BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Imbal jasa audit (fee audit) dapat diartikan sebagai imbalan jasa yang diterima auditor atas jasa audit yang diberikan terhadap laporan keuangan. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan salah satu obyek yang menarik untuk diteliti. Hal ini disebabkan kebijakan penentuan fee audit oleh kantor akuntan publik menjadi salah satu aspek mutu terhadap kantor akuntan publik tersebut. Agar penilaian audit terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen dilakukan secara bebas dan tidak memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik. Audit laporan keuangan dilakukan oleh Akuntan Publik dengan mensyaratkan kompetensi, integritas, dan independensi. Akuntan Publik wajib menjunjung tinggi sikap independen dan memastikan bahwa setiap penugasan yang diterima dan hasil pekerjaannya terbebas dari pengaruh pihak manapun.
Untuk
menjaga
persyaratan
kompetensi,
integritas,
dan
independensi serta meningkatkan citra profesi Akuntan Publik, maka perlu dirancang suatu panduan untuk menetapkan fee audit. Masalah fee adalah suatu permasalahan yang dilematis, dimana disatu sisi auditor harus independen dalam memberikan opininya tapi disisi lain auditor juga memperoleh imbalan dari klien atas jasa yang dilakukannya
1
Universitas Sumatera Utara
Independensi akuntan publik mencakup dua aspek, yaitu : 1. Independensi sikap mental (in facts) 2. Independensi penampilan (in appearance) Independensi sikap mental berarti adanya kejujuran di dalam diri akuntan dalam mempertimbangkan fakta-fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak di dalam diri akuntan dalam menyatakan pendapatnya.
Independensi penampilan berarti adanya kesan masyarakat bahwa akuntan publik bertindak independen sehingga akuntan publik harus menghindari faktor-faktor yang dapat mengakibatkan masyarakat meragukan kebebasannya. Independensi penampilan berhubungan dengan persepsi masyarakat terhadap independensi akuntan publik (Mautz, 1961:204-205).
Profesi akuntan publik mempunyai ciri yang berbeda dengan profesi lainnya seperti dokter atau pengacara. Profesi dokter maupun pengacara dalam menjalankan keahliannya akan menerima fee dari kliennya, dan mereka berpihak pada kliennya. Sedangkan profesi akuntan juga memperoleh fee dari kliennya dalam menjalankan keahliannya, tetapi akuntan harus independen, tidak memihak pada kliennya dan dalam melaporkan atau mendeteksi kecurangan harus bebas dari pengaruh fee yang diterima, karena memanfaatkan hasil pemeriksaannya terutama adalah pihak lain selain kliennya (Mulyadi, 1998 : 21)
2
Universitas Sumatera Utara
Akuntan publik merupakan jasa profesional, oleh sebab itu merupakan kewajiban perusahaan untuk memberikan fee kepada akuntan publik yang melakukan jasa audit (auditor eksternal) terhadap laporan keuangannya. Bagi akuntan publik, fee adalah sumber pendapatan bagi mereka. Peraturan mengenai dasar pengenaan fee audit telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang menerbitkan Surat Keputusan No. KEP.024/IAPI/VII/2008 tentang Kebijakan Penentuan Fee Audit. Surat Keputusan ini diterbitkan dengan tujuan sebagai pedoman bagi seluruh Anggota Institut Akuntan Publik Indonesia dalam menentukan besarnya imbalan yang wajar atas jasa profesional (professional fees) yang mereka berikan sebagai akuntan publik. Fee audit yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mempekerjakan seorang auditor atau akuntan publik diharapkan mampu meningkatkan pengawasan manajemen, kualitas laporan keuangan perusahaan dan independensi manajemen. Masalah fee memang sangat rentan karena fee dapat mempengaruhi independensi seorang auditor. Menurut Rimawati (2011), semakin besar jasa audit yang diberikan maka semakin besar fee yang diberikan oleh klien, dan indikasi hilangnya independensi auditor juga semakin tinggi.. Besarnya fee audit masih menjadi perbincangan yang cukup panjang, mengingat banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu di antaranya adalah komite audit. Komite audit adalah suatu badan yang dibentuk didalam perusahaan klien yang bertugas untuk memelihara independensi akuntan pemeriksa terhadap manajemen (Susiana dan Herawaty, 2007). Komite audit
3
Universitas Sumatera Utara
mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan seperti halnya menjaga terciptanya
sistem
pengawasan
perusahaan
yang
memadai
serta
dilaksanakannya good corporate governance. Reza Wibowo dan Abdul Rohman (2013) menyatakan bahwa komite audit berpengaruh signifikan terhadap Fee Audit Eksternal. Profitabilitas juga menjadi salah satu faktor untuk menentukan besaran fee audit yang dikeluarkan untuk membayar jasa seorang auditor. Dalam penelitian ini Profitabilitas diukur dengan cara laba bersih dibagi dengan total aktiva. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kharlinda (2015) yang mengambil objek di Bursa Efek Indonesia membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap besar fee audit. Selain profitabilitas, dewan komisaris juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi fee audit. Menurut Reza Wibowo dan Abdul Rohman (2013) yang mengambil penelitian tentang Pengaruh Governance Structure dan Fungsi Internal Control terhadap Fee Audit Eksternal pada Perusahaan Publik di Indonesia menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap Fee Audit Eksternal. Ukuran Klien adalah faktor selanjutnya yang juga dapat berpengaruh pada fee audit. Ukuran klien merupakan suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran klien dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya
4
Universitas Sumatera Utara
informasi, baik bagi pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan. Penentuan ukuran klien ini didasarkan pada total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan baik yang berupa aktiva lancar maupun aktiva tetap. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Suharli dan Nurlaelah (2008) terhadap BUMN di Indonesia menyebutkan bahwa ukuran auditee perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap fee audit yang diterima auditor. Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan tersebut terdapat adanya research gap yaitu hasil dari penelitian terdahulu yang saling bertentangan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kharlinda (2015) yang mengambil objek di Bursa Efek Indonesia membuktikan bahwa profitabiltas berpengaruh signifikan terhadap Audit Fee. Sedangkan Hassan & Nasser (2013) yang meneliti tentang profitabilitas terhadap fee audit menyatakan bahwa tidak ada hubungan langsung antara profitabilitas dengan fee audit. Perbedaan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya ini menjadi cukup menarik untuk diteliti lebih lanjut. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang sudah ada dengan menerapkannya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), maka diharapkan nilai perusahaan akan dinilai baik oleh lingkungan perusahaan. Dengan demikian maka eksternal auditor dapat menaksir pengendalian lingkungan sangat kuat, sehingga waktu audit lebih sedikit dan berakibat pada rendahnya fee audit eksternal.
5
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Suharli dan Nurlaelah (2008) mengenai Konsentrasi Auditor dan Penetapan Fee Audit : Investigasi pada BUMN dengan pemakaian variabel independen: rasio konsentrasi, ukuran KAP, ukuran perusahaan auditee, anak perusahaan dan menggunakan variabel dependen Fee audit. Persamaan dengan penelitian Suharli dan Nurlaelah (2008) yaitu penggunaan variabel ukuran perusahaan auditee atau ukuran klien. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suharli dan Nurlaelah (2008) yaitu penggunaan variabel komite audit, profitabilitas, dan dewan komisaris. Suharli dan Nurlaelah (2008) hanya menggunakan perusahaan BUMN sebagai objek penelitian sedangkan peneliti menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian. Periode pengamatan juga menjadi perbedaan penelitian ini dengan penelitian Suharli dan Nurlaelah (2008). Suharli dan Nurlaelah (2008) hanya mengamati satu tahun periode pengamatan yaitu 2008 sedangkan peneliti mengamati tiga tahun periode yaitu 2012-2014. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014. Peneliti memilih perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur merupakan industri dengan jumlah terbesar dalam Bursa Efek Indonesia dan memiliki berbagai jenis industri sehingga dianggap dapat mewakili kondisi keseluruhan perusahaan di Indonesia. Data yang digunakan peneliti berasal dari laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan manufaktur.
6
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini berjudul "PENGARUH
KOMITE
AUDIT,
PROFITABILITAS,
DEWAN
KOMISARIS, DAN UKURAN KLIEN DALAM PENENTUAN BIAYA AUDIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2014.” 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ini bermaksud untuk menguji pengaruh antara komite audit, profitabilitas, dewan komisaris, dan ukuran klien dalam penentuan biaya audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012-2014. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah komite audit, profitabilitas, dewan komisaris, dan ukuran klien berpengaruh dalam penentuan biaya audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012-2014 baik secara parsial maupun secara simultan? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris : Pengaruh komite audit, profitabilitas, dewan komisaris, dan ukuran klien dalam penentuan biaya audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012-2014 baik secara parsial maupun secara simultan.
7
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti mengenai pengaruh komite audit, profitabilitas, dewan komisaris, dan ukuran klien dalam penentuan biaya audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012-2014. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini juga diharapkan mampu untuk memberikan tambahan informasi bagi perusahaan mengenai faktor yang mendukung dalam penentuan seberapa besar fee audit yang diberikan, sehingga manajemen tidak merugikan auditor dan dapat membayar fee secara rasional. 3. Bagi Kalangan Akademisi Penelitian ini dapat memberikan referensi tambahan dan sumbangan konseptual sebagai bahan pembelajaran dan menambah wawasan pengetahuan di bidang akuntansi dan pengauditan. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Menjadi bahan referensi tambahan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh komite audit, profitabilitas, dewan komisaris, dan ukuran klien dalam penentuan biaya audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012-2014. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu dasar bagi penelitian selanjutnya. 8
Universitas Sumatera Utara