1 BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Persaingan di dunia media saat ini semakin ketat untuk memuaskan para konsumennya. Di tengah derasnya arus teknologi informasi saat ini, beberapa media khusunya media elektronik televisi mencoba untuk memposisikan diri mereka sebagai yang paling di gemari oleh para konsumenya. Pola kehidupan manusia pun memasuki fase moderen dan canggih. Semua yang berhubungan dengan penemuan-penemuan, perkembangan teknologi dan komunikasi, hingga perkembangan peradaban yang semakin maju. Masyarakat dituntut untuk melek teknologi dan berusaha memanfaatkan teknologi tersebut kedalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, masyarakat dengan frekuensi penggunaan teknologi yang tinggi serta tingkat pemanfaatan perkembangan komunikasi yang baik disebut dengan global village. Salah satu hasil dari kemajuan peradaban teknologi masyarakat moderen adalah semakin terhapuskannya jarak dan waktu. Televisi, sebagai media elektronik terbesar mampu membawa pemirsanya merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat lain dibelahan dunia yang berbeda melalui sebuah program acara. . Televisi juga mampu memberikan pengaruh atau dampak yang besar bagi masyarakat, karena setiap manusia lebih suka di manjakan dengan gambar
2 berserta audio yang di hasilkan televisi di bandingkan dengan media masa lainya seperti radio atau pun koran. Media elektronik televisi pun juga lebih mudah untuk memenuhi kepuasan manusia, terdapat tiga sumber pemuas kebutuhan seperti kebutuhan edukasi, entertainment, hingga kebutuhan rileksasi. Dampak positifnya masyarakat menjadi punya banyak pilihan acara untuk di konsumsi. Dampak negatifnya kemungkinan akan terjadi persaingan yang tidak sehat diantara stasiun televisi satu dengan stasiun televisi lainnya. Sebagai masyarakat yang moderen saat ini televisi masih menjadi urutan pertama dari salah satu bentuk media massa, menurut Mc Quail dalam bukunya Mass Communication Theories (2000:6) terdapat enam perspektif dalam peran media massa yang berpengaruh ke dalam kehidupan sosial : Pertama, melihat media massa sebagai window on event and experience. Media dipandang sebagai jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang terjadi di luar sana. Atau media merupakan sarana belajar untuk mengetahui berbagai peristiwa. Kedua, media juga sering dianggap sebagai a mirror of event in society and the world, implying a faithful reflection. Cermin berbagai peristiwa yang ada di masyarakat dan dunia, yang merefleksikan apa adanya. Karenanya para pengelola media sering merasa tidak “bersalah” jika isi media penuh dengan kekerasan, konflik, pornografi dan berbagai keburukan lain, karena memang menurut mereka faktanya demikian, media hanya sebagai refleksi fakta, terlepas dari suka atau tidak suka. Padahal sesungguhnya, angle, arah dan framing dari isi yang dianggap sebagai cermin realitas tersebut diputuskan oleh para
3 profesional media, dan khalayak tidak sepenuhnya bebas untuk mengetahui apa yang mereka inginkan. Ketiga, memandang media massa sebagai filter,
atau gatekeeper yang
menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. Media senantiasa memilih issue, informasi atau bentuk content yang lain berdasar standar para pengelolanya. Di sini khalayak “dipilihkan” oleh media tentang apa-apa yang layak diketahui dan mendapat perhatian . Keempat, media massa acap kali pula dipandang sebagai penunjuk jalan atau interpreter, yang menerjemahkan dan menunjukkan arah atas berbagai ketidak pastian, atau alternative yang beragam Kelima, melihat media massa sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga memungkinkan terjadinya tanggapan dan umpan balik. Keenam, media massa sebagai interlocutor, yang
tidak
hanya
sekadar
tempat berlalu lalangnya informasi, tetapi juga partner komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif. Pendeknya, semua itu ingin menunjukan, peran media dalam kehidupan sosial bukan sekedar sarana diversion, pelepas ketegangan atau hiburan, tetapi isi dan informasi yang disajikan, mempunyai peran yang signifikan dalam proses sosial. Isi media massa merupakan konsumsi otak bagi khalayaknya, sehingga apa yang ada di media massa akan mempengaruhi realitas subjektif pelaku interaksi sosial. Gambaran tentang realitas yang dibentuk oleh isi media massa inilah yang nantinya mendasari respon dan sikap khalayak terhadap berbagai objek sosial. Informasi yang salah dari media massa akan memunculkan gambaran yang salah
4 pula terhadap objek sosial itu. Karenanya media massa dituntut menyampaikan informasi secara akurat dan berkualitas. Kualitas informasi inilah yang merupakan tuntutan etis dan moral penyajian media massa. Di Indonesia, perkembangan industri televisi tengah memasuki fasefase persaingan cukup tinggi, di mulai dari munculnya stasiun televisi baru, hingga perlombaan sajian acara-acara televisi yang telah di jagokan oleh masing-masing stasiun-stasiun televisi, mereka berupaya untuk menyajikan acara-acara yang menarik. Mulai dari acara musik, berita, sinetron, FTV, reality show, feature, dan dokumenter. Sajian acara dokumenter di televisi masih sangat jarang di Indonesia, hal ini menjadikan jenis acara ini mampu bersaing dengan jenis-jenis acara televisi lainnya, terbukti dengan minat masyarakat yang semakin meningkat untuk jenis tayangan tanpa intervensi ini, beberapa acara televisi yang di buat dengan format dokumenter pun mulai di lirik dan bermunculan. Hal ini pun dapat menjadi pacuan bagi para stasiun televisi di indonesia dalam mengejar perhatian penonton. Swara Liyan, merupakan salah satu jenis program dokumenter yang di tayangakan di TVRI. “Swara Liyan” menyajikan informasi mengenai kehidupan sehari-hari masyarakat pinggiran kalangan bawah secara langsung. Acara yang di kemas oleh TVRI ini mampu menggugah dan menginspirasi masyarakat yang bernasib lebih beruntung dengan strata sosial yang lebih tinggi mampu untuk memiliki sikap yang empati dan simpati terhadap mereka yang nasibnya kurang beruntung. Acara ini juga mampu menjadi wadah aspirasi suara orang pinggiran yang saat ini masih saja menjadi bayang-bayang pemerintah dan kurangnya
5 perhatian dari pemerintah atau pun lingkungan sekitar. Melalui acara ini para orang pinggiran mampu mengeluarkan suaranya, keluhan-keluhan serta berbagai pengalaman hidup yang mereka lewatkan. Acara tersebut mampu menjadikan tayangan ini seharusnya menjadi tayangan yang berbobot karena mempunyai nilai sosial yang cukup tinggi, akan tetapi pengemasannya sendiri yang tergolong cukup “tua”. Oleh karena itu, penulis ingin mengupas lebih mendalam mengenai program “Swara Liyan” yang berkaitan dengan analisis strategi produksi program dokumenter swara liyan di TVRI Dalam penelitian yang berjudul ”Analisis strategi produksi program dokumenter Swara Liyan di TVRI”, peneliti akan membahas mengenai proses produksi program televisi dari mulai pra produksi, produksi, sampai pasca produksi program “Swara Liyan” ini sehingga kualitas programnya sesuai dengan harapan penonton dan mampu menjadikan program ini sebagai salah satu dari program unggulan di TVRI. 1.2.
Ruang Lingkup Permasalahan yang terjadi di dalam penelitian ini adalah bagaimana program “swara Liyan” yang sudah memiliki ide program yang sangat baik dan mampu menjual serta memberikan nilai-nilai sosial yang cukup tinggi justru kurang mendapatkan perhatian yang lebih di masyarakat. Namu tidak di pungkiri dalam kegiatan produksi program televisi di pengaruhi oleh berbagi pihak, baik internal maupun eksternal, salah satunya tim. Dalam proses produksinya, program “Swara liyan” banyak menerima masukan dari segala aspek, salah satu nya segi pengemasan, di sinilah peran aktif tim
6 kreatif yang di tuntut untuk dapat memberikan sentuhan-sentuhan kreatif yang nantinya dapat menunjang keselarasan dalam segi penampilannya sendiri, keterbatasan waktu juga mampu mempengaruhi sebuah kualitas tayangan di setiap episode Swara Liyan. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka pembatasan masalah serta ruang lingkup penelitian perlu dilakukan. Hal ini agar peneliti tidak keluar dari masalah yang ada. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi oleh: 1. Obyek peneliti: Penelitian ini akan membahas mengenai proses produksi program televisi dari mulai pra produksi, produksi, sampai pasca produksi program “Swara Liyan” di TVRI sehingga program yang di hasilkan sesuai dengan harapan para penonton. 2.
