BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota kecil di Indonesia, secara geografisnya memiliki luas sekitar 3.185,80 km21 tetapi memiliki dampak yang besar terhadap Indonesia. Yogyakarta selain menjadi pusat pemerintahan dan pusat pengembangan juga merupakan kota budaya, kota perjuangan, kota pendidikan, kota pariwisata dan kota transit perdagangan2, ini membuat kota Yogyakarta dapat disebut Indonesia kecil, hal ini dikarenakan banyaknya pendatang (mahasiswa) yang menimba ilmu di kota Yogyakarta. Dalam segala kegiatan mahasiswa sangat memerlukan alat transportasi yang mudah, efisien, irit dan murah tetapi dengan adanya kenaikan harga BBM ( Bahan Bakar Minyak ) tidak hanya mahasiswa saja yang sangat memerlukan alat transportasi ini, masyarakat juga membutuhkan alat tersebut untuk mengurangi pengeluaran dalam hal transportasi. Selain itu alat transportasi umum di Yogyakarta kurang memberikan pelayanan dan fasilitas yang kurang baik, bus-bus yang menaik turunkan penumpang seenaknya, asap knalpot yang membuat polusi dan sopir yang ugal-ugalan mengendarainya membuat masyarakat enggan untuk menggunakan fasilitas tersebut, sehingga mereka berpaling kepada sepeda motor sebagai alat transportasi alternatif. Pertumbuhan ekonomi Yogyakarta dari tahun ke tahun meningkat sekitar 3,38 persen, sedikit lebih tinggi di banding tahun sebelumnya yang mencapai 3,29 persen3, dalam kurun waktu lima tahun terakhir kebutuhan akan sarana transportasi roda dua atau sepeda motor lambat laun meningkat tajam sehingga krisis ekonomi yang melanda Yogyakarta tidak berpengaruh besar terhadap daya beli sepeda motor. Sepeda motor merupakan sebuah kebutuhan sekuler yang membantu manusia sebagai bagian untuk melakukan kegiatan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, tetapi sekarang bila dilihat dari segi ekonomi, sepeda motor merupakan kebutuhan sekuler yang telah beralih fungsi menjadi kebutuhan primer.
1
Dikutip dari sumber : Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2002 RDTRK yogyakarta, tahun 1990-2010 3 ibid 2
13
Pada hakekatnya sepeda motor yang sering digunakan lambat laun membutuhkan perawatan bahkan terjadi kerusakan-kerusakan yang perlu diperbaiki sehingga fungsinya dapat kembali seperti semula, dalam memperbaiki juga diperlukan beberapa peralatan juga yang paling penting yaitu pengganti dari penyebab kerusakan atau sering di sebut suku cadang. Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian, salah satu sector perekonomian adalah kegiatan jual beli yang biasa dilakukan di pasar, pasar merupakan tempat penyediaan kebutuhan sehari-hari dari kebutuhan sekuler sampai dengan kebutuhan primer didalamnya terjadi kegiatan social dan kebudayaan dimana terjadi interaksi antar pelaku pasar yaitu pedagang dan pembeli. Selain kebutuhan sehari-hari di beberapa pasar memberikan tempat untuk memperdagangkan alat-alat rumah tangga juga suku cadang sepeda motor. Di masa krisis seperti saat ini yang melanda yogyakarta sangat berpengaruh akan daya beli masyarakat akan berbagai macam barang begitu juga akan suku cadang baru, karena dirasa memberatkan karena dari segi ekonomi sangat mahal. Sehingga muncul tempat untuk mengatasi masalah tersebut dengan menjual suku cadang bekas atau sering di sebut pasar loak atau pasar klitikan. Masyarakat tidak enggan menggunakan suku cadang bekas karena melihat harganya lebih murah akan tetapi perlu ketelitian yang carmat untuk mencari atau membeli barang bekas tetapi dengan kualitas yang sama dengan barang baru. Atas dasar hobi atau juga kebutuhan akan sarana angkutan maka dibuatlah sepeda motor secara sadar atau tidak sadar akan memberikan sumbangan akan perubahan sepeda motor, tetapi pada perubahannya mengikuti keinginan dari pemilik. Apabila perubahan atau modifikasi tersebut dilakukan oleh orang yang hobi akan modifikasi (disebut modifikator) untuk keinginan mengubah sepeda motor modifikator akan melakukan apapun juga asal hasratnya terpenuhi. Berbeda dengan keinginan akan sarana pengangkutan yang perubahannya tidak besar. Untuk mewadahi kegiatankegiatan perubahan, perawatan dan perbaikan sepeda motor diperlukan tempat yaitu dikenal dengan bengkel sepada motor.
