayanan mulai diberlakukan di seluruh RS kabupaten/kota, dan jumlah anggaran yang
digunakan
sebanyak
Rp.
1,087.467.992,-.
Kegiatan
pelayanan
semakin meningkat pada tahun 2010 tidak hanya di RS tetapi juga di Puskesmas, jumlah anggaran yang digunakan sebesar Rp. 3.129.016.271,-. Untuk tahun 2011, anggaran yang sudah dibayarkan mencapai Rp 4,506,632,996. Dengan demikian jumlah anggaran yang telah digunakan untuk program pembebasan biaya pengobatan hingga tahun 2011 ini mencapai Rp 9,151,260,344. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Anggaran Jamkesmas dan Program Pembebasan Biaya Pengobatan-Bahteramas
80.000.000.000 70.000.000.000
Anggaran (Rp)
60.000.000.000 50.000.000.000 40.000.000.000 30.000.000.000 20.000.000.000 10.000.000.000 Jumlah (Rp) Bahtermas
2008 33.809.046 428.449.08
2009 46.188.598 1.087.467.
2010 58.828.579 3.129.016.
2011 71.240.330 4.506.326.
Jumlah sasaran program pembebasan biaya pengobatan meningkat dari 89.112 jiwa pada tahun 2008, menjadi 90.383 jiwa pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 bertambah menjadi 91.583 jiwa. Peningkatan ini merupakan penambahan quota sasaran yang juga mencakup anak-anak di Panti Asuhan, dan adanya quota kepesertaan di setiap rumah sakit. Pada
- 42 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
grafik di bawah ini dapat dilihat perkembangan kepesertaan jamkesmas dan pembebasan biaya pengobatan. Gambar 2.15 Kepesertaan Jamkesmas dan Pembebasan Biaya Pengobatan Tahun 2008-2011
1.200.000
Jumlah Peserta
1.000.000 800.000 600.000 400.000 200.000 Jamkesmas Bahteramas
2008 1.144.447 89.112
2009 1.144.447 89.112
2010 1.144.447 90.383
2011 1.144.447 91.583
Pada tahun 2008, pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas belum dilaksanakan, dan baru dimulai pada tahun 2009 dengan jumlah kunjungan sebanyak 794 kunjungan rawat jalan tingkat lanjut. Pada tahun 2010, terdapat 18,685 kunjungan rawat jalan tingkat lanjut dan 160 rawat inap tingkat lanjut. Sedangkan pada tahun 2011 menunjukkan kenaikan yang cukup pesat menjadi 43,354 RJTL dan 52 RITL. Sehingga total kunjungan
yang
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan
melalui
program
pembebasan biaya pengobatan bahteramas di Puskesmas sejak tahun 2009 sampai tahun 2011 sudah mencapai 63.045 pasien. Untuk kunjungan pelayanan kesehatan yang menggunakan fasilitas pembebasan biaya pengobatan–bahteramas di seluruh RS di Sulawesi Tenggara sejak tahun 2008 sampai September 2011 sebanyak 12.853 kunjungan. Jumlah kunjungan pada tahun 2008-2009 sebanyak 4.142 kunjungan, sedangkan pada tahun 2010 sebanyak 4.050 kunjungan. Kenaikan tersebut pada umumnya sebagai akibat dari semakin tersosialisasinya program ini di tengah masyarakat Sulawesi Tenggara. Pada grafik di bawah ini dapat dilihat perkembangan pelaksanaan pemanfaatan Jamkesmas dan Pembebasan Biaya Pengobatan-Bahteramas tahun 2008-2013.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 43 -
Jumlah Kunjungan
Pemanfataan Jamkesmas dan Pembebasan Biaya Pengobatan-Bahteramas 900.000 800.000 700.000 600.000 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 RI-Jamkesmas RI-Bahtermas RJ-Jamkesmas RJ-Bahteramas
2008 1.745 430 367.648 16.411
2009 16.636 430 899.487 2.435
2010 23.432 1.189 791.450 22.316
2011 15.922 1.142 630.440 46.314
Ket: RI = Rawat Inap; RJ= Rawat Jalan
2.3.3. Pengelolaan Keuangan 1). Gambaran Pengelolaan Keuangan Dinas Kesehatan sebagai unsur teknis pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara memberikan berkontribusi bagi pendapatan daerah. Kontribusi ini berupa restribusi jasa pelayanan kesehatan melalui Balai Laboratorium Kesehatan, restribusi jasa pemakaian kekayaan negara melalui Balai Pelatihan Kesehatan, restribusi jasa ketatausahaan berupa leges untuk perizinan dan restribusi lainnya. Perkembangan penerimaan sejak tahun 2007 hingga 2011 dapat dilihat pada grafik berikut.
Penerimaan (Rp)
Penerimaan PAD Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2008-2011
2007 2008 2009 2010 2011 Penerimaan 242946409 615441425 788221550 625675810 925168000
Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Kesehatan mendapat pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
- 44 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
(APBD). Pembiayaan tersebut
digunakan untuk membiayai belanja tidak
langsung dan belanja langsung. Jumlah dana yang dialokasikan untuk pelaksanan kegiatan kesehatan bersumber dari APBD
Provinsi Sulawesi
Tenggara menunjukan penurunan dari tahun 2008. Grafik 2.16 Perkembangan APBD Dinkes Sultra Tahun 2007-2012
Pada tahun 2008 jumlah dana yang dialokasikan sebesar Rp. 23.616.865.100,- mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebesar Rp. 24.082.809.400,- menurun pada tahun 2010 sebesar Rp. 19.398.156.924,begitu pula pada tahun 2011 sebesar Rp. 19.088.290.800,-. Penurunan ini disebabkan oleh karena alokasi anggaran untuk klaim pembebasan biaya pengobatan dipindahkan dari DPA-SKPD Dinas Kesehatan ke DPA-Sekretariat Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara melalui pos bantuan. Kondisi ini menunjukan bahwa ketergantungan pada dana APBN dalam pembangunan kesehatan masih sangat tinggi. 2). Kerangka Pendanaan Pelaksaanaan Pembangunan Kesehatan Disamping mengelola dana APBD, Dinas Kesehatan juga menerima dana dari Kementrian Kesehatan berupa dana dekonsentrasi dan dana hibah bantuan luar negeri yang dimanfaatkan untuk membiayai program strategis kementrian kesehatan di Sulawesi Tenggara. Dana bantuan sosial berupa pembiayaan jaminan kesehatan (Jamkesmas) juga diperoleh untuk membiayai kegiatan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan Rumah Sakit. Dinas Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 45 -
Kesehatan
Kabupaten/Kota,
dan
juga
pembayaran
klaim
pelayanan
Jamkesmas ke seluruh rumah sakit yang bekerjasama melaksanakan program Jamkesmas di Sulawesi Tenggara. Dana untuk membiayai pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan melalui
dana
dekonsentrasi,
dana
bantuan
sosial/jaminan
kesehatan
masyarakat dan bantuan luar negeri serta dana tugas pembantuan secara keseluruhan menunjukan peningkatan. Pada tahun 2007 jumlah dana tersebut sebesar Rp. 60.720.285.000,- meningkat menjadi Rp. 97.803.152.000,- pada tahun 2012. Bila dilakukan analisis menurut sumber anggaran
terlihat bahwa dana
untuk kegiatan jaminan kesehatan masyarakat menunjukan peningkatan yang signifikan
yakni
dari
Rp.
33.809.046.000,-
tahun
2008
menjadi
Rp.
71.240.417.000. Dana dekonsentrasi menurun yakni Rp. 42.878.240.000,tahun juta tahun 2007 menjadi Rp. 7.678.278.000,- selanjutnya mengalami peningkatan
menjadi
Rp.
20.871.685.000,-
tahun
2012.
Dana
dekonsentrasi yang dialokasikan digunakan untuk melakukan penguatan di kabupaten/kota, konsolidasi dan koordinasi serta hal-hal yang berkaitan dengan kewenangan pemerintah provinsi di bidang kesehatan. Adapun rincian anggaran APBN tahun 2008-2012 menurut sumber pembiayaan seperti pada grafik berikut. Grafik. 2.17 Rincian anggaran APBN Tahun 2007-2012 menurut Sumber Pembiayaan (dalam ribuan rupiah)
- 46 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Dana dekonsentrasi yang dialokasikan digunakan untuk melakukan penguatan di kabupaten/kota, konsolidasi dan koordinasi serta hal-hal yang berkaitan dengan kewenangan pemerintah provinsi di bidang kesehatan. 2.4
Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
2.4.1.Tantangan Pengembangan Pelayanan Kesehatan Dalam
pengembangan
pelayanan
kesehatan
di Provinsi
Sulawesi
Tenggara, berbagai macam tantangan baik yang bersifat ekonomi, sosial maupun
budaya
termasuk
kebijakan-kebjiakan
yang
terkait
dengan
pelaksanaan pembangunan dan anggaran. a. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan masih kurang b. Kurangnya pengetahuan masyaraklat terkait PHBS, tingkat ekonomi masyarakat masih rendah, tingkat pendidikan masyarakat masih rendah. c.
Pemberdayaan optimal
masyarakat
dalam
pembangunan
kesehatan
belum
d. Masih rendahnya tingkat partisipasi laki-laki, keluarga dan masyarakat mengenai hak reproduksi perempuan e. Masih kurangnya pengetahuan kesehatan ibu dan anak f.
masyarakat
mengenai
pentingnya
Kebijakan pemerintah kabupaten/kota dalam penempatan pegawai yang tidak berdasarkan pada kompetensi dasar yang dimiliki.
g. Kesiapan fasilitas, tenaga dan sistem pelayanan dalam menyongsong SJSN. 2.4.2. Peluang Pengembangan Pelayanan Kesehatan
a. Implementasi Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, tentang SJSN memberikan jaminan kepesertaan semesta terhadap seluruh masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan; b. Kebijakan pemerintah provinsi tentang pembebasan biaya pengobatan bagi masyarakat yang tidak mampu; c. kebijakan pemerintah pusat tentang bantuan operasional kesehatan; d. Keadaan infrastruktur penunjang berupa kemudahan akses antar wilayah.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 47 -
BAB III ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1.
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
3.1.1. Keadaan Gizi Masyarakat yang relatif masih rendah
Keadaan balita kekurangan gizi (gizi kurang + Gizi buruk) pada tahun 2010 mencapai 22,8%, lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional sebesar 17,9%. Persentase balita gizi buruk di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 6,5% lebih tinggi dibanding angka nasional sebesar 4,9%. Demikian juga prevalensi gizi kurang sebesar 16,3% masih lebih tinggi
dengan
angka
nasional
sebesar
15,0%.
Bila
dilakukan
pengkategorian, dapat dijelaskan bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara berada pada kategori tinggi (Prevalensi 20 – 29% dikategorikan tinggi). Dengan demikian, dilihat dari persentase balita kekurangan gizi, balita gizi buruk, dan balita gizi kurang di Provinsi Sulawesi Tenggara relatif
masih
merupakan masalah kesehatan. Faktor utama terjadinya balita gizi buruk di Provinsi Sulawesi Tenggara disebabkan oleh permasalahan ekonomi atau kemiskinan. Hal ini sangat berkorelasi mengingat makin tinggi angka kemiskinan yang tercermin dari rendahnya tingkat pendapatan, makin tinggi pula potensi terjadinya balita gizi buruk. Penyebab lain terjadinya balita gizi buruk adalah pola asuh anak yang salah serta akibat penyakit terutama infeksi. Oleh karenanya upaya penurunan terjadinya balita gizi buruk harus linier dengan upaya penurunan kemiskinan, dalam artian bahwa keberhasilan menurunkan angka kemiskinan akan berdampak pula terhadap penurunan terjadinya balita gizi buruk. Keadaan konsumsi rumah tangga diukur melalui konsumsi energi dan protein. Secara kuantitatif dijelaskan melalui tingkat konsumsi energi, sedangkan secara kualitatif melalui konsumsi protein. Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum di Provinsi
- 48 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Sulawesi Tenggara menunjukkan angka yang belum menggembirakan. Hasil Susenas Tahun 2007 menjelaskan bahwa kecukupan konsumsi kalori <1.400 kkal mencapai 16,55% dari angka kecukupan lebih tinggi dibanding dengan angka nasional sebesar 14,47%. Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2010 dijelaskan bahwa Rerata tingkat konsumsi energi Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 84,8% dari AKG (2.100 kkal) lebih tinggi dibanding rerata nasional sebesar 84,2%. Sedangkan rerata tingkat konsumsi protein sebesar
114,2% dari AKG,
lebih tinggi dibanding dengan rerata nasional sebesar 105,8%. Persentase rumah tangga dengan konsumsi energi di bawah angka minimal (<70%) dari AKG, sebesar 45,5% lebih tinggi dibanding dengan angka nasional sebesar 40,7%. Sedangkan rumah tangga konsumsi protein di bawah angka minimal <80% dari AKG sebesar 31,9% lebih rendah dibanding angka nasional sebesar 37,0%. 3.1.2. Angka Kematian Ibu dan Anak yang masih tinggi 1). Angka Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium, pad tujuan kelima yakni meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang adalah penurunan Angka Kematian Ibu yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Penyebab kematian ibu meliputi perdarahan sebanyak 33 kasus (43,2%), Hipertensi dalam kandungan (HDK) sebanyak 18 kasus (23,7%) dan sisanya adalah infeksi, serta penyakit lainnya yang tidak terdiagnosa. Angka kematian ibu (AKI) di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2007 sebesar 312 per 100.000 KH.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 49 -
Gambar 3.2 Pencapaian dan Proyeksi Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun 1994-2015 (Dalam 100.000 Kelahiran Hidup) di Indonesia
2). Angka Kematian Anak Angka kematian pada anak diukur dengan menggunakan indikator Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Anak Balita dan Angka Kematian Anak. Berdasarkan Hasil SDKI, 2012, AKN di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 25 per 1000 KH lebih tinggi dibanding dengan AKN Nasional sebesar 20 per 1000 KH atau peringkat 12 secara nasional dan peringkat 3 regeonal Sulawesi. Angka Kematian Postneonatal (AKP) sebesar 20 per 1000 KH lebih tinggi dibanding dengan AKP Nasional sebesar 14 per 1000 KH atau peringkat 12 secara nasional dan peringkat 3 regeonal Sulawesi. Angka Kematian Bayi sebesar 45 per 1000 KH (SDK 2007, 42 per 1000 KH) lebih tinggi dibanding angka nasional sebesar 34 per 1000 KH tau peringkat 14 secara nasional dan peringkat 3 regeonal Sulawesi. Angka Kematian anak sebesar 10 per 1000 KH sama dengan angka nasional 10 per 1000 KH tau peringkat 8 secara nasional dan peringkat 3 regeonal Sulawesi. Angka kematian balita 55 per 1000 KH (SDK 2007 62 per 1000 KH) lebih tinggi dibanding angka nasional yakni 43 per 1000 KH tau peringkat 12 secara nasional dan peringkat 3 regeonal Sulawesi.
- 50 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Selanjutnya berdasarkan laporan program, secara umum penyebab kematian balita di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah ISPA, diare, malaria, demam berdarah dan lain-lain, namun demikian diharapkan pada tahun 2015 target AKABA Provinsi Sulawesi Tenggara dapat tercapai. 3.1.3. Angka Kematian Akibat Penyakit Masih Tinggi Menurut laporan WHO tahun 2010, 50% penyebab kematian pada balita adalah karena penyakit infeksi yakni ISPA 19%, Diare 19%, campak 7% dan Malaria 5%.
Hasil laporan WHO ini tidak berbeda dengan laporan puskesmas
yang menjelaskan bahwa penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama kematian pada balita. Namun demikian, jika dilihat kematian secara umum, maka peringkat pertama penyebab kematian adalah penyakit-penyakit yang sifatnya tidak menular atau penyakit-penyakit tidak infeksi.
Menurut laporan
WHO global tahun 2010 menyimpulkan bahwa 63% kematian disebabkan karena penyakit-penyakit tidak menular 3.1.4. Masih tingginya penyebaran penyakit menular seperti malaria, ISPA,TB Paru, HIV/Aids, dan semakin meningkatnya Penyakit Tidak Menular, seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, dan sebagainya.
