BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Komunikasi antarmanusia (human communication) merupakan ciri pokok kehidupan manusia sebagai makhluk sosial pada tingkat kehidupan sederhana maupun pada tingkat kehidupan modern yang lebih kompleks seperti sekarang ini. Komunikasi pada hakikatnya merupakan wahana utama bagi kehidupan manusia dan merupakan jantung dalam segala kehidupan sosial. Sejak dahulu perubahanperubahan sosial yang terjadi di bumi ini tidak terlepas dari peranan komunikasi, melalui komunikasilah terjadi kontak dan interaksi sosial, baik antarpribadi, antarkelompok, antarsuku, maupun antarbangsa. Kebutuhan untuk mengadakan komunikasi dengan orang lain itu adalah wajar, karena melalui komunikasi manusia dapat mengadakan pertukaran pengetahuan, informasi, pengalaman, dan mengembangkan kerja sama. Hal ini didorong oleh keinginan manusia untuk mengembangkan diri menuju kehidupan yang lebih baik. Dunia informasi saat ini seakan tidak bisa terlepas dari teknologi. Konsumsi masyarakat akan teknologi menjadikan dunia teknologi semakin lama semakin canggih. Komunikasi yang dulunya memerlukan waktu yang lama dalam penyampaiannya kini dengan teknologi segalanya menjadi sangat dekat dan tanpa jarak. Awalnya, teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia. Lahir dari pemikiran manusia yang berusaha untuk mempermudah kegiatan-kegiatannya yang kemudian diterapkan dalam kehidupan. Kini teknologi
Universitas Sumatera Utara
telah berkembang pesat dan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman sehingga terjadi pengalihan fungsi teknologi. Kemajuan teknologi yang disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan akan arus informasi membuat semakin banyak digunakannya teknologi komunikasi. Handphone merupakan salah satu dari teknologi komunikasi yang membantu manusia untuk mendapatkan informasi secara cepat. Disamping untuk membantu mencari informasi, handphone juga berfungsi menyebarkan informasi. Sehingga dengan berkembangnya kemajuan teknologi komunikasi, berkembang pula penggunaan handphone. Teknologi berkembang sangat pesat seiring dengan berjalannya waktu. Semakin lama, manusia pun semakin dimanjakan dengan adanya penemuan-penemuan baru dalam teknologi. Semakin dimudahkan dengan banyaknya penemuan baru yang diciptakan oleh manusia itu sendiri juga. Di era yang serba modern ini, teknologi semakin hari semakin berkembang dan menjadikan teknologi sebagai salah satu bagian penting bagi kehidupan manusia. Kemajuan teknologi tersebut, menimbulkan inovasi–inovasi yang mengubah banyak aspek dalam kegiatan manusia. Salah satu aspek tersebut adalah aspek komunikasi. Dalam kehidupan sehari-harinya, manusia pasti melakukan komunikasi, dan seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi ini, maka muncul pula cara-cara baru untuk berkomunikasi. Perkembangan teknologi juga telah memunculkan komunikasi baru dalam bentuk
Computer
Mediated
Communication
(CMC).
Computer-Mediated
Communication (CMC) adalah istilah yang digunakan untuk melakukan komunikasi antar dua orang atau lebih yang dapat saling berinteraksi melalui
Universitas Sumatera Utara
komputer yang berbeda. Hal yang dimaksud di sini bukanlah bagaimana dua mesin atau lebih dapat saling berinteraksi, namun bagaimana dua orang atau lebih dapat berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan alat bantu komputer melalui program aplikasi yang ada pada komputer tersebut. Dengan ini dapat diketahui, bahwa yang diperlukan partisipan CMC dalam menjalankan komunikasi dengan komunikannya harus melibatkan dua komponen, yaitu komputer dan jaringan
internet.
(http://kuliahkomunikasi.com/2008/10/computer-mediated-
communication/). Dewasa ini handphone merupakan sebuah barang yang tidak lagi didominasi oleh masyarakat menegah ke atas. Dinamika handphone yang telah menjadi kebutuhan primer untuk menjalin komunikasi yang cepat di kalangan masyarakat menjadikan handphone tersebut telah bergeser yang awalnya merupakan
kebutuhan
sekunder
menjadi
kebutuhan
primer.
