BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan mempunyai kewajiban untuk melayani pasien dengan fasilitas yang lengkap serta pelayanan yang cepat dan tepat. Untuk mencapai hal tersebut manajemen
rumah
(Rhesavani,
2013).
sakit
harus
Seiring
dilaksanakan
dengan
dengan
perkembangan
benar zaman,
manajemen rumah sakit yang pada mulanya murni bersifat sosial berkembang menjadi bersifat sosio-ekonomis. Menurut Hatta (2011), sistem informasi yang pada mulanya hanya berorientasi pada pelayanan
mediknya
saja
lama-lama
berkembang
menjadi
memperhitungkan biaya produksi. Namun, tujuan utama dalam pelayanan
kesehatan
adalah
menghasilkan
outcome
yang
menguntungkan bagi pasien, provider, dan masyarakat. Informasi mengenai pelayanan kesehatan, baik dari seluruh pengguna jasa pelayanan medis maupun seluruh individu dalam populasi diperlukan sebagai sumber data untuk dapat menjawab pertanyaan mengenai persamaan (equity), efisiensi (efficiency), dan mutu pelayanan kesehatan (quality) (EEQ), sehingga manajemen informasi dan teknologinya dalam banyak hal sangat diperlukan dalam manajemen klinis untuk mendapatkan informasi yang benar dan akurat.
1
2
Salah satu upaya pelayanan kesehatan dalam meningkatkan mutu pelayanan adalah dengan menciptakan pelayanan yang cepat, tepat, dan akurat, baik dalam pelayanan medis maupun nonmedis. Peran rekam medis dalam peningkatan mutu pelayanan ini yaitu dengan memberikan pelayanan yang cepat, pengolahan data yang tepat, dan akan diperoleh keluaran informasi yang akurat, relevan, serta tepat waktu. Hal tersebut akan terwujud apabila data yang dimasukkan lengkap dan benar. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem informasi rumah sakit (SIRS). Menurut Permenkes 1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang SIRS, ada dua macam pelaporan, yaitu pelaporan terbarukan dan pelaporan periodik. Oleh karena itu, petugas rekam medis harus mampu mengolah datadata yang ada secara cepat agar menghasilkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kegiatan pengolahan datadata tersebut akan lebih efektif dan efisien apabila menggunakan perangkat lunak komputer. Menurut Rustiyanto (2010), Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mencakup semua pelayaan kesehatan (rumah sakit) disemua tingkatan administrasi yang dapat memeberikan informasi kepada
3
pengelola
untuk
proses
manajemen
(berhubungan
dengan
pengumpulan data, pengolahan data, penyajian informasi, dan analisa)
pelayanan
rumah
sakit.
Sistem
ini
dirancang
untuk
meningkatkan kinerja petugas, diantaranya dokter dan asisten dokter, bidan dan perawat, staff administrasi dan personlia, apoteker, logistik, dan top manajerial. Oleh karena itu sudah semestinya sistem informasi yang ada membantu pekerjaan dari petugas lebih mudah dan lebih cepat terselesaikan. Kebutuhan sistem informasi pada rumah sakit bahkan telah ditetapkan sebagai suatu kewajiban, seperti yang tertuang pada Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, pasal 52 ayat 1 yang berisi setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan
rumah
sakit
dalam
bentuk
sistem
informasi
manajemen rumah sakit. Peran sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) harus dimanfaatkan
secara
maksimal
untuk
membantu
kelancaran
pelayanan. Dalam usaha memanfaatkan SIMRS secara optimal maka selalu dilakukan pengembangan sistem sehingga akan memperkaya kemampuan
suatu
sistem.
Dengan
begitu
diharapkan
terjadi
kesesuaian antara kebutuhan pengguna dengan kemampuan yang dimiliki sistem. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 2 Januari 2014, di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S.
4
Hardjolukito Yogyakarta dengan melakukan wawancara kepada petugas pendaftaran dan petugas bagian EDP, sistem informasi rumah sakit sekarang ini sedang dalam tahap pengembangan, yaitu pengembangan tahap pertama yang mulai diimplementasikan akhir tahun 2012, dan menurut keterangan petugas, sistem yang ada masih sangat sederhana dan belum sepenuhnya membantu kegiatan yang harus dilakukan. Salah satunya adalah belum dapat digunakannya SIMRS untuk mencetak kartu berobat sehingga pekerjaan tersebut masih
dilakukan
secara
manual
yang
mengakibatkan
ketidakseragaman penulisan antara informasi dalam SIMRS dengan informasi dalam kartu berobat. Dalam
upaya
melakukan
pengembangan
sistem
maka
diperlukan observasi kembali terhadap sistem informasi rumah sakit yang sedang berjalan, untuk itu peneliti tertarik melihat SIMRS bagian rawat jalan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjolukito Yogyakarta terkait kesesuaian dari kemampuan teknologi pada SIMRS untuk melaksanakan pekerjaan sesuai standard operating procedure di bagian pelayanan rawat jalan. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau masukkan dalam rangka pengembangan sistem informasi manajemen rumah sakit, khususnya pada pelayanan rawat jalan, yang akan dilakukan Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjolukito Yogyakarta.