Prevalensi HIV dari total populasi yang berusia 15 – 45 tahun di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah 0,2% sama dengan angka nasional, karena kasus yang dilaporkan secara rutin melalui Dinas Kesehatan belum dapat menggambarkan kondisi HIV/AIDS di Provinsi Sulawesi Tenggara. Untuk memperoleh gambaran HIV/AIDS perlu dilakukan survey, namun demikian
Provinsi
Sulawesi
Tenggara
tetap
menetapkan
target
yang
diuraikan setiap tahun dan diharapkan pada tahun 2015 prevalensinya < 0,5.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan sampai dengan bulan
Juni 2010 menunjukkan bahwa angka kumulatif HIV dan AIDS dari 33 provinsi di Indonesia mencapai 21.770 kasus AIDS, dan 60.600 kasus HIV. Berdasarkan
data
Riskesdas
2010
yang
dikeluarkan
oleh
Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa proporsi jumlah penduduk yang berusia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS di Provinsi Sulawesi Tenggara jumlahnya masih rendah yaitu sekitar 14,1%. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 51 -
Hasil
SDKI
2012 menjelaskan
bahwa
persentase wanita
yang
mendengar informasi lengkap HIV-AIDS lebih besar dibanding pria. Sebesar 64,5% wanita usia 15-49 tahun yang menjadi responden pernah mendengar HIV-AIDS sedangan pria hanya 59,4%. Gambaran ini menjadi tantangan bagi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan menyusun program untuk melakukan penyuluhan secara gencar kepada kelompok-kelompok remaja sebagai salah satu tindakan preventif untuk menurunkan dan mencegah naiknya angka prevalensi HIV dan AIDS. Kerjasama antar dinas terkait termasuk ormas dan organisasi kepemudaan sangat diperlukan untuk melakukan penyuluhan tentang HIV dan AIDS baik melalui sekolah maupun masyarakat. Berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010, menunjukkan bahwa penyakit malaria telah menurun secara signifikan dengan tingkat kematian 2 persen, dan kasus malaria terbanyak ditemukan di kabupaten Buton dengan penemuan penderita 6187 orang dan SD (+) 729 selanjutnya berturut-turut Kota Bau-bau sebanyak 634 penderita, Kabupaten Muna sebanyak 342 penderita dan Kabupaten Bombana sebanyak 238 penderita. Pada tahun 2010 total kasus malaria di seluruh Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 2385 kasus. Berdasarkan data tersebut maka fokus kegiatan untuk penanggulangan malaria sebaiknya diarahkan pada Kabupaten dengan endemisitas tinggi tanpa mengabaikan daerah-daerah lain yang mempunyai potensi untuk malaria, mengingat perubahan iklim yang terjadi pada saat ini memberikan kemungkinan tumbuh atau berkembangnya malaria. Angka kejadian, prevalensi dan kematian akibat tuberkolosis di Provinsi Sulawesi Tenggara tidak memiliki data yang representatif. Oleh karena itu masih mengikuti hasil survey untuk angka nasional. Jika dilihat perkembangan pada penemuan
TBC di Provinsi
Sulawesi Tenggara,
terdapat peningkatan penemuan kasus dibandingkan tahun 2009 (49,2%), meskipun pencapaian masih rendah yaitu 70,2% jika dibandingkan dengan angka nasional
(77,3%) pada tahun 2010. Demikian pula dengan angka
kesembuhan menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2009
- 52 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
yang
sebesar 83,5% menjadi sebesar 94.3% pada tahun 2010 atau dengan kata lain lebih tinggi dari angka nasional yaitu sebesar 89.7% pada tahun yang sama. 3.1.5. Keadaan Sanitasi Lingkungan yang masih rendah
Secara nasional akses penduduk terhadap sanitasi yang layak di Indonesia pada saat ini (2010) sebesar 62,41% dengan proporsi lebih tinggi di perkotaan yaitu 76,82% dibandingkan dengan di pedesaan, yaitu 55,55%. Berdasarkan data Riskesdas (2010) pada saat ini, proporsi rumah tangga dengan
akses
berkelanjutan
terhadap
sanitasi
layak
perkotaan
dan
perdesaan di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebesar 45,2%, dengan perincian di wilayah perkotaan sebesar 58,8% dan di wilayah perdesaan adalah sebesar 31,6%. Secara nasional
kondisi
proporsi
rumah
tangga
dengan
akses
berkelanjutan terhadap air minum layak perkotaan dan perdesaan pada 2010 mencapai 68,8%, meningkat dari 47,71% pada tahun 2009 (Susenas, 2009). Sedangkan kondisi proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak perkotaan dan pedesaan di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebesar 67,3 %, dengan rincian di wilayah perkotaan sebesar 61,9 % dan wilayah pedesan sebesar 72,7% (Riskesdas 2010). 3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Gubernur dan Wakili Gubernur Sulawesi Tenggara Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
(RPJMD)
2013-2018
merupakan kelanjutan dari RPJMD 2008-2013. Pada periode Pemerintahan 2013-2018,
visi
misi
Pemerintah
Provinsi
Sulawesi
Tenggara
masih
menitikberatkan pada peningkatan kesejahteran masyarakat, melalui program bahteramas, mendorong kemandirian dan daya saing. Sehubungan dengan kemandirian dan daya saing dimaksud, pembangunan SDM merupakan agenda utama. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan salah satu pilar yang sangat penting dalam membangun SDM yang sehat, cerdas, produktif dan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 53 -
panjang umur. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara yang merupakan salah satu SKPD yang diberikan kewenangan untuk mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan di bidang Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, berkewajiban untuk menjabarkan visi, misi dan program pembangunan
di
bidang kesehatan sesuai arah kebijakan pembangunan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.
Berbagai faktor yang akan menjadi pendorong dan
penghambat dalam pelaksanaan pembangunan di antaranya.
a. Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan belum optimal, sehingga kurang mendukung dan menunjang pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan yang sifatnya kompleks; b. Sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan medis dan non medis masih terbatas dan belum memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas sehingga pelaksanaan tugas belum mencapai tingkat maksimal; c.
Penyebaran tenaga medis dan paramedis di kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara belum merata yang mengakibatkan kesejangan pelayanan kesehatan;
d. Akses dan kualitas pelayanan kesehatan yang rendah khususnya pada daerah terpencil, pesisir dan kepulauan; e. Ketersediaan obat dan pengawasan obat-makanan masih terbatas; f.
Pembiayaan kesehatan untuk memberikan jaminan perlindungan kesehatan masyarakat masih terbatas;
g. Manajemen pembangunan kesehatan belum efektif. Selain
itu
juga,
pelaksanaan
pembangunan
bidang
kesehatan
dipengharuhi oleh faktor sosial, ekonomi, pendidikan dan perilaku masyarakat yang
kurang
mendukung
dalam
pelayanan
kesehatan
masih
belum
mendukung. Adapun faktor-faktor dimaksud adalah sebagai berikut: a. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan; b. Kurangnya
pengetahuan
masyarakat
terkait PHBS, tingkat ekonomi
dan tingkat pendidikan masyarakat yang relatif masih rendah; c.
- 54 -
Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum optimal;
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
e. Masih rendahnya tingkat partisipasi laki-laki, keluarga dan masyarakat mengenai hak reproduksi perempuan; f.
Masih
kurangnya
pengetahuan
masyarakat
mengenai
pentingnya
kesehatan ibu dan anak; Secara ringkas permasalahan pelaksanaan Visi Misi Gubernur dan Wakil Gubernur serta faktor pendukung dan penghambatnya disajikan pada Tabel berilkut. Tabel 3.1. Permasalahan Pelaksanaan Visi Misi Gubernur Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2018 Visi: Mewujudkan Sulawesi Tenggara Sejahtera, Mandiri dan Berdaya Saing Misi dan Program Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra
NO (1) 1 1.1
(2) Misi 1 : Peningkatan kualitas sumber daya manusia Program Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat
Penghambat
Pendorong
(3)
(4)
(5)
1.1.1
Masih ditemukan masyarakat dengan beban pembiayaan kesehatan yang masih tinggi
a
Masih kurangnya komitmen pemerintah dalam pembiayaan kesehatan
a
1.1.2
Masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat
b
b
1.1.3
Masih tingginya angka kesakitan akibat penyakit menular
c
Masih rendahnya kualitas lingkungan
d
Terbatasnya kualitas fasilitas pelayanan kesehatan Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan Terbatasnya jumlah dan mutu tenaga kesehatan Ternbatasnya dukungan manajemen dan kelembagaan pelayanan kesehatan
1.1.4
3.3.
Faktor
Permasalahan Pelayanan Kesehatan
e
c
d e
f
Dukungan dana dekonsentrasi, tugas pembantuan, Bantuan Operasional Kesehatan, Jamkesmas/Jampersal serta Pembebasan Biaya Pengobatan
Tersedia Regulasi dan Norma Sosial yang mendukung
Kebijakan Pemerintah Provinsi terkait dana block grant Jumlah tenaga yang btersedia untuk dioptimalkan Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pelayanan kesehatan Visi Misi Gubernur dan Wakil Gubernur yang menjadikan Kesehatan sebagai pilar utama dalam peningkatan SDM
Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan RI dan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI, sasaran menengah yang ingin dicapai adalah : 1). Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat yang ditandai dengan:
Meningkatnya UHH dari 70,7 tahun menjadi 72 tahun;
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 55 -
Menurunnya AKI melahirkan dari 228 menjadi 118 per 100.000 KH;
Menurunnya AKB dari 34 per 1000 KH tahun 2007 menjadi 24 per 1.000 KH;
Menurunnya AKN dari 19 per 1000 KH tahun 2007 menjadi 15 per 1.000 KH;
Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) dari 18,4% tahun 2010 menjadi kurang dari 15%
Menurunnya prevalensi anak balita pendek dari 36,8% tahun 2010 menjadi kurang dari 32%;
2). Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular yang ditandai dengan :
Menurunnya prevalensi Tuberclosis dari 235 penduduk;
menjadi 224 per 100.000
Menurunnya kasus Malaria (Anual Paracite Index-API) dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk;
Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa sampai kurang dari 0,5%;
Angka Kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000 penduduk 3). Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender; 4). Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk terutama penduduk miskin; 5). Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tingkat Rumah Tangga dari 50% menjadi 70%; 6). Terpenuhinya kebutuhan tenaga strategis di Daerah Terpensil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK); 7). Seluruh Provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular; 8). Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan SPM. Sehubungan dengan sasaran menengah Renstra Kementerian Kesehatan tersebut, maka beberapa indikator yang sesuai akan menjadi acuan dalam perumusan kebijakan pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan program sesuai dengan sasaran Renstra Kementerian Kesehatan diantaranya penyebaran SDM Kesehatan yang belum merata, kualitas pelayanan kesehatan yang masih rendah, manajemen pelayanan kesehatan yang belum baik serta faktor-faktor sosial ekonomi dan budaya. Dalam upaya
- 56 -
mengantisipasi
permasalahan
tersebut,
kementerian
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
kesehatan
juga
megeluarkan kebijakan penempatan bidan di desa, penempatan khusus tenaga kesehatan, peningkatan kapasitas melalui dana dekonsentrasi, penyediaan sarana dan prasarana penunjang pelayanan melalui dana tugas pembantuan serta pemberian Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
Sehubungan dengan hal
tersebut, secara rinci dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 3.2.Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Kesehatan beserta faktor penghambat dan pendorong keberhasilan penanganannya NO
(1) 1
Sasaran Jangka Menengah Renstra Kementerian Kesehatan RI
Permasalahan Pelayanan SKPD Penghambat
(2) Menurunnya Prevalensi Kekurangan Gizi dari 18,4% menjadi 15,0
Faktor
(3) 1.1.
Cakupan pelayanan gizi yang relatif masih rendah: - jumlah kasus gizi buruk yang masih banyak - Cakupan pemantauan anak di Posyandu masih rendah
(4)
Pendorong (5)
1.1.1
Pelaksanaan program perbaikan gizi masih bersifat sektoral
Ketersediaan Sarana dan Prasarana
1.1.2
Paket kegiatan intervensi gizi sudah ditentukan,smentara kondisi masing-masing daerah berbeda
Tersedia Regulasi dan Norma Sosial yang mendukung
1.1.3
Jangkauan pelayanan gizi masyarakat belum maksimal
Dukungan kebijakan Pemerintah Pusat melalui Gerakan Nasional Scalling Up Nutrition
1.1.4
Kemampuan petugas gizi yang relatif belum optimal
1.1.5
Peran Stake holder yang belum optimal
Dukungan kebijakan Pemerintah Pusat melalui Gerakan Nasional Scalling Up Nutrition Dukungan Pembiayaan Pemerintah Pusat melalui Bantuan Operasional Kesehatan
1.1.6
Sistem kelembagaan pangan dan gizi yang belum optimal
Semua Desa/Kelurahan tersedian Posyandu
1.1.7
Partisipasi masyarakat yang relatif rendah
Dukungan Kader PKK
1.1.8
Kemampuan sosial ekonomi masyarakat yang relatif masih rendah
Pengembangan Rumah Pemulihan Gizi
1.1.9
Partisipasi masyarakat yang relatif rendah
Jumlah tenaga gizi yang sudah tersedia setiap Puskedsmas
1.1.10 Kemampuan sosial ekonomi masyarakat yang relatif masih rendah 2
Menurunnya Angka Kematian Ibu melahirkan dari 228 menjadi 118 per 100000KH
2.1
Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai standar masih terbatas
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
2.1.1
Kemampuan masyarakat untuk mencapai akses yankes masih relatif rendah
- 57 -
Kebijakan Pemerintah Provinsi terkait dana block grant
NO
3
Sasaran Jangka Menengah Renstra Kementerian Kesehatan RI
Permasalahan Pelayanan SKPD Penghambat
Pendorong
Menurunnya AKB dari 34 menjadi 24 per 1000 KH
2.1.2
Belum semua desa terdapat sarana pelayanajn kesehatan yang memadai
Kebijakan Pemerintah Pusat melalui dana DAK dan TP yang memberikan prioritas penyediaan sarana pelayanan kesehatan pada daerah - daerah sulit
Menurunnya Angka Kematian Neonatal dari 19 menjadi 15 per 1000 KH Meningkatnya Persentase Ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 90%
2.1.3
Belum semua desa memiliki Bidan yang kompeten dan terlatih
2.1.4
Kemampuan petugas yang belum memadai
Kebijakan Pemerintah melakukan penempatan Bidan di Desa Jumlah Polindes dan Poskesdes
Cakupan kunjungan neonatal lengkap sebesar 90%
2.1.5
Sistem rujukan yang belum berjalan secara optimal
Puskesmas Perawatan dan PONED
2.1.6
Belum semua sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di Puskesmas memiliki fasilitas penunjang pelayanan KIA sesuai standar
Pengembangan Kelas Ibu Hamil dan Balita
3.1.1
Belum semua daerah sulit memiliki sarana dan prasarana pelayanan yang berkualitas
Kebijakan Pemerintah Pusat melalui dana DAK dan TP yang memberikan prioritas penyediaan sarana pelayanan kesehatan pada daerah - daerah sulit
3.1.2
Sistem pelayanan kesehatan rujukan belum berjalan
Kebijakan Pemerintah Provinsi terkait dana block grant
3.1.3
Akses infrastruktur penunjang kurang mendudukung khususnya yang menghubungkan antara wilayah
Kebijakan Pemerintah Provinsi melalui Program Pembebasan Biaya Pengfobatan
Program Bina Upaya Kesehatan : Semua Puskesma rawat inap mampu PONED 100%
3.1
Terbatasnya aksesibilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas terutama pada kelompok rentan seperti penduduk miskin, daerah terpencil dan kepulauan
Semua RS Kabupaten/Kota yang melaksanakan mampu PONEK sebesar 100%
6
Faktor
Terpenuhinya kebutuhan tenaga strategis di Daerah Tertinggal, perbatasan dan kepulauan
6.1
Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas serta penyebaran sumberdaya manusia kesehatan yang memiliki kompetensi
6.1.1
6.1.2
- 58 -
Komitmen penenmpatan tenaga dokter spesialis yang masih rendah
Lemahnya koordinasi antara pemangku kepentingan terkait dengan reqruitmen dan pengembangan kepegawaian
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Kebijakan Pemerintah melalui Penerapan SJSN Pemberian bantuan beasiswa pendidikan melalui program Cerdas Sultraku
Peningkatan peran Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP)
NO
7
Sasaran Jangka Menengah Renstra Kementerian Kesehatan RI
Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin
Permasalahan Pelayanan SKPD
Faktor Penghambat
7.1
Belum terlindunginya masyarakat secara maksimal terhadap beban pembiayaan pelayanan kesehatan
Pendorong
6.1.3
Reqruitmen tenaga tidak didasarkan pada analisis kebutuhan
Pemberlakuan sistem penerimaan tenaga kesehatan melalui uji kompetensi dan Surat Tanda Registrasi
7.1.1
Data Kepesertaan Jamkesda belum akurat
Adannya ketersediaan Pendanaan Pemerintah Provinsi untuk Program Bahteramas
7.1.2
Pengetahuan, pengguna Jamkesmas, Bahteramas menyakut Prosedur Pelayanan masih rendah sehingga mempengaruhi tingkat efektifitas dan efisiensi Pelayanan
Dukungan Kebijakan Pemerintah Provinsi melalui Peraturan Gubernur tentang Pembebasan Biaya Pengobatan
7.1.3
Masih ada sejumlah Pelayanan yang tidak dijamin dan terbatas terhadap Penguna Jamkesmas dan Bahteramas dalam mendapatkan Pelayanan Kesehatan yang diperlukan
Tersedianya Tenaga Medis dan Para Medis untuk mendukung Program Jamkesmas dan Bahteramas
Kebijakan Pemerintah melalui Penerapan SJSN
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi juga ditentukan oleh kontribusi pemangku kepentingan lainnya, disamping tanggung jawab individu dan keluarga. Untuk optimalisasi hasil kerja serta kontribusi positif tersebut, wawasan kesehatan perlu dijadikan salah satu asas pokok program pembangunan di daerah, yang dalam pelaksanaannya seluruh unsur atau sub sistem dari sistem pembangunan berperan sebagai penggerak utama pembangunan di Provinsi Sulawesi Tenggara berwawasn kesehatan
yang dituangkan dalam bentuk program-program dalam
RPJMD dan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Untuk mengurangi kesenjangan yang terjadi dalam pembangunan kesehatan, diperlukan pemikiran yang inovatif, kreatif serta pola pikir yang rasional mengenai kebijakan program pembangunan kesehatan dalam upaya memutuskan mata rantai faktor penyebab masalah kesehatan, terutama yang berada di luar domain sektor kesehatan. Reformasi kesehatan masyarakat yang meliputi reformasi Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 59 -
kebijakan SDM Kesehatan, reformasi pembiayaan kesehatan, reformasi kebijakan pelayanan
kesehatan
dan
reformasi untuk
kebijakan
yang
terkait
dengan
terselenggaranya Good Governance sudah harus dilakukan. Akar
permasalahan
yang
ada,
perlu
mendapatkan
diantaranya faktor sosial ekonomi yang menentukan situasi
perhatian
serius
dimana masyarakat
tumbuh, belajar, hidup, bekerja dan terpapar, serta rentan terhadap masalah gizi, penyakit dan komplikasinya dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
dan
mencapai target RPJMN, RPJMD, MDGs dan SPM. Hubungan antara status sosial ekonomi dan kesehatan berlaku secara universal. Tingkat kematian dan tingkat kesakitan serta kurang gizi secara konsisten didapatkan lebih tinggi pada kelompok dengan sosial ekonomi rendah. Perlu upaya sungguh-sungguh dalam mengurangi disparitas masyarakat terhadap akses pendidikan, pekerjaan, partisipasi sosial dan pelayanan publik. Dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan dan gizi, pemberdayaan masyarakat lebih diarahkan agar masyarakat berdaya dan mandiri untuk ikut aktif memelihara kesehatannya sendiri dan melakukan upaya pro-aktif tidak menunggu sampai jatuh sakit, karena ketika sakit sebenarnya telah kehilangan nilai produktif. Upaya promotif dan preventif perlu ditingkatkkan untuk mengendalikan angka kesakitan yang muncul dan mencegah hilangnya produktivitas serta menjadikan sehat sebagai fungsi produksi yang dapat memberi nilai tambah. Kondisi geografis antar regional juga perlu menjadi pertimbangan dalam menata sistem pelayanan kesehatan rujukan. Sehubungan dengan pengembangan sistem pelayanan rujukan satelit (Cluster) wilayah dan pengembangan sistem pelayanan gugus pulau menjadi salah satu alternatif. Perlu juga diperhatikan adanya perkembangan lingkungan strategis dalam lingkup internasional, nasional maupun
baik
lokal yang akan mempengaruhi
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara. 3.5. Penentuan Isu-isu Strategis Pembangunan kesehatan pada prinsipnya merupakan bagian itegral dari pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan sifatnya multidimensional yang tidak bisa terlepas dari dinamika internasional/global, nasional dan regional (lokal).
