BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1/1974) Kehidupan perkawinan adalah kehidupan dari pasangan pria dan wanita yang disahkan secara hukum dan agama dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia. Untuk menjadi pasangan yang bahagia, suami-istri harus saling mengenal dan menerima pasangannya, saling mencintai, saling memiliki komitmen terhadap pasangannya, tetap bersama dalam senang dan susah, saling membantu dan mendukung, memiliki komunikasi yang lancar dan terbuka, serta menerima keluarga pasangannya sebagaikeluargannya sendiri (Feldman, 2002). Masa dewasa muda adalah masa bagi kehidupan seseorang yang berusia antara 20 – 40 tahun. Pada masa ini, keadaan fisik berada pada kondisi puncak dan kemudian menurun secara perlahan. Dalam sisi perkembangan psikososial, terjadi proses pemantapan kepribadian dan gaya hidup serta merupakan saat membuat keputusan tentang hubungan yang intim. Pada saat ini, kebanyakan orang menikah dan menjadi orang tua (Feldman, 2010). Di Indonesia satu dari lima penduduk berada dalam rentan usia remaja, menurut data profil Kesehatan Indonesia tahun 2012, 21 % populasi penduduk
1
Indonesia berusia remaja 10 – 19 tahun, dan separuh dari jumlah itu adalah remaja putri dan banyak dari mereka yang harus mengalami resiko kehamilan diusia muda, baik yang diinginkan maupun tidak. (Depkes RI, 2012). Diperkirakan 70.000 orang remaja putri umur antara 15 sampai 19 tahun meninggal setiap tahun karena selama kehamilan dan persalinan. Lebih dari 1.000.000 orang bayi yang dilahirkan oleh remaja putri meninggal sebelum ulang tahu pertamanya ( sebelum berusia 1 tahun). sedangkan remaja umur 15 – 19 tahun setiap tahunnya melahirkan sebanyak 15 juta orang, (BKKBN, 2011) Data survey kesehatan ibu dan anak tahun 2010 menunjukan usia rata-rata ibu yang hamil untuk pertama kali adalah 18 tahun. 46 % perempuan di Indonesia hamil dibawah usia 20 tahun, dimana daerah pedesaan memiliki angka lebih tinggi (51 %) dibandingkan perkotaan (37 %). Perkawinan usia dini memberikan kontribusi terhadap angka ini terutama didaerah pedesaan. (Depkes RI, 2010). Pernikahan dini merupakan fenomena social yang sering terjadi khususnya di Indonesia. Fenomena pernikahan anak di bawah umur bila diibaratkan seperti fenomena gunung es, sedikit di permukaan atau terekspos dan sangat marak di dasar atau di tengah masyarakat luas. Dalih utama yang digunakan untuk memuluskan jalan melakukan pernikahan dengan anak di bawah umur adalah mengikuti sunnah Nabi SAW. Namun, dalih seperti ini biasa jadi bermasalah karena masih terdapat banyak pertentangan di kalangan umat muslim tentang kesahihan informasi mengenai pernikahan anak di bawah umur yang dilakukan Nabi SAW dengan Aisyah r.a. Selain itu, peraturan perundang –
undangan yang belaku di Indonesia dengan sangat jelas menentang keberadaan pernikahan anak di bawah umur. Jadi tidak ada alasan lagi pihak – pihak tertentu untuk melegalkan tindakan mereka yang berkaitan dengan pernikahan anak di bawah umur (Jayadiningrat, 2010) Beberapa kasus kesehatan yang terjadi pada pernikahan usia muda adalah, kejadian
perdarahan
saat
persalinan,
anemia,
dan
komplikasi
serta
mengakibatkan kematian ibu saat melahirkan. Selain itu, perempuan yang hamil pada usia muda berpotensi besar untuk melahiran anak dengan berat lahir rendah, kurang gizi dan anemia. Selain dampak buruk dari segi kesehatan, pernikahan usia dini juga berdampak buruk ditinjau dari sisi sosial, pernikahan dini dapat mengurangi harmonisasi keluarga serta meningkatnya kasus perceraian. Hal ini disebabkan oleh emosi yang masih labil, gejolak darah muda, cara pikir yang belum
