BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Yogyakarta, bisa dikatakan jiwanya Pulau Jawa. Pusatnya kebudayaan dan peninggalan penuh sejarah. Dimana bahasa Jawa sebagai kemurniannya, kesenian Jawa sebagai cahayanya, dan tradisinya yang paling terlihat. Dengan adat yang kental sebagai pelindungnya, Yogyakarta kini tengah gelisah diantara gaya hidup tempo dulu, juga gencarnya serangan modernisasi. Masih dipimpin oleh Sri Sultan, dengan Keraton sebagai pusat kehidupan tradisional, Yogyakarta masa kini ialah sebuah pusat perkotaan besar dengan spot internet, pusat perbelanjaan, dan kemacetan lalu lintas (Lonely Planet, 2014). Di tengah perkembangannya yang semakin pesat, Yogyakarta masih dikenal sebagai kota dengan berjuta budaya. Julukan kota pelajar pun masih melekat pada daerah istimewa dengan makanan khas gudeg-nya ini. Pada peak season, wisatawan lokal dengan model mass tourism maupun mancanegara sibuk berlalu lalang di sepanjang jalan Malioboro. Bahkan, pada low season pun aktifitas wisatawan masih dapat terlihat di sana. Mungkin pesona Yogyakarta memang tak akan pernah mati, dan sektor pariwisata akan terus menjadi kontributor utama dalam menunjang pendapatan daerah. Yogyakarta dengan predikat daerah tujuan wisata kedua setelah Bali semakin mengepakkan sayapnya di industri pariwisata. Tidak tanggung-tanggung, seperti yang telah dilansir oleh www.kr.co.id, pada Desember 2013 Kementrian
1
2
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberikan penghargaan The Most Popular MICE dan The Best Achievement Tourism pada Kota Gudeg ini. Maraknya trend pembangunan hotel di setiap sudut longgar kota mengiringi pengembangan potensi wisata lama maupun yang baru bermunculan. Kulon Progo dan Gunung Kidul menjadi perhatian utama terkait prospek pariwisata Yogyakarta di tahun 2014. Inilah istimewanya Yogyakarta, ketika pengembangan market driven yang didasarkan atas keinginan pasar serta product driven yang didasarkan atas sumberdaya yang tersedia pada kawasan dilaksanakan secara seimbang. Ketatnya persaingan antar daya tarik maupun akomodasi wisata memunculkan berbagai kreatifitas pengembangan pada stakeholders, terutama di bidang komunikasi. Berbagai media massa dipilih sebagai sarana advertising produk. Beraneka ragam brosur dan buku panduan dijajakan gratis di tempattempat informasi wisata. Majalah traveling seperti National Geographic dan TravelClub marak di pasaran. Acara jelajah dan jalan-jalan juga ramai menyemarakkan televisi setiap hari. Kini, perkembangan zaman semakin modern. Di era digital ini, orangorang layaknya disihir oleh teknologi. Segala informasi dapat diunduh dan diunggah melalui internet. Gadget canggih bermunculan dengan harga terjangkau. Sektor pariwisata pun tak mau ketinggalan, model portal wisata satu persatu diluncurkan. Sebut saja DetikTravel dengan ribuan kontributor yang sukarela membagi pengalaman traveling lewat artikel dan foto-foto yang diunggah melalui internet. Model-model penulisannya pun bervariasi, dari panduan perjalanan, kemudian cerita pengalaman, sampai berita ter-update dari suatu daya tarik
3
wisata. Mengikuti trend ini, portal GudegNet hadir sebagai pelipur lara wisatawan (pembaca) akan hausnya informasi terkini seputar pariwisata Yogyakarta. Informasi umum suatu daya tarik wisata tentu sudah pernah ditulis oleh ribuan pengguna aktif maupun pasif internet. Oleh karenanya, portal GudegNet menyajikan hal yang tidak biasa. Berdomain di www.gudeg.net, wartawan akan segera meluncur ke lokasi dan melaporkannya dalam bentuk tulisan berita mengenai isu-isu pariwisata terhangat Yogyakarta. Semua jenis wisata diangkat di portal wisata ini, diantaranya wisata alam, budaya, kuliner, sejarah, hingga belanja. Keunggulan internet yang menyebarkan berita secara cepat juga menjadi salah satu faktor utamanya. Setiap media massa, baik cetak maupun online, memiliki bingkai yang berbeda-beda. Dimulai dari sudut pandang, gaya bahasa, hingga informasi yang disampaikan. Setiap media juga memiliki karakter tulisan/artikel yang berbeda. Bahkan, setiap wartawan/penulis pun memiliki gaya menulis yang berbeda. Oleh karenanya, peneliti memilih topik analisa framing yang meneliti karakteristik berita pada media online. Peneliti memilih berita pariwisata Yogyakarta pada portal GudegNet sebagai objek penelitian. Topik Analisa Framing Berita Pariwisata Yogyakarta pada Portal GudegNet ini merupakan yang pertama kali dilakukan dan belum pernah ada penelitian sebelumnya yang membahas topik yang sama pada portal GudegNet.