14
1.2 Rumusan Masalah Bagaimana mendesain bangunan Pasar Suku Cadang dan Bengkel Sepeda Motor di Yogyakarta yang dapat mewadahi berbagai jenis kegiatan penjualan suku cadang, perbaikan dan perawatan serta modifikasi sepeda motor yang diperuntukkan segala golongan termasuk para difable
1.3 Tujuan Pembahasan Mendesain bangunan Pasar Suku Cadang Dan Bengkel Sepeda Motor di Yogyakarta yang dapat mewadahi berbagai jenis kegiatan penjualan suku cadang, perbaikan dan perawatan serta modifikasi sepeda motor yang diperuntukkan semua golongan termasuk para difable.
1.4 Sasaran Pembahasan 1.
Melakukan studi tentang sepeda motor
2.
Melakukan studi tentang pasar suku cadang
3.
Melakukan studi tentang bengkel
4.
Melakukan studi tentang Yogyakarta
5.
Melakukan studi tentang fasilitas-fasilitas pendukung
1.5 Lingkup Pembahasan − Sepeda motor meliputi atau dibatasi jenis sepeda motor yang beredar umum di Indonesia. − Fasilitas-fasilitas didalam pasar ditinjau dari kebutuhan pemakai − Bengkel merupakan bagian dari bangunan industri − Pasar merupakan bagian dari bangunan perdagangan − Yogyakarta dibatasi pada hal yang berhubungan dengan site untuk bangunan
1.6 Metode Pembahasan 1.6.1
Metode Mencari Data
Pada tahap pengumpulan data, penulis menggunakan pencarian data dengan cara atau metode sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data 15
a. Wawancara a)
Melakukan wawancara dengan pengurus harian IMI (Ikatan Motor Indonesia) Yogyakarta
b) Melakukan wawancara dengan bikers di Yogyakarta c)
Melakukan wawancara dengan staff penjualan Suzuki Medan Jaya, staff penjualan Pertamina Enduro (sponsor modifikasi motor).
b. Observasi a)
Melakukan Observasi secara langsung kebeberapa pasar suku cadang di Yogyakarta dan Solo
b) Melakukan observasi secara langsung kebeberapa club motor di Yogyakarta c)
Melakukan observasi secara langsung kebeberapa bengkel di Yogyakarta
d) Melakukan observasi secara langsung perlombaan modifikasi sepeda motor di Yogyakarta e)
Melakukan observasi secara tidak langsung melalui internet
c. Study Literatur Melakukan studi literature mengenai sejarah sepeda motor dan pasar, tentang public space, studi literatur tentang arsitektur, atraktif, informatif serta Time saver standards for building types.
2. Metode menganalisa data a. Menganalisa kebutuhan pasar suku cadang dan bengkel di Yogyakarta b. Menganalisa fasilitas dan kualitas pasar suku cadang dan bengkel di Yogyakarta.
1.7 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode dan sistematika penulisan.
16
Bab II Tinjauan Terhadap Sepeda Motor Di Yogyakarta Mengungkap tentang sejarah sepeda motor, perkembangan sepeda motor di Yogyakarta, jenis-jenis modifikasi, Pengguna sepeda motor, penjualan suku cadang. Bab III Tinjauan Teoritis Pasar Suku Cadang Dan Bengkel Sepeda Motor Mengungkap design requirement pasar suku cadang dan bengkel sepeda motor. Bab IV Analisis Atau Pendekatan Konsep Perencanaan Dan Perancangan Mengungkap proses untuk menemukan ide-ide konsep perencanaan dan perancangan melalui metode-metode tertentu yang diaplikasikan pada lokasi atau site. Bab V Konsep Perancangan Dan Perencanaan Mengungkap konsep yang akan ditransformasikan dalam perancangan dan perencanaan pasar suku cadang dan bengkel sepeda motor di Yogyakarta..
17