BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Di tengah derasnya arus globalisasi, pengaruh perubahan di lingkungan bisnis semakin kompleks. Berbagai perusahaan sejenis bermunculan dengan membawa inovasi terbaru. Hal ini menyebabkan tantangan tersendiri bagi perusahaan yang telah berdiri sebelum derasnya arus globalisasi untuk menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Untuk menjaga eksistensi dalam era globalisasi, setiap perusahaan harus memiliki manajemen dan tata kelola perusahaan yang baik agar tujuan utama perusahaan dapat tercapai. Pada umumnya, tujuan perusahan adalah pertumbuhan dan perkembangan bisnis dengan cara memperoleh profit secara optimal dan kelangsungan usaha yang tidak terbatas. Dalam usaha pencapaian tujuan tersebut, perusahaan perlu membangun fondasi yang kuat untuk tujuan yang akan dicapai. Salah satu cara membangun fondasi yang kuat untuk mencapai tujuan perusahaan adalah dengan cara mempertahankan atau menambah loyalitas pelanggan. Sebagian besar pelanggan akan meletakkan kepercayaannya jika kepuasan atas produk yang dibelinya terpenuhi. Oleh karena itu, perusahaan harus berorientasi terhadap kepuasan pelanggan dengan cara menjaga
kualitas, kuantitas, dan ketepatan
waktu pengiriman produk. Produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dan akan dijual kepada pelanggan disebut persediaan. Persediaan merupakan salah satu sumber daya perusahaan yang mempunyai jumlah relatif besar.
1
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No 14, pengertian persediaan adalah aset yang: (a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal perusahaan, (b) dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau (c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi. Persediaan dalam suatu perusahaan dagang hanya ada satu klasifikasi, yaitu sediaan barang dagangan. Barang dagangan diperoleh dari pemasok dan dijual kembali kepada pelanggan tanpa mengubah bentuknya. Di perusahaan manufaktur terdapat tiga klasifikasi persediaan meliputi, persediaan bahan baku (raw material), persediaan barang dalam proses (intermediate goods), dan persediaan barang jadi (finished goods). Persediaan barang jadi (finished good) adalah sediaan yang akan dijual dengan kegiatan normal perusahaan dan menjadi sumber utama pendapatan bagi perusahaan manufaktur. 1 Menurut Rangkuti (1985), persediaan dalam perusahaan manufaktur yang diadakan mulai dari bentuk bahan mentah sampai barang jadi, antara lain berguna untuk: a.
Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.
b.
Menghilangkan risiko dan materi yang dipesan berkualitas tidak baik sehingga harus dikembalikan.
1
Menurut pendapat Slamet Sugiri dalam buku Akuntansi Pengantar 2 Edisi Kelima, 2009, Hal. 75.
2
c.
Untuk mengantisipasi bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
d.
Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran proses produksi.
e.
Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
f.
Memberikan pelayanan kepada langganan dengan sebaik-baiknya dimana keinginan langganan pada suatu waktu dapat dipenuhi dengan memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut.
g.
Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau penjualannya. Dari beberapa kegunaan persediaan dalam perusahaan manufaktur di atas,
sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk mengendalikan persediaan barang jadi secara tepat. Pengendalian persediaan tersebut dilakukan agar kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu pengiriman barang kepada pelanggan tetap terjaga. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk menjaga kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu pengiriman barang kepada pelanggan adalah penerapan pengendalian internal persediaan yang tepat dan efektif. Menurut COSO (Comitte Of Sponsoring Organization of The Treadway Commission) yang dikutip oleh William C. Boynton, Raymond N. Johnson,. dan Walter G. Kell (2003) dalam buku Modern Auditing Edisi Ketujuh Jilid I, sistem pengendalian internal adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk
3
menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut: 1.
Keandalan pelaporan keuangan.
2.
Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
3.