5
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Bagaimana Kesesuaian Kemampuan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dengan Standard Operating Procedure pada Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjlolukito Yogyakarta?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui Kesesuaian Kemampuan Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit
dengan
Standard
Operating
Procedure
pada
Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui uraian pekerjaan pada pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. b. Mengetahui kemampuan SIMRS pada pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjolukito Yogyakarta c. Mengetahui kesesuaian antara uraian pekerjaan pengguna dengan kemampuan SIMRS pada Pelayanan Rawat Jalan di
6
Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjolukito Yogyakarta.
D. Manfaat 1. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit 1) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam upaya pengembangan SIMRS pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. 2) Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi pengguna atau user terkait pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) b. Bagi Peneliti 1) Dengan penelitian ini peneliti dapat menerapkan teori yang diperoleh selama di bangku perkuliahan ke dalam praktek sesungguhnya. 2) Penelitian ini juga menambah pengalaman dan meningkatkan pengetahuan bagi kepentingan profesionalisme dimasa yang akan datang.
7
2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah referensi dalam membandingkan teori yang ada dengan praktek di lapangan. b. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan/referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya yang sesuai dengan materi yang berhubungan dengan materi yang diambil.
E. Keaslian Menurut sepengetahuan peneliti, penelitian yang serupa dengan
penelitian
“Kesesuaian
Kemampuan
Sistem
Informasi
Manajemen Rumah Sakit dengan Standard Operating Procedure pada Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjolukito Yogyakarta”, yaitu: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Surya Graha Pratama (2010), dengan
judul
“Pelaksanaan
Penerimaan
Pasien
dengan
Menggunakan Sistem Informasi Rekam Medis di Rumah Sakit Prof. Dr. Soeroyo Magelang”. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian diskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk memberikan gambaran pelaksanaan sistem informasi rekam medis di TPP Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soeroyo Magelang. Rancangan penelitian ini
8
menggunakan cross sectional subjek yang diteliti adalah semua petugas rekam medis dan kepala rekam medis. Objek penelitian ini adalah pelaksanaan sistem informasi rekam medis yang ada di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soeroyo Magelang. Persamaan penelitian yang dilakuakan oleh peneliti dan penelitian yang dilakukan oleh Surya Graha Pratama terletak pada jenis penelitian dan rancangan penelitian, yaitu diskriptif kualitatif dengan pengambilan data cross sectional. Selain itu juga membahas tentang keterkaitan rekam medis dengan penerapan sistem informasi. Perbedaan penelitian yang dilakuakan oleh peneliti dan penelitian yang dilakukan oleh Surya Graha Pratama terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian, subjek penelitian yaitu petugas di bagian pendaftaran dan EDP. Perbedaan lainnya terletak pada tujuan, peneliti bertujuan mengetahui kesesuaian SIMRS dengan Standart Operating Procedure pada pelayanan rawat jalan di Rumah
Sakit
Pusat
Angkatan
Udara
dr.
S.
Hardjolukito
Yogyakarta. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Futihatur Rahmawati (2013), dengan judul “Tinjauan Pengimplementasian Electroic Health record (EHR) pada Instalasi Rekam Medis di RS Akademik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta” .