matang,
ego
yang
tinggi
serta
kurangnya
kesadaran
untuk
bertanggungjawab dalam kehidupan berumah tangga sebagi suami-istri (Wilda, 2012) Kabupaten Aceh Besar menurut data dari Kantor Depertemen Agama Aceh Besar tahun 2013 sampai bulan April tercatat ada 541 remaja putri yang menikah dibawah usia 20 tahun. Sedangkan Data Kantor Urusan Agama Kecamatan Sukamakmur pada tahun 2012 terdapat remaja yang menikah dibawah usia 20 tahun 149 orang. Di Desa Tampok Blang Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar sampai bulan April 2013 terdapat 41 orang yang menikah 23 orang (56,1%) diantaranya menikah pada usia dibawah 18 tahun, tingginya masyarakat
menikahkan anaknya pada usia dini menandakan masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya pernikahan pada usia dini. Dari hasil wawancara yang menulis lakukan di Desa Tampok Blang Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar terhadap keluarga yang menikahkan anaknya pada usia dini maka disimpulkan yang menjadi faktor penyebab dilakukannya pernikahan dini adalah faktor pengetahuan yang masih kurang, pendidikan keluarga yang rendah, keadaan ekonomi keluarga yang lemah, dan faktor usia kepala keluarga. Melihat permasaalahan itu diatas, maka penulis tertarik untuk membahas suatu masalah dalam bentuk proposal dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Orang Tua Menikahkan Anaknya Pada Usia Dini Di Desa Tumpok Blang Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar tahun 2013 ”. B. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi perumusan masalah adalah bagaimana FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Orang Tua Menikahkan Anaknya Pada Usia Dini Di Desa Tumpok Blang Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar tahun 2013. C. Tujuan Penelitian. 1. Tujuan Umum Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Orang Tua Menikahkan Anaknya Pada Usia Dini Di Desa Tumpok Blang Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar tahun 2013.
2. Tujuan Khusus. a. Untuk mengetahui pengaruhi pengetahuan Orang Tua untuk Menikahkan Anaknya Pada Usia Dini Di Desa Tumpok Blang Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar. b. Untuk mengetahui pengaruhi pendidikan Orang Tua untuk Menikahkan Anaknya Pada Usia Dini Di Desa Tumpok Blang Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar ua. c. Untuk mengetahui pengaruhi usia Orang Tua untuk Menikahkan Anaknya Pada Usia Dini Di Desa Tumpok Blang Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar. d. Untuk mengetahui Untuk mengetahui pengaruhi pendapatan Orang Tua untuk Menikahkan Anaknya Pada Usia Dini Di Desa Tumpok Blang Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar. D. Mamfaat Penelitian. 1. Untuk Peneliti. a. Untuk peneliti kegiatan merupakan sarana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan wawasan khususnya Faktor-Faktor yang mempengaruhi Usia Pernikahan Dini. b. Sebagai informasi, terutama bagi peneliti tentang Faktor-Faktor yang mempengaruhi Usia Pernikahan Dini. 2. Untuk Institusi. a. Untuk institusi pendidikan yaitu sebagai salah satu syarat atau bukti telah melaksanakan tugas terakir, disamping itu untuk menambah bahan dan
