BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah hal yang sangat penting dalam suatu negara, terutama dalam meningkatkan pendapatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Indonesia telah menikmati masa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang, hingga datangnya krisis nilai tukar tereskalasi menjadi krisis multi dimensi yang dimulai akhir tahun 1997. Ketika terjadi krisis ekonomi 1998, hanya sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang bertahan dari dampak krisis ekonomi, sementara sektor yang lebih besar justru tumbang oleh krisis. Berbeda dengan UMKM yang sebagian besar tetap bertahan, bahkan cenderung bertambah. UMKM merupakan kelompok industri yang paling bertahan dalam menghadapi krisis perekonomian Indonesia. Pada masa krisis ekonomi tahun 1998-2001 menunjukkan fakta bahwa UMKM secara umum justru lebih mampu bertahan hidup dan tumbuh sekitar 11% per tahun dibanding industri skala besar yang hanya sekitar 6% per tahun. Industri kecil pada umumnya berawal dari industri rumah tangga dengan skala mikro yang kemudian berkembang. Dengan skala produksi yang kecil, maka diharapkan tingkat fleksibilitas dari perusahaan lebih baik yang pada akhirnya dapat lebih bertahan pada saat terjadi krisis apabila dibandingkan dengan industri besar. Di berbagai wilayah Indonesia UMKM mengalami perkembangan yang pesat. Salah satunya industri kerajinan kulit. Banyak muncul kawasan industri kerajinan kulit di berbagai wilayah Indonesia, antara lain Sidoarjo, Jogjakarta, Magetan, Cibaduyut (Bandung) serta wilayah-wilayah lainnya di luar Pulau Jawa. Cibaduyut memiliki kawasan industri yaitu kerajinan kulit yang banyak menghasilkan berbagai macam barang mulai dari sarung tangan, ikat pinggang, sandal, sepatu, tas dan barang-barang lainnya. Sentra kerajinan kulit Bandung terletak di Jalan Raya Cibaduyut, kecamatan Bojongloa Kidul, Bandung. Fokus sentra ini adalah memproduksi berbagai macam jenis
1
sepatu. Macam-macam produk sepatu yang diproduksi diantaranya seperti Sepatu Keds, Boots, Vantofel, sepatu wanita, sepatu anak dll. Industri ini sudah berkembang dengan pesat. Menurut data Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, terdapat kurang lebih 577 pengrajin sepatu. Kapasitas produksi per tahunnya sebanyak 3.114.022 pasang dengan nilai investasi Rp. 19 Milyar dan menyerap tenaga pekerja sebanyak 3.008 Orang. Walaupun perkembangannya sudah sedemikian pesat, UMKM di Cibaduyut menghadapi berbagai kendala yang menjadi ciri khas UMKM. Salah satu kendala tersebut adalah rendahnya kehandalan waktu pemenuhan pesanan. 1.2. Rumusan Masalah Salah satu UMKM di Cibaduyut yang bergerak di industri sepatu kulit adalah Onderhoud Company. Onderhoud Company memberikan jasa pembuatan sepatu kulit handmade berdasarkan permintaan konsumen atau biasa disebut make to order. Mulai dari model, jenis kulit, bentuk sepatu, ukuran dan lainnya dapat ditentukan oleh konsumen. Waktu pemenuhan untuk satu pesanan UMKM Onderhoud Company saat ini adalah 12 hari, namun seringkali waktu pemenuhan pesanan ini tidak dapat dicapai. Masalah ini disebabkan oleh tata letak lantai produksi yang tidak diatur. Tata letak lantai produksi yang tidak diatur ini menyebabkan jarak perpindahan bahan baku menjadi jauh sehingga mempengaruhi waktu baku pengerjaan sepatu. Kondisi seperti ini menyebabkan waktu pemenuhan pesanan terhadap konsumen menjadi terhambat dan menyebabkan pembatalan pesanan atau berpindahnya konsumen ke pesaing sehingga menghalangi potensi peningkatan jumlah pesanan. Dari uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana kondisi perpindahan bahan baku pada proses produksi dengan tata letak fasilitas lantai produksi saat ini? 2. Bagaimana kondisi waktu baku pengerjaan sepatu dengan tata letak fasilitas lantai produksi saat ini? 3. Bagaimana kondisi waktu pemenuhan pesanan dengan tata letak fasilitas lantai produksi saat ini?
2
1.3.Tujuan Penelitian Dari penjelasan dan uraian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk menghitung jarak perpindahan bahan baku pada proses produksi dengan tata letak fasilitas lantai produksi saat ini dan setelah dilakukan perbaikan. 2. Untuk menghitung waktu baku pengerjaan sepatu dengan tata letak fasilitas lantai produksi saat ini dan setelah dilakukan perbaikan. 3. Untuk menghitung waktu pemenuhan pesanan dengan tata letak fasilitas lantai produksi saat ini dan setelah perbaikan. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian Permasalahan yang dianalis pada penelitian ini dapat ditemui di UMKM yang sejenis, tetapi penelitian ini hanya dilakukan di satu UMKM saja. Dengan demikian penelitian ini bersifat case study dan hasil analisis dari penelitian ini secara spesifiknya berlaku bagi UMKM tersebut diatas (Onderhoud Company). Jenis sepatu yang diteliti pada penelitian ini hanya satu jenis saja, yaitu sepatu kulit handmade jenis boots. Isu kapasitas produksi yang kecil dan waktu kerja yang tidak menentu erat kaitannya dengan kekuatan capital (modal), budaya-lokal dan kondisi pengrajin yang dipekerjakan. Tiga isu ini tidak dibahas pada penelitian ini dan dampak perubahan pada ketiga isu ini diasumsikan tidak berpengaruh terhadap masalah yang ini dipecahkan. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu: a. Bagi UMKM sejenis, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan kehandalan waktu pemenuhan pesanan. b. Bagi Teknik Industri, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kontribusi Teknik Industri terhadap percepatan pertumbahan ekonomi Indonesia melalui penerapan ilmu Teknik Industri untuk memperkuat daya saing UMKM.
3
c. Bagi publik, penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pentingnya evaluasi
UMKM
dan
menjadikan
masyarakat
ikut
berperan
dalam
meningkatkan sektor UMKM. 1.6. Sistematika Penulisan Penyusunan sistematika penulisan dimaksudkan untuk lebih mempermudah penyampaian informasi berdasarkan aturan dan urutan yang sistematis. Sistematika penulisan yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II Landasan Teori Bab ini berisikan literatur atau ilmu yang menjadi landasan berpikir serta dasar dalam penyusunan laporan kerja praktek yang dilakukan. BAB III Metodologi Penelitian Bab ini berisikan model pemecahan masalah yang dihadapi dan langkah – langkah yang dilakukan untuk memecahkan masalah dan flowchart dari usulan pemecahan masalah tersebut. BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini berisi hasil dari pengumpulan dan pengolahan data yang akan digunakan untuk melakukan analisis sesuai dengan perumusan masalah. BAB V Analisis Bab ini berisi hasil dari pengolahan data yang telah diolah dan hasil dari pengolahan data dianalisis apakah sesuai dengan tujuan yang dilakukan. BAB VI Kesimpulan dan Saran
4
Bab ini berisikan kesimpulan yang dirumuskan atas dasar hasil pembahasan bab – bab sebelumnya yang mencerminkan jawaban atas permasalahan yang telah dirumuskan, juga berisikan saran yang merupakan tindak lanjut kesimpulan berupa anjuran rekomendasi yang menyangkut aspek operasional ataupun kebiijakan terhadap perusahaan.
5