Kelonjakan
penggunaan handphone di kalangan masyarakat Indonesia dimulai di awal tahun 2000-an, ketika produk-produk handphone mulai banyak membanjiri pasar Indonesia. Kini dunia handphone adalah dunia untuk berkomunikasi, berbagi, mencipta
dan
menghibur
dengan
suara,
tulisan,
gambar,
musik
dan
video. Disamping harga yang ditawarkan cukup terjangkau, berbagai fitur handphone juga diberikan sebagai penunjang majunya teknologi. Dengan semakin berkembangnya teknologi, perangkat handphone semakin lengkap mulai dari game, mp3, kamera, internet,dll. Fenomena yang belakangan ini mulai menarik terkait dengan penggunaan handphone adalah dengan inovasi dari beberapa perusahaan-perusahaan besar
Universitas Sumatera Utara
untuk melahirkan sebuah handphone yang smart. Smartphone yang mengerti kebutuhan-kebutuhan manusia. Blackberry merupakan salah satu smartphone yang dewasa ini mulai mencuat di kalangan pengguna handphone. Fitur-fitur yang menarik disertai dengan kemudahan untuk mengakses informasi yang cepat serta fitur-fitur tertentu yang hanya dimiliki oleh handphone ini menyebabkan masyarakat mulai tertarik untuk menggunakannya, tidak terkecuali siswa. Blackberry diciptakan oleh Mike Lazaridis, seorang pengusaha asal Kanada. Tahun 1979, Lazaridis memutuskan kuliah di Universitas Waterloo jurusan Electrical Engineering bidang ilmu komputer. Saat menjadi mahasiswa, Lazaridis mendirikan perusahaan bernama Research in Motion (RIM). Blackberry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub. Keunggulan dari produk Blackberry ini adalah mempunyai koneksi internet 24 jam nonstop, serta dilengkapi dengan fasilitas push email, dimana para pengguna Blackberry dapat menerima dan mengirim email dengan cepat semudah mengirim SMS, selain itu mereka dapat online
melalui
situs
jejaring
sosial
seperti
Facebook
dan
Twitter
(http://ajiprabowo.wordpress.com diakses 18 Oktober 2011) Dengan sesama pengguna Blackberry mereka dapat chatting menggunakan Blackberry Messenger. Tidak hanya itu, Blackberry sebagai suatu alat komunikasi dapat digunakan sebagai penunjuk arah dan peta online dengan menggunakan GPS ( General Positioning System) serta penggunaan aplikasi pendukung lainnya yang bisa didapatkan dengan mengunduh secara gratis atau berbayar. Untuk mendapatkan
semua
fasilitas
tersebut
para
pengguna
Blackberry
harus
Universitas Sumatera Utara
berlangganan Blackberry Internet Service (BIS) yang
ditawarkan oleh para
operator seluler yang ada di Indonesia. (www.HarianBerita.com, diakses 1 Oktober 2011) Blackberry tidak hanya mampu menggebrak dunia telekomunikasi dunia khususnya di Indonesia, tetapi juga mampu membuat penggunanya kecanduan. Bahkan di beberapa negara seperti Kanada memberikan gelar Crackberry sebagai kecanduan
akan
Blackberry.