informasi bagi semua pihak. b. Untuk dapat menjadi bahan masukan dan referansi bagi penelitian lainnya. 3. Untuk lokasi penelitian. a. Untuk Desa Tampok Blang Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar dapat menjadi informasi dan data tentang Faktor-Faktor yang mempengaruhi Usia Pernikahan Dini. b. Untuk Remaja dapat menjadi pedoman untuk meningkatkan pengetahuan tentang Faktor-Faktor yang mempengaruhi Usia Pernikahan Dini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkawinan Usia Dini 1. Pengertian perkawinan. Adalah suatu perkawinan sepasang mempelai yang dipertemukan secara formal di hadapan penghulu/kepala agama, para saksi dan sejumlah hadirin yang disahkan secara resmi sebagai suami isteri dengan upacara ritual-ritual tertentu. Dimana bentuk proklamasi laki-laki dan wanita bersifat dwi tunggal yakni saling memiliki satu sama lain. (BKKBN, 2007) Menikah dapat diartikan secara sederhana sebagai persatuan dua pribadi yang berbeda. Konsekuensinya, akan banyak terdapat perbedaan yang muncul. Mengapa saat pacaran hal itu tidak menjadi soal? Proses pacaran pada intinya adalah mekanisme untuk mempelajari dan menganalisis kepribadian pasangan serta belajar saling menyesuaikan diri dengan perbedaan tersebut. Dalam pacaran, akan dilihat, apakah perbedaan tersebut masih dapat ditolerir atau tidak. Namun masalahnya, selama masa pacaran orang sering mengabaikan realita sehingga kurang peka terhadap permasalahan atau perbedaan yang ada – bahkan seringkali mereka memasang harapan bahwa semua itu “akan berubah” setelah menikah. Yang sering terjadi, banyak pasangan yang kecewa karena harapan mereka tidak terwujud dan tidak ada perubahan yang terjadi, bahkan setelah bertahun-tahun menikah (Chairy, 2004)
Satu hal yang sering kurang disadari oleh orang yang menikah adalah bahwa bersatunya dua pribadi bukanlah persoalan yang sederhana. Setiap orang mempunyai sejarahnya sendiri-sendiri dan punya latar belakang yang seringkali sangat jauh berbeda, entah itu latar belakang keluarga, lingkungan tempat tinggal atau pun pengalaman pribadinya selama ini. Pernikahan adalah salah satu tanda kekuasaan Allah Ta`ala dan karuniaNya, sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah di dalam Al-Qur`an surah Ar-Rum ayat 21, yang artinya:"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." 2. Perkawinan Dini Pernikahan dini dikaitkan dengan waktu, yaitu sangat awal. Bagi orang-orang yang hidup abad 20 atau sebelumnya, pernikahan seorang wanita pada usia 13-16 tahun atau pria berusia 17-18 tahun adalah hal yang biasa. Tetapi bagi masyarakat kini, hal itu merupakan sebuah keanehan. Wanita yang menikah sebelum usia 20 tahun atau pria sebelum 25 tahun dianggap tidak wajar. Tapi hal itu memang benar adanya, remaja yang melakukan pernikahan sebelum usia biologis maupun psikologis yang tepat rentan menghadapi dampak buruknya (Ami, 2007). Banyak efek negatif dari pernikahan dini. Pada saat itu pengantinnya belum siap untuk menghadapi tanggung jawab yang harus diemban seperti
orang dewasa. Padahal kalau menikah itu kedua belah pihak harus sudah cukup dewasa dan siap untuk menghadapi permasalahan-permasalahan baik itu ekonomi, pasangan, maupun anak. Sementara itu mereka yang menikah dini umumnya belum cukup mampu menyelesaikan permasalahan secara matang. (BKKBN, 2007) Remaja yang menikah dini baik secara fisik maupun biologis belum cukup matang untuk memiliki anak. Sehingga kemungkinan anak dan ibu meninggal saat melahirkan lebih tinggi. Idealnya menikah itu pada saat dewasa awal yaitu sekira 20-sebelum 30 tahun untuk wanitanya, sementara untuk pria itu 25 tahun. Karena secara biologis dan psikis sudah matang, sehingga fisiknya untuk memiliki keturunan sudah cukup matang. Artinya risiko melahirkan anak cacat atau meninggal itu tidak besar. Sebenarnya kalau kematangan psikologis itu tidak ditentukan batasan usia, karena ada juga yang sudah berumur tapi masih seperti anