BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Pada dunia perpajakan terdapat laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal. Pada umumya laporan keuangan komersial berbeda dengan laporan keuangan fiskal. Perbedaan keduanya terletak pada ketentuannya, laporan keuangan komersial disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), sedangkan Laporan keuangan fiskal disusun berdasarkan ketentuan peraturan Undang-Undang Perpajakan. Secara lebih spesifik perbedaan keduanya terdapat dalam pengakuan penghasilan dan biaya antara Standar Akuntansi Keuangan dan UndangUndang Perpajakan. Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan waktu dan perbedaan tetap, oleh karena itu dibutuhkan suatu penyusunan rekonsiliasi laporan keuangan fiskal. Laporan keuangan fiskal bertujuan untuk menghitung besarnya pajak terutang. Apabila terjadi penyimpangan pada laporan keuangan fiskal, maka sanksi yang diberikan adalah sanksi administrasi berupa bunga, atau kenaikan pajak. Selain itu ada juga sanksi pidana berupa penjara. Sehingga dalam menentukan pajak penghasilan, pendapatan dan biaya, antara Standar Akuntansi Keuangan dan Undang-Undang Perpajakan terdapat persamaan dan perbedaan. Dari perbedaan tersebut,
1
2
maka perlu dilakukan koreksi fiskal untuk memperoleh laporan keuangan fiskal. Pada umumnya perusahaan tidak dapat menghindari biaya-biaya tertentu yang tidak diperkenankan oleh Undang-Undang Perpajakan seperti biaya perjalanan dan biaya promosi berdasarkan Undang-undang Perpajakan biaya-biaya tersebut bukan sebagai biaya perusahaan, sedangkan menurut pihak perusahaan adalah sebagai biaya perusahaan, perbedaan tersebut disebabkan karena perbedaan tetap, karena perbedaanperbedaan inilah timbul koreksi fiskal. Koreksi fiskal tersebut mempunyai dampak terhadap meningkatnya pajak penghasilan badan. Oleh karena itu koreksi fiskal tersebut perlu dilakukan penelitian kembali agar biaya-biaya tersebut tetap sebagai biaya perusahaan maupun biaya fiskal yang nantinya dapat mengurangi besarnya pajak penghasilan. Pada tanggal 23 desember 1997, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mengesahkan Standar pajak penghasilan yang baru dinamakan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46 tentang akuntansi pajak penghasilan. PSAK No.46 merupakan suatu hal baru dalam standar akuntansi bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. PSAK No.46, mulai berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang mencakup periode laporan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 1999 untuk perusahaan yang sudah go public. Sedangkan untuk perusahaan yang belum go public, PSAK No.46 mulai berlaku efektif
3
untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang mencakup periode laporan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2001. Dalam SAK ini mengatur pengakuan aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang dapat dikompensasikan pada sisa kerugian yang terjadi ke tahun berikutnya untuk masa pembukuan sampai dengan lima tahun, yang disajikan pada laporan keuangan, dan pengungkapan informasi yang berhubungan dengan pajak penghasilan. Pada penelitian ini, akan diuraikan tentang metode perhitungan pajak tangguhan sesuai dengan PSAK No.46 mengenai “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Pajak tangguhan ditujukan untuk mencatat konsekuensi pajak yang timbul akibat adanya perbedaan waktu (timing diffrences) pengakuan pendapatan dan beban antara laporan keuangan untuk tujuan komersial dan pajak. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengetengahkan judul penelitian
tentang
“PENERAPAN
AKUNTANSI
PAJAK
TANGGUHAN SESUAI PSAK No.46 DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. SEHAT SUKSES SENTOSA DI SURABAYA”
4
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penelitian ini dapat dirumuskan: “Apakah PT. Sehat Sukses Sentosa telah menerapkan PSAK No.46, tentang pajak tangguhan yang disajikan pada laporan keuangan fiskal ?”
1.3.
Tujuan Penelitian Sesuai latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui bagaimana seharusnya PT. Sehat Sukses Sentosa menerapkan PSAK No.46 atas pajak tangguhan yang terdapat pada laporan keuangan fiskal.
1.4.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Manfaat Praktis a. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan ataupun usulan kepada pihak manajemen perusahaan tentang pentingnya penerapan PSAK No.46, tentang pajak tangguhan.
5
b. Bagi Penulis Mengetahui bagaimana menerapkan akuntansi pajak tangguhan sesuai PSAK No.46 dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan, serta menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis. c. Bagi Pembaca Untuk mengetahui penerapan akuntansi pajak tangguhan berdasarkan PSAK No.46. 2.
Manfaat Teoritis a. Bagi Perguruan Tinggi Dapat digunakan sebagai acuan atau referensi bagi pihak akademisi (mahasiswa/dosen) dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam mata kuliah akuntansi perpajakan dan untuk menambah khasanah perbendaharaan perpustakaan. b. Bagi Ilmuwan/Peneliti Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi, bacaan yang bermanfaat dan sumber informasi dalam melakukan penelitian berikutnya. c. Bagi Pihak Lain Sebagai bahan bacaan, yang berguna untuk menambah ilmu pengetahuan.