9
Tujuan penelitian Futihatur Rahmawati adalah mengetahui pelaksanaan sistem EHR, serta mengidentifikasi kendala yang ada pada EHR di Instalasi Rekam Medis RS Akademik UGM Yogyakarta. Penelitian
Futuhatur
Rahmawati
menggunakan
jenis
penelitian deskriptif pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data secara fenomolgi. Subjek penelitian adalah petugas instalasi rekam medis dan petugas bagian IT, sedangkan objek penelitian ini adalah sistem EHR di RS Akademik UGM Yogyakarta. Hasil penelitian Futihatur Rahmawati (2013) adalah tinjauan pengimplementasian dilaksanakan pada unit rekam medis di bagian
pendftaran rawat jalan, rawat darurat, dan rawat inap
dengan mengentri data sosial, sub kunjungan, sub layanan, lalu sub rujukan internal
dan tersinkronisasi langsung ke komputer
dokter dengan memunculkan notifikasi. Pengkodean juga telah dilaksanakan baik dan mudah dengan EHR tinggal mengentri diagnosis dan muncul kode yang diinginkan. Selain itu pelaporan baru dilaksanakan RL 1.1 dan RL 4.b untuk ekternal, sedangkan internal yaitu laporan harian rumah sakit, laporan kunjungan, laporan diagnosis list, laporan tindakan keperawatan dan laporan pasien setiap dokter. Kendala yang muncul dalam pelaksanaan EHR adalah belum adanya kebijakan mengenai keterlambatan pengkodean, kurangnya pengembangan sistem terkait pencarian
10
data pada pelaksanaan pelaporan dan belum adanya manual book dalam pelaksanaan EHR. Persamaan penelitian yang dilakuakan oleh peneliti dan penelitian yang dilakukan oleh Futihatur Rahmawati (2013) terletak pada jenis penelitian dan rancangan penelitian, yaitu diskriptif kualitatif. Selain itu juga membahas tentang keterkaitan rekam medis dengan penerapan sistem informasi. Perbedaan penelitian yang dilakuakan oleh peneliti dan penelitian yang dilakukan oleh Futihatur Rahmawati (2013) terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian, dan subjek penelitian. Perbedaan lainnya terletak pada pengumpulan data secara
fenomologi
tujuan,
peneliti
bertujuan
mengetahui
kesesuaian SIMRS dengan Standard Operating Procedure pada pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Hanung Dwi Prasetyo (2011) dengan judul “Evaluasi Menu Aplikasi SIMPUS di Bagian Tempat Pendaftaran Puskesmas Umbulharjo 1 Yogyakarta”. Tujuan penelitian Hanung Dwi Prasetyo (2011) adalah untuk mengevaluasi menu aplikasi SIMPUS di tempat pendaftaran Puskesmas Umbulharjo I dan mengetahui sistem keamanan aplikasi Simpusdi Puskesmas Umbulharjo I.
11
Hasil dari
penelitian yang dilakukan oleh Hanung Dwi
Prasetyo (2011) adalah evaluasi menu pada aplikasi SIMPUS di bagian pendaftaran Puskesas Umbulharjo I mulai dari entry data sosial pasien yang dilakukan setelah pasien selesai berobat karena pada lembar registrasi pasien ada diagnosis dan nama obat. Sensus kunjungan harian pasien belum bisa menampilakan tujuan dan jenis pasien, bisa menampilkan jenis pasien asuransi atau pasien umum/bayar sendiri, tidak ada fasilitas janjian pendaftaran, tidak bisa mengirimkan data kunjungan ke klinik, laboratorium atau apotik karena tidak terhubung dengan LAN. Pada aplikasi SIMPUS di Puskesmas Umbulharjo I belum ada sistem keamanannya yang berupa menu login, password, dan prosedur keamanan Persamaan penelitian yang dilakuakan oleh peneliti dan penelitian yang dilakukan oleh Hanung Dwi Prasetyo (2011) yaitu keduanya menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan data melalui wawancara dan observasi. Perbedaan penelitian yang dilakuakan oleh peneliti dan penelitian yang dilakukan oleh Hanung Dwi Prasetyo terletak pada lokasi
penelitian,
waktu
penelitian,
dan
subjek
penelitian
Perbedaan lainnya terletak pada tujuan, peneliti bertujuan mengetahui kesesuaian SIMRS dengan Standard Operatingl
12
Procedure pada pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Catherine M DesRoches, dkk (2008) dengan judul “Electronic Health Record in Ambulatory Care”. Metode dalam penelitian ini adalah dengan mengadakan survey pada 2.758 dokter, yang mewakili tingkat respon 62%. Hasilnya adalah dokter yang menggunakan EHR percaya bahwa sistem akan meningkatkan kualitas perawatan dan umumnya puas dengan sistem. Sistem tersebut memiliki minimal standar yang terangkum dalam tabel survey item kegunaan EHR. Namun pada awal 2008 sistem ini hanya digunakan oleh segelintir dokter di United States. Persamaan dari penelitian Catherine M, dkk (2008) adala objek yang dilihat yaitu sistem informasi kesehatan, sedangkan perbedaanya terletak pada jenis penelitian dan tujuan penelitian.