4
B. Rumusan Masalah Dilihat dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan besar “bagaimana framing berita pariwisata Yogyakarta pada portal GudegNet yang menarik pembaca” yang dijabarkan dalam pertanyaan berikut: 1. Berita pariwisata Yogyakarta manakah yang paling diminati pembaca? 2. Apa faktor yang membuat berita tersebut paling diminati pembaca? 3. Bagaimana framing pemberitaan yang dilakukan oleh portal GudegNet dalam menyampaikan sebuah peristiwa, dalam hal ini pariwisata Yogyakarta? 4. Bagaimana karakter berita pariwisata Yogyakarta yang ditulis portal GudegNet? C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui berita pariwisata Yogyakarta yang paling diminati pembaca. 2. Menganalisa faktor-faktor yang membuat berita pariwisata tersebut paling diminati pembaca. 3. Menganalisa framing pemberitaan yang dilakukan oleh portal GudegNet dalam menyampaikan sebuah peristiwa, dalam hal ini pariwisata Yogyakarta.
5
4. Mendeskripsikan karakter berita pariwisata Yogyakarta yang terdapat pada portal GudegNet. D. Manfaat Dengan mengacu pada tujuan penelitian, maka penelitian ini akan menghasilkan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademis secara langsung terhadap studi Pariwisata dan Komunikasi khususnya reporter dan wartawan dalam menuliskan berita pariwisata yang menarik pembaca. 2. Manfaat Praktis Dalam hal praktis, penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan bagi portal GudegNet dalam framing berita pariwisata Yogyakarta. Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu bahan penyempurnaan portal GudegNet dalam membingkai berita pariwisata Yogyakarta yang menarik pembaca, sehingga jumlah kunjungan portal dapat meningkat dan informasi wisatawan akan daya tarik wisata Yogyakarta terpenuhi. E. Ruang Lingkup Penelitian ini membatasi analisa framing terhadap artikel dengan respon terbanyak, deskripsi karakter tulisan, juga mengetahui artikel berita yang paling diminati pembaca. Untuk mengetahui artikel dengan respon terbanyak peneliti
6
menggunakan aplikasi Google Analytics. Analisa Framing yang dipakai ialah Model Pan dan Kosicki. F. Metode Penelitian 1. Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan selama tiga bulan terhitung dari tanggal 20 Januari sampai dengan 20 April 2014 di portal GudegNet. Nomor telepon
: (0274) 554444
Alamat
: Jalan Petung No. 31 Papringan, Yogyakarta
Website
: http://www.gudeg.net
Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Senin – Jum’at: 08.00 – 17.00 WIB 2. Jenis Data a. Data Primer Data primer pada penelitian ini adalah 20 artikel berita pariwisata Yogyakarta. Artikel tersebut diperoleh dari portal GudegNet yang beralamatkan di www.gudeg.net. b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka dari buku, surat kabar, internet, dan dokumen perusahaan milik portal GudegNet. 3. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
7
a. Metode Observasi Langsung Metode observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Peneliti secara langsung mengamati 20 artikel berita pariwisata Yogyakarta pada portal GudegNet yang berdomain di www.gudeg.net periode 20 Desember 2013 sampai 20 April 2014. Artikel-artikel ini nantinya akan diteliti melalui aplikasi Google Analytics seberapa banyak pengunjung portal yang membaca dan tertarik dengan topik yang dibahas oleh wartawan portal GudegNet dalam menuliskan berita pariwisatanya. Analisa Framing akan diterapkan pada 3 artikel dengan pembaca terbanyak. Analisa framing yang dipakai dalam penelitian ini adalah Model Pan dan Kosicki. b. Metode Partisipatif Metode partisipatif adalah berperan dalam kegiatan pembingkaian berita pariwisata Yogyakarta dengan ikut serta dalam meliput lokasi bersama tim portal GudegNet dan melaporkannya menjadi sebuah berita pariwisata. c. Kajian Pustaka Metode ini digunakan dalam keseluruhan proses penelitian sejak awal hingga akhir dengan cara memanfaatkan berbagai macam pustaka yang relevan dengan masalah yang tengah
