BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tomat, Lycopersicon esculentum Mill., merupakan salah satu tanaman sayuran penting di Indonesia. Pada saat ini rataan produksi tomat per hektar adalah 5,33 tonlha (Tabel Lampiran 1. I), masih jauh lebih rendah dibanding dengan potensi produksinya yang dapat mencapai 25 tonlha (Sahat 1992). Rendahnya produksi tersebut antara lain karena serangan hama Helicoverpa
armigera (Hiibner) (Lepidoptera : ~octuidbe)(Setiawati et al. 1993). Helicoverpa spp. (Lepidoptera : Noctuidae) merupakan harna utama tanaman tomat di berbagai negara (Goncalves et al. 1989; Kennedy et al. 1983; Lange & Bronson 1981; Martin et al. 1990; Ogunwolu 1989; Walgenbach et al. 1989; Walgenbach et al. 1991; Walgenbach & Ester 1992). Larva menimbulkan kerusakan dengan cara menggerek ke dalam buah. Serangan berat dilaporkan terjadi pada musim kemarau dengan kerusakan buah mencapai 80 % (Uhan & Suriaatrnadja 1993). Pada saat ini, pengendalian yang biasa dilakukan petani adalah aplikasi insektisida secara berjadwal, dengan frekuensi dan dosis melebihi yang direkomendasikan (Uhan & Suriaatmadja 1993). Praktek pengendalian seperti itu selain mahal juga dapat menimbulkan hal-ha1 yang tidak diinginkan seperti resistensi dan riserjensi hama, pencemaran lingkungan, serta residu insektisida pada buah tomat. Ketergantungan petani pada insektisida dalam pengendalian ulat buah tomat antara lain karena teknik pengendalian alternatif yang tepat dan rasional belum tersedia. Teknik pengendalian yang tepat dan rasional adalah pengendalian yang
2
efektif dan efisien tanpa menimbulkan dampak negatif. Teknik pengendalian tersebut dapat diwujudkan melalui penerapan konsepsi pengendalian hama terpadu (PHT). Karena PHT pada dasarnya adalah ekologi terapan, maka pengembangan PHT memerlukan pemahaman ekologi dari hama sasaran. Dengan pemahaman itu, titik-titik lemah kehidupan hama dan komponen-komponen lingkungan yang berpengaruh terhadap perkembangan hama dapat diketahui dan dapat dimanipulasi untuk pengendalian populasinya. Informasi ekologi H. armigera pada ekosistem tanaman tomat di Indonesia belum banyak diketahui. Kepustakaan yhng berkaitan dengan ulat buah tomat pada umumnya terbatas pada pengujian aplikasi insektisida (Setiawati et al. 1993; Uhan & Suriaatmadja 1993). Dengan latar belakang hal-ha1 yang diuraikan di atas maka penelitian ini dilakukan untuk memahami ekologi H. armigera pada pertanaman tomat. Pemahaman ekologi H. armigera mancakup pengkajian terhadap perkembangan populasinya dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan populasi hama meliputi tanaman sebagai sumber daya, faktor abiotik seperti curah hujan, suhu, cahaya, dan kelembaban, dan faktor biotik yang meliputi predator, parasitoid, dan patogen (Clark et al. 1967). Hubungan antara faktor-faktor tersebut dicantumkan pada Gambar 1.1. Untuk menerapkan konsepsi PHT secara mantap diperluhan pengetahuan yang menyeluruh dari semua faktor tersebut, baik masing-masing faktor maupun interaksinya. Untuk mewujudkan ha1 itu perlu dilakukan penelitian secara bertahap dalarn jangka waktu yang relatif lama. Mengingat keterbatasan waktu yang tersedia, maka lingkup penelitian ini difokuskan pada tanaman, parasitoid dan preda-
3
tor yang memegang peranan kunci dalam mempengaruhi perubahan kelimpahan populasi.
Persebaran
Gambar 1.1. Hubungan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perkembangan Populasi H. amzigera. Tanaman tomat merupakan sumber daya makanan dan ruang bergerak dan berlindung bagi H. armigera. Oleh karena itu, kelimpahaq populasi hama tergantung dari kesesuaian antara fenologi hama dengan tanaman inang skbagai sumber daya. Ngengat H. armigera mengin~asi~dan meletakkan telur karena tertarik pada aroma kimia (chemical odour) atau warna dari tanaman tomat. Bunga diduga merupakan bagian tanaman yang mengeluarkan aroma kimia danlatau warna yang dapat menarik ngengat untuk meletakkan telur pada tanaman tomat.