Efektivitas dan efisiensi operasi. COSO (Comitte Of Sponsoring Organization of The Treadway Commission)
menyatakan bahwa pengendalian internal bukan hanya menjadi kebijakan atau ketentuan di dalam sebuah entitas, tetapi pengendalian internal harus dilaksanakan oleh pihak-pihak yang ada dalam entitas tersebut, seperti dewan direksi, manajemen, dan pihak-pihak lain yang terdapat dalam struktur organisasi. Sistem pengendalian internal dalam laporan COSO (Comitte Of Sponsoring Organization of The Treadway Commission) terdiri dari lima komponen yang saling berhubungan
yaitu
lingkungan
pengendalian,
penilaian
risiko,
aktivitas
pengendalian, informasi dan komunikasi dan pemantauan (monitoring).2 PT APAC INTI CORPORA merupakan salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia. PT APAC INTI CORPORA memiliki pabrik untuk mengoperasikan pemintalan benang (spinning) dan pertenunan kain (weaving) dalam satu lokasi, yaitu di Kawasan Industri Bawen, Semarang, Jawa Tengah. Perusahaan tersebut menghasilkan produk seperti benang (yarn), kain mentah (greige), kain denim (jeans), jasa laundry dan garment yang dijual, baik untuk kebutuhan lokal (dalam negeri) maupun ekspor (luar negeri). Banyaknya jenis 2
COSO dalam William C. Boynton, Raymond N. Johnson, & Walter G. Kell (2003) dalam buku Modern Auditing Edisi Ketujuh Jilid I
4
produk yang dihasilkan, maka diperlukan banyak gudang atau warehouse sebagai tempat penyimpanannya. Salah satu unit gudang yang digunakan untuk menyimpan hasil produksi sebelum dikirimkan kepada customer adalah Warehouse Raw Material and Finished Good Yarn. Warehouse Raw Material and Finished Good Yarn di PT APAC INTI CORPORA memiliki dua gudang bahan baku (raw material), enam gudang untuk menyimpan hasil produksi pemintalan benang (spinning) atau biasa disebut Warehouse and Finished Good Yarn dan Warehouse Sucofindo yang merupakan gudang di PT APAC INTI CORPORA untuk tempat penyimpanan benang terkait dengan kerja sama dengan pihak ketiga. Di Warehouse and Finished Good Yarn, terdapat tiga aktivitas pengelolaan barang, yaitu proses penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran benang. Proses penerimaan benang adalah penambahan jumlah barang di gudang benang dari Bagian Produksi. Proses penyimpanan benang adalah penanganan penyimpanan benang yang ada di gudang. Proses pengeluaran benang adalah pengurangan jumlah benang di gudang benang untuk dikirimkan kepada pelanggan. Proses penerimaan dan pengiriman benang juga terjadi di Warehouse Sucofindo, tetapi memiliki prosedur yang berbeda dengan gudang benang yang lain. Proses penerimaan benang di Warehouse Sucofindo yaitu penambahan jumlah benang yang berasal dari Unit Warehouse and Finished Good Yarn yang lain. Sedangkan proses pengeluaran benang dari Warehouse Sucofindo yaitu
5
pengurangan jumlah benang di gudang untuk dikembalikan ke Warehouse and Finished Good Yarn atau langsung dimuat untuk dikirimkan kepada pelanggan. Dari aktivitas pengelolaan barang jadi yang telah disebutkan di atas, sangat rentan terjadi kesalahan dalam proses penerimaan dan pengeluaran barang yang ada di gudang. Kesalahan yang sering kali terjadi salah satunya adalah fisik benang yang ada di lapangan tidak sesuai dengan dokumen yang diterima atau yang dikirimkan. Hal tersebut dikarenakan proses penerimaan dan pengeluaran atau pengiriman berhubungan dengan pihak di luar Bagian Gudang yaitu Bagian Produksi dan pihak pelanggan. Selain itu, adanya perbedaan prosedur dalam proses penerimaan dan pengeluaran atau pengiriman barang jadi terkait dengan kerja sama yang dilakukan oleh PT APAC INTI CORPORA dengan pihak ketiga. Mengingat pentingnya persediaan barang jadi di PT APAC INTI CORPORA, salah satunya yaitu benang (yarn), maka diperlukan pengendalian internal yang tepat dan efektif untuk menjaga kualitas, kuantitas, ketepatan waktu pengiriman dan mencegah terjadinya kesalahan pada proses penerimaan dan pengeluaran persediaan benang. Penelitian tentang pengendalian intenal persediaan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. 1.
Penelitian yang dilakukan oleh Tengku Nurmailiza dengan judul Analisis Pengendalian Intern atas Persediaan Barang Dagangan di PT Sabda Cipta Jaya pada tahun 2010. Penelitian tersebut meneliti tentang pengendalian internal dengan membandingkan antara teori dengan data yang diperoleh
6
penulis melalui wawancara dan observasi yang dilakukan di PT Sabda Cipta Jaya. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan pengendalian internal atas persediaan barang dagang di PT Sabda Cipta jaya sudah efektif. Hal tersebut dapat dilihat dari pemisahan fungsi-fungsi terkait penerimaan dan pengeluaran barang dagang. 2.
Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Ekonomi dan Pembangunan (EMBA) Vol.1 No.3 Halaman 20-29 oleh Widya Tamodia yang berjudul Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern untuk Persediaan Barang Dagangan pada PT LARIS Manis Utama Cabang Manado pada tahun 2013. Dengan hasil penelitian bahwa evaluasi sistem pengendalian internal persediaan barang dagangan di PT Laris Manis Cabang Manado sudah efektif. Hal tersebut dapat diketahui dengan adanya pemisahan tugas dan fungsi-fungsi, terkait dengan penerimaan dan pengeluaran barang serta pemantauan yang dilakukan terhadap persediaan barang dagang.
