BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Menurut Pedoman Karya Pastoral Kaum Muda (PKPKM) yang dikeluarkan oleh Komisi Kepemudaan KWI (seperti dikutip dalam komkepbandung.com), orang muda Katolik adalah para pemuda maupun pemudi berusia 13-35 tahun yang sudah dibabtis secara Katolik dan belum menikah. Orang muda Katolik sering kali dijuluki sebagai “bunga gereja” karena pada merekalah terdapat harapan keluarga, gereja ataupun negara. Masa muda, selain merupakan masa yang sangat baik untuk membangun hubungan dengan Allah, tetapi juga merupakan masa yang penuh tantangan dalam hal perkembangan iman sebagai anggota Gereja Katolik. Iman Katolik tidaklah bersifat statis, melainkan dinamis dan selalu butuh pengembangan, salah satunya dapat dilakukan dengan membaca Alkitab. Gereja pun telah memberikan sarana untuk muda-mudi Katolik agar dapat terus mengembangkan iman berupa kelompok-kelompok kategorial dan kegiatankegiatan pengembangan iman lainnya. Namun, sarana-sarana yang disediakan gereja untuk pengembangan iman saat ini dirasa tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Hal ini dirasakan oleh Stefanus Nursalim, salah seorang anggota sekaligus pengurus harian Antiokhia Paroki Gereja Maria Bunda Karmel (MBK) yang telah mengikuti dan melibatkan diri dalam rangkaian acara Antiokhia selama 7 tahun. Stefanus menuturkan bahwa
1
seringkali ia merasa para Antiokhers (sebutan bagi para anggota Antiokhia) hanya senang bersosialisasi sehingga mengabaikan pengembangan iman. Seringkali acara-acara yang berhubungan dengan Alkitab, baik kegiatan sharing ataupun pendalaman Alkitab dibatalkan karena tidak adanya peminat sehingga acara-acara tersebut tidak pernah lagi diadakan. Hal seperti ini juga terjadi pada acara yang diadakan oleh Gereja Paroki Maria Bunda Karmel, yaitu Lifeteen, sebuah acara pendalaman Alkitab yang diadakan mingguan namun dikemas dengan lebih santai. Saat ini peserta LifeTeen Gereja Paroki Maria Bunda Karmel sudah berkurang dratis dibandingkan beberapa saat lalu acara ini pertama kali diadakan beberapa tahun lalu. Dari fenomena di atas, penulis melakukan penelitian melalui survei yang dilakukan terhadap 74 orang muda Katolik mengenai hubungan para orang Muda Katolik terhadap Alkitab. Menurut hasil survei yang tersebut, penulis mengetahui kebanyakan orang muda Katolik memiliki hubungan yang renggang dengan Alkitab. Padahal, menurut Konsili Vatikan ke II, Alkitab merupakan salah satu sumber pengajaran utama dalam Gereja Katolik. Melalui survei tersebut penulis mengetahui bahwa 80% orang muda Katolik tidaklah membaca Alkitab seacara rutin. Bahkan 37% orang muda Katolik hanya membaca Alkitab beberapa kali dalam setahun. Sebanyak 84% dari orang muda Katolik kelompok usia 15-19 tahun tidak rutin membaca Alkitab dan kelompok inilah yang memiliki presentasi terbesar dari orang muda Katolik yang tidak rutin membaca Alkitab. Melalui survei tersebut pula penulis mengetahui bahwa 85% dari orang muda Katolik
2
yang tidak rutin membaca Alkitab memiliki keinginan untuk rutin membaca Alkitab. Melalui survei tersebut pula penulis mengetahui bahwa 72% orang muda Katolik
mengeluhkan
bahwa
membaca
Alkitab
merupakan
hal
yang
membosankan dan kurangnya minat baca. Untuk mendalami masalah ini lebih lanjut, penulis melakukan focus group disscusion pada hari Sabtu, 10 Oktober 2015, dengan lima orang muda Katolik, yaitu Fidelia Christy; Henricho Hermawan; Stefanus Jemmy; Phillip; dan Reinhart. Mereka setuju bahwa teks Alkitab terlalu panjang dan memiliki ukuran yang terlalu kecil merupakan masalah utama yang menghambat dalam proses pembacaan. Selain itu, terlalu tebalnya Alkitab juga membuat mereka kurang memiliki minat untuk membaca Alkitab. Penulis juga telah melakukan observasi di beberapa toko buku di beberapa mall, seperti Gramedia, Periplus, Kinokuniya, dan Books&Beyond untuk mengamati peredaran buku kumpulan ayat Alkitab. Melalui observasi tersebut, penulis mengetahui bahwa saat ini sulit untuk menemukan buku kumpulan Ayat yang dutujukan untuk orang muda Katolik, kebanyakan buku yang sudah beredar merupakan buku impor dengan harga yang cukup mahal yang hanya dapat ditemukan di beberapa toko buku tertentu, seperti Kinokuniya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk merancang sebuah buku kumpulan ayat Alkitab untuk meningkatkan minat baca orang muda Katolik usia 15-19 tahun terhadap Alkitab.