- 60 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Berbagai isu strategis yang masih harus dihadapi dalam 5 (lima) tahun ke depan antara lain: 3.5.1. Isu Internasional Isu
globalisasi
mempengaruhi
masih
dinamika
merupakan
pembangunan
hal
yang
sangat
internasional
mendasar
yang
dalam
sekaligus
akan
memberikan dampak terhadap pembangunan nasional dan regional. Implementasi WTO, APEC dan AFTA dengan segala resiko deregulasi dan perizinan perlu diantisipasi.
Di
samping
itu,
pemanasan
global,
biosecurity,
bioterrosim,
penggunaan teknologi high cost, global epidemic deseases, global stratgey on diet, physical activity, Millinium Development Goals (MDGs), krisis ekonomi global, krisis bahan pangan, komitmen ASEAN dan internasional lainnya, komitmen bilateral dengan negara perbatasan, terbukanya peluang lapangan kerja kesehatan secara global, serta masuknya investasi dan tenaga kerja/kesehatan dari negara lain. Harmonisasi regulasi dan implementasi AFTA dan kesepakatan global, termasuk tenaga kesehatan. 3.5.2. Isu Strategis Nasional Isu strategis nasional yang akan dihadapi dalam 5 (lima) tahun ke depan antara lain desentralisasi, penyakit new emerging desease, reformasi dan demokratisasi, dinamika politik nasional, krisis ekonomi dan keterbatasan dana pemerintah,
pengurangan
anggaran
pusat,
peningkatan
anggaran
pusat,
peningkatan anggaran daerah, deregulasi di berbagai perizinan, pengurangan beban pemerintah, privatisasi pelayanan kesehatan, pembedayaan masyarakat, IPM dan kualitas SDM yang rendah, kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup, standar kompetensi tenaga, penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), pemilihan umum (Pemilihan legislatif dan Pemilihan Presiden). 3.5.3. Isu Strategis Lokal Isu strategis yang bersifat lokal yang harus diantisipasi dalam 5 (lima) tahun diantaranya
disparitas
pelayanan
kesehatan,
pemilihan
kepala
daerah,
pembebasan biaya pengobatan bahteramas, dinamika politik daerah. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka di bawah ini akan disajikan matriks isu-isu global, nasional dan lokal eksternal seperti berikut. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 61 -
Tabel 3.3. Isu-isu global, nasional dan lokal eksternal No
Isu Strategis Dinamika Internasional
Dinamika Nasional
Dinamika Regional/Lokal
LainLain
(4)
(5)
(1)
(2)
1
Implementasi WTO, APEC dan AFTA
Desentralisasi
(3)
Disparitas pelayanan kesehatan
2
Pemanasan Global
Penyakit New Emerging Deseases
Dinamika Politik Daerah
3
Biosecurity
Reformasi danemokratisasi
Dinamika penganggaran daerah
4
Bioterorisme
Dinamika politik nasional
5
Penggunaan teknologi yang High Cost
Krisis ekonomi dan keterbatasan dana pemerintah
Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota Pembebasan Biaya Pengobatan
6
Global Epidemic Deseases
Dinamika penganggaran
Mutasi dan Rekruitmen pegawai tidak berdasarkan pada kompetensi
7
Global strategy on diet
Deregulasi berbagai perizinan
Migrasi tenaga kerja akibat terbukanya lapangan kerja di Sulawesi Tenggara
8
Physical Activity
Pengurangan beban pemerintah
Daerrah sasaran wisatawan manca negara dan lokal
9
Millineum Development Goals
Privatisasi pelayanan kesehatan
Akses transportasi antar wilayah
10
Krisis ekonomi global
Pemberdayaan masyarakat
11
Krisis bahan pangan
IPM dan kualitas SDM rendah
12
Terbukanya peluang lapangan kerja kesehatan secara global
Kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup
13
Masuknya investasi dan tenaga kerja/kesehatan dari negara lain
Standar kompetensi tenaga
14
Komitmen ASEAN dan Internasional lainnya
Penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Berdasarkan isu-isu dan dinamika tersebut di atas, maka dalam rangka mengantisipasi dinamika pembangunan kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, dijabarkan isu pokok sebagai berikut : a. Terbatasnya aksesibilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas terutama pada kelompok rentan seperti penduduk miskin, daerah terpencil, kepulauan dan pesisir; b. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai standar masih terbatas; c. Belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh; d. Masih tingginya kematian akibat kesakitan penyakit menular dan tidak menular; e. Belum
- 62 -
terlindunginya
masyarakat
secara
maksimal
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
terhadap
beban
pembiayaan; f. Belum terpenuhinya jumlah,
jenis, kualitas serta penyebaran sumber daya
manusia kesehatan dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi ketenagaan kesehatan; g. Belum optimalnya ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan ketersediaan obat essensial, penggunaan obat yang tidak rasional dan penyelenggaran kefarmasian yang berkualitas; h. Masih terbatasnya kemampuan manajemen dan informasi kesehatan meliputi pengelolaan administrasi dan hukum kesehatan; i. Belum optimalnya pelaksanaan manajerial dalam sinkroisasi perencanaan kebijakan program dan anggaran serta masih terbatasnya koordinasi.
Secara ringkas isu-isu pembangunan kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara seperti berikut.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 63 -
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 1.1 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Berdasarkan isu-isu strategis dalam pembangunan kesehatan dan visi misi Gubernur Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2018 yakni Mewujudkan Sulawesi Tenggara Sejahtera Mandiri dan Berdaya Saing dan dalam rangka mendukung Visi Kementerian Kesehatan RI 2010-2014 yakni Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan, maka Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara merumuskan visi yakni, ”Mewujudkan Masyarakat
Sulawesi
Tenggara Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat”. Sedangkan misi yang diemban adalah:
1. Meningkatkan manajemen dan kelembagaan pelayanan kesehatan; 2. Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan yang berkualitas; 3. Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat; 4. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia kesehatan; 1.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 1.2.1. Tujuan
Secara umum tujuan pembangunan kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah mewujudkan kesehatan masyarakat Sulawesi Tenggara seperti yang telah dituangkan dalam Visi Dinas Kesehatan. Sehubungan dengan hal tersebut, tujuan pembangunan kesehatan adalah:
1. Mewujudkan tatakelola administrasi perkantoran secara efektif; 2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat; 3. Meringankan beban pembiayaan kesehatan pada golongan masyarakat tertentu; 4. Meningkatkan kesadaran kemauan dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat; 5. Meningkatkan ketersediaan SDM Kesehatan sesuai dengan kebutuhan; 1.2. Sasaran Strategis
- 64 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Sasaran strategis jangka menengah yang ingin dicapai oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebagai berikut :
1). Terlaksananya tatakelola administrasi perkantoran secara efektif; 2). Menurunnya AKI melahirkan dari 312 menjadi 221 per 100.000 KH dan AKB dari 41 menjadi 21 per 1000 KH; 3). Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular yang ditandai dengan :
Menurunnya prevalensi Tuberclosis dari 235
menjadi 224 per
100.000 penduduk;
Menurunnya kasus Malaria (Anual Paracite Index-API) dari 2 menjadi 1 per 1000 penduduk;
Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa sampai kurang dari 0,5%;
Angka Kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000 penduduk;
4). Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) dari 23,8% tahun 2010 menjadi
kurang dari 15% tahun 2018 dan
menurunnya prevalensi anak balita pendek dari 36,8% menjadi kurang dari 32%; 5). Meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada golongan masyarakat tertentu. 6). Meningkatnya Desa Siaga Aktif dari 14,2% menjadi 65 % 7). Terpenuhinya
SDM Kesehatan
yang memiliki kompetensi di fasilitas
pelayanan kesehatan 1.3 Strategi Strategi yang akan dilaksanakan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan sebagai berikut:
(1) Melakukan penatakelolaan administrasi perkantoran secara efektif (2) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan anak (3) Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan; (4) Meningkatkan mutu dan akses upaya pelayanan kesehatan Primer dan upaya kesehatan rujukan; Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 65 -
(5) Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan; (6) Meningkatkan mutu dan akses pelayanan gizi masyarakat (7) Mengembangkan sistem jaminan kesehatan yang berkeadilan terjangkau seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara (8) Mengembangkan kesadaran, kemauan dan kemandirian masyarakat untuk Hidup Sehat (9) Meningkatkan jumlah, mutu
dan distribusi sumberdaya manusia
kesehatan.
1.4 Arah Kebijakan Untuk
tercapainya
tujuan
tersebut,
kebijakan
pembangunan
kesehatan
diarahkan pada:
(1) Penatakelolaan administrasi perkantoran melalui pelayanan administrasi perkantoran, penyediaan sarana dan prasarana aparatur,
peningkatan
dan pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja, perencanaan dan evaluasi, pengembangan kajian dan hukum kesehatan, pengembangan sistem
informasi,
pengembangan
kelembagaan
laboratorium
dan
Bapelkes, (2) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan anak melalui program bina kesehatan ibu dan KB serta bina kesehatan anak (3) Meningkatkan imunisasi,
upaya
pengendalian
pencegahan
dan
penyakit
melalui
penanggulangan
pemberian
penyakit
menular,
pencegahan penanggulangan penyakit tidak menular dan penyehatan lingkungan; (4) Meningkatkan
akses
dan
mutu
pelayanan
kesehatan
melalui
pemantapan manajemen pelayanan kesehatan masyarakat dan penataan pelayanan kesehatan rujukan; (5) Meningkatkan penyediaan,
akses
dan
pendistribusian
mutu dan
pelayanan
kefarmasian
pengawasan
obat,
perbekalan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan; - 66 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
melalui
vaksin
dan
(6) Meningkatkan mutu
dan akses
pelayanan gizi melalui
upaya
pencegahan dan penanggulanan kekurangan gizi (7) Pengembangan
jaminan
kesehatan
melalui
perluasan
program
pembebasan biaya pengobatan dan sistem jaminan kesehatan lainnya. (8) Pengembangan kesadaran, kemauan dan kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat
melalui
peningkatan
peran
serta
dan
pemberdayaan
masyarakat dalam PHBS dan Desa Siaga . (9) Peningkatan ketersediaan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dani daerah sulit dan terpencil serta
difailitas pelayanan kesehatan
melalui Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 67 -
Tabel 4.1 Sinkronisasi Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 2013-2018 Misi
Tujuan
Meningkatkan Manajemen dan Kelembagaan Pelayanan Kesehatan
Mewujudkan tatakelola administrasi perkantoran secara efektif
Meningkatkan Upaya Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
Terlaksananya tatakelola administrasi perkantoran secara efektif
Melakukan penatakelolaan administrasi perkantoran secara efektif
Penatakelolaan administrasi perkantoran melalui perencanaan dan evaluasi, pengembangan kajian dan hukum kesehatan, pengembangan sistem informasi, penyediaan gaji pegawai, pengembangan kelembagaan laboratorium dan Bapelkes, pelayanan administrasi perkantoran, penyediaan sarana dan prasarana aparatur, peningkatan dan pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
- 68 -
Menurunnya AKI Meningkatkan akses pelayanan melahirkan dari 312 kesehatan ibu dan anak menjadi 221 per 100.000 KH; Menurunnya AKB dari 41 menjadi 21 per 1000 KH;
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Meningkatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan anak melalui program bina kesehatan ibu dan KB serta bina kesehatan anak
Misi
Tujuan
Sasaran
Strategi
Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular yang
Meningkatkan upaya pengendalian penyakit
Meningkatkan upaya pengendalian penyakit melalui pemberian imunisasi, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular, pencegahan penanggulangan penyakit tidak menular dan penyehatan lingkungan;
Meningkatkan mutu dan akses upaya pelayanan kesehatan Primer dan upaya kesehatan rujukan
Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan melalui pemantapan manajemen pelayanan kesehatan masyarakat dan penataan pelayanan kesehatan rujukan
Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan
Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kefarmasian melalui penyediaan, pendistribusian dan pengawasan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
Meningkatkan mutu dan akses pelayanan gizi masyarakat
Meningkatkan mutu dan akses pelayanan gizi melalui upaya pencegahan dan
ditandai dengan :
Menurunnya Tuberclosis
prevalensi dari
235
menjadi 224 per 100.000 penduduk;
Menurunnya
kasus
Malaria (Anual Paracite Index-API) dari 2 menjadi 1 per 1000 penduduk;
Terkendalinya
prevalensi
HIV pada populasi dewasa sampai kurang dari 0,5%;
Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) dari 23,8% tahun 2010 menjadi kurang dari 15%
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 69 -
Arah Kebijakan
Misi
Tujuan
Sasaran
Strategi
tahun 2018 dan menurunnya prevalensi anak balita pendek dari 36,8% menjadi kurang dari 32%
Arah Kebijakan penanggulanan kekurangan gizi
Meringankan beban pembiayaan kesehatan pada golongan masyarakat tertentu
Meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada golongan masyarakat tertentu.
Mengembangkan sistem jaminan kesehatan yang berkeadilan terjangkau seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara
Pengembangan jaminan kesehatan melalui perluasan program pembebasan biaya pengobatan dan sistem jaminan kesehatan lainnya.
Meningkatkan Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat
Peningkatan kesadaran kemauan dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
Meningkatnya Desa Siaga Aktif
Mengembangkan kesadaran, kemauan dan kemandirian masyarakat untuk Hidup Sehat
Pengembangan kesadaran, kemauan dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui peningkatan peran serta dan pemberdayaan masyarakat dalam PHBS dan Desa Siaga .
Meningkatkan Kualitas SDM Kesehatan
Meningkatkan ketersediaan SDM Kesehatan sesuai dengan kebutuhan
Terpenuhinya SDM Kesehatan yang memiliki kompetensi di Daerah Sulit dan terpencil serta fasilitas pelayanan kesehatan
Meningkatkan jumlah, mutu dan distribusi sumberdaya manusia kesehatan.
Peningkatan ketersediaan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dani daerah sulit dan terpencil serta difailitas pelayanan kesehatan melalui Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan.
- 70 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
dari 14,2% menjadi 65 %
.BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, KELOMPOK SASARAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1. Kebijakan dan Program
Kebijakan
pembangunan
peningkatan status kesehatan
kesehatan
diarahkan
pada
upaya
melalui upaya promotif dan preventif
tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Sehubungan dengan arah kebijakan tersebut, maka dikembangkan kebijakan yang sifatnya operasional. Dalam kurun waktu 2013 – 2018, kebijakan pembangunan kesehatan akan meliputi peningkatan akses pelayanan kesehatan ibu; meningkatkan upaya promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif melalui pengembangan kesehatan, farmasi dan
promosi
dan
pemberdayaan
masyarakat
bidang
lingkungan, penyediaan obat dan vaksin serta perbekalan peningkatan akses pelayanan dasar (Puskesmas dan
jaruingannya) dan pelayanan kesehatan rujukkan (rumah sakit); upaya pencegahan
dan
penanggulangan
kekurangan
gizi;
Peningkatan
ketersediaan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi di daerah sulit dan terpencil serta difailitas pelayanan kesehatan melalui Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan; Pengembangan ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan melalui peningkatan sarana dan prasarana peningkatan (Puskesmas
pelayanan sarana dan
kesehatan dan
bersumber
prasarana
Jaringannya),
pelayanan
peningkatan
daya
masyarakat,
kesehatan
sarana
dan
dasar
prasarana
pelayanan rujukan (Rumah Sakit); Pengembangan jaminan kesehatan melalui perluasan program pembebasan biaya pengobatan dan sistem jaminan kesehatan lainnya; Penatakelolaan administrasi perkantoran melalui perencanaan dan evaluasi, pengembangan kajian dan hukum kesehatan, pengembangan sistem informasi,
penyediaan gaji pegawai,
pengembangan kelembagaan laboratorium dan Bapelkes, pelayanan administrasi perkantoran, penyediaan sarana dan prasarana. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
-71-
Tabel 5.1. Kebijakan Umum dan Program Bidang Kesehatan Tujuan
Sasaran
Strategi dan Arah Kebijakan
Indikator kinerja (outcome) Persentase pelayanan administrasi perkantoran (persen)
Tujuan 1. Peningkatan manajemen kelembagaan pelayanan kesehatan yang terakreditasi dan menjadi Badan Layanan Umum (BLU)
Sasaran 1. Mewujudkan tata kelola manajemen yang good governance
Penatakelolaan administrasi perkantoran melalui perencanaan dan evaluasi, pengembangan kajian dan hukum kesehatan, pengembangan sistem informasi, pengembangan kelembagaan laboratorium dan Bapelkes, pelayanan administrasi perkantoran, penyediaan sarana dan prasarana
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Capaian Kinerja Kondisi awal 100
Kondisi Akhir 100
Prog. Pemb. Daerah
Bidang Urusan
SKPD P.Jawab
Program pelayanan administrasi perkantoran Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Urusan Wajib
Dinas Kesehatan
Urusan Wajib
Dinas Kesehatan
Urusan Wajib
Dinas Kesehatan
Program peningkatan dan pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Program Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Kesehatan
Urusan Wajib
Dinas Kesehatan
Wajib
Dinas Kesehatan
Persentase keterpenuhan sarana prasarana perkantoran (persen)
100%
100%
Cakupan sumber daya aparatur yang memenuhi standar/kaidah disiplin aparatur (persen) Cakupan laporan kinerja dan keuangan yang terselesaikan tepat waktu (persen)
100%
100%
100%
100%
Cakupan dokumen perencanaan yang disusun dan dievaluasi (persen)
100%
100%
Peresentase ketersediaan dokumen hasil kajian dan rumusan dokumen kebijakan(persen)
100%
100%
Program Kajian dan Kebijakan Kesehatan
Wajib
Dinas Kesehatan
Persentase Kabupaten/Kota dan fasyankes yang mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan (persen)
100%
100%
Program pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Terpadu dan Sistem Kesehatan Provinsi
Wajib
Dinas Kesehatan
-72-
Tujuan
Sasaran
Sasaran 2 Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dari 312 menjadi 221 per 100.000 KH; Menurunnya AKB dari 41 menjadi 21 per 1000 KH;
Tujuan 2 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Sasaran 3. Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular yang ditandai dengan :
Menurunnya prevalensi Tuberclosis dari 235 menjadi 224 per 100.000 penduduk; Menurunnya kasus Malaria (Anual Paracite Index-API) dari 2 menjadi 1 per 1000 penduduk; Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa sampai kurang dari 0,5%;
Strategi dan Arah Kebijakan
Meningkatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan anak melalui program bina kesehatan ibu dan KB serta bina kesehatan anak
Meningkatkan upaya pengendalian penyakit melalui pemberian imunisasi, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular, pencegahan penanggulangan penyakit tidak menular dan penyehatan lingkungan
Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan melalui pemantapan manajemen pelayanan kesehatan masyarakat dan penataan pelayanan kesehatan rujukan Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kefarmasian melalui penyediaan, pendistribusian dan pengawasan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Indikator kinerja (outcome)
Capaian Kinerja Kondisi awal
Kondisi Akhir
Persentase UPT Dinkes yang terkareditasi (persen)
0
35%
Persentase UPT Dinkes menjadi Badan Layanan Umum (BLU) (persen)
0
35%
Cakupan Kunjungan Neonatal lengkap (Persen)
83,9%
85,1%
Cakupan Pelayanan Ibu Hamil minimal 4kali selama kehamilan (K4) (Persen)
82,1%
84%
Prog. Pemb. Daerah Program Standarisasi dan Mutu Kesehatan Program Pengembangan Kelembagaan Laboratorium Kesehatan, Bapelkes dan Instalasi Farmasi Program Peningkatan Pelayanan Anak Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dan Tidak Menular Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Bidang Urusan
SKPD P.Jawab
Wajib
Dinas Kesehatan
Wajib
Dinas Kesehatan
Urusan Wajib
Dinas Kesehatan
Urusan Wajib
Dinas Kesehatan
Urusan Wajib
Dinas Kesehatan
Urusan Wajib
Dinas Kesehatan
Cakupan pelayanan imunisasi dasar lengkap anak usia 0-11 bulan (Persen)
71,50%
100%
Cakupan Rumah Tangga dengan air bersih yang layak (Persen)
54,4%
62,9%
85%
100%
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Wajib
Dinas Kesehatan, Bappeda
25%
100%
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Wajib
Dinas Kesehatan, Bappeda
70%
86%
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Wajib
Dinas Kesehatan, Bappeda
Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan Minilokakarya program (Persen) Persentase Fasyankes (Rumah Sakit & Puskesmas) yang terakreditasi (Persen) Persentase ketersediaan obat, Perbekalan Kesehatan dan vaksin (Persen)
-73-
Tujuan
Tujuan 3 Peningkatan kesadaran kemauan dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat Tujuan 4 Meringankan beban pembiayaan kesehatan pada golongan masyarakat tertentu Tujuuan 5 Meningkatkan ketersediaan SDM Kesehatan sesuai kebutuhhan
Sasaran Sasaran 4. Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) dari 23,8% tahun 2010 menjadi kurang dari 15% tahun 2018 dan menurunnya prevalensi anak balita pendek dari 36,8% menjadi kurang dari 32% Sasaran 5. Meningkatnya Desa Siaga Aktif dari 14,2% menjadi 65 %
Strategi dan Arah Kebijakan
Meningkatkan mutu dan akses pelayanan gizi masyarakat
Pengembangan kesadaran, kemauan dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui peningkatan peran serta dan pemberdayaan masyarakat dalam PHBS dan Desa Siaga .
Indikator kinerja (outcome)
Cakupan Pemantauan Pertumbuhan Balita di Posyandu (Persen)
Persentase Desa/Kelurahan yang mengembangkan UKBM aktif (Persen)
Sasaran 6. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada golongan masyarakat tertentu.
Pengembangan jaminan kesehatan melalui perluasan program pembebasan biaya pengobatan dan sistem jaminan kesehatan lainnya.
Persentase masyarakat tidak mampu yang mendapat jaminan pelayanan kesehatan
Sasaran. 7 Terpenuhinya tenaga yang memiliki kompetensi di Daerah Sulit dan terpencil serta fasilitas pelayanan kesehatan
Peningkatan ketersediaan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi difasilitas pelayanan kesehatan melalui Pengembangan SD Manusia/Sumber Daya Aparatur Kesehatan;
Cakupan SDM Aparatur yang lulus pendidikan kompetensi spesifik tupoksi/profesi (Persen)
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Capaian Kinerja
Bidang Urusan
SKPD P.Jawab
Wajib
Dinas Kesehatan, Bappeda
Urusan Wajib
Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Badan Pemberdayaan Perempuan, KPID dan BKKBN
100%
Program Pembebasan biaya pengobatan dan sistem jaminan kesehatan lainnya.
Urusan Wajib
Dinas Kesehatan, RSUD, BPKAD, BPS, Bappeda
100%
Program Pengembangan SDM/SD Aparatur Kesehatan
Urusan Wajib
Dinas Kesehatan, BKD, Biro Ortala.
Kondisi awal
Kondisi Akhir
70,3%
73,3%
85%
100%
100%
100%
Prog. Pemb. Daerah
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Promosi Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
-74-
5.2. Program, Kegiatan dan Kebutuhan Pendanaan
Program pembangunan bidang kesehatan pada prinispnya meliputi program yang berhubungan dengan pengelolaan administrasi dan perkantoran dan program yang sifatnya teknis. Jumlah dana yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian target kinerja sasaran dan target kinerja program dalam kurun waktu 2013-2018 sejumlah Rp.79.33.983.000 hal ini dijelaskan sebagai berikut : Tabel 5.2. Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan selama 5 Tahun (2013 – 2018) Kode Rekening 1
02
01
1
02
02
1
02
03
1
02
06
1
02
05
1
02
07
1
02
15
1
02
16
1
02
19
1
02
20
1
02
21
1
02
22
1
02
23
1
02
28
1
02
29
Program dan Kegiatan Program pelayanan administrasi perkantoran Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Kapasitas Sumber daya Aparatur Program Peningkatan Sistem Perencanaan SKPD Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program Peningkatan Kapasitas Perempuan Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Jumlah Dana Indikatif (Rp.000)
Sumber Pembiayaan
10.828.928
APBD
35.089.289
APBD
1.036.835
APBD
51.535
APBD
2.070.000
APBD
79.585
APBD
4.707.796
APBD
2.873.073
APBD
4.744.924
APBD
1. 879.543
APBD
884.435
APBD
2.603.813
APBD
464.975
APBD
20.000
APBD
762.320
APBD -75-
Kode Rekening 1
02
32
1
02
33
1
02
34
1
02
35
1
02
48
1
02
49
Program dan Kegiatan Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan Program Peningkatan Yankes Perorangan Bebas Biaya (BAHTERAMAS) Program Upaya Kesehatan Perorangan Program pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Terpadu dan Sistem Kesehatan Provinsi Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan Program Pengembangan Kelembagaan Laboratorium Kesehatan, Bapelkes dan Instalasi Farmasi Jumlah
Jumlah Dana Indikatif (Rp.000)
Sumber Pembiayaan
1.631.599
APBD
1.433.679
APBD
3.275.206
APBD
303.282
APBD
3.902.059
APBD
525.580
APBD
79.433.983
Rencana kebutuhan dana pembangunan kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dilakukan secara bertahap. Secara rinci pentahapan pendanaan berdasarkan
kegiatan indikatif dijelaskan pada Tabel berikut.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
-76-
BAB VI INDIKATOR KINERJA Indikator Kinerja dalam Rencana Strategis sehubungan sasaran dan tujuan RPJMD
Tahun
2013-2018
dikelompokkan
atas
indikator
kesehatan) atau biasa juga disebut indikator sasaran dan
dampak
(derajat
indikator kinerja
program (indikator outcome). 6.1. Indikator Kinerja Sasaran dan Target yang ingin dicapai Indikator kinerja sasaran adalah indikator yang pencapaiannya tergantung oleh capaian program dan kegiatan. Jenis indikator meliputi : 1). Prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) sebesar <15%; 2) Angka Kematian Ibu melahirkan 221 per 100.000 KH; 3). Angka Kematian Bayi 21 per 1.000 KH; 4). Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular: Menurunnya prevalensi Tuberclosis dari 235 penduduk;
menjadi 224 per 100.000
Menurunnya kasus Malaria (Anual Paracite Index-API) dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk; Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa sampai kurang dari 0,5%; 5). Usia Harapan Hidup 72 tahun. 6.2. Indikator Kinerja Program dan Target Pencapaiannya 6.2.1. Aspek Kesejahteraan Umum Indikator kesejahteraan pada prinsipnya adalah indikator dampak yang meliputi kematian ibu dan anak, keadaan gizi dan angka kesakitan. Adapun pentahapan pecapaian indikator kesejahteraan setiap tahunnya digambarkan seperti pada Tabel berikut.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 131 -
Tabel . Pentahapan Rencana Pencapaian Indikator Aspek Kesejahteraan Bidan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 2013-2018 Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (Tahun 2011)
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra
Usia harapan Hidup
70,1
70,44
70,61
70,78
70,95
72
72,3
72
Presentase balita Kurang Gizi
23,8
20,6
19,0
17,4
15,8
14,2
12,6
14,2
Tingkat kematian ibu (per 100.000)
312 (SDKI 2007)
249
228
221
221
Tingkat kematian anak (1 - 5 tahun)/1000
62 (SDKI 2007)
48
43
32
32
Tingkat kematian bayi (per 1.000)
41 (SDKI 2007)
34
32
21
21
235
233,2
231,4
229,6
227,8
224
221
224
2
1,8
1,6
1,4
1,2
1
<1
1
0,20%
<0,5%
<0,5%
<0,5%
<0,5%
<0,5%
<0,5%
<0,5%
55
54,2
53,4
52,6
51,8
51
50,2
51
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penurunan Angka Kesakitan • Menurunnya prevalensi Tuberclosis per 100.000 penduduk; • Menurunnya kasus Malaria (Anual Paracite Index-API) per 1000 penduduk • Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa (%); • Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 131 -
- 132 -
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
6.2.2. Aspek Pelayanan Umum Indikator ini meliputi indikator cakupan pelayanan dan indikator sumberdaya pelayanan dalam pelayanan. Jenis indikator dan target pencapaiannya serta penjabarannya setiap tahunnya dijelaskan pada tabel berikut.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 131 -
Tabel . Pentahapan Rencana Pencapaian Indikator Aspek Pelayanan Umum Bidang Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 2013-2018 Indikator Kinerja Program (Outcome) Tertatanya layanan administrasi perkantoran sesuai kebutuhan (Persen) Persentase ketersediaan sarana prasaranaaparatur sesuai kebutuhan Persentase pegawain yang mamiliki kedisiplinan sesuai dengan Peraturan Tersedianya informasi capaian kinerja dan keuangan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (persen) Tersedianya Renstra, Renja dan RKA Dinas Kesehatan dan UPT (persen)
Target Kinerja Program
Data Capaian pada tahun Awal Perencanaan
Tahun – 1
Tahun -2
Tahun -3
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Tahun -4
- 131 -
Tahun -5
Tahun -6
Kondisi Akhir periode Renstra 100
Indikator Kinerja Program (Outcome) Persentase ketersediaan dokumen hasil kajian dan rumusan dokumen kebijakan (dokumen) Terlaksananya penataan administrasi dan kepastian hukum di bidang kesehatan (persen) Persentase Kabupaten/Kota dan Fasyakes yang mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Persentase Fasilitas pelayanan kesehatan terakridasi Terbentuknya Labkes, Bapelkes menjadi BLU (persen) Cakupan Kunjungan Neonatal lengkap
- 132 -
Target Kinerja Program
Data Capaian pada tahun Awal Perencanaan
Tahun – 1
Tahun -2
Tahun -3
0
100
100
100
0
0
100
100
100
100
20
30
0
0
50
83,9
85,1
86,3
Tahun -4 100
100
100
Tahun -5 100
100
Kondisi Akhir periode Renstra 100
Tahun -6 100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
90
90
90
90
90
35
50
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
Target Kinerja Program
Data Capaian pada tahun Awal Perencanaan
Tahun – 1
Tahun -2
Tahun -3
Cakupan Pelayanan Ibu Hamil minimal 4kali selama kehamilan
82,1
84
88
90
90
90
90
Kondisi Akhir periode Renstra 90
Cakupan Pelayanan Imunisasi Dasar anak usia 0-11 bukan Cakupan Rumah Tangga dengan air bersih yang layak Persentase ketersediaan Obat, perbekalan kesehatan dan Vaksin Persentase Puskesmas yang melaksanakan minilokakarya program Persentase RS dan Fasyankes yang terakreditasi Cakupan pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu (D/S) Cakupan Rumah Tangga PHBS
71,5
85
90
100
100
100
100
100
54,4
62,9
71,4
80
85
90
90
90
100
100
100
100
100
100
Indikator Kinerja Program (Outcome)
78
Tahun -4
Tahun -5
Tahun -6
85
100
100
100
100
100
100
100
25
25
50
75
100
100
100
100
70,3
73,3
79,2
85
85
85
85
85
38,7
52,5
66,24
80
85
90
90
90
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
- 133 -
Indikator Kinerja Program (Outcome) Persentase masyarakat miskin yang mendapatkan penjaminan pembiayaan Pelayanan Kesehatan Rasio ketersediaan dokter spesialis per 100.000 pendudul
- 134 -
Target Kinerja Program
Data Capaian pada tahun Awal Perencanaan
Tahun – 1
Tahun -2
Tahun -3
100
100
100
100
3,07
4
4,2
Tahun -4
Tahun -5
100
4,5
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sultra 2013-2018
100
5
Kondisi Akhir periode Renstra 100
Tahun -6 100
6
6
6
REVISI/PERBAIKAN RUMUSAN INDIKATOR DAN DESKRIPSI META INDIKATOR SASARAN RENSTRA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2013-2018
Sasaran
Indikator
Meta Indikator (Rumusan pecapaian indikator)
Satuan
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Ket.
Sasaran 1 Mewujudkan Tata Kelola Manajemen Kesehatan yang Good Governance
Persentase terlaksananya Pengelolaan administrasi yang good governance
Mewujudkan Tata Kelola Manajemen Kesehatan yang Good Governance
Persentase terlaksananya Pengelolaan administrasi yang good governance
-
Jumlah pelaksanaan kegiaitan pengelolaan administrasi yang terealisasi dalam satu tahun dibagi jumlah keseluruhan kegiatan pengelolaan administrasi dikali 100
Persen
100
100
100
100
100
100 Sebelum
100
100
100
100
100
100
sesudah perubahan
Sasaran 2 Angka Kematian Anak dan Ibu Melahirkan
Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak (AKI) dari 312 menjadi 221 per 100.000 KH dan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 41 menjadi 21 per 1.000 KH
Angka Kematian Ibu Melahirkan
Angka Kematian Bayi
Sebelum
Jumlah kasus kematian ibu (hamil & melahirkan) dibagi jumlah seluruh kelahiran hidup (KH) dikali 100.000
100.000 KH
249
Jumlah kasus kematian bayi (0-11 bulan) dibagi jumlah kelahiran hidup dikali 1.000
1.000 KH
34
238
228
224
221
207 sesudah perubahan
33
32
26
21
18
Sasaran
Indikator
Meta Indikator (Rumusan pecapaian indikator)
Satuan
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Ket.