Blackberry
memang
berhasil
menjadikan
konsumennya kecanduan dalam menggunakan fitur-fitur yang tersedia, selain fungsi telepon dan sms. Konsumennya dapat betah berlama-lama chatting atau sekedar meng-upload foto terbarunya untuk di share kepada orang lain. Bahkan di Indonesia sendiri, para pengguna Blackberry yang kecanduan diberi istilah “autis”, karena mereka dianggap sebagai pengguna yang keasyikan ber-Blackberry sehingga lupa waktu. Begitu pentingnya sebuah informasi membuat manusia berlomba-lomba untuk memperolehnya. Baik melalui media maupun mencari sendiri informasi tersebut. Tidak terkecuali dengan siswa/i di Sekolah Menengah Atas. Siswa adalah generasi penerus yang membutuhkan informasi untuk menambah pengetahuan mereka disekolah, share dengan teman-teman melalui jejaring sosial dan masih banyak lagi. Kemunculan Blackberry telah membawa dampak dalm dunia pendidikan. Para siswa dapat mengembangkan kemampuannya di bidang penelitian dan meningkatkan kepekaannya akan permasalahan yang terjadi di seluruh penjuru dunia. Informasi yang didapat dari Blackberry memungkinkan bagi siswa untuk
Universitas Sumatera Utara
dapat menghasilkan karya-karya baru yang orisinil, memiliki nilai yang tinggi, dan dapat dikembangkan untuk kepentingan yang lebih bernilai guna. Pemanfaatan fasilitas Blackberry dapat dilakukan oleh siswa untuk mengakses berbagai informasi yang berkaitan dengan mata pelajaran yang dipelajarinya di sekolah maupun sebagai sumber referensi. Para siswa juga dapat memanfaatkan Blackberry sebagai alat atau penghubung komunikasi mereka dengan orang lain. Dengan begitu mereka akan dapat belajar berinteraksi dengan orang lain secara lintas budaya sehingga mereka dapat pengalaman baru berinteraksi dengan orang yang berbeda, baik dari segi budaya maupun bahasa. SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan adalah salah satu sekolah swasta yang berbasis Internasional yang cukup terkenal di kota Medan. Remaja yang bersekolah disini kebanyakan berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas. Jadi hal ini memungkinkan siswa/i di sekolah ini menggunakan handphone Blackberry. Melalui hasil observasi peneliti bahwa di sekolah tersebut banyak yang menggunakan handphone Blackberry. Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian pengaruh penggunaan Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan informasi di kalangan siswa Shafiyyatul Amaliyyah Medan.
Universitas Sumatera Utara
I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah pengaruh penggunaan Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan informasi di kalangan siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan?”.
I.3. Pembatasan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: a. Penelitian bersifat korelasional, yaitu menganalisis pengaruh penggunaan Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan informasi di kalangan siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan. b. Objek penelitian yang diteliti adalah Siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan. c. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Oktober-November 2011.
I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui motivasi siswa Shafiyyatul Amaliyyah Medan menggunakan handphone Blackberry b. Untuk mengetahui informasi apa saja yang mendukung pelajaran disekolah yang diperoleh siswa dari Blackberry
Universitas Sumatera Utara
c. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan informasi dikalangan siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan
I.4.2. Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. b. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai
teknologi komunikasi dan pengaruhnya dalan
kehidupan sehari-hari. c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihakpihak yang memberikan perhatian terhadap pengetahuan yang berhubungan dengan teknologi komunikasi khususnya penggunaan handphone Blackberry.
I.5. Kerangka Teori Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana akan disoroti (Nawawi,2001:39-40). Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat,
Universitas Sumatera Utara
2004:6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan memberikan pandangan terhadap sebuah permasalahan. Dalam penelitian ini, teori yang dianggap relevan antara lain: I.5.1. Komunikasi Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inngris berasal dari bahasa latin communis yang berarti “sama”. Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering dipakai sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata lain yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005:41) Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain, baik dalam kehidupan seharihari di rumah tangga, ditempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalan komunikasi. Secara sederhana dalam proses komunikasi yang terjadi adalah bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesaman makna atau pemahaman pada subjek yang melakukan komunikasi tersebut. Komunikasi bukan hanya hal yang wajar dalam pola tindakan manusia, tetapi juga paling rumit (Purba, dkk, 2006: 29). Ungkapan diatas tidak dapat dipungkiri karena komunikasi merupakan hal yang dilakukan sejak manusia lahir ke bumi. Komunikasi dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain dengan sengaja maupun tidak sengaja, dan tidak terbatas pada komunikasi verbal saja (Cangara, 2003: 20). Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku (Muhammad,
Universitas Sumatera Utara
2007:4-5). Komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik langsung maupun tidak langsung melalui media. Bermacam-macam definisi komunikasi yang dikemukakan orang untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan komunikasi, sesuai dari sudut mana mereka memandangnya. Tentu saja masing-masing definisi tersebut ada benarnya dan tidak salah karena disesuaikan dengan bidang dan tujuan mereka masing-masing. Rubben memberikan definisi komunikasi manusia yang lebih komprehensif, yaitu suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain (Muhammad, 2007:3). Harold Laswell dalam (Effendi, 2004: 10) mengatakan bahwa cara yang paling baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut; ”Who says what in which channel to whom with what effect” (Effendi, 2004: 10) paradigma Laswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan yakni: − Komunikator (communicator, source, sender) − Pesan (message) − Media (channel, media) − Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) − Efek (effect, impact, influence)
Universitas Sumatera Utara
Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap. Pendapat dan tingkah laku komunikator melalui mekanisme daya tarik pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya, dengan kata lain pihak komunikan merasa adanya persamaan antara komunikator dengannya sehingga dengan demikian komunikan bersedia taat kepada pesan yang dikomunikasikan oleh komunikator.