Lingkup penelitian: Sebagai acuan analisis untuk menganalisis strategi produksi pada program “Swara Liyan” di TVRI, digunakan konsep tahapan produksi. Menurut Fred Wibowo (Wibowo, 2009, pp. 38-45) tahapan produksi program di televisi yang terdiri dari tiga bagian dan sering disebut standar operation procedure (SOP), yaitu sebagai berikut:
a) Pra Produksi (ide, perencanaan, dan persiapan) Tahap ini lah yang sangat penting, tahap awal kesuksesan sebuah program televisi, sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan sangat terperinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah mendapatkan gambaran yang mampu memudahkan kita untuk menyelesaikan tahapan-tahapan selanjutnya. Tahap – tahap pra produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut: -
Penemuan Ide, tahap ini dimulai dalam suatu rapat redaksi, ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah
7 atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. -
Perencanaan, tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan crew – crew yang bertugas, lokasi dan peralatan.
-
Persiapan, tahap ini meliputi melengkapi peralatan yang diperlukan, perijinan dan surat – menyurat dalam melakukan proses peliputan nantinya. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan.
b)
Produksi Setelah proses pra produksi yang meliputi perencanaan dan persiapan telah selesai dilakukan dengan baik dan benar, maka di dalam tahap ini lah saatnya untuk mengesekusi atau merealisasikan apa yang telah direncakana dalam proses pra produksi. Crew – crew yang bertugas akan diarahkan oleh produser yang bertugas untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam peliputan, dan eksekutif produser akan memantau terus kinerja tim liputan yang mencari materi-materi yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang sudah di rencanakan pada proses pra produksi. Reporter akan bekerja sama dengan cameraman untuk mendapatkan hasil liputan yang baik dan gambar yang layak untuk ditayangkan nantinya.
c)
Pasca Produksi Pasca produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online, dan mixing. Berikut penjabarannya.
-
Editing Offline Proses editing ini merupakan proses memadukan antara gambar satu dengan
8 gambar yang lain serta pemotongan dan memperpadukan gambar agar menjadi satu kesatuan gambar yang bercerita, sehingga hasilnya nanti akan dapat dimengerti dan dinikmati oleh pemirsanya. -
Editing Online Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting master atau hasil shooting asli. Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing. Demikian pada sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editing online ini di rasa sudah cocok dan siap, proses berlanjut dengan mixing.
-
Mixing Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukkan ke dalam hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa hingga tidak saling mengganggu dan terdengar dengan jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam pasca produksi sudah selesai. Sedangkan teknik pengeditan yang sering dilakukan untuk mengedit suatu program dokumenter terdapat dua macam teknik editing yaitu:
-
Editing Linear (Analog). Proses pengeditan gambar satu persatu secara berurutan dari awal hingga akhir. Sehingga seandainya terjadi kesalahan dalam menyusun gambar maka kita harus mengulang kembali dari awal. Contoh: menggunakan dua buah VTR satu sebagai master shot dan satu lagi sebagai perekam.
-
Editing Non Linear (Digital). Adalah proses pengeditan gambar secara acak (tidak berurutan). Pada proses ini
9 kita tidak harus memulai dari awal berurutan hingga akhir. Kita bisa memulainya dari mana saja tergantung materinya mana yang sudah siap. Contoh: Pinnacle, Adobe Premiere,Avid, Final Cut dan lain – lain.
Penulis juga akan menggunakan konsep SWOT untuk melihat dan mengukur kualitas program “Swara Liyan” di TVRI. Artian dan kepanjangan dari SWOT sendiri adalah : •
Strength atau Kekuatan
•
Weakness atau kelemahan
•
Opportunity atau Kesempatan
•
Threat atau Ancaman Dengan demikian selain permasalah yang sudah di jelaskan di awal, yang menjadi pokok permasalah di dalam penelitian ini adalah bagaimana program “Swara Liyan” mampu merangsang perhatian masyarakat, agar tayangan ini dapat memberikan informasi serta hiburan yang di nantikan oleh seluruh masyarakat luas.