8
diteliti. Studi pustaka diperoleh dari koleksi perpustakaan pusat Universitas Gadjah Mada, perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM, perpustakaan Program Studi Kepariwisataan Sekolah Vokasi UGM, perpustakaan Kota Yogyakarta, dan koleksi buku yang dimiliki oleh portal GudegNet. Kepustakaan lainnya diperoleh melalui buku, skripsi maupun penelitian lain yang relevan terhadap penelitian ini. G. Tinjauan Pustaka Peneliti berasumsi bahwa berita pariwisata pada media massa sama pentingnya dengan kegiatan promosi pariwisata lainnya. Detik Utami, dalam skripsi yang berjudul “Berita Pariwisata Dalam Surat Kabar (Analisis Framing Berita Pariwisata Yogyakarta dalam Kedaulatan Rakyat dan Kompas Periode 100 Hari Pasca Gempa Bumi 27 Mei 2006)” yang dilakukan pada tahun 2009 di jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada menyatakan, Yogyakarta sebagai destinasi pariwisata bukan hanya milik Indonesia, bahkan milik dunia. Bahkan media cetak ternama di Yogyakarta dan se-Indonesia telah menjalankan peran sebagai saksi sejarah dinamika kehidupan masyarakat dan melaporkan setiap detail perkembangan dan perubahan yang terjadi (dalam hal ini situasi yang diamati adalah sektor pariwisata Yogyakarta). Setiap media memiliki frame (bingkai) yang berbeda dalam memberitakan pariwisata Yogyakarta pasca gempa Mei 2006. Kedaulatan Rakyat dengan filosofi Jawa cenderung membangunnya dengan nuansa lokalitas
9
Yogyakarta. Sementara Kompas dengan filosofi humanisme transcendental cenderung membangunnya pada aspek humanis yang universal. Noor Irfan, dalam tesis yang berjudul “Analisis Framing Pemberitaan Harian Kompas atas RUUK-DIY” yang dilakukan pada tahun 2011 di Program Pascasarjana Magister Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro menyatakan, melalui analisis framing Gamson dan Modigliani diperoleh fakta keberpihakan harian Umum Kompas terhadap warga Yogyakarta yang menginginkan penetapan dalam suksesi kepala Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal yang berlawanan kehendak pemerintah pusat yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono dan Kemendagri Gamawan Fauzi yang menginginkan pemilihan sebagaimana berlaku untuk daerah lain di Indonesia. Koran Kompas memiliki kredibilitas dan idealisme tinggi, hanya sedikit media di Indonesia mempertaruhkan reputasinya dalam pemihakan terhadap RUUK-DIY. Dengan demikian pasti memiliki alasan kuat dalam pemihakan ini. Dari hasil wawancara, penelitian naskah pemberitaan, maupun tajuk rencana harian ini diperoleh hasil sebagai berikut. Kompas memiliki komitmen kebangsaan yang sangat kuat terhadap persoalan kemiskinan, pengangguran, ketidakadilan. Dengan demikian persoalan RUUK-DIY Kompas melihat saat ini bukan merupakan prioritas persoalan yang harus segera ditangani. Di lain hal, Kompas memiliki kepercayaan kuat terhadap kecerdasan masyarakat Yogya dalam menyelesaikan persoalannya sendiri. Dalam hal penetapan maupun keistimewaan Yogyakarta, terbukti sudah 66 tahun menurut Kompas tidak ada persoalan yang urgen baik dalam skala kedaerahan maupun nasional.
10
Donie Kadewandana, dalam skripsi yang berjudul “Konstruksi Realitas di Media Massa (Analisis Framing terhadap Pemberitaan Baitul Muslimin Indonesia PDI-P di Harian Kompas dan Republika)” yang dilakukan pada tahun 2008 di jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah menyatakan, dengan menggunakan analisa framing Model Pan dan Kosicki, hasil penelitian menunjukkan, (1) ada dua isu besar yang diangkat media dalam pemberitaan Baitul Muslimin Indonesia. Pertama, isu dikotomi Islam dan nasionalis. Frame Kompas terhadap isu ini yaitu Baitul Muslimin Indonesia merupakan bagian dari gerakan Islam progresif, karena dapat melahirkan titik temu antara Islam dan nasionalis. Frame Republika adalah dikotomi Islam dan nasionalis harus dihapuskan, karena selain terdapat titik temu, Islam dan nasionalis juga dapat saling mendukung. Kedua, isu dukungan Baitul Muslimin Indonesia terhadap PDI-P. Frame Kompas adalah pragmatisme politik. Frame Republika pun juga sama, pragmatisme politik. (2) Dari segi struktur wacana framing (sintaksis, skrip, tematik, retoris) terdapat perbedaan antara yang ditampilkan Kompas dan Republika. Perbedaan tersebut terutama terlihat dari struktur tematik dan retoris. Kompas lebih menonjolkan sisi pluralisme dan halus dalam menampilkan wacana Islam. Sedangkan Republika, terlihat lebih menonjolkan sisi keislaman. Gema Mawardi, dalam skripsi yang berjudul “Pembingkaian Berita Online (Analisis Framing Berita Mundurnya Surya Paloh dari Partai Golkar di mediaindonesia.com dan vivanews.com Tanggal 7 September 2011)” yang dilakukan pada tahun 2012 di jurusan Komunikasi Massa, Fakultas Ilmu Sosial
11
dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia menyatakan, media online memiliki banyak kelebihan dalam menyampaikan berita kepada khalayak, salah satunya adalah kecepatan berita yang jauh melampaui media konvensional seperti surat kabar. Pemberitaan di media online dipengaruhi oleh ideologi dan ekonomi politik media yang terlihat dari framing berita yang dilakukan oleh media. Penelitian tersebut bertujuan untuk menggambarkan bagaimana framing pemberitaan yang dilakukan oleh media dalam menyampaikan sebuah peristiwa dan untuk mendapatkan gambaran sampai sejauh mana pengaruh ideologi dan politik ekonomi media terhadap upaya untuk mendekati objektivitas dan posisi netral dalam pemberitaan. Penelitian tersebut menggunakan paradigma konstruksionis dengan pendekatan kualitatif. Analisis framing dilakukan dengan model analisis Pan dan Kosicki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa framing yang dilakukan mediaindonesia.com terhadap berita mundurnya Surya Paloh dari Partai Golkar sangat berpihak pada kepentingan pemilik media, sementara framing yang dilakukan vivanews.com masih menunjukkan usaha media untuk melakukan pendekatan pada objektivitas pemberitaan. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, setiap media massa baik cetak maupun online memiliki framing berbeda pada gaya penulisan beritanya. Dengan keunggulan dan kekurangan masing-masing yang berbeda pula pada jenis medianya. Media cetak yakni surat kabar dapat mengemas berita yang lebih berkualitas dan rinci dengan model tulisan yang cukup panjang. Namun, penyampaian berita pada khalayak kalah cepat, minimal satu hari sesudah terjadinya suatu peristiwa. Sedangkan media online mengemas berita dengan
12
singkat, padat, dan lugas. Namun, penyampaian berita pada khalayak lebih cepat menggunakan akses internet, bahkan hanya beberapa jam setelah terjadinya suatu peristiwa. Dengan keunggulan dan kekurangan yang ada pada portal online jika dibandingkan dengan media cetak memunculkan strategi framing berita pariwisata yang berbeda pula. Namun, semua media tersebut sama-sama berpengaruh pada perkembangan masyarakat. Portal GudegNet sebagai media online pun menggunakan framing yang berbeda. Dalam hal ini, berita pariwisata yang ditulis dapat berpengaruh pada perkembangan daya tarik wisata yang ada di Yogyakarta. Mengerucut dari bahasan diatas, Tugas Akhir ini menjadi penelitian pertama yang berkaitan dengan analisa framing berita pariwisata Yogyakarta pada portal
info
dan
wisata
Yogyakarta
GudegNet
yang
beralamatkan
di