I.5.2. Teknologi Komunikasi Sebagai manusia, makhluk yang mengisi bumi, maka tidak seorangpun yang tidak terlibat dalam proses itu. Penemuan-penemuan dalam bidang elektronika komunikasi pada gilirannya berdampak sangat luas dalam bidang komunikasi khususnya interaksi, relasi maupun komunikasi antar pribadi. Usahausaha manusia untuk mengubah cara-cara berkomunikasi – selain melalui penemuan teknologi komunikasi pun sebenarnya telah dilakukan sejak lama (Liliweri, 1991:63). Teknologi komunikasi adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. Rogers dalam (Lubis, 2005: 42), mendefinisikan teknologi komunikasi sebagai “alat pengangkut keras,
struktur organisasi
dan
nilai-nilai
sosial
yang
digunakan untuk
mengumpulkan, memproses, dan mempertukarkan informasi dengan orang lain”. Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini berlangsung demikian pesatnya sehingga para ahli menyebut gejala ini sebagai suatu revolusi. Sekalipun kemajuan tersebut masih dalam perjalananya, sejak sekarang sudah dapat
Universitas Sumatera Utara
diperkirakan terjadinya perubahan dibidang komunikasi maupun bidang-bidang lain yang berhubungan, sebagai implikasi dari perkembangan yang dimaksud. Perubahan-perubahan
yang
kelak
terjadi,
terutama
disebabkan
berbagai
kemampuan dan potensi teknologi komunikasi tersebut, yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi kebutuhan komunikasi mereka secara hampir tidak terbatas.
I.5.3. Blackberry Blackberry adalah perangkat
selular yang
memiliki
kemampuan
layanan push e-mail, telepon, sms, menjelajah internet, messenger (Blackberry Messenger/BBM),
dan
berbagai
kemampuan
nirkabel
lainnya.
Penggunaan gadget canggih ini begitu fenomenal belakangan ini, sampai menjadi suatu kebutuhan untuk fashion. Blackberry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan Kanada, Research In Motion (RIM). Kemampuannya menyampaikan informasi melalui jaringan data nirkabel dari layanan perusahaan telepon genggam hingga mengejutkan dunia. ( http://id.wikipedia.org/wiki/BlackBerry). Blackberry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub. Perusahaan Starhub merupakan pengejewantahan dari RIM yang merupakan rekan utama Blackberry. Pasar Blackberry kemudian diramaikan oleh dua operator besar lainnya di tanah air yakni Excelcom danTelkomsel. Akibat tuntutan pemerintah Indonesia, Blackberry akhirnya membuka kantor perwakilan di Indonesia pada November 2010.
