BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian Kantor akuntan publik (KAP) merupakan sebuah organisasi yang bergerak
dibidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan (compliance audit), dan audit laporan keuangan. Pengertian akuntan publik adalah “akuntan yang memliki izin dari menteri keuangan atau pejabat berwenang lainnya untuk menjalankan praktik akuntan publik” (Sukrisno Agoes, 2009: 52). Sementara itu, kata “akuntan” didefinisikan oleh peraturan Menteri Keuangan Nomor : 17/PMK.01/2008 Sebagai berikut. “Akuntan adalah seseorang yang berhak menyandang gelar atau sebutan akuntan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku” Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa akuntan publik adalah seseorang yang berhak menyandang gelar atau sebutan akuntan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan memilki izin dari menteri keuangan atau pejabat berwenang lainnya untuk memberikan jasa professional kepada masyarakat umum sebagaimana diatur dalam peraturan Menteri keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik. Pada perkembangan perekonomian suatu negara dibutuhkan informasi keuangan yang handal, didalamnya dibutuhkan seorang yang dapat dipercaya untuk meyakinkan pihak luar yang akan memiliki dasar untuk menyalurkan dana-
1
2
dana mereka ke usaha-usaha yang beroperasi secara efisien dan memiliki posisi keuangan yang sehat. Akuntan dalam konteks profesi bidang bisnis, bersamasama dengan profesi lainnya,mempunyai peran yang signifikan dalam operasi suatu perusahaan. Akuntan saat ini telah menjadi salah satu profesi didalam bidang bisnis. Akuntan publik memiliki dua tanggung jawab dalam menjalankan pekerjaan profesionalnya, yaitu menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam melaksanakan pekerjaannya dan menjaga mutu pekerjaan profesionalnya. Akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien dan para pemakai laporan keuangan untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh klien. Klien dapat mempunyai kepentingan yang berbeda, bahkan mungkin bertentangan dengan kepentingan para pemakai laporan keuangan. Kepentingan pemakai laporan keuangan yang satu mungkin berbeda dengan pemakai lainnya. Akuntan publik dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa, harus bersikap independen terhadap kepentingan klien pemakai laporan keuangan, maupun kepentingan akuntan publik itu sendiri. Keberadaan akuntan publik sebagai profesi tidak dapat dipisahkan dari karakteristik independensinya. Akuntan publik selalu dianggap sebagai orang yang harus independen. Akuntan publik tidak berati apa-apa, tanpa adanya independensi. Sikap independen sama pentingnya dengan keahlian dalam bidang praktik akuntansi dan prosedur audit yang harus dimiliki oleh setiap auditor. Auditor harus independen dari setiap kewajiban atau independen dari pemilik kepentingan
3
dalam perusahaan yang diauditnya.
Auditor tidak hanya berkewajiban
mempertahankan sikap mental independen, tetapi juga harus menghindari keadaan-keadaan
yang
dapat
mengakibatkan
masyarakat
meragukan
independensinya. posisi akuntan publik sebagai pihak independen yang memberikan opini kewajaran terhadap laporan keuangan serta profesi auditor yang
merupakan
profesi
kepercayaan
masyarakat
juga
mulai
banyak
dipertanyakan apalagi setelah didukung oleh bukti semakin meningkatnya tuntutan hukum terhadap kantor akuntan. Banyak kasus perusahan yang jatuh karena kegagalan bisnis yang dikaitkan dengan kegagalan auditor, salah satunya kasus manipulasi yang merugikan pemakai laporan keuangan yang melibatkan akuntan publik yang seharusnya menjadi pihak independen. Kasus manipulasi tersebut misalnya adalah kasus Satyam di india tahun 2008, masalah ini bermula atas fraud yang dilakukan oleh pendiri serta pemimpin nya yaitu Ramalinga Raju dengan menggelembungkan nilai keuntungan perusahaan yang dilakukan selama beberapa tahun, selisih antara keuntungan yang sebenarnya dan dilaporkan dalam laporan keuangan semakin lama semakin besar. Dalam kasus ini yang menjadi menarik adalah dimana auditor satyam yang selama 8 tahun terakhir – Price Waterhouse india selang seminggu atas pengakuan Ramalinga Raju pada tanggal 7 januari 2009 bahwa jumlah saldo kas yang ia laporkan adalah palsu, PWC pun tertanggal 14 januari 2009 baru mengumumkan bahwa laporan audit nya berpotensi tidak akurat dan tidak reliable karna dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh hanya dari manajemen Satyam, berdasarkan kasus diatas dapat terlihat bahwa kredibilitas auditor dipertanyakan.