3
1.2.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah, yaitu bagaimana merancang sebuah buku kumpulan ayat Alkitab yang dapat meningkatkan minat baca orang muda Katolik usia 15-19 tahun terhadap Alkitab?
1.3.
Batasan Masalah
Ruang lingkup pembahasan Tugas Akhir ini akan dibatasi pada: 1. Remaja usia 15-19 tahun 2. Laki-laki dan perempuan 3. Belum Menikah 4. Kelas ekonomi bawah ke atas 5. Beragama Katolik 6. Umat Gereja Katolik yang tergabung dalam Keuskupan Agung Jakarta 7. Ayat Alkitab yang berhubungan dengan cinta kasih 8. Pentingnya Ayat Alkitab yang berhubungan dengan pengembangan iman
Orang Muda Katolik.
1.4.
Tujuan Tugas Akhir
Berikut tujuan Tugas Akhir yang penulis simpulkan dari rumusan masalah di atas, yaitu merancang sebuah buku kumpulan ayat Alkitab yang dapat meningkatkan
4
minat baca orang muda Katolik usia 15-19 tahun terhadap Alkitab sehingga dapat membantu pengembangan iman Katolik para orang muda.
1.5.
Metode pengumpulan data
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data alternatif. Menurut Semiawan (2010), metode alternatif merupakan gabungan antara metode pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif (hlm.12). Menurut Basuki (2010), terdapat beberapa jenis meode pengumpulan data, baik kuantitatif maupun kualitatif, yaitu observasi, kuisioner, wawancara, dokumen, pangkalan data, dan eksperimen (hlm.147-179). Dari enam metode pengumpulan data tersebut, penulis hanya akan menggunakan empat metode pengumpulan data, yaitu dokumen atau yang biasa disebut sebagai studi literatur, wawancara, observasi atau yang biasa disebut sebagai existing study, kuisioner dengan cara focus group discussion dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Menurut Basuki (2010), banyak data yang dapat diperoleh dari pengumpulan data melalui dokumen (hlm.178). Basuki juga menyebutkan bahwa dokumen terbagi dalam tiga jenis, yaitu primer, sekunder, dan tersier (hlm.178). Basuki menjelaskan lebih lanjut bahwa dokumen primer merupakan dokumen berisi hasil penelitian, penjelasa, dan penerapan sebuah teori, contohnya disertasi, laporan, makalah, dll. (hlm.178). Dokumen sekunder, lanjut Basuki, merupakan dokumen yang berisi tentang dokumen primer, antara lain bibliografi, majalah indeks, majalah abstrak dan katalog perpustakaan, sedangkan dokumen tersier
5
merupakan dokumen yang berisikan mengenai dokumen sekunder, yaitu bibliografi, direktori, dan kamus biografi (hlm.178-179). Penulis akan menggunakan metode pengumpulan data melalui dokumen atau yang lebih dikenal dengan studi literatur untuk mempelajari teori-teori dasar desain maupun dasar Alkitab yang akan digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Basuki (2010) mengatakan bahwa wawancara merupakan metode yang memiliki banyak persamaan dengan kuisioner (hlm.170). Perbedaanya wawancara memiliki skala yang lebih kecil dibandingkan dengan kuisioner (hlm.170). Basuki menuturkan terdapat lima jenis wawancara, yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi-terstruktur, wawancara tidak berstruktur, wawancara mendalam, dan wawancara sambil lalu (hlm.175). Wawancara terstruktur merupakan wawancara dengan mengajukan daftar pertanyaan dengan kalimat dan urutan yang sama kepada semua responden, sedangkan wawancara semi-terstruktur tidak harus mengikuti ketentuan urutan yang sama dalam pengajuan pertanyaan kepada seluruh responden (hlm.171-172). Wawancara tidak terstruktur, menurut Basuki merupakan wawancara yang dilakukan tanpa struktur yang jelas dan peneliti hanya mempunyau daftar poin-poin pertanyaan saja (hlm.173). Basuki menjelaskan wawancara mendalam merupakan wawancara mendalam atau diskusi hanya dengan beberapa responden yang dipilih dengan bentuk kurang terstruktur (hlm.173). Sedangkan wawancara sambil lalu menurut Basuki merupakan wawancara tidak terencana dan responden tidak dipilih (hlm.175). Penulis akan melakukan wawancara dilakukan dengan Pastur Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci dari Keuskupan Agung Jakarta untuk mengetahui konten yang sesuai unutuk
6
perancangan karya Tugas Akhir ini sehingga karya Tugas Akhir ini sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, maka penulis akan menggunakan metode wawancara mendalam. Menurut Basuki (2010), observasi terbagi atas dua jenis, yaitu terstruktur dan tidak terstruktur (hlm.149). Menurut Basuki, terdapat dua jenis observasi, yaitu berstuktur dan tidak berstuktur (hlm.149). Basuki menjelaskan bahwa dalam observasi berstuktur adalah observasi dengan menggunakan daftar yang perlu diobservasi, sedangkan pada observasi tidak berstruktur tidak. (hlm.149-150). Dalam observasi atau existing study penulis akan mempelajari buku-buku motivasi yang sudah beredar dan mempelajari kekuatan dana kelemahan bukubuku tersebut sehingga penulis menggunakan akan menggunakan observasi tidak terstruktur. observasi atau existing study yang dlakukan penulis akan digunakan sebagai acuan baik dan buruknya sebuah buku dan akan diimplementasikan ke dalam perancangan Tugas Akhir ini. Basuki (2010) menjelaskan bahwa kuisioner merupakan pertanyaan terstruktur yang diisi oleh responden (hlm.155). Basuki menjelaskan bahwa kuisioner dapat digunakan untuk megumpulkan data dari beberapa orang secara lebih mudah dan dapat dilakukan dalam waktu bersamaan (hlm.156). Penulis memilih penggunaan metode pengumpulan data melalui kuisioer karena dibutuhkannya lebih dari satu responden untuk mendukung perancangan. Selain itu penulis juga memilih untuk menyebarkan kuisioner bersamaan dengan diskusi, atau yang biasa disebut sebagai focus group discussion, agar dapat mengetahui alasan yang lebih dalam. Penulis akan melakukan focus group discussion dengan
7
target audiens mengenai preferensi visual orang muda Katolik agar dapat mengetahui buku seperti apakah yang dapat membantu mereka dalam membaca ayat-ayat Alkitab.