www.gudeg.net dan belum pernah ada sebelumnya. H. Landasan Teori 1. Pariwisata Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi. Sedangkan menurut UU No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Maka,
pariwisata
(tourism)
adalah
segala
sesuatu
yang
berhubungan dengan kegiatan wisata, termasuk pengusahaan objek dan
13
daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut (Marsono, 2008:12). 2. Berita Seorang Direktur sebuah institut jurnalistik di London mengatakan, bahwa dulu, menurut suatu kisah yang diakuinya tak dapat diuji kebenarannya, asal kata NEWS (berita) itu ialah: N (orth), E (ast), W (est), dan S (outh). Dia menggambarkan bahwa berita adalah untuk memenuhi kebutuhan “naluri ingin tahu” manusia dengan memberi kabar dari segala penjuru dunia. (Sedia, 1996: 16). Terdapat banyak jenis berita berdasarkan soal atau topik masalahnya, meliputi: politik, ekonomi, budaya, pendidikan, olah raga, agama, gaya hidup, pariwisata, dan lain-lain. Berita pariwisata adalah berita yang menyangkut kegiatan atau peristiwa yang terjadi di destinasi dan daya tarik wisata. Berita yang disajikan dapat berupa good news maupun bad news, tergantung dari kondisi terbaru di lokasi. Berita pariwisata menjadi penting karena kebutuhan wisatawan akan info terbaru tentang suatu destinasi dan daya tarik wisata yang telah, akan, bahkan belum pernah ia kunjungi. Hal ini juga terkait dengan sektor pariwisata sebagai salah satu kontributor ekonomi terbesar pada suatu wilayah. 3. Artikel Menurut Ichtiar Baru, artikel adalah sebuah karangan prosa dalam media massa yang membahas pokok masalah secara lugas dengan isi yang benar serta aktual. Susunan kalimat dalam artikel pun harus rapi dan hemat
14
kata-kata. Sebuah tulisan yang berbentuk artikel harus mengandung kekinian dengan isi yang faktual, terpercaya, dan benar. Maka, artikel berita ialah tulisan yang biasanya berupa laporan peristiwa yang baru saja terjadi. Isi tulisan tersebut harus sesuai fakta tanpa adanya bumbu tambahan, walaupun hal itu dimaksudkan untuk memperindah tulisan. Dari penjelasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa artikel berita pariwisata adalah tulisan tentang peristiwa yang baru saja terjadi di suatu destinasi dan daya tarik wisata yang dilaporkan secara faktual, benar, dan terpercaya. 4. Feature Feature adalah tulisan berita yang bercerita dan bersifat menghibur, memberi pembaca bacaan yang ringan dan santai. Umumnya feature memberi penekanan pada segi “human interest” atau daya tarik kemanusiaan. Feature memiliki pegangan utama yaitu 5W + 1H (What, Where, When, Who, Why + How). Jenis tulisan feature antara lain sebagai berikut: a. Feature Kepribadian (profil) Berisi tentang kepribadian seseorang atau tokoh yang menarik dan inspiratif. Untuk menuliskannya, wartawan harus memiliki info selengkap-lengkapnya mengenai tokoh yang dipilih. Penulis feature seringkali harus mengamati subjek saat bekerja, mengunjungi keluarganya, dan bertanya pada kerabat maupun rekan kerja sang subjek.
15
b. Feature Sejarah Ditulis untuk mengenang peristiwa-peristiwa penting, berbicara tentang landmark suatu kota maupun tanggal-tanggal penting. Seorang penulis feature sejarah yang baik akan melengkapi tulisannya dengan dokumen-dokumen historis maupun mewawancarai orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tersebut. c. Feature Perjalanan Feature jenis ini sering disebut feature pariwisata atau travelogue, yaitu tulisan yang menceritakan perjalanan seseorang ke suatu tempat. Dalam tulisan ini, penulis menceritakan pengalamannya, dari hal-hal mengesankan hingga menyebalkan. Feature ini ditulis dengan gaya bahasa yang lincah, apik, dan segar sehingga pembaca menjadi ingin mengunjungi tempat itu pula. Dalam feature jenis ini, penulis biasanya memulai tulisannya dengan hal yang paling menarik. Namun, tidak sedikit pula yang menuliskannya menurut kronologis perjalanan. (Matatita pada Workshop Travel Writing, 5 Desember 2013, Yogyakarta). d. Feature Berita Feature berita ialah berita yang mengutamakan aspekaspek yang ganjil, aneh, yang lucu, yang mengerikan, yang sadis, yang dapat mendirikan bulu roma kita serta menarik hati karena ditulis dengan gaya berita (Sedia, 1996: 140).