4
Karena kelimpahan bunga selama pertumbuhan tanaman bervariasi, maka ha1 itu akan berpengaruh pada peletakan telur. Selain itu keberhasilan bertahan hidup larva yang muncul dari telur tergantung pada ketersediaan buah sebagai makanannya. Informasi tentang hubungan antara peletakan telur dengan pembungaan tanaman tomat belum tersedia. Di samping itu perkembangan populasi H. armigera dan kaitannya dengan kerusakan buah masih perlu diteliti. Pemantauan populasi inerupakan komponen penting dari PHT. Oleh karena itu hal-ha1 yang berhubungan dengan pemantauan seperti pola persebaran perlu juga dipahami. Pemahaman pola persebaran diperlukan untuk menentukan metode penarikan contoh yang tepat, baik untuk pengambilan keputusan pengendalian maupun untuk pendugaan populasi. Musuh alami merupakan faktor biotik yang sangat besar peranannya dalam menentukan kelimpahan dan keseimbangan populasi. Pada ekosistem tanaman tomat di Indonesia, jenis-jenis musuh alami H. armigera belum banyak diketahui. Dengan demikian, penelitian ini juga mencakup pemahaman musuh alami H. armigera, dengan penekanan pada parasitoid dan predator.
Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk memahami ekologi H. amigera, yang meliputi:
(1) hubungan antara peletakan telur dengan pembungaan tanaman tomat; (2) perkembangan populasi telur dan larva H. armigera pada pertanaman tomat; (3) pola persebaran spasial telur dan larva dan pengembangan metode penarikan contoh beruntun; serta (4) studi musuh alami H. armigera pada pertanaman toinat, dan pemanfaatannya dalam pengendalian H. armigera.
Kegunaan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian, diharapkan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan saat dan metode penarikan contoh yang tepat (tujuan 1 dan 3). Hasil penelitian juga bermanfaat dalam mewaspadai atau memperkirakan kehilangan hasil yang mungkin terjadi (tujuan 2), serta memanfaatkan musuh alami sebagai upaya pengendalian yang rasional dan efektif dalarn rangka mengurangi ketergantungan terhadap aplikasi insektisida I
(tujuan 4 dan 5). Daftar Pustaka
Clark, L.R., P. W. Geiler, R.D Hughes, & R.F. Morris. 1967. The Ecology of Insect Population in Theory and Practice. Methuen & Co. Ltd., London. 232 hal. Goncalves, M., F. Martin, A.M.P. Lavadinho & J.B. Sobreiro. 1989. Infestation levels of Heliothis armigera in tomato in Portugal. Bull. SROP. 13(3) : 100-103. Kennedy, G.G., L.R. Romanow, S.F. Jenkins & D.C. Sanders. 1983. Insect and diseases damaging tomato fruits in the Coastal Plain of North Carolina. J. Econ. Entomol. 76: 168-173. Lange, W. H. & L. Bronson. 1981. Insect pests of tomatoes. Annu. Rev. Entomol. 26: 345-371. Martins, F., A.M.P. Goncalves, & J.B. Sobreiro. 1990. Extent of the attack of Heliothis armigera in tomatoes for industrial processing. Act de Horticultura: 154-159. Ogunwolu, E.O. 1989. Effects & insecticidal suppression of damage by Heliothis armigera (Hbn) om rain-fed tomatg in Nigeria. Trop. Pest Management. 35(4) :406-409.
Sahat, S. 1992. Results of highland vegetable research. Dalam Permadi, A.H. ; Sahat, S.; Sastrosiswojo, S . ; & Bahar, F.A. (ed). Proceedings of the National Vegetable Workshop : Evaluation and Planning of Vegetable Research and Development in the Indonesian Vegetable Production and Industry. Hal. 43-59. Setiawati, W., Rustaman, E . , Soeriaatmadja & Duskarno. 1993. Effektivitas feromonoid seks dan ambang kendali terhadap serangan Helicoverpa armigera (Hbn) pada tanaman tomat. Bul. Penel. Hort. 25 (3) : 121-127.
Uhan, T.S. & R. E. Suriaatmadja. 1993. Pengendalian ulat buah tomat (Heliothis armigera Hiibn) dengan insektisida organophosphat dan pirethroid buatan. Bul. Penel. Hort. 25 (4): 29-34. Walgenbach, J.E. & E.A. Ester. 1992. Economics of insecticide use on staked tomatoes in Western North Carolina, J. Econ. Entomol. 85(3) : 888-894. Walgenbach, J.F., R.B. Leidy & T.J. Sheets. 1991. Persistence of insecticides on tomato foliage and implications for control of tomato fruitworm (Lepidoptera : Noctuidae). J. Econ. Entomol. 84(3): 978-986. Walgenbach, J.F., P.B. Shoemaker & K. A. Soremen. 1989. Timing pesticide applications for control of Heliothis zea (Boddie) (Lepidoptera : Noctuidae), Alternaria solani (Ell. and G . Martin) Sor., and Phytophthora infestans (Mont.) De Bary, on tomatoes in Western North Carolina. J. Agric. Entomol. 6: 159-168.
Tabel Lampiran 1.1. Luas Panen dan Produktivitas Tomat di Indonesia (1990 - 1994). --
Tahun
Luas Panen (ha)
Produksi (toniha)
Jumlah
227.784
26,657
Sumber : Survei Pertanian : Produksi Sayur-sayuran 1990 - 1994, Biro Pusat Statistik.