1.6.
Metode perancangan
Dalam perancangan buku kumpulan ayat Alkitab untuk orang muda Katolik usia 15-19 tahun yang diharapkan agar dapat membantu pengembangan iman orang muda Katolik, penulis akan melakukan lima tahap metode perancangan, yaitu 1. Orientasi:
Dalam proses ini dilakukan penulis akan melakukan pencarian data-data, pengumpulan fakta-fakta dan bacaan yang relevan sesuai dengan judul dan tujuan Tugas Akhir ini.
2. Analisis:
Dalam tahap yang kedua, penulis akan melakukan mindmap yang akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan analisis. Variabel target yang akan penulis analisa adalah geografi, demografi, dan prefernsi target.
3. Konseptual desain:
Berangkat dari brainstorming mengenai permasalahan yang akan dibahas, penulis mengkategorikan ide-ide yang akan dimuat dalam buku ke dalam
8
konsep desain, yang kemudian direalisasikan dalam sketsa, dan kemudian dikembangan menjadi buku yang sesuai.
4. Desain:
Pada tahap ini penulis akan melakukan proses desain dikerjakan berdasarkan skestsa dan konsep desain yang telah dibuat ditahap sebelumnya.
5. Implementasi: Pada tahap ini aplikasi dari hasil sketsa desain buku interaktif siap diproduksi.
1.7.
Timeline Tabel 1.1. Timeline
KEGIATAN
SEP 1
2
3
OKT 4
1
2
3
NOV 4
1
2
3
DES 4
1
2
3
JAN 4
1
2
Research Visual Reference Sketching Designing Revisions Finalizing Presentation
9
1.8.
Skematika Perancangan
Latar Belakang Saat ini orang-orang muda Katolik, terutama usia 15-19 tahun, sangatlah jarang membaca Alkitab dengan Alkitab merupakan hal yang membosankan dan kurangnya minat baca, padahal Alkitab merupakan salah satu pedoman penting dalam kehidupan Katolik. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk merancang buku kumpulan ayat Alkitab untuk meningkatkan minat baca orang muda Katolik usia 15-19 tahun terhadap Alkitab.
Rumusan Masalah Bagaimana merancang buku kumpulan ayat Alkitab untuk meningkatkan minat baca orang muda Katolik usia 15-19 tahun terhadap Alkitab?
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Batasan Masalah Remaja usia 15-19 tahun Laki-laki dan perempuan Belum menikah Kelas ekonomi bawah ke atas Beragama Katolik Umat Gereja Katolik Ayat yang berhubungan dengan cinta kasih Pentingnya Ayat Alkitab yang berhubungan dengan pengembangan iman
Metode Pengumpulan Data Studi literatur: mempelajari teori-teori terkait perancangan Wawancara: mengetahui konten yang dibutuhkan. Focus Group Discussion: mengetahui ketertatikan jenis visual target. Existing study: mempelajari buku-buku sejenis yang sudah beredar. Target Sasaran Remaja usia 15-19 tahun. Laki-laki dan perempuan. Belum menikah. Beragama Katolik. Kelas ekonomi bawah ke atas. Insight Buku kumpulan ayat Alkitab untuk orang muda Katolik usia 15-19 tahun yang didesain seacar menarik sehingga dapat meningkatkan minat baca dan dapat membantu pengembangan iman orang muda Katolik. Konsep Perancangan Buku kumpulan ayat Alkitab untuk orang muda Katolik usia 15-19 tahun yang didesain secara menarik dengan tipografi, ilustrasi dan renungan singkat sehingga dapat meningkatkan minat baca Alkitab dan membantu pengembangan iman.
10