Universitas Sumatera Utara
Keunggulan dari Blackberry, yaitu push e-mail. Dengan push e-mail semua e-mail masuk dapat diteruskan langsung ke ponsel. E-mail juga sudah mengalami proses kompresi dan scan di server Blackberry sehingga aman dari virus. Pengguna tidak perlu mengakses internet terlebih dulu dan membuka satu persatu e-mail yang masuk, atau pemeriksaan e-mail baru. Hal ini dimungkinkan karena pengguna akan terhubung secara terus-menerus dengan dunia maya melalui jaringan telepon seluler yang tersedia. Alat penyimpanan juga memungkinkan para pengguna untuk mengakses data yang sampai ketika berada di luar layanan jangkauan nirkabel. Begitu pengguna terhubung lagi, Blackberry Enterprise Server akan menyampaikan data terbaru yang masuk. Kelebihan lainnya adalah kemampuan Blackberry yang dapat menampung e-mail hingga puluhan ribu tanpa ada risiko hang, asalkan masih ada memori tersisa ( http://id.wikipedia.org/wiki/BlackBerry). . Blackberry juga bisa digunakan untuk chatting. Mirip dengan Yahoo Messenger yang bernama Blackberry Messenger (BBM) yang berjalan melalui jaringan Blackberry dengan memasukan nomor identitas unik dari setiap ponsel Blackberry (PIN). Semua layanan Blackberry ini dikenal sangat aman baik email, chatting,
maupun browsing.
Untuk
browsing internet,
data-data
dari
website sudah dikompresi sehingga lebih cepat dibuka. Mengenai keberadaan Blackberry, ada pro kontra tersendiri.ada yang suka dan ada yang tidak. Di samping untuk memenuhi kebutuhan informasi, blackberry juga mempunyai efek negatif. Pengguna Blackberry lebih banyak menghabiskan waktu di depan Blackberry, istilahnya autis sama BB. Blackberry juga bisa
Universitas Sumatera Utara
mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Kita seolah jadi tergantung dengan Blackberry. Bagi pengguna Blackberry benda tersebut sudah menjadi bagian hidup yang tidak terpisahkan.
I.5.4. Kebutuhan Informasi Wilbur Schramm (1977 : 13) mendefinisikan informasi sebagai segala sesuatu “yang mengurangi ketidakpastian atau mengurangi jumlah kemungkinan alternatif dalam situasi”. Informasi menjadi kebutuhan manusia yang esensial untuk mencapai tujuan. Melalui informasi, manusia dapat mengetahui peristiwa yang terjadi di sekitarnya, memperluas cakrawala pengetahuan, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- hari. Di era globalisasi, informasi telah menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Kebutuhan informasi yaitu pengakuan seseorang atas adanya ketidakpastian dalam dirinya. Rasa ketidakpastian ini mendorong seseorang untuk mencari informasi. Banyaknya informasi yang beredar saat ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, yang dikenal sebagai masyarakat informasi, dimana pada masyarakat ini standar hidup, bentuk pekerjaan dan sistem pendidikan dipengaruhi oleh informasi. Satu hal yang menonjol pada masyarakat informasi ini adalah adanya kesadaran tentang pentingnya informasi dalam kehidupan seharihari, dan kemampuan untuk memperoleh, mengevaluasi dan menggunakannya untuk tujuan-tujuan tertentu yang lebih luas. Ciri ini disebut melek informasi atau information literacy.
Universitas Sumatera Utara
Dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, orang memerlukan informasi. Berdasarkan beberapa pendapat tentang kebutuhan informasi, maka kondisi yang menyebabkan munculnya kebutuhan informasi adalah pada saat seseorang menemui suatu masalah yang belum dapat dicari solusinya secara pribadi, sehingga ia memerlukan informasi dari sumber-sumber di luar dirinya. Menetapkan kebutuhan informasi bagi suatu perpustakaan merupakan fenomena
yang
rumit.
Bahkan
pemakai
sendiri
mengalami
kesulitan
mengungkapkan dan mendefinisikan informasi mereka. Oleh karena itu prosedur pengumpulan data yang komprehensif perlu dilakukan untuk mengetahui kebutuhan informasi oleh suatu kelompok pemakai. Kebutuhan
informasi
adalah
pernyataan
seseorang
atas
adanya
ketidakcocokan antara tingkat kepastiannya dengan obyek lingkungan yang sedang dihadapinya. Atau dengan kata lain bahwa kebutuhan informasi ini muncul pada saat seseorang mulai menganggap bahwa keadaan pengetahuan yang dimiliki saat itu kurang dari yang dibutuhkannya untuk menyelesaikan suatu masalah (Rakhmat, 2005: 425). Dalam Rakhmat (2005: 205), Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Mivhael Gurevitch, uses and gratification meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumbersumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan.