16
e. Feature Kiat (How to do it feature) Feature ini berkisah kepada pembacanya bagaimana melakukan sesuatu hal: bagaimana membeli rumah, menemukan pekerjaan, bertanam di kebun, mereparasi mobil atau mem-pererat tali perkawinan. Kisah seperti ini seringkali lebih pendek ketimbang jenis feature lain dan lebih sulit dalam penulisannya. Reporter yang belum berpengalaman akan cenderung menceramahi atau mendikte pembaca memberikan opini mereka sendiri bukannya mewawancara sumber ahli dan memberikan advis detil dan faktual. 5. Framing (Pembingkaian) Berita Sesungguhnya framing berita merupakan perpanjangan dari teori agenda setting, yaitu semacam teknik yang dipakai wartawan untuk melahirkan wacana yang akan ditangkap oleh khalayak. Secara praktis, framing bisa dilihat dari cara wartawan memilih dan memilah bagian dari realitas dan menjadikannya bagian yang penting dari sebuah teks berita (Scheufele, 1999:107). Dengan kata lain, framing berita menyangkut seleksi beberapa aspek dari realitas sosial dan menjadikannya menonjol dalam sebuah berita, teriring harapan tertangkapnya wacana yang sedang diinginkan wartawan. Secara teknis, tidak mungkin bukti bahwa seorang wartawan untuk mem-framing seluruh bagian dari berita. Hanya bagian dari kejadian-kejadian (happening) penting saja yang menjadi objek framing wartawan. Tetapi, bagian-bagian kejadian (happening) penting ini
17
sendiri merupakan salah satu aspek yang sangat ingin diketahui khalayak. Aspek lainnya adalah, peristiwa atau ide yang diberitakan. Salah satu model framing yang digunakan untuk mengetahui strategi media mengemas berita ialah Model Pan dan Kosicki. Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki pada tahun 1993 dalam tulisan mereka yang berjudul “Framing Analysis: An Approach to News Discourse” merumuskan kerangka framing sebagai berikut: Tabel 1. Skema Framing Model Pan dan Kosicki STRUKTUR
PERANGKAT FRAMING
UNIT YANG DIAMATI
SINTAKSIS Cara wartawan menyusun berita
1. Skema berita
Headline, lead, latar informasi, kutipan, sumber, pernyataan, penutup
SKRIP Cara wartawan mengisahkan berita
2. Kelengkapan berita
5W + 1H
TEMATIK Cara wartawan menulis fakta
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Paragraf, proposisi
RETORIS Cara wartawan menekan fakta
9. Leksikon 10. Grafis 11. Metaphor 12. Pengandaian
Detail Maksud kalimat, hubungan Nominalisasi antarkalimat Koherensi Bentuk kalimat Kata ganti
Kata idiom, gambar/foto, grafik
Sumber: Dr. Alex Sobur, M.Si., Analisis Teks Media, 2001, hlm. 176.
Seperti yang telah dikutip oleh Gema Mawardi (2012), perangkat framing dapat dibagi dalam empat struktur besar. Pertama, struktur sintaksis. Sintaksis berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa dalam bentuk susunan umum berita. Dapat diamati dari bagan berita (lead, latar, headline, kutipan yang diambil, dan sebagainya).
18
Kedua, struktur skrip. Skrip berhubungan dengan bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Ketiga, struktur tematik. Tematik berhubungan dengan bagaimana wartawan mengungkapkan pandangan atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Keempat, struktur retoris. Retoris berhubungan dengan bagaimana wartawan memekai pilihan kata, idiom, grafik dan gambar yang dipakai bukan hanya mendukung tulisan melainkan juga menekankan arti tertentu kepada pembaca (Eriyanto, 2002: 255-256). 6. Jurnalistik Jurnalistik dapat diartikan sebagai kegiatan menyampaikan pesan atau berita kepada khalayak atau massa melalui saluran media komunikasi yang diorganisi seperti media cetak (surat kabar dan majalah) atau elektronika (radio, TV, dan film). Jurnalistik juga merupakan satu kegiatan komunikasi yang menggunakan media massa disebut komunikasi massa (Sedia, 1996: 2). Sedangkan jurnalistik online (online journalism) adalah proses penyampaian informasi melalui media internet, utamanya website. Kamus bebas Wikipedia mendefinisikan jurnalisme online sebagai “pelaporan fakta yang diproduksi dan disebarkan melalui internet” (reporting of facts produced and distributed via the internet) (Asep, 2012: 12).