Sasaran 3 Prevalensi Tuberclosis dari 235 menjadi 224 per 100.000 penduduk;
Menurunkan Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular
Jumlah penderita TB dibagi jumlah penduduk dikali 100.000
100.000
Prevalensi Malaria (Anual Paracite IndexAPI) dari 2 menjadi 1 per 1000 penduduk;
Jumlah penderita positif malaria dibagi jumlah penduduk dikali 1.000 per mil
permil
Prevalensi HIV pada populasi dewasa sampai kurang dari 0,5%;
Jumlah kumulatif penderita HIV dan AIDS dibagi jumlah penduduk dikali 10.000 dikali 100
Persen
Jumlah penderita TB dibagi jumlah penduduk dikali 100.000
100.000
Prevalensi Tuberclosis dari 235 menjadi 224 per 100.000 penduduk; Prevalensi Malaria (Anual Paracite IndexAPI) dari 2 menjadi 1 per 1000 penduduk;
Jumlah penderita positif malaria dibagi jumlah penduduk dikali 1.000 per mil
permil
Prevalensi HIV pada populasi dewasa sampai kurang dari 0,5%;
Jumlah kumulatif penderita HIV dan AIDS dibagi jumlah penduduk dikali 10.000 dikali 100
Persen
233,2
231,4
229,6
227,8
1,80
1,60
1,40
1,20
< 0,5%
< 0,5%
< 0,5%
< 0,5%
233,2
231,4
229,6
227,8
1,80
1,60
1,40
1,20
< 0,5%
< 0,5%
< 0,5%
< 0,5%
224
224
Sebelum
1 <1
< 0,5%
< 0,5%
224
224
Sesudah Perubahan
1 <1
< 0,5%
< 0,5%
Sasaran 4 Prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) dari 23,8% tahun 2010 menjadi kurang dari 15% tahun 2018
Menurunkan Prevalensi Kekurangan Gizi (Gizi Kurang & Gizi Buruk) menjadi kurang dari 15% dan prevalensi Anak Balita Pendek menjadi kurang dari 32% Prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan Jumlah Balita kekurangan gizi dibagi jumlah gizi buruk) dari 23,8% tahun 2010 menjadi balita yang ditimbang di Posyandu dikali 100 kurang dari 15% tahun 2018
Persen
20,6
19,0
17,4
15,8
14,2
12,6 Sebelum
20,6
19,0
17,4
15,8
14,2
12,6
sesudah perubahan
Sasaran
Indikator
Meta Indikator (Rumusan pecapaian indikator)
Satuan
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Ket.
Sasaran 5
Meningkatnya Desa Siaga Aktif dari 14,2 % menjadi 65%
Persentase Desa Siaga Aktif
Jumlah Desa siaga Aktif dibagi jumlah seluruh desa dikali 100
Persen
52,5
66,2
80
85
90
90 Sebelum
52,5
66,2
80
85
90
90
100
100
100
100
100
100 Sebelum
100
100
100
100
100
100
20,6
19,0
17,4
15,8
14,2
12,6 Sebelum
20,6
19,0
17,4
15,8
14,2
12,6
sesudah perubahan
Sasaran 6 Persentase masyarakat miskin yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan pada Golongan Masyarakat Tertentu (Miskin)
Persentase masyarakat miskin yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Jumlah masyarakat miskin yang sakit dan mendapatkan pelayanan kesehatan di fasyankes dibagi jumlah masyarakat miskin yang sakit dan memiliki kartu Jaminan Kesehatan dikali 100
Persen
sesudah perubahan
Sasaran 7 Terpenuhinya Sumber Daya Manusia Kesehatan yang memiliki kompetensi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Rasio dokter per 100 ribu penduduk Rasio dokter per 100 ribu penduduk
Jumlah dokter dibagi jumlah penduduk dikali 100.000
100.000
Kendari, 27 November 2015 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dr. H.Asrum Tombili, M.Kes Pembina Utama Madya, IV/c
NIP.19580130 198703 1 003
sesudah perubahan
Tabel 1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Kesehatan Provinsi Sulawei Tenggara Periode 2013 – 2018
Tujuan
Tujuan 1. Peningkatan manajemen dan kelembagaan pelayanan kesehatan yang terakreditasi dan menjadi badan layanan umum
Sasaran
Indikator Sasaran
Sasaran 1: Persentase Mewujudkan Tata terlaksananya Kelola Manajemen Pengelolaan Kesehatan yang administrasi yang Good Governance good governance
Kode
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program/Kegiatan (Outcome/Output)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Data Capaian pada tahun Awal Perencanaan
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Tahun – 1 (2013)
Tahun -2 (2014)
Tahun -3 (2015)
Tahun -4 (2016)
Tahun -5 (2017)
Tahun -6 (2018)
Kondisi Akhir periode RPJMD
Unit Kerja SKPD Penanggung Jawab
Lokasi
Program pelayanan administrasi perkantoran
Persentase pelayanan administrasi perkantoran (%)
100
100
1.210.775
100
1.257.450
100
2.728.423
100
1.669.557
12
1.841.329
12
2.121.394
100
10.828.928
Dinas Kesehatan
Kendari
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Jumlah benda pos dan jasa pengiriman paket yang tersedia (unit)
1.317
1.317
9.150
1.517
5.600
2.467
11.150
2.837
18.000
3.262
24.000
3.751
30.000
15151,71
97.900
Dinas Kesehatan
Kendari
3
3
237.100
3
234.450
3
327.351
4
412.351
4
497.351
4
582.351
21
2.290.954
Dinas Kesehatan
Kendari
Jumlah orang yang mendapatkan jasa administrasi keuangan (Orang)
27
27
111.000
27
96.600
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Dinas Kesehatan
Kendari
Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
Jumlah UPT Dinkes yang mendapatkan jasa cleaning service (UPTD)
3
3
60.000
3
87.000
3
120.044
4
152.088
4
174.901
4
201.136
21
795.169
Dinas Kesehatan
Kendari
1 10
Penyediaan Alat Tulis Kantor
Jumlah jenis alat dan bahan ATK yang tersedia (Jenis)
100
100
64.325
100
90.000
100
87.882
100
95.633
100
103.633
100
110.625
600
552.098
Dinas Kesehatan
Kendari
1 11
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Jumlah barang cetakan dan penggandaan yang tersedia (lembar)
1.548
1.548
77.050
3.058
94.000
3.692
156.166
4.246
108.775
4.883
123.043
56.600
141.499
74025,2
700.533
Dinas Kesehatan
Kendari
1
2
1
1
2
1
1
1
2
1
2
1
2
1
7
Penyediaan Jasa administrasi keuangan
1
2
1
8
1
2
1
2
Penyediaan Jasa Jumlah jenis jasa pendukung Komunikasi, Sumber adminstrasi perkantoran yang daya air dan Listrik tersedia (Jenis)
Tujuan
Tujuan 1. Peningkatan manajemen dan kelembagaan pelayanan kesehatan yang terakreditasi dan menjadi badan layanan umum
Tujuan 1. Peningkatan manajemen dan kelembagaan pelayanan kesehatan yang terakreditasi dan menjadi badan layanan umum
Sasaran
Indikator Sasaran
Sasaran 1: Persentase Mewujudkan Tata terlaksananya Kelola Manajemen Pengelolaan Kesehatan yang administrasi yang Good Governance good governance
Sasaran 1: Persentase Mewujudkan Tata terlaksananya Kelola Manajemen Pengelolaan Kesehatan yang administrasi yang Good Governance good governance
Kode
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program/Kegiatan (Outcome/Output)
Target
Rp. 000
Target
0
0
0
0
80
80
10.850
2
2
Tahun – 1 (2013)
Tahun -2 (2014) Rp. 000
Tahun -3 (2015)
Tahun -4 (2016)
Tahun -5 (2017)
Tahun -6 (2018)
Kondisi Akhir periode RPJMD
Unit Kerja SKPD Penanggung Jawab
Lokasi
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
170.000
120
1.032.112
130
9.750
140
78.956
150
90.800
540
1.381.618
Dinas Kesehatan
Kendari
100
9.100
120
11.725
160
24.840
200
220
240
20.874
900
77.609
Dinas Kesehatan
Kendari
28.000
2
33.300
2
60.919
2
12.000
2
44.714
2
51.421
12
217.627
Dinas Kesehatan
Kendari
1
2
1 13
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
1
2
1 15
Jumlah Surat Kabar/Majalah Penyediaan bahan dan Buku Peraturan bacaan & peraturan Peruandang-Undangan yang perundang-undangan tersedia (Buah)
1
2
1 16
1
2
1 17
Jumlah penyelenggaraan Penyediaan makanan makan minum tamu dan rapat dan minuman yang tersedia (Kali)
130
130
33.000
144
52.500
182
111.724
209
52.500
241
60.227
277
69.261
1183,596
379.212
Dinas Kesehatan
Kendari
1
2
1 18
Jumlah Perjalanan dinas Rapat-rapat koordinasi dalam daerah dan luar daerah dan konsultasi yang tersedia (Kali)
65
65
425.100
50
384.900
88
513.900
101
527.820
117
494.284
134
568.427
555
2.914.431
Dinas Kesehatan
Kendari
1
2
Penyusunan Laporan Jumlah dokumen laporan 1 26 Pertanggungjawaban pertanggungjawaban bulanan Bulanan SKPD Dinas Kesehatan (Dokumen)
0
0
0
0
0
1
132.480
1
173.400
1
160.000
1
170.000
4
635.880
Dinas Kesehatan
Kendari
1
2
1 28
0
0
0
2
64.800
2
68.400
2
80.000
2
85.000
8
298.200
Dinas Kesehatan
Kendari
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
48
155.200
Dinas Kesehatan
Kendari
2.100
0
0
0
0
0
0
0
0
8
2.100
Dinas Kesehatan
Kendari
0
0
0
0
0
0
0
0
1
15.000
Dinas Kesehatan
Kendari
Penyediaan bahan logistik kantor
Jumlah peralatan dan perlengkapan kantor yang tersedia (Unit)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Data Capaian pada tahun Awal Perencanaan
Jenis Bahan Logistik yang tersedia (Unit)
Penyusunan Laporan Aset Triwulanan dan Semester SKPD
Jumlah dokumen laporan Aset yang tersedia (Dokumen)
0
0
Peningkatan Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan
Jumlah sasaran pemeriksaan kesehatan (Org)
0
48
Penyediaan jasa Jumlah kendaraan pemeliharaan dan dinas/operasional yang perizinan kendaraan dilakukan pemeliharaan (Unit) dinas/operasional
0
0
0
8
0
0
0
1
Penyediaan jasa publikasi/periklanan
Jumlah kegiatan layanan periklanan kesehatan (kegiatan)
155.200
15.000
Tujuan 1. Tujuan Peningkatan manajemen dan kelembagaan pelayanan Tujuan 1. kesehatan yang Peningkatan terakreditasi dan manajemen dan menjadi badan kelembagaan layanan umum pelayanan kesehatan yang terakreditasi dan menjadi badan layanan umum
Tujuan 1. Peningkatan manajemen dan kelembagaan pelayanan kesehatan yang terakreditasi dan
Sasaran 1: Persentase Sasaran Indikator Sasaran Mewujudkan Tata terlaksananya Kelola Manajemen Pengelolaan Kesehatan yang administrasi yang Good Governance good governance
Sasaran 1: Persentase Mewujudkan Tata terlaksananya Kelola Manajemen Pengelolaan Kesehatan yang administrasi yang Good Governance good governance
Kode
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program/Kegiatan (Outcome/Output)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Data Capaian pada tahun Awal Perencanaan
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Tahun – 1 (2013)
Tahun -2 (2014)
Tahun -3 (2015)
Tahun -4 (2016)
Tahun -5 (2017)
Tahun -6 (2018)
Kondisi Akhir periode RPJMD
Unit Kerja SKPD Penanggung Jawab
Lokasi
Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
Jumlah fasilitas listrik/penerangan yang tersedia (Unit)
0
0
0
0
0
0
0
3
14.000
3
15000
3
16000
9
45.000
Dinas Kesehatan
Kendari
Penyediaan peralatan rumah tangga
Jumlah peralatan rumah tangga yang tersedia (Unit)
0
0
0
0
0
0
98.170
0
0
0
0
0
0
0
98.170
Dinas Kesehatan
Kendari
Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Persentase Keterpenuhan Sarana Prasarana Perkantoran (%)
100
100
1.828.100
100
3.596.587
100
11.547.036
100
7.503.142
100
5.188.963
100
5.425.458
100
35.089.286
Dinas Kesehatan
Kendari
Jumlah pembangunan gedung kantor (Unit)
1
1
1.627.200
1
3.251.057
1
10.923.566
1
1.668.115
1
1.672.963
1
1.692.458
6
20.835.359
Dinas Kesehatan
Kendari
1
2
2
1
2
2
3
Pembangunan gedung kantor
1
2
2
5
Jumlah Kendaraan Dinas dan Pengadaan Kendaraan Operasional yang disediakan dinas/operasional (Unit)
0
0
0
0
0
0
0
1
950.000
1
450.000
1
450.000
3
1.850.000
Dinas Kesehatan
Kendari
1
2
2
7
Pengadaan perlengkapan gedung kantor
0
0
0
0
0
150
20.000
250
1.260.187
300
1.270.000
300
1.275.000
1000
3.825.187
Dinas Kesehatan
Kendari
1
2
2
9
Pengadaan Peralatan Jumlah Peralatan Gedung Gedung Kantor Kantor yang disediakan (Unit)
1
1
19.000
0
0
0
0
3
2.256.515
3
1.125.000
3
1.225.000
10
4.625.515
Dinas Kesehatan
Kendari
1
2
2 22
Pemeliharaan Jumlah Gedung Kantor yang rutin/berkala gedung dilakukan pemeliharaan (Unit) kantor
3
3
41.000
3
100.000
3
165.689
4
150.000
4
115.000
4
120.000
21
691.689
Dinas Kesehatan
Kendari
1
2
Jumlah Kendaraan Dinas dan Pemeliharaan Operasional yang 2 24 rutin/berkala kendaraan mendapatkan pemeliharaan dinas/operasional (Unit)
3
3
102.400
7
171.500
7
193.080
7
236.700
7
120.000
7
125.000
38
948.680
Dinas Kesehatan
Kendari
1
2
Pemeliharaan 2 28 rutin/berkala Peralatan gedung kantor
3
3
38.500
0
0
3
79.471
4
185.000
4
86.000
4
88.000
18
464.958
Dinas Kesehatan
Kendari
Jumlah Perlengkapan Gedung Kantor yang disediakan (Unit)
Jumlah Peralatan Gedung Kantor yang mendapatkan pemeliharaan (Unit)
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Tujuan 1. Peningkatan manajemen dan kelembagaan pelayanan kesehatan yang terakreditasi dan menjadi badan layanan umum
Kode
1
Sasaran 1: Persentase Mewujudkan Tata terlaksananya Kelola Manajemen Pengelolaan Kesehatan yang administrasi yang Good Governance good governance
Rehabilitasi Jumlah Gedung Kantor yang 2 42 Sedang/Berat Gedung direhabilitasi (Unit) Kantor
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Data Capaian pada tahun Awal Perencanaan
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
0
0
0
0
0
1
165.230
1
796.625
1
350.000
1
450.000
4
Tahun – 1 (2013)
Tahun -2 (2014)
Tahun -3 (2015)
Tahun -4 (2016)
Tahun -5 (2017)
Tahun -6 (2018)
Unit Kerja SKPD Penanggung Jawab
Lokasi
1.761.855
Dinas Kesehatan
Kendari
Kondisi Akhir periode RPJMD
Pengadaan Sarana Kesehatan
Jumlah pengadaan alat pemeriksaan kesehatan (Unit)
0
0
0
1
74.030
0
0
0
0
0
0
0
0
1
74.030
Dinas Kesehatan
Kendari
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Cakupan SDM Aparatur yang memenuhi standar/kaidah disiplin aparatur (%)
0
0
0
100
259.760
0
0
100
387.075
100
390.000
100
0
100
1.036.835
Dinkes
Kendari
0
0
397
188.575
400
190.000
0
0
1179
531.375
Dinkes
Kendari
0
0
397
198.500
400
200.000
0
0
797
505.460
Dinkes
Kendari
1
2
3
1
2
3
2
Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
Jumlah Pakaian Dinas yang tersedia (Set)
0
0
0
382
1
2
3
5
Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
Jumlah Pakaian Khusus yang tersedia (Set)
0
0
0
0
100
100
6.375
100
7.000
100
8.160
100
10.000
100
10.000
100
10.000
100
51.535
Dinas Kesehatan
Kendari
4
2
5.000
2
2.500
2
4.450
2
5.000
2
5.000
2
5.000
12
26.950
Dinas Kesehatan
Kendari
1
Tujuan 1. Peningkatan manajemen dan kelembagaan pelayanan kesehatan yang terakreditasi dan menjadi badan layanan umum
2
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program/Kegiatan (Outcome/Output)
2
6
Program Peningkatan dan Pengembangan Cakupan Laporan Kinerja dan Sistem Pelaporan Keuangan yang terselesaikan Capaian Kinerja dan Tepat Waktu (%) Keuangan
1
2
6
Penyusunan laporan Jumlah Dokumen LAKIP yang capaian kinerja dan 1 disusun tepat waktu ikhtisar realisasi kinerja (Dokumen) SKPD
1
2
6
4
1
2
7
1
2
7
1
152.800
106.960
Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun
Jumlah Dokumen laporan keuangan akhir tahun (Dokumen)
1
1
1.375
1
4.500
1
3.710
1
5.000
1
5.000
1
5.000
6
24.585
Dinas Kesehatan
Kendari
Program Peningkatan Sistem Perencanaan SKPD
Cakupan Dokumen Perencanaan yang disusun dan dievaluasi (%)
100
100
19.350
100
14.000
100
5.000
100
5.000
100
26.235
100
10.000
100
79.585
Dinas Kesehatan
Dinkes
Penyusunan Rencana Strategis SKPD
Jumlah Dokumen Renstra dan Evaluasi Renstra yang diselesaikan (Dokumen)
1
0
13.000
1
14.000
0
0
0
0
0
0
1
5.000
2
32.000
Dinas Kesehatan
Kedari
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Tujuan 1. Peningkatan manajemen dan kelembagaan pelayanan kesehatan yang terakreditasi dan menjadi badan layanan umum
Kode
1
2
7
1
2 48
Program dan Kegiatan
2
Penyusunan Rencana Kerja SKPD
Indikator Kinerja Program/Kegiatan (Outcome/Output)
Jumlah Dokumen Renja dan RKA yang diselesaikan (Dokumen)
Program Kebijakan dan Persentase Ketersediaan Manajemen dokumen hasil kajian dan Pembangunan rumusan dokumen kebijakan Kesehatan
1
2 48 1
Pertemuan Rapat koordinasi Pembangiunan Kesehatan Daerah
1
2 48 2
Pendampingan Musrembangda dan Rakerkesda Kabupaten
1
2 48 3
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
2
4
6.350
0
0
4
5.000
4
5.000
4
26.235
4
5.000
20
100
100
32.675
100
356.550
100
1.170.206
100
791.944
100
762.644
100
788.040
Sasaran 1: Persentase Mewujudkan Tata terlaksananya Kelola Manajemen Pengelolaan Kesehatan yang administrasi yang Good Governance good governance
Tahun – 1 (2013)
Tahun -2 (2014)
Tahun -3 (2015)
Tahun -4 (2016)
Tahun -5 (2017)
Tahun -6 (2018)
Unit Kerja SKPD Penanggung Jawab
Lokasi
47.585
Dinas Kesehatan
Kendari
100
3.902.059
Dinas Kesehatan
Kendari
Kondisi Akhir periode RPJMD
Jumlah dokumen kesepakatan konsolidasi pelaksanaan Program Pembangunan Kesehatan di Prov. Sultra (Dokumen)
0
0
0
1
240.050
1
230.773
1
577.780
1
580.000
1
585.000
5
2.213.603
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
Jumlah dokumen Musrembagda dan Rakerkesda Kab/Kota
0
0
0
0
0
2
80.760
2
97.684
2
102.644
2
118.040
8
399.128
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
0
0
0
1
116.500
1
858.673
1
75.880
1
80.000
1
85.000
5
1.216.053
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
1
32.675
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