Universitas Sumatera Utara
Elihu Katz dalam Rakhmat (2005: 205), mengidentifikasi lima kelompok yang dibutuhkan dalam hal penggunaan media, yaitu: 1. Kebutuhan Kognitif (Cognitive Needs) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan. 2. Kebutuhan Afektif (Affective Needs) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman
yang
estetis, menyenangkan dan emosional. 3. Kebutuhan Pribadi secara Integratif (Personal Integrative Needs) Kebutuhan individu yang terintegrasi melalui pengalaman dan sikap individu tersebut dalam memahami setiap sikap, tindakan dan pengalaman tersebut. 4. Kebutuhan Sosial secara Integratif (Social Integrative Needs) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat beafiliasi. 5. Kebutuhan Pelepasan (Escapist Needs) Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman. Dengan adanya Kebutuhan- kebutuhan dari diri khalayak, membuat khalayak menjadi aktif dalam menggunakan media. Khalayak menjadi produktif dalam mengkonsumsi media, sehinngga khalayak akan memilih media yang diinginkannya.
Universitas Sumatera Utara
1.5.5. Uses and Gratifications Model Uses and Gratifications untuk pertama kali dijelaskan oleh Elihu Katz. Model ini digambarkan sebagai a dramatic break with effect tradition of the past, yaitu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap khalayaknya tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Katz mengatakan bahwa penelitiannya diarahkan kepada jawaban terhadap pertanyaan: “apa yang dilakukan media untuk khalayak?”. Model Uses and Gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Khalayak dianggap secara aktif dengan sengaja menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya dan mempunyai tujuan. Studi dalam bidang ini memusatkan pehatian pada penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan kepuasan (gratification) atas pemenuhan kebutuhan seseorang. Dari sisnilah timbul Uses and Gratifications (penggunaan dan pemenuhan kebutuhan). Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler dan Michael Gurevitch (dalam Rakhmat, 2005: 205), Uses and Gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber- sumber lain yang membawa pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, termasuk juga yang tidak kita
Universitas Sumatera Utara
inginkan. Blumler dan Katz (1974) menjelaskan bahwa merumuskan asumsiasumsi dasar dari teori ini yaitu: 1. Khalayak diangggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan. 2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak, 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan itu terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan. 4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yanh diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus diangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak. Teori Uses and Gratifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi didalam melihat media. Artinya, manusia itu punya otonom, wewenang untuk memperlakukan media. Blumler dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Sebaliknya, mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana
Universitas Sumatera Utara
(lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak bagi dirinya (Nurudin, 2004: 181).
I.6. Kerangka Konsep Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dalam mengantar penelitian dalam rumus hipotesis (Nawawi, 1995:33). Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Dalam pengertian ilmiah, konsep harus memiliki kriteria yang tepat dalam menjelaskan variabel penelitian (Bungin, 2005: 28). Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas atau Independent Variable (X) Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain (Nawawi, 1995: 56) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah handphone merek Blackberry. 2. Variabel Terikat atau Dependent Variable (Y) Variabel Terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas dan bukan karena variabel lain (Nawawi, 1995: 57) Variabel Terikat adalah Pemenuhan Kebutuhan Informasi
Universitas Sumatera Utara
3. Variabel Antara atau Intervening Variable (Z) Variabel antara yang berada diantara variabel bebas dan variabel terikat, berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tersebut. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.