10 1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui strategi produksi program televisi dari mulai pra produksi, produksi, sampai dengan pasca produksi. 2. Untuk mengetahui kualitas sebuah program televisi dengan menggunakan analisis SWOT 1.3.2 Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis: Diharapkan penelitian ini bisa memberikan kontribusi dalam memahami perkembangan ilmu komunikasi pada media massa, dan bagaimana cara memahami strategi produksi dalam acara televisi yang berkualitas. Dan mampu menambah ragam penelitian yang menggunakan teori komunikasi sebagai bahan landasan penelitian serta memperluas pengetahuan mahasiswa jurusan Marketing Communication dengan peminatan Broadcasting di Binus University, khususnya mengenai proses produksi acara ini.
b. Manfaat Praktis: Dapat memberikan masukan dan informasi kepada TVRI sebagai media yang menayangkan program “Swara Liyan” guna menjadi bahan evaluasi di masa mendatang dan mampu memperkuat strategi yang di miliki oleh tim Produksi Program Dokumenter “Swara Lyan” untuk meningkatkan Kualitas Program.
11
1.4.
Sistematika penulisan BAB 1 Pendahuluan Bab pertama ini mengutarakan penjelasan mengenai latar belakang masalah dari penelitian ini, ruang lingkup penelitian, menjelaskan tentag tujuan dan manfaat yang akan didapat dari penelitian ini, pengumpulan data-data yang menunjang setiap aspek dari penelitian dan juga penjelasan mengenai metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. BAB 2 Landasan Teori Mengenai kerangka teori yang digunakan di dalam penelitian ini serta menjelaskan secara detail tentang kerangka pemikiran yang sesuai dengan teori yang digunakan terhadap penelitian yang dilakukan. Teori yang penulis kemukakan di antaranya berpedoman pada Daftar Pustaka yang menjadi bahan perkuliahan dan dari buku ilmiah lain termasuk beberapa sumber seperti internet dan tulisan ilmiah lainnya. BAB 3 Metode Penelitian Merupakan garis besar kerangka analisis objek yang diteliti. Menjelaskan perumusan objek penelitian mulai dari struktur organisasi, prosedur yang berlaku, metode pengumpulan data, permasalahan yang ada, dan alternatif permasalahan.
12 BAB 4 Analisis Penelitian Menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, menjelaskan penyajian penelitian yang telah dilakukan, menjelaskan data-data yang sudah terkumpul berupa hasil wawancara dan survey lapangan, serta melakukan pembahasan dari apa yang sudah diteliti sebelumnya. BAB 5 Simpulan dan Saran Menyimpulkan secara garis besar inti penelitian dan hasil yang sudah diperoleh dari penelitian tersebut yang merupakan informasi kualitatif. Berisi saran yang merupakan tindakan yang lebih lanjut dalam melakukan pemecahan masalah dengan tujuan agar ke depannya menjadi lebih baik lagi. Saran ini ditujukan kepada pihak yang nantinya dapat mengambil manfaat dari penelitian ini. 1.5 Tinjauan Pustaka
No. 1.
2.
Nama Peneliti/ Judul Penelitian/ Publikasi
Topik Permasalahan
Wahyu Pratama / Analisis Proses Produksi Program Berita Warta Malam / Universitas Bina Nusantara 2011
Bagaimana proses produksi program berita warta malam di tvri ? bagaimanakah proses berita itu diolah ?
Febryna Valencia / Pengaruh “Reality Show” Jika aku menjadi terhadap pengetahuan penonton tentang permasalahan sosial / Universitas Bina Nusantara 2011
Bagaimana pengaruh reality show Jika Aku Menjadi terhadap pengetahuan penonton tentang permasalahan sosial?
Justin Ucok Ambarita / Strategi Produksi Program Musik “Dahsyat” Di RCTI Dalam Meningkatkan Rating
Penulis tertarik mengangkat program acara musik Dahsyat karena memiliki konten yang berbeda
Analisa Penelitian Topik permasalahan kurang terjawab. Kurangnya detail informasi yang diperoleh oleh penulis.
Pengupasan masalah sudah mengerucut dan sesuai dengan metode penelitian yang digunakan.
Metode penelitian yang digunakan sudah sesuai dengan teknik
13 Dan Share / Universitas Bina Nusantara 2011
di setiap episodenya.
pengumpulan data. Permasalahanpun juga terjawab dengan baik.
3.
Tabel 1.1 Tinjauan Pustaka