4
Dalam mengukur kinerja auditor, menurut
larkin (1990) dalam
trisnaningsih (2007) terdapat empat dimensi personalitas, yaitu kemampuan (ability), komitmen professional , motivasi, dan kepuasan kerja. Seorang auditor yang mempunyai kemampuan dalam hal auditing maka akan cakap dalam menyelesaikan pekerjaan. Auditor yang komitmen terhadap profesinya maka akan loyal terhadap profesinya seperti yang dipersepsikan oleh auditor tersebut. Motivasi yang dimiliki seorang auditor akan mendorong keinginan individu auditor tersebut untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Adapun kepuasan kerja auditor dalah tingkat kepuasan individu auditor dengan posisinya dalam organisasi secara relative dibandingkan dengan teman sekerja atau teman seprofesi lainnya. Seorang pemimpin harus mempunyai pandangan akan kepemimpinan yang ditangguhnya sebagai suatu peluang yang nantinya bisa memberikan suatu arti atau bahkan manfaat bagi banyak pihak, bukan malah berpandangan sebagi suatu posisi atau property yang nantinya bisa mangambil hasil atau memanfaatkan banyak pihak untuk dijadikan keuntungan bagi dirinya sendiri pandangan inilah yang nantinya menjadi kekuatan besar bagi seseorang pemimpin untuk memiliki, memhami, dan memerapkan secara kombinatif. Faktor-faktor penentu tersebut adalah gaya kepemimpinan Gaya kepemimpinan merupakan suatu norma perilaku yang digunakan oleh seorang pemimpin pada saat mencoba mempengaruhi perilaku bawahannya seperti yang ia lihat (Miftah Thoha, 2007),sehingga peranan seorang pemimpin dalam hubungan antara ,manusia dalam kerja sangat terkait dengan gaya
5
kepemimpinan yang ditampilkannya. Gaya kepemimpinan (leadership style) juga dapat mempengaruhi kinerja. Gaya kepemimpinan (leadership style) merupakan cara pimpinan untuk mempengaruhi orang lain atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pimpinan untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi. Menurut Alberto et al. (2005) kepemimpinan berpengaruh positif kuat terhadap kinerja, juga berpengaruh signifikan terhadap learning organisasi. Temuan ini memberikan indikasi bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap kinerja bawahannya, disamping itu untuk mendapatkan kinerja yang baik diperlukan juga adanya pemberian pembelajaran terhadap bawahannya. Demikian pula gaya kepemimpinan pada KAP sangat diperlukan karena dapat memberikan nuansa pada kinerja auditor yang cenderung bisa formal maupun informal. Semakin tinggi kepuasan kerja yang dirasa oleh pekerja, maka semakin tinggi motivasi mereka terhadap kerja. Oleh karena itu, pemimpin organisasi perlu memainkan peranan untuk meningkatkan motivasi para pekerja. pemimpin organisasi perlu mengenal pasti faktor motivasi yang berkaitan dengan kepuasan kerja. Antaranya ialah gaji, keadaan kerja, hubungan rekan kerja, hubungan pengurus pekerja, potensi untuk berkembang, potensi untuk membangun, cabaran baru, dan persaingan (Ishah mad shah, 2006). Oleh karena itu, peneliti termotivasi melakukan penelitian ini karena cukup penting untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kinerja seorang auditor eksternal. Selain itu juga, peneliti ingin mengetahui pengaruh
6
variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Berdsarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Independensi, Kepuasan Kerja, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Barat”. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan Ismayanah(2011) tentang pengaruh independensi, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Adanya penambahan variabel independen yaitu variabel kepuasan kerja dan motivasi kerja yang diperoleh dari Sulton (2010). Penambahan variabel kepuasan kerja dan motivasi kerja karena variabel tersebut juga merupakan bagian penentu yang sangat penting bagi keefektifan berjalannya kegiatan didalam organisasi. Keberhasilan dan kinerja seorang auditor dalam suatu pekerjaannya agar menghasilkan kinerja yang maksimal. 2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Barat, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan sampel pada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Barat.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
7
1.
Apakah Terdapat Pengaruh secara bersama-sama dari independensi, Gaya kepemimpinan, Kepuasan Kerja, dan
motivasi kerja terhadap kinerja
auditor pada kantor akuntan publik diwilayah Jakarta barat? 2.
Apakah terdapat pengaruh independensi terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di Wilayah Jakarta barat?
3.
Apakah terdapat pengaruh Gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor pada kantor akunatan publik di wilayah Jakarta barat?
4.
Apakah terdapat pengaruh Kepuasan kerja terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta barat?
5.
Apakah terdapat pengaruh Motivasi kerja terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta barat?
C.
Tujuan dan manfaat Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui : 1.
Untuk mengkaji pengaruh secara bersama-sama Independensi, gaya kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta barat.
2.
Untuk mengkaji pengaruh independensi auditor terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik diwilayah Jakarta barat.
3.
Untuk mengkaji pengaruh Gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta barat.
8
4.
Untuk mengkaji pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta barat.
5.
Untuk mengkaji pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta barat. Dengan dilaksanakannya penelitian ini, maka hasil penelitian ini diharapkan
dapat memperoleh manfaat bagi banyak pihak antara lain:
a. Bagi Kantor Akuntan Publik 1) Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai pentingnya kepuasan kerja,gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, motivasi kerja untuk dapat lebih memaksimalkan kinerjanya. 2) Sebagai masukan untuk perusahaan dalam hal meningkatkan kinerjanya, agar memperhatikan aspek-aspek apa saja yang menjadi motivasi seorang auditor dalam menghasilkan kinerja yang optimal.
b. Bagi Kepentingan akademik Diharapkan menjadi bahan bacaan yang memberikan gambaran tentang kepemimpinan, kepuasan kerja dalam memotivasi seorang auditor untuk memaksimalkan kinerja.