I.7. Model Teoritis Variabel-variabel yang dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut: Variabel Bebas (X)
Variabel Terikat (Y)
Blackberry
Pemenuhan Kebutuhan Informasi
Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden
Gambar 1. Model teoritis
Universitas Sumatera Utara
I.8. Operasional Variabel Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka untuk lebih memudahkan penelitian diperlukan suatu operasional variabel terkait, yaitu sebagai berikut: Tabel 1 Variabel Teoritis
Variabel Operasional
Variabel Bebas (X)
a. Push e-mail
Penggunaan
b. Instan messenging
Blackberry
c. Blackberry Messenger d. Web Browser
Variabel Terikat (Y)
a. Kebutuhan Kognitif
Pemenuhan
b. Kebutuhan Afektif
Kebutuhan Informasi
c. Kebutuhan Pribadi secara Integratif d. Kebutuhan Sosial secara Integratif e. Kebutuhan Pelepasan
Variabel Antara (Z)
a. Jenis kelamin
Karakteristik
b. Kelas
Responden
c. Intensitas pemakaian Blackberry
Universitas Sumatera Utara
I.9. Definisi Operasional Definisi Operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995: 46). Definisi opersional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas a. Push e-mail, yaitu pesan-pesan secara otomatis dikirim ke Blackberry dan dapat segera menerima pemnberitahuan begitu e-mail tiba. b. Instan Messenging, yaitu mengirimkan pesan-pesan singkat secara langsung pada saat yang bersamaan (real time) dengan menggunakan teks kepada pengguna lainnya yang sedang terhubung ke jaringan yang sama. c. Blackberry Messenger, yaitu program pengirim pesan instan yang disediakan untuk para pengguna perangkat Blackberry penghubung nomor PIN yang juga eksklusif dimiliki masing-masing perangkat Blackberry. d. Web Browser, yaitu mengunjungi halaman website.
Universitas Sumatera Utara
2. Variabel Terikat a. Kebutuhan Kognitif, yaitu kebutuhan siswa/i Shafiyyatul Amaliyyah yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan. b. Kebutuhan Afektif, yaitu kebutuhan siswa/i Shafiyyatul Amaliyyah yang berkaitan dengan pengalaman yang estetis, menyenangkan dan pengalaman yang bersifat emosional. c. Kebutuhan Pribadi Secara Integratif, yaitu kebutuhan siswa/i Shafiyyatul Amaliyyah yang berhubungan dengan usaha-usaha yang memperkuat kepercayaan, kesetiaan, status pribadi. Kebutuhan untuk memperkuat kepercayaan, kesetiaan, status pribadi, kebutuhan seperti ini dapat diperoleh dari adanya keinginan setiap individu untuk meningkatkan harga diri. d. Kebutuhan Sosial Secara Integratif, yaitu kebutuhan siswa/i Shafiyyatul Amaliyyah yang berhubungan usaha-usaha untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman dan dengan alam sekelilingnya. Kebutuhan tersebut didasarkan oleh adanya keinginan setiap individu untuk bersosialisasi. e. Kebutuhan Pelepasan, yaitu kebutuhan siswa/i Shafiyyatul Amaliyyah yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan diri dari kenyataan, emosi, ketegangan dan kebutuhan akan hiburan. 3. Variabel Antara a. Jenis kelamin
: penggolongan sex responden
b. Kelas
: kelas responden
c. Intensitas
: intensitas pemakaian Blackberry
Universitas Sumatera Utara
I.10. Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara atau jawaban sementara dari suatu fenomena dan atau pertanyaan penelitian yang dirumuskan setelah mengkaji suatu teori. Oleh sebab itu, rumusan hipotesis ditulis dalam bentuk pernyataan ilmiah atau proposisi, yang mengandung hubungan dua variabel atau lebih. Meskipun demikian, pernyataan tersebut mesti diuji kebenaranyya secara empiris, sebab pendapat yang terkandung dalam pernyataan tersebut belumlah mendalam. Goode dan Haat menjelaskan cirri-ciri hipotesis yang baik adalah hipotesis harus jelas secara konseptual, harus mempunyai rujukan empiris, harus bersifat spesifik, harus dihubungtkan dengan teknik penelitian yang ada, dan harus berkaitan dengan suatu teori (Rakhmat, 2007: 14-15). Hipotesis adalah sarana penelitian yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori (Singarimbun, 1995: 43). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti (Suyanto dan Sutinah, 2005: 43). Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho: Tidak terdapat hubungan antara penggunaan Blackberry dengan pemenuhan kebutuhan informasi Ha: Terdapat hubungan antara penggunaan Blackberry dengan pemenuhan kebutuhan informasi
Universitas Sumatera Utara