32.675
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
-
0
0
0
0
1
40.600
0
0
0
0
1
40.600
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
Monitoring dan Jumlah dokumen hasil monev evaluasi pencapaian pencapaian MDGS dan SPM MDGs dan SPM Bidang Kesehatan (Dokumen) Penyusunan Rencana Kerja dan Jumlah dokumen rencana dan Penganggaran anggaran pembangunan Pembangunan kesehatan KesehatanTerpadu
Tujuan 1. Peningkatan manajemen dan kelembagaan pelayanan kesehatan yang terakreditasi dan menjadi badan layanan umum
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Data Capaian pada tahun Awal Perencanaan
Analisa Data dan Perencanaan Kegiatan Pencegahan dan Jumlah dokumen data Pengendalian perencanaan dan konsumsi rokok dan pengendalian konsumsi rokok produk tembakau lainnya
0
0
1
2 35
Program Persentase Kabupaten/Kota Pengembangan Sistem dan Fasyakes yang Informasi Kesehatan mengembangkan Sistem Terpadu dan Sistem Informasi Kesehatan (%) Kesehatan Provinsi
0
0
0
0
0
100
0
100
104.380
100
91.538
100
107.364
100
303.282
Dinas Kesehatan
Provinsi, 17 Kab/Kota
1
Pengembangan Jumlah Kab/Kota yang Pemetaan dan mengembangkan pemetaan 2 35 1 pendampingan sistem sistem informasi kesehatan informasi kesehatan di berbasis elektronik/website Kab/Kota (Kab/Kota)
14
0
0
0
0
0
0
17
90.880
17
75.000
17
90.000
51
255.880
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
1
2 35 2
1
0
0
0
0
0
1
13.500
1
16.538
1
17.364
3
47.402
Dinas Kesehatan
Kendari
Desiminasi informasi Website Informasi dan data kesehatan melalui kesehatan Dinkes Prov.Sultra media online/web. yang tersedia (Website)
0
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Tujuan 1. Peningkatan manajemen dan kelembagaan pelayanan kesehatan yang terakreditasi dan menjadi badan layanan umum
Tujuan 1. Peningkatan manajemen dan kelembagaan pelayanan kesehatan yang terakreditasi dan menjadi badan layanan umum
Tujuan 2. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Kode
Sasaran 2. Menurunnya angka kematian ibu dan anak
Angka Kematian Anak dan Ibu Melahirkan
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Data Capaian pada tahun Awal Perencanaan
Target
Rp. 000
Target
28.500
1
Tahun – 1 (2013)
Tahun -2 (2014) Rp. 000
Tahun -3 (2015)
Tahun -4 (2016)
Tahun -5 (2017)
Tahun -6 (2018)
Kondisi Akhir periode RPJMD
Unit Kerja SKPD Penanggung Jawab
Lokasi
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
53.400
50
0
100
94.074
100
134.000
100
155.000
100
464.974
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
1
53.400
0
0
1
11.000
1
38.000
1
45.000
5
175.900
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
2 23
Program Standarisasi Persentase UPT Dinkes yang Pelayanan Kesehatan terakreditasi (%)
0
1
1
2 23 1
Jumlah dokumen standar pelayanan kesehatan di Penyusunan standar Kabupaten/Kota dan Fasilitas pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan (Dokumen)
0
1
1
2 23 10
Jumlah dokumen hasil kajian Penjaminan Mutu jaminan mutu pendidikan dan Pendidikan dan pelatihan kesehatan Pelatihan Kesehatan (Dokumen)
0
0
0
0
0
0
0
1
32.080
1
36.000
1
45.000
3
113.080
Dinas Kesehatan
Kendari
1
2 23 11
1
Sasaran 1: Persentase Mewujudkan Tata terlaksananya Kelola Manajemen Pengelolaan Kesehatan yang administrasi yang Good Governance good governance
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program/Kegiatan (Outcome/Output)
28.500
Penjaminan Mutu Pelayanan Laboratorium Kesehatan
Jumlah Dokumen dokumen hasil kajian jaminan mutu pelayanan laboratorium kesehatan (Dokumen)
0
0
0
0
0
0
0
1
50.994
1
60.000
1
65.000
3
175.994
Dinas Kesehatan
Kendari
1
2 49
Program Pengembangan Kelembagaan Laboratorium Kesehatan, Bapelkes dan Instalasi Farmasi
Persentase Terbentuknya UPT Dinkes menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) (%)
0
0
0
0
0
35
0
35
102.580
35
203.000
35
220.000
35
525.580
Dinas Kesehatan
Kendari
1
Pendampingan 2 49 1 manajemen pelayanan prima
Jumlah UPT Dinkes yang melaksanakan manajemen pelayanan prima (UPT)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
115.000
3
115.000
6
230.000
Dinas Kesehatan
Kendari
1
2 49 02
Penilaian Instalasi Farmasi Sesuai Standar
Jumlah Instalasi farmasi kab/kota yang sesuai standar
0
0
0
0
0
0
0
17
77.880
17
50.000
17
60.000
17
187.880
Dinas Kesehatan
Kendari
1
2 49 02
Pengkajian Kebutuhan Diklat Kesehatan
Dokumen hasil kajian kebutuhan Diklat
0
0
0
0
0
0
0
0
24.700
1
38.000
1
45.000
3
107.700
Dinas Kesehatan
Kendari
1
2 29
Program Peningkatan Cakupan Kunjungan Neonatal Pelayanan Kesehatan Lengkap (%) Anak Balita
83,9
0
0
0
0
90
75.480
90
36.840
90
295.000
90
355.000
90
762.320
Dinkes
14 Kab/Kota
Tujuan
Tujuan 1. Peningkatan manajemen dan kelembagaan pelayanan kesehatan yang terakreditasi dan menjadi badan layanan umum
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program/Kegiatan (Outcome/Output)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Data Capaian pada tahun Awal Perencanaan
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Tahun – 1 (2013)
Tahun -2 (2014)
Tahun -3 (2015)
Tahun -4 (2016)
Tahun -5 (2017)
Tahun -6 (2018)
Kondisi Akhir periode RPJMD
Unit Kerja SKPD Penanggung Jawab
Lokasi
1
2 29 8
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Jumlah Dokumen Monev (Dokumen)
0
0
0
0
0
0
0
1
36.840
1
75.000
1
95.000
3
206.840
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
1
2 29 9
Orientasi Perawat, Bidan dan Dokter tentang Pelayanan Neonatal Esensial
Jumlah perawat, Bidan dan Dokter yang mengikuti orientasi pelayanan neonatal (Orang)
0
0
0
0
0
40
75.480
0
0
40
125.000
40
150.000
120
350.480
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
1
Peningkatan 2 29 10 pengembangan model posyandu, PAUD, BKB
Jumlah Kabupaten/Kota yang mengembangkan model Posyandu, PAUD dan BKB terintegrasi (Kab/Kota)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17
95.000
0
110.000
17
205.000
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
Tujuan
Tujuan 1. Peningkatan manajemen dan kelembagaan pelayanan kesehatan yang terakreditasi dan Tujuan 2. menjadi badan Peningkatan layanan umum derajat kesehatan masyarakat
Tujuan 2. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Sasaran
Sasaran 2. Menurunnya angka kematian ibu dan anak
Sasaran 3. Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular
Indikator Sasaran
Angka Kematian Anak dan Ibu Melahirkan
Prevalensi Tuberclosis dari 235 menjadi 224 per 100.000 penduduk; Prevalensi Malaria (Anual Paracite IndexAPI) dari 2 menjadi 1 per 1000 penduduk;
Kode
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program/Kegiatan (Outcome/Output)
Program Peningkatan Cakupan pelayanan Ibu Hamil Keselamatan Ibu minimal 4 kali selama Melahirkan kehamilan (K4)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Data Capaian pada tahun Awal Perencanaan
Target
Rp. 000
Target
82,1
0
0
85
0
0
0
Tahun – 1 (2013)
Tahun -2 (2014)
Tahun -3 (2015)
Rp. 000
Tahun -4 (2016)
Tahun -5 (2017)
Tahun -6 (2018)
Kondisi Akhir periode RPJMD
Unit Kerja SKPD Penanggung Jawab
Lokasi
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
35.000
90
102.750
90
38.440
90
693.052
90
762.357
90
1.631.599
Dinas Kesehatan
14 Kab/Kota
17
35.000
0
0
17
38.440
17
45.000
17
60.000
68
178.440
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
1
2 32
1
Peningkatan P4K melalui 2 32 4 pengembangan kemitraan dengan TPPKK
1
2 32 5
Pendampingan Jumlah Kabupaten/Kota yang supervisi suportif bidan melakukan kegiatan Supervisi koordinator Kabupaten Suportif Bikor (Kab/Kota) dan Puskesmas
0
0
0
0
0
17
102.750
0
0
17
115.000
17
125.000
51
342.750
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
1
2 22
Program Pencegahan Cakupan Pelayanan dan Penanggulangan Imunisasi Dasar lengkap anak Penyakit Menular usia 0-11 bulan (%)
71,5
0
0
90
143.000
100
124.797
100
626.870
100
940.322
100
1.034.354
100
2.869.343
Dinas Kesehatan
14 Kab/Kota
1
2 22 2
1
150.000
1
175.000
4
657.500
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
Prevalensi HIV pada populasi dewasa sampai kurang dari 0,5%;
Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan P4K melalui Kemitraan dengan TP-PKK (Kab/Kota)
Pengadaan alat fogging dan bahanbahan fogging
Jumlah alat dan bahan fogging yang disediakan (Unit)
0
0
0
1
143.000
0
0
1
189.500
Pengadaa Vaksin Penyakit Menular
Jumlah bahan vaksin yang tersedia
0
0
0
0
-
0
0
170
102.000
1
2 22 5
Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Jumlah kegiatan Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular (Kegiatan)
0
0
0
0
0
0
0
0
76.270
1
127.081
1
139.789
2
343.140
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
1
2 22 7
Pemusnahan/ karantina sumber penyakit menular
Jumlah kegiatan Pemusnahan/karantina sumber penyakit menular (Kegiatan)
0
0
0
0
0
0
0
1
67.400
1
88.500
1
95.000
5
250.900
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
Tujuan
Tujuan 1. Peningkatan manajemen dan kelembagaan Tujuan 2. pelayanan Peningkatan kesehatan yang derajat kesehatan terakreditasi dan masyarakat menjadi badan layanan umum
Sasaran
Indikator Sasaran
1 Sasaran 3. Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular
Prevalensi Tuberclosis dari 235 menjadi 224 per 100.000 penduduk;
Prevalensi Malaria (Anual Paracite IndexAPI) dari 2 menjadi 1 per 1000 penduduk; Prevalensi HIV pada populasi dewasa sampai kurang dari 0,5%;
Tujuan 2. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Kode
Sasaran 3. Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular
Prevalensi Tuberclosis dari 235 menjadi 224 per 100.000 penduduk;
Program dan Kegiatan
2 22 8 Peningkatan imunisasi
Peningkatan surveilance epidemiologi dan penanggulangan wabah
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Data Capaian pada tahun Awal Perencanaan
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Jumlah kegiatan imunisasi (Kegiatan)
0
0
0
0
0
0
0
1
89.440
1
115.000
1
125.000
3
Jumlah Kab/Kota yang melasanakan surveilance apidemiologi dan penanggulangan wabah (Kab/Kota)
0
0
0
0
0
17
124.797
0
38.440
17
133.100
17
146.410
0
0
0
0
0
0
0
0
63.820
1
75.000
1
Indikator Kinerja Program/Kegiatan (Outcome/Output)
Tahun – 1 (2013)
Tahun -2 (2014)
Tahun -3 (2015)
Tahun -4 (2016)
Tahun -5 (2017)
Unit Kerja SKPD Penanggung Jawab
Lokasi
329.440
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
51
442.747
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
95.000
2
233.820
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
Tahun -6 (2018)
Kondisi Akhir periode RPJMD
1
2 22 9
1
Peningkatan Jumlah kegiatan Komunikasi, Komunikasi, Informasi Informasi dan edukasi (KIE) dan edukasi (KIE) 2 22 10 pencegahan & pencegahan & pemberantasan penyakit pemberantasan (Kegiatan) penyakit
1
2 21
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Persentase Rumah Tangga dengan air bersih yang layak (%)
54,4
0
0
0
0
80
28.150
85
157.510
90
332.750
90
366.025
90
884.435
Dinas Kesehatan
14 Kab/Kota
1
2 21 01
Pengkajian pengembangan lingkungan sehat
Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (Desa)
117
0
0
0
0
300
28.150
400
86.250
500
65.000
75000
219.615
76.200
399.015
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
1
2 21 03
0
0
0
0
0
0
0
0
71.260
2
85.000
2
110.000
4
266.260
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
1
2 15
Persentase ketersediaan Program Obat dan Obat, perbekalan kesehatan Perbekalan Kesehatan dan Vaksin (%)
70
0
0
0
0
77
1.295.996
80
616.700
83
1.331.000
86
1.464.100
86
4.707.796
Dinkes
Provinsi
1
2 15 1
Pengadaan obat dan Perbekalan kesehatan
Jenis obat standar yang tersedia
0
0
0
0
0
1
1.295.996
119
500.000
119
500.000
119
1.464.100
358
3.760.096
Dinkes
Kendari
1
Peningkatan 2 15 02 Pemerataan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Jumlah Dokumen RKO Kab/Kota yang tersedia (Dokumen)
0
0
0
0
0
0
0
1
116.700
1
115.000
1
118.000
3
349.700
Dinkes
Kendari
1
2 16
85
1
100
443.400
100
0
100
651.090
100
350.000
100
1.039.583
100
2.873.073
Dinkes
Provinsi
Jumlah kabupaten/Kota yang Sosilasisasi kebijkan memiliki Peraturan atau lingkungan sehat Kebijakan tentang Lingkungan Sehat (Kab/Kota)
Persentase Puskesmas yang Program Upaya melaksanakan minilokakarya Kesehatan Masyarakat program
389.000
Tujuan
Sasaran
Tujuan 1. Peningkatan manajemen dan kelembagaan pelayanan kesehatan yang terakreditasi dan menjadi badan layanan umum
Tujuan 2. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Indikator Sasaran
Prevalensi Malaria (Anual Paracite IndexAPI) dari 2 menjadi 1 per 1000 penduduk; Prevalensi HIV pada populasi dewasa sampai kurang dari 0,5%;
Sasaran 4. Menurunkan Prevalensi Kekurangan Gizi (Gizi Kurang & Gizi Buruk) menjadi kurang dari 15% dan prevalensi Anak Balita Pendek menjadi kurang dari 32%
Kode
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program/Kegiatan (Outcome/Output)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Data Capaian pada tahun Awal Perencanaan
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Tahun – 1 (2013)
Tahun -2 (2014)
Tahun -3 (2015)
Tahun -4 (2016)
Tahun -5 (2017)
Tahun -6 (2018)
Kondisi Akhir periode RPJMD
Unit Kerja SKPD Penanggung Jawab
Lokasi
1
2 16 1
Persentase Puskesmas yang Peningkatan kesehatan mendapatkan pendampingan masyarakat Lokakarya Mini
0
0
0
0
0
0
0
75
38.440
100
75.000
100
95.000
275
208.440
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
1
2 16 2
Peningkatan pelayanan Jumlah kegiatan pelayanan dan penanggulangan dan penanggulangan masalah masalah kesdehatan kesehatan
0
0
0
2
411.400
0
0
2
612.650
2
275.000
2
285.000
8
1.584.050
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
389.000
Dinas Kesehatan
Peningkatan Pelayanan Laboratorium Kesehatan
Jumlah kegiatan pelayanan di Laboratorium Kesehatan (Keg)
0
1
Pengadaan Saran Kesehatan
Jumlah sarana kesehatan yang tersedia (Unit)
0
0
0
3
32.000
0
0
0
0
0
0
0
0
3
32.000
Dinas Kesehatan
Program Upaya Kesehatan Perorangan
Persentase Fasyankes yang terkareditasi (RS & Puskesmas) - (%)
25
0
0
0
0
75
609.152
100
712.790
100
908.495
100
1.044.769
100
3.275.206
Dinas Kesehatan
Provinsi
Peningkatan Pelayanan Laboratorium Kesehatan
Jumlah kegiatan pelayanan di Laboratorium Kesehatan
1
0
0
0
0
1
609.152
1
631.400
1
615.000
1
650.000
4
2.505.552
Dinkes
Labkes
Jumlah kegiatan penataan sistem rujukan
6
6
0
0
0
0
0
0
81.390
24
115.000
24
125.000
54
321.390
Dinkes
17 Kab/Kota
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Persentase Cakupan pemantauan pertumbuhan Balita di Posyandu (D/S)
70,3
0
0
0
0
85
30.525
85
189.880
85
771.692
85
887.446
85
1.879.543
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
Pemberian tambahan makanan dan vitamin
Jumlah Balita Gizi kurang/Buruk yang mendapatkan PMT (Balita)
0
0
0
0
0
0
0
0
151.440
270
155.000
280
175.000
280
481.440
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
1
2 34
1
2 34 1
1
Peningkatan 2 34 2 Pelayanan Kesehatan Rujukan
Prevalensi kekurangan gizi 1 (gizi kurang dan gizi buruk) dari 23,8% tahun 2010 menjadi kurang dari 15% tahun 2018 1
2 20
2 20 2
389.000
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Tujuan 1. Peningkatan manajemen dan kelembagaan pelayanan kesehatan yang terakreditasi dan menjadi badan layanan umum
Tujuan 3. Sasaran 5. Peningkatan Meningkatnya kesadaran Desa Siaga Aktif kemauan dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
Tujuan 3. Sasaran 5. Peningkatan Meningkatnya kesadaran Desa Siaga Aktif kemauan dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
Kode
1
Penanggulangan Jumlah kegiatan Kurang Energi Protein Penanggulangan Kurang (KEP), Anemia Gizi Energi Protein (KEP), Anemia Besi, Gangguan Akibat Gizi Besi, Gnagguan Akibat 2 20 3 Kurang Yodium Kurang Yodium (GAKY), (GAKY), kurang kurang Vitamin A, & Vitamin A, & Kekurangan zat gizi mikro Kekurangan zat gizi lainnya mikro lainnya
1
2 20 4
1
2 19
1
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Data Capaian pada tahun Awal Perencanaan
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
0
0
0
0
0
0
0
1
38.440
1
65.000
1
75.000
3
Tahun – 1 (2013)
Tahun -2 (2014)
Tahun -3 (2015)
Tahun -4 (2016)
Tahun -5 (2017)
Tahun -6 (2018)
Unit Kerja SKPD Penanggung Jawab
Lokasi
178.440
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
Kondisi Akhir periode RPJMD
Pemberdayaan masyarakat tentang keluarga sadar gizi (Kadarzi)
Jumlah Puskesmasyang mengembangkan Rumah Pemulihan Gizi (Pusk.)