3.
Penelitian yang diterbitkan oleh Jurnal Ilmiah Ranggagading Vol. 6 No.2 Halaman 81-87 dengan judul Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi dalam Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Operasi pada PT Compotec International oleh Hastoni, Sapto Damandari, dan Sanovi Rachmawati pada tahun 2006. Dengan hasil penelitian bahwa PT Compotec International telah menerapkan pengendalian intern persediaan dengan cukup baik, tetapi masih memerlukan perbaikan dalam aktivitas pengelolaan produk retur. Disamping itu, sistem dan prosedur masih belum menciptakan efektivitas dan efisiensi.
7
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk mengambil tema tugas akhir yang berjudul “Analisis Pengendalian Internal Proses Penerimaan dan Pengeluaran Persediaan Benang di PT APAC INTI CORPORA”. 1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, rumusan masalah yang akan dibahas penulis dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut. 1.
Bagaimana proses penerimaan dan pengeluaran persediaan benang di Warehouse and Finshed Good Yarn PT APAC INTI CORPORA?
2.
Bagaimana penerapan pengendalian internal pada proses penerimaan dan pengeluaran persediaan benang di PT APAC INTI CORPORA?
1.3
Batasan Masalah
Penelitian dengan judul “Analisis Pengendalian Internal Proses Penerimaan dan Pengeluaran Persediaan Benang di PT APAC INTI CORPORA” mempunyai batasan masalah sebagai berikut. 1.
Penelitian ini hanya akan membahas proses penerimaan dan pengeluaran barang jadi berupa benang (yarn) di Warehouse and Finished Good Yarn dan Warehouse Sucofindo PT APAC INTI CORPORA.
2.
Analisis penelitian ini hanya dilakukan dan berdasarkan data yang di peroleh di Warehouse and Finished Good Yarn dan Warehouse Sucofindo PT APAC INTI CORPORA.
8
3.
Analisis penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan pengendalian internal proses penerimaan dan pengiriman persediaan barang jadi berupa benang (finished good yarn) untuk keperluan ekspor.
1.4
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, penulisan tugas akhir ini memiliki tujuan penulisan sebagai berikut. 1.
Mengetahui proses penerimaan dan pengeluaran persediaan benang di Warehouse and Finished Good Yarn PT APAC INTI CORPORA.
2.
Mengetahui penerapan pengendalian internal pada proses penerimaan dan pengeluaran persediaan benang di PT APAC INTI CORPORA.
1.5
Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut. 1.
Bagi peneliti a.
Memenuhi persyaratan menyelesaikan proses perkuliahan di Program Studi Akuntansi, Departemen Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada.
b.
Penulis dapat memperoleh gambaran untuk memahami proses penerimaan dan pengeluaran benang di PT APAC INTI CORPORA.
c.
Penulis dapat memperoleh gambaran untuk memahami lebih lanjut mengenai pengendalian internal pada proses penerimaan dan pengeluaran persediaan benang di PT APAC INTI CORPORA.
9
2.
Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan masukan bagi perusahaan agar dapat meningkatkan pengendalian internal pada proses penerimaan dan pengeluaran persediaan benang di Warehouse and Finished Good Yarn PT APAC INTI CORPORA. 3.
Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan bacaan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan menjadi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang mengadakan penelitian yang terkait dengan pengendalian internal proses penerimaan dan pengeluaran barang jadi. 1.6
Sistematika Penulisan
Kerangka penulisan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Pengendalian Internal Proses Penerimaan dan Pengeluaran Persediaan Benang di PT APAC INTI CORPORA”, terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai hal yang mendasari pengambilan topik tugas akhir yang dibahas, terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, sistematika penulisan, dan kerangka berpikir sebagai ringkasan dari keseluruhan bab-bab yang ada.
10
BAB II GAMBARAN UMUM PENULISAN Bab ini menjelaskan secara detail mengenai gambaran umum dari topik penulisan yang akan dibahas. Dalam bab ini, terdiri dari: gambaran umum perusahaan, gambaran umum Warehouse Raw Material and Finished Good Yarn, gambaran umum proses penerimaan dan pengeluaran benang, tinjauan pustaka, dan metodologi penelitian. BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang uraian dan hasil penelitian dari metodologi penelitian dan sumber data yang diperoleh, yang selanjutnya akan digunakan untuk menganalisis pengendalian internal pada proses penerimaan dan pengeluaran benang (finished good yarn). BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini memuat kesimpulan akhir dari keseluruhan antara teori yang ada dengan penelitian di PT APAC INTI CORPORA sebagai objek penelitian, dan memberikan saran-saran untuk membuat suatu perbaikan yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan.
11
1.7
Kerangka Berpikir
Gambar 1 Kerangka Berpikir Penelitian
12