19
7. Internet Internet (kependekan dari interconnection-networking) secara harfiyah artinya “jaringan antarkoneksi”. Internet dipahami sebagai sistem jaringan komputer yang saling terhubung. Berkat jaringan itulah yang ada di sebuah komputer dapat diakses orang lain melalui komputer lainnya. Internet
“menghasilkan”
sebuah
media−dikenal
dengan
“media
online”−utamanya website (Sedia, 2012: 12). 8. Website Website atau site (situs) adalah halaman mengandung konten (media), termasuk teks, video, audio, dan gambar. Website bisa diakses melalui internet dan memiliki alamat internet yang dikenal dengan URL (Uniform Resource Locator) yang berawalan www atau http:// (Hypertext Transfer Protocol). 9. Portal Portal web adalah sebuah situs web atau laman di jaringan internet yang dirancang sedemikian rupa untuk memenuhi semua kebutuhan dan keinginan pengunjung. Portal biasanya menjadi titik starting point bagi pengunjung ketika memulai aktivitas penjelajahan mereka di internet. Berdasarkan layanannya, portal dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Portal horizontal, yaitu portal yang menyediakan berbagai informasi
dan
layanan
pengunjung portal.
umum
yang
dibutuhkan
oleh
20
b. Portal vertikal, yaitu portal yang menyediakan informasi dan layanan khusus pada satu bidang tertentu. Contohnya: portal agribisnis, portal komunitas, portal wisata. 10. Teknik SEO SEO (Search Engine Optimization) atau optimasi mesin pencari adalah serangkaian proses yang dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan volume dan kualitas trafik kunjungan melalui mesin pencari menuju situs web tertentu. Tujuan SEO adalah menempatkan sebuah situs pada posisi teratas, atau setidaknya halaman pertama hasil pencarian berdasarkan kata kunci tertentu yang ditargetkan. Secara logis, situs web yang menempati posisi teratas pada hasil pencarian memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pengunjung. Berada pada posisi teratas hasil pencarian akan meningkatkan peluang sebuah perusahaan pemasaran berbasis web untuk mendapatkan pelanggan baru (Asep, 2012: 96-97). 11. Google Analytics Google Analytics adalah layanan gratis dari Google yang menampilkan statistik pengunjung sebuah situs web. Google Analytics dapat menelusuri pengunjung berdasarkan informasi halaman pengacu, termasuk mesin pencari, iklan, jaringan pay-per-click, email marketing, dan juga tautan yang terkandung dalam dokumen PDF. Jika diintegrasikan dengan AdWords, Google Analytics juga bermanfaat untuk menganalisis efektfitas iklan AdWords yang dipasang di Google. Dengan Google Analytics, pengguna dapat mengetahui iklan dan kata kunci apa yang
21
paling banyak merujuk ke situs web pengguna. Aplikasi Google Analytics dapat di akses melalui alamat http://google.com/analytics/. Google Analytics juga digunakan untuk mengetahui kepadatan trafik dari website/blog. Dengan menggunakan Google Analytics seseorang dapat membuat report tentang trafik website/blog dalam jangka waktu harian, mingguan, atau bulanan. Untuk mendaftar pada Google Analytics, seseorang hanya perlu memiliki akun Google (Wikipedia). 12. Wartawan Pasal 1 ayat (4) UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers menyebutkan wartawan adalah orang yang secara teratur melakukan kerja jurnalistik. Sementara, Pasal 1 ayat (1) menjelaskan bahwa Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menampikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia. Wartawan wajib mematuhi kode etik jurnalistik seperti ditentukan dalam pasal 7 UU Pers. Meski bergabung dengan organisasi wartawan bukan suatu kewajiban, wartawan yang tidak tergabung dalam organisasi, tetap
terikat pada Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI) yang
ditetapkan oleh Dewan Pers.
22
I. Sistematika Penulisan Tugas Akhir Sistematika penulisan Tugas Akhir ini secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut: Bab I yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup, metode penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, dan diikuti dengan sistematika penulisan tugas akhir. Bab II berisi gambaran umum portal GudegNet meliputi letak geografis, sejarah, konten, struktur organisasi beserta arahan kerja, dan ruang lingkup kegiatan portal GudegNet Bab III berisi pembahasan yang meliputi berita pariwisata yang diminati pembaca, analisa framing berita pariwisata portal GudegNet dengan respon terbanyak, dan karakter berita pariwisata pada portal GudegNet. Bab IV yaitu penutup yang berisi kesimpulan dan saran untuk portal GudegNet.