10
0
0
0
0
30
30.525
0
0
60
112.500
75
125.000
165
268.025
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Presentase Desa/Kelurahan yang mengembangkan UKBM aktif
38,7
0
0
66,2
100.000
80
2.001.753
85
1.163.410
90
784.313
90
695.448
90
4.744.924
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
Pengembangan Media Jumlah paket media promosi 2 19 1 Promosi dan Informasi dan informasi Sadar Hidup Sadar Hidup Sehat Sehat yang tersedia (Paket)
3
0
0
0
0
3
395.592
159.140
3
65.000
3
85.000
12
704.732
Dinkes
17 Kab/Kota
1
Penyuluhan Jumlah kegiatan penyuluhan 2 19 3 masyarakat Pola Hidup masyarakat Pola Hidup Sehat Sehat
0
0
0
1
100.000
1
1.118.048
1
774.300
1
115.000
1
120.000
5
2.227.348
Dinkes
17 Kab/Kota
1
2 19 5
Monitoring, evaluasi Jumlah Dokumen hasil Monev dan pelaporan (Dokumen)
0
0
0
0
0
14
256.210
14
76.880
14
75.000
14
110.000
56
518.090
Dinkes
17 Kab/Kota
1
2 19 6
0
0
0
0
0
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
357
586.553
Dinas Kesehatan
Persentase Desa Siaga Aktif 65%
Persentase Desa Siaga Aktif 65%
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program/Kegiatan (Outcome/Output)
1
2 28
3
Sosialisasi "Aku Bangga Aku Tau" (ABAT)
Jumlah kegiatan sosialisasi ABAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan
Jumlah tenakes yang dilatih sebagai penyuluh kesehatan
0
0
0
0
0
204
231.903
0
114.650
68
Pengembangan Jumlah Kab/Kota yang pemberdayaan bidang mengembangkan desa sehat kesehatan melalui cerdas desa sehat cerdas
12,75
0
0
0
0
0
0
17
38.440
0
0
0
0
17
38.440
Program Peningkatan Persentase kegiatan pameran Kapasitas Perempuan
0
100
20.000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
20.000
115.000
85
125.000
Dinas Kesehatan
Kendari
Tujuan
Tujuan 1. Peningkatan manajemen dan kelembagaan pelayanan kesehatan yang Tujuan 4. terakreditasi dan Meringankan menjadi badan beban layanan umum pembiayaan kesehatan pada golongan masyarakat tertentu
Tujuan 5. Meningkatkan ketersediaan SDM Kesehatan sesuai kebutuhhan
Sasaran
Sasaran 6. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada golongan masyarakat tertentu
Indikator Sasaran
Persentase masyarakat miskin yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan100%
Kode
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program/Kegiatan (Outcome/Output)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000)
Data Capaian pada tahun Awal Perencanaan
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Tahun – 1 (2013)
Tahun -2 (2014)
Tahun -3 (2015)
Tahun -4 (2016)
Tahun -5 (2017)
Tahun -6 (2018)
Kondisi Akhir periode RPJMD
Unit Kerja SKPD Penanggung Jawab
Lokasi
1
2 28 04
Pemeran Dalam Rangka HARGANAS
Frekwensi Pameran yang dilaksanakan
0
1
20.000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
20.000
Dinas Kesehatan
Kendari
1
2 33
Program Peningkatan Yankes Perorangan Bebas Biaya (BAHTERAMAS)
Persentase masyarakat miskin yang mendapatkan penjaminan pembiayaan Pelayanan Kesehatan (%)
100
100
282.625
100
41.490
100
100.350
100
119.840
100
409.593
100
479.781
100
1.433.679
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
1
Penyediaan jaminan pelayanan kesehatan Jumlah penduduk tidak bagi masyarakat tidak mampu yang mendapatkan 2 33 1 mampu (Pembebasan program Pembebasan Biaya Biaya Pengobatan/ Pengobatan (Orang) Bahtermas)
159.518
159.518
282.625
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
159.518
282.625
Sekretariat Daerah
17 Kab/Kota
1
2 33 2
Koordinasi dan konsolidasi Sistem Jaminan Kesehatan
0
0
0
0
0
0
0
0
80.400
1
75.000
1
95.000
2
250.400
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
1
2 33 3
Monitoring, evaluasi Jumlah Dokumen hasil Monev dan pelaporan PBP (Dokumen)
0
0
0
1
41.490
14
100.350
14
39.440
14
334.593
14
384.781
57
900.654
Dinas Kesehatan
17 Kab/Kota
Sasarn 7. Rasio dokter per Terpenuhinya 100 ribu penduduk tenaga yang 1 memiliki kompetensi di Daerah Sulit dan terpencil serta fasilitas pelayanan 1 kesehatan
2
5
2
5
1
Jumlah Dokumen koordinasi dan konsolidasi Sistem Jaminan Kesehatan (Dokumen)
Program Peningkatan Kapasitas Sumber daya Aparatur
Cakupan SDM aparatur/ SDM yang lulus pendidikan kompetensi spesifik tupoksi/profesi (%)
100
100
220.000
100
300.000
100
350.000
100
400.000
100
400.000
100
400.000
100
2.070.000
Dinas Kesehatan
Luar Daerah
Pendidikan dan pelatihan formal
Jumlah tenaga kesehatan yang mengkuti program pendidikan dan pelatihan formal (Orang)
5
5
220.000
5
300.000
7
350.000
8
400.000
8
400.000
8
400.000
41
2.070.000
Dinas Kesehatan
Luar Daerah
58
36
4.037.400
52
6.607.637
76
20.177.778
84
15.381.122
81
15.863.926
81
17.366.119
85
79.433.982
Jumlah
Kendari, 20 Januari 2016 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Tujuan
Tujuan 1. Peningkatan manajemen dan kelembagaan pelayanan kesehatan yang terakreditasi dan menjadi badan layanan umum
Sasaran
Indikator Sasaran
Kode
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program/Kegiatan (Outcome/Output)
Data Capaian pada tahun Awal Perencanaan
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000) Tahun – 1 (2013)
Target
Rp. 000
Tahun -2 (2014) Target
Rp. 000
Tahun -3 (2015) Target
Rp. 000
Tahun -4 (2016) Target
Rp. 000
Tahun -5 (2017) Target
Rp. 000
Tahun -6 (2018) Target
Rp. 000
Kondisi Akhir periode RPJMD Target
Rp. 000
dr. H.Asrum Tombili, M.Kes Pembina Utama Madya, IV/c NIP.19580130 198703 1 003
Unit Kerja SKPD Penanggung Jawab
Lokasi
REVISI INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS PADA RENSTRA DINAS KESEHATAN
No
1
2
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
Tertata layanan administrasi Program pelayanan perkantoran administrasi Persentase pelayanan perkantoran administrasi perkantoran (%) Tersedia sarana dan Program prasarana aparatur Peningkatan sarana Persentase dan prasarana Keterpenuhan Sarana aparatur Prasarana Perkantoran (%) Terlaksana peningkatan disiplin aparatur kesehatan
3
4
Program Peningkatan Disiplin Cakupan SDM Aparatur Aparatur yang memenuhi standar/kaidah disiplin aparatur (%)
Program Peningkatan Kapasitas Sumber daya Aparatur
Meningkat kapasitas sumbrdaya Aparatur Cakupan SDM aparatur/ SDM yang lulus pendidikan kompetensi spesifik tupoksi/profesi (%)
Kondisi Awal (RPJMD)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000) Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp. 000
Target
100%
100%
1.575.000 100%
100
100
887.800
100%
100%
100
100
0
0
0
0
100%
100%
100
100
100
230.500 100%
1.821.100
100
178.200 100%
0
100
85.000
100%
270.000
100
Rp. 000
Tahun 2015 Target
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD RPJMD Penanggung Jawab
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
1.184.555 100%
1.467.115
100%
1.687.183
100%
1.940.260
100%
2.231.299
100%
10.085.412 Dinas Kesehatan
839.600
1.302.701
100
1.497.185
12
1.685.078
12
1.937.462
100
2.408.405
100%
2.769.665
100%
3.185.115
100%
3.662.883
100%
2.994.405
100
3.435.166
100
3.945.440
100
4.517.257
100
165.000
100%
181.500
100%
199.650
100%
219.615
100%
0
100
199.650
100
0
100
0
100
326.700
100%
359.370
100%
395.307
100%
434.838
100%
373.750
100
373.750
100
373.750
100
373.750
100
100
3.611.973 100%
2.531.380
100
196.020 100%
267400
0
220.333 100%
200.000
100
8.149.826
Dinas Kesehatan dan UPTD
15.868.541 Dinas Kesehatan
19.244.748
Dinkes
1.139.985 Dinas Kesehatan
467.050
Dinkes
1.821.548 Dinas Kesehatan
1.965.000
Dinkes
No
1
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
Program peningkatan dan Tersedia laporan Program pelayanan pengembangan capaian kinerja setiap administrasi Sistem Pelaporan tahun perkantoran Capaian Kinerja
Kondisi Awal (RPJMD)
100%
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000) Tahun 2013 Target
100%
Rp. 000
Tahun 2014 Target
10.000 100%
Rp. 000
Tahun 2015 Target
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD RPJMD Penanggung Jawab
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
7.935
100%
9.125
100%
10.494
100%
12.068
100%
7.935
100
9.125
100
10.494
100
12.068
100
19.838
100%
22.813
100%
26.235
100%
30170
100%
100
19.838
100
22.813
100
26.235
100
30.170
100
1
330.614
1
380.206
1
437.236
1
502822
5
100
410.364
100
458.919
100
511.506
100
574.106
100
52.500
100%
55.125
100%
57.881
100%
60775
100%
8.250 100%
Rp. 000
57.872 Dinas Kesehatan
5 Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Cakupan Laporan Kinerja dan Keuangan yang terselesaikan Tepat Waktu (%)
Tersedia dokumen perencanaan tahunan SKPD
6
7
8
Program Peningkatan Sistem Cakupan Dokumen Perencanaan SKPD Perencanaan yang disusun dan dievaluasi (%)
Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan
Program Peningkatan administrasi dan Hukum Kesehatan
100
100%
100
100%
100
100
Tersedia dokumen hasil kajian dan rumusan dokumen kebijakan (dokumen)
0
0
Persentase Ketersediaan dokumen hasil kajian dan rumusan dokumen kebijakan
100
100
0
0
Terlaksana penataan administrasi dan kepastian hukum di bidang kesehatan
6.000
100
0 100%
15.000
100
0 100%
32.000
100
0 100%
5.000
100
11.000 100%
10.000
241.120
206.250
50.000 100%
Program ditiadakan karena tidak ada alokasi anggaran selama 4 tahun
50.622
Dinkes
110.056 Dinas Kesehatan
124.056
Dinkes
1.891.998 Dinas Kesehatan
2.193.145
Dinkes
276.281 Dinas Kesehatan
No
1 9
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000) Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD RPJMD Penanggung Jawab
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
0
0
0
100%
150.000
100%
157.500
100%
165.375
100%
173.644
100%
182.326
100%
828.845
Dinas Kesehatan
0
0
0
0
0
100
157.500
100
165.375
100
173.644
100
182.326
100
678.845
Dinkes
Persentase fasilitas pelayanan kesehatan terakreditasi
0
0
10%
100.000
10%
105.000
10%
110.250
10%
115.763
10%
121.551
100%
Persentase UPT Dinkes yang terakreditasi (%)
0
0
0
0
50
105.000
100
110.250
100
115.763
100
121.551
100
Tersedia Labkes, Bapelkes menjadi BLU (lembaga)
0
0
50%
250.000
50%
262.500
0
0
0
100%
0
0
0
0
35
87.500
35
175.000
175.000
35
Tersedia informasi dan data program kesehatan Program Program pelayanan yang efektif Pengembangan administrasi Sistem Informasi perkantoran Persentase Kesehatan Terpadu Kabupaten/Kota dan dan Sistem Fasyakes yang Kesehatan Provinsi mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan (%)
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 10 Masyarakat Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Kondisi Awal (RPJMD)
Program Pengembangan Kelembagaan 11 Laboratorium Persentase Kesehatan, Bapelkes Terbentuknya UPT dan Instalasi Dinkes menjadi Badan Farmasi Layanan Umum Daerah (BLUD) (%)
0
0
0
0
0
35
175.000
35
552.564 Dinas Kesehatan
452.564
Dinkes
512.500 Dinas Kesehatan
612.500
Dinkes
No
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
Meningkat cakupan pelayanan Ibu Hamil Program pelayanan minimal 4 kali selama Program 1 administrasi kehamilan Peningkatan 12 perkantoran Keselamatan Ibu Melahirkan Cakupan pelayanan Ibu Hamil minimal 4 kali selama kehamilan (K4)
Program Promosi Kesehatan dan 14 Pemberdayaan Masyarakat
Program Pencegahan dan 15 Penanggulangan Penyakit Menular
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000) Tahun 2013 Target
Tahun 2014
Rp. 000
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD RPJMD Penanggung Jawab
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
87%
520.700
90%
572.770
90%
630.047
90%
693.052
90%
762.357
90%
0
0
90
572.770
90
630.047
90
693.052
90
762.357
90
0%
0
90%
1.012.575
90%
1.164.462
90%
1.339.130
90%
1.540.000
90%
0
0
90
1.012.575
90
1.164.461
90
1.339.130
90
1.540.000
90
600.120
80%
522.500
85%
574.750
90%
632.225
90%
695.448
90%
84%
82,1
0
83,9%
85,1%
83,9
0
Cakupan desa siaga aktif
38,7%
52,5%
Presentase Desa/Kelurahan yang mengembangkan UKBM aktif
38,7
52,5
20.000
66,2
100.000
80
637.501
85
707.000
90
784.313
90
695.448
90
71,50%
100%
9.721.855 100%
98.615
100%
777.125
100%
854.838
100%
940.322
100%
1.034.354
100%
71,5
85
159.525
44.550
100
777.126
100
854.838
100
940.322
100
1.034.354
100
Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (%)
Cakupan pelayanan imunisasi dasar anak usia 0-11 bukan
Cakupan Pelayanan Imunisasi Dasar lengkap anak usia 0-11 bulan (%)
6.682.480
Tahun 2015
82,1%
Program Kesehatan Cakupan kunjungan Anak neonatal lengkap 13 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Kondisi Awal (RPJMD)
0
0
0
574.325 66,24%
90
Rp. 000
9.861.406
2.658.226
Dinkes
5.056.167 Dinas Kesehatan
5.056.166
Dinkes
3.599.368 Dinas Kesehatan
2.944.262
Dinkes
13.427.109 Dinas Kesehatan
3.810.715
Dinkes
No
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
Cakupan rumah tangga dengan air bersih yang Program pelayanan layak 1 Program administrasi 16 Pengembangan perkantoran Lingkungan Sehat Persentase Rumah Tangga dengan air bersih yang layak (%)
Program Obat dan 17 Perbekalan Kesehatan
Program Upaya 18 Kesehatan Masyarakat
Program Upaya 19 Kesehatan Perorangan
Kondisi Awal (RPJMD)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000) Tahun 2013 Target
54,4%
62,9%
54,4
0
Persentase ketersediaan obat, perbekalan kesehatan dan Vaksin
78%
0
Persentase ketersediaan Obat, perbekalan kesehatan dan Vaksin (%)
70
0
Persentase Puskesmas yang melaksanakan minilokakarya program
85%
100%
Persentase Puskesmas yang melaksanakan minilokakarya program
85
0
Terlaksna pelayanan kesehatan di Labkes Kendari (1 tahun)
1
1
Persentase Fasyankes yang terkareditasi (RS & Puskesmas) - (%)
25
25
Tahun 2014
Rp. 000
0
389.000
Tahun 2018
Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD RPJMD Penanggung Jawab
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
70%
250.000
80%
275.000
85%
302.500
90%
332.750
90%
366.025
90%
0
0
80
275.000
85
302.500
90
332.750
90
366.025
90
1.204.720
100%
1.100.000
100%
1.210.000
100%
1.331.000
100%
1.464.100
100%
0
77
1.100.000
80
1.210.000
83
1.331.000
86
1.464.100
86
665.250
100%
287.500
100%
330.625
100%
380.219
100%
437.252
100%
100
661.400
100
740.040
100
828.419
100
927.792
100
1.039.583
100
0%
0
1
686953
1
789.995
1
908.495
1
1.044.769
6
0
0
75
686.953
100
789.995
100
908.495
100
1.044.769
100
1.519.950 100%
0
Tahun 2017
Rp. 000
0
0
Tahun 2016
Target
2.057.030 100%
0
Tahun 2015
Rp. 000
1.526.275
1.276.275
Dinkes
8.366.850 Dinas Kesehatan
5.105.100
Dinkes
3.620.796 Dinas Kesehatan
4.197.234
Dinkes
3.430.212 Dinas Kesehatan
3.819.212
Dinkes
No
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
Terlasana cakupan pemantauan pertumbuhan balita di Program pelayanan Posyandu (D/S) Perbaikan 1 Program administrasi 20 Gizi Masyarakat perkantoran Persentase Cakupan pemantauan pertumbuhan Balita di Posyandu (D/S) Program Peningkatan 21 Kapasitas Perempuan
22
Kondisi Awal (RPJMD)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000) Tahun 2013 Target
70,3%
0
70,3
0
100% Persentase kegiatan pameran
0
100
Program Pembebasan biaya pengobatan dan sistem jaminan kesehatan lainnya
Persentase masyarakat miskin yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan
100%
0
Program Peningkatan Yankes Perorangan Bebas Biaya (BAHTERAMAS)
Persentase masyarakat miskin yang mendapatkan penjaminan pembiayaan Pelayanan Kesehatan (%)
100
100
Jumlah
Tahun 2014
Rp. 000
0
0
20.000 20.000
44
12.137.546
Tahun 2017
Tahun 2018
Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD RPJMD Penanggung Jawab
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
80%
507.400
85%
583510
85%
671.037
85%
771.692
85%
887.446
85%
0
0
85
583.510
85
671.037
85
771.692
85
887.446
85
0%
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
100
13.834.356
100%
14.923.210
100%
17.161.692
100%
19.735.945
100%
22.696.337
100%
13.774.912
100
14.603.888
100
16.794.471
100
19.313.642
100
22.210.687
100
100
22.654.340 58
Tahun 2016
Target
0 100%
8.517.121
Tahun 2015
0
23.654.412 48
18.640.492
0
25.991.750 76
26.448.356
0
29.375.433 84
30.400.001
0
33.548.534 81
34.359.098
38.968.459
2.913.685
20.000
Dinkes
89
Kendari, 27 November 2015 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
dr. H.Asrum Tombili, M.Kes Pembina Utama Madya, IV/c NIP.19580130 198703 1 003
Dinkes
88.351.540 Dinas Kesehatan
95.214.721
173.550.129
Keterangan : Hasil Revisi Renstra Dinkes RPJMD Prov Sultra 2013 - 2018 Baru di Renstra
3.421.085 Dinas Kesehatan
20.000 Dinas Kesehatan
38.325.660 81
Rp. 000
160.953.952
Dinkes
REVISI INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS PADA RENSTRA DINAS KESEHATAN
No
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
Kondisi Awal (RPJMD)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000) Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD RPJMD Penanggung Jawab
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
1
Program pelayanan Persentase pelayanan administrasi administrasi perkantoran perkantoran (%)
100
100
1.210.775
100
1.257.450
100
2.728.423
100
1.669.557
12
1.841.329
12
2.121.394
100
10.828.928
Dinas Kesehatan
2
Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
100
100
1.828.100
100
3.596.587
100
11.547.036
100
7.503.142
100
5.188.963
100
5.425.458
100
35.089.286
Dinas Kesehatan
3
Cakupan SDM Aparatur Program yang memenuhi Peningkatan Disiplin standar/kaidah disiplin Aparatur aparatur (%)
0
0
0
100
259.760
0
0
100
387.075
100
390.000
100
0
100
1.036.835
Dinas Kesehatan
4
Program Peningkatan Kapasitas Sumber daya Aparatur
Cakupan SDM aparatur/ SDM yang lulus pendidikan kompetensi spesifik tupoksi/profesi (%)
100
100
220.000
100
300.000
100
350.000
100
400.000
100
400.000
100
400.000
100
2.070.000
Dinas Kesehatan
5
Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Cakupan Laporan Kinerja dan Keuangan yang terselesaikan Tepat Waktu (%)
100
100
6.375
100
7.000
100
8.160
100
10.000
100
10.000
100
10.000
100
51.535
Dinas Kesehatan
6
Cakupan Dokumen Program Perencanaan yang Peningkatan Sistem disusun dan dievaluasi Perencanaan SKPD (%)
100
100
19.350
100
14.000
100
5.000
100
5.000
100
26.235
100
10.000
100
79.585
Dinas Kesehatan
Persentase Keterpenuhan Sarana Prasarana Perkantoran (%)
No
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
Kondisi Awal (RPJMD)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000) Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD RPJMD Penanggung Jawab
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
7
Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan
Persentase Ketersediaan dokumen hasil kajian dan rumusan dokumen kebijakan
100
100
32.675
100
356.550
100
1.170.206
100
791.944
100
762.644
100
788.040
100
3.902.059
Dinas Kesehatan
8
Program Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Terpadu dan Sistem Kesehatan Provinsi
Persentase Kabupaten/Kota dan Fasyakes yang mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan (%)
0
0
0
0
0
100
0
100
104.380
100
91.538
100
107.364
100
303.282
Dinas Kesehatan
9
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Persentase UPT Dinkes yang terakreditasi (%)
0
1
28.500
1
53.400
50
0
100
94.075
100
134.000
100
155.000
100
464.975
Dinas Kesehatan
Program Pengembangan Kelembagaan 10 Laboratorium Kesehatan, Bapelkes dan Instalasi Farmasi
Persentase Terbentuknya UPT Dinkes menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) (%)
0
0
0
0
0
35
0
35
102.580
35
203.000
35
220.000
35
525.580
Dinas Kesehatan
Program Peningkatan 11 Keselamatan Ibu Melahirkan
Cakupan pelayanan Ibu Hamil minimal 4 kali selama kehamilan (K4)
82,1
0
0
85
35.000
90
102.750
90
38.440
90
693.052
90
762.357
90
1.631.599
Dinas Kesehatan
Program Peningkatan 12 Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (%)
83,9
0
0
0
0
90
75.480
90
36.840
90
295.000
90
355.000
90
762.320
Dinas Kesehatan
Program Promosi Kesehatan dan 13 Pemberdayaan Masyarakat
Presentase Desa/Kelurahan yang mengembangkan UKBM aktif
38,7
0
0
66,2
100.000
80
2.001.753
85
1.163.410
90
784.313
90
695.448
90
4.744.924
Dinas Kesehatan
No
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
Kondisi Awal (RPJMD)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000) Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD RPJMD Penanggung Jawab
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
0
90
143.000
100
124.797
100
626.870
100
940.322
100
1.034.354
100
2.869.343
Dinas Kesehatan
0
0
80
28.150
85
157.510
90
332.750
90
366.025
90
884.435
Dinas Kesehatan
Program Pencegahan dan 14 Penanggulangan Penyakit Menular
Cakupan Pelayanan Imunisasi Dasar lengkap anak usia 0-11 bulan (%)
71,5
0
Program 15 Pengembangan Lingkungan Sehat
Persentase Rumah Tangga dengan air bersih yang layak (%)
54,4
0
Program Obat dan 16 Perbekalan Kesehatan
Persentase ketersediaan Obat, perbekalan kesehatan dan Vaksin (%)
70
0
0
0
0
77
1.295.996
80
616.700
83
1.331.000
86
1.464.100
86
4.707.796
Dinas Kesehatan
Program Upaya 17 Kesehatan Masyarakat
Persentase Puskesmas yang melaksanakan minilokakarya program
85
1
389.000
100
443.400
100
0
100
651.090
100
350.000
100
1.039.583
100
2.873.073
Dinas Kesehatan
Program Upaya 18 Kesehatan Perorangan
Persentase Fasyankes yang terkareditasi (RS & Puskesmas) - (%)
25
0
0
0
0
75
609.152
100
712.790
100
908.495
100
1.044.769
100
3.275.206
Dinas Kesehatan
70,3
0
0
0
0
85
30.525
85
189.880
85
771.692
85
887.446
85
1.879.543
Dinas Kesehatan
0
100
20.000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
20.000
Dinas Kesehatan
Persentase Cakupan Program Perbaikan pemantauan 19 Gizi Masyarakat pertumbuhan Balita di Posyandu (D/S)
20
Program Peningkatan Kapasitas Perempuan
Persentase kegiatan pameran
0
No
Program dan Kegiatan
Program Peningkatan Yankes 21 Perorangan Bebas Biaya (BAHTERAMAS) Jumlah
Indikator Kinerja Program
Persentase masyarakat miskin yang mendapatkan penjaminan pembiayaan Pelayanan Kesehatan (%)
Kondisi Awal (RPJMD)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000) Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD RPJMD Penanggung Jawab
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
100
100
282.625
100
41.490
100
100.350
100
119.840
100
409.593
100
479.781
100
1.433.679
61
38
4.037.400
54
6.607.637
79
20.177.778
88
15.381.123
85
15.863.926
85
17.366.119
89
79.433.983
Kendari, 20 Januari 2016 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
dr. H.Asrum Tombili, M.Kes Pembina Utama Madya, IV/c NIP.19580130 198703 1 003
Dinas Kesehatan
REVISI INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS PADA RENSTRA DINAS KESEHATAN
No
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
Kondisi Awal (RPJMD)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000) Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD RPJMD Penanggung Jawab
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
1
Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan
Persentase Ketersediaan dokumen hasil kajian dan rumusan dokumen kebijakan
100
100
32.675
100
356.550
100
1.170.206
100
791.944
100
762.644
100
788.040
100
3.902.059
Dinas Kesehatan
2
Program Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Terpadu dan Sistem Kesehatan Provinsi
Persentase Kabupaten/Kota dan Fasyakes yang mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan (%)
0
0
0
0
0
100
0
100
104.380
100
91.538
100
107.364
100
303.282
Dinas Kesehatan
3
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Persentase UPT Dinkes yang terakreditasi (%)
0
1
28.500
1
53.400
50
0
100
94.075
100
134.000
100
155.000
100
464.975
Dinas Kesehatan
4
Program Pengembangan Kelembagaan Laboratorium Kesehatan, Bapelkes dan Instalasi Farmasi
Persentase Terbentuknya UPT Dinkes menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) (%)
0
0
0
0
0
35
0
35
102.580
35
203.000
35
220.000
35
525.580
Dinas Kesehatan
5
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan
Cakupan pelayanan Ibu Hamil minimal 4 kali selama kehamilan (K4)
82,1
0
0
85
35.000
90
102.750
90
38.440
90
693.052
90
762.357
90
1.631.599
Dinas Kesehatan
6
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (%)
83,9
0
0
0
0
90
75.480
90
36.840
90
295.000
90
355.000
90
762.320
Dinas Kesehatan
No
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
Kondisi Awal (RPJMD)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000) Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD RPJMD Penanggung Jawab
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
7
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Presentase Desa/Kelurahan yang mengembangkan UKBM aktif
38,7
0
0
66,2
100.000
80
2.001.753
85
1.163.410
90
784.313
90
695.448
90
4.744.924
Dinas Kesehatan
8
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Cakupan Pelayanan Imunisasi Dasar lengkap anak usia 0-11 bulan (%)
71,5
0
0
90
143.000
100
124.797
100
626.870
100
940.322
100
1.034.354
100
2.869.343
Dinas Kesehatan
9
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Persentase Rumah Tangga dengan air bersih yang layak (%)
54,4
0
0
0
80
28.150
85
157.510
90
332.750
90
366.025
90
884.435
Dinas Kesehatan
0
Program Obat dan 10 Perbekalan Kesehatan
Persentase ketersediaan Obat, perbekalan kesehatan dan Vaksin (%)
70
0
0
0
0
77
1.295.996
80
616.700
83
1.331.000
86
1.464.100
86
4.707.796
Dinas Kesehatan
Program Upaya 11 Kesehatan Masyarakat
Persentase Puskesmas yang melaksanakan minilokakarya program
85
1
389.000
100
443.400
100
0
100
651.090
100
350.000
100
1.039.583
100
2.873.073
Dinas Kesehatan
Program Upaya 12 Kesehatan Perorangan
Persentase Fasyankes yang terkareditasi (RS & Puskesmas) - (%)
25
0
0
0
0
75
609.152
100
712.790
100
908.495
100
1.044.769
100
3.275.206
Dinas Kesehatan
70,3
0
0
0
0
85
30.525
85
189.880
85
771.692
85
887.446
85
1.879.543
Dinas Kesehatan
13
Persentase Cakupan Program Perbaikan pemantauan Gizi Masyarakat pertumbuhan Balita di Posyandu (D/S)
No
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
Program Peningkatan 14 Kapasitas Perempuan
Persentase kegiatan pameran
Program Peningkatan Yankes 15 Perorangan Bebas Biaya (BAHTERAMAS)
Persentase masyarakat miskin yang mendapatkan penjaminan pembiayaan Pelayanan Kesehatan (%)
Jumlah
Kondisi Awal (RPJMD)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000) Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD RPJMD Penanggung Jawab
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
0
100
20.000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
20.000
Dinas Kesehatan
100
100
282.625
100
41.490
100
100.350
100
119.840
100
409.593
100
479.781
100
1.433.679
Dinas Kesehatan
52
20
752.800
36
1.172.840
77
5.539.159
83
5.406.349
84
8.007.399
84
9.399.267
85
30.277.814
Kendari, 20 Januari 2016 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
dr. H.Asrum Tombili, M.Kes Pembina Utama Madya, IV/c NIP.19580130 198703 1 003
REVISI INDIKASI RENCANA PROGRAM LINTAS SKPD PADA RENSTRA DINAS KESEHATAN
No
Program dan Kegiatan
Indikator Kinerja Program
Kondisi Awal (RPJMD)
Target Kinerja Program dari Kerangka Pendanaan (Rp.000) Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Kondisi Akhir periode Unit Kerja SKPD RPJMD Penanggung Jawab
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
Target
Rp. 000
1
Program pelayanan Persentase pelayanan administrasi administrasi perkantoran perkantoran (%)
100
100
1.210.775
100
1.257.450
100
2.728.423
100
1.669.557
12
1.841.329
12
2.121.394
100
10.828.928
Dinas Kesehatan
2
Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
100
100
1.828.100
100
3.596.587
100
11.547.036
100
7.503.142
100
5.188.963
100
5.425.458
100
35.089.286
Dinas Kesehatan
3
Cakupan SDM Aparatur Program yang memenuhi Peningkatan Disiplin standar/kaidah disiplin Aparatur aparatur (%)
0
0
0
100
259.760
0
0
100
387.075
100
390.000
100
0
100
1.036.835
Dinas Kesehatan
4
Program Peningkatan Kapasitas Sumber daya Aparatur
Cakupan SDM aparatur/ SDM yang lulus pendidikan kompetensi spesifik tupoksi/profesi (%)
100
100
220.000
100
300.000
100
350.000
100
400.000
100
400.000
100
400.000
100
2.070.000
Dinas Kesehatan
5
Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Cakupan Laporan Kinerja dan Keuangan yang terselesaikan Tepat Waktu (%)
100
100
6.375
100
7.000
100
8.160
100
10.000
100
10.000
100
10.000
100
51.535
Dinas Kesehatan
6
Cakupan Dokumen Program Perencanaan yang Peningkatan Sistem disusun dan dievaluasi Perencanaan SKPD (%)
100
100
19.350
100
14.000
100
5.000
100
5.000
100
26.235
100
10.000
100
79.585
Dinas Kesehatan
83
83
3.284.600
100
5.434.797
83
14.638.619
100
9.974.774
85
7.856.527
85
7.966.852
100
49.156.169
Jumlah
Persentase Keterpenuhan Sarana Prasarana Perkantoran (%)
Kendari, 20 Januari 2016 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
dr. H.Asrum Tombili, M.Kes Pembina Utama Madya, IV/c NIP.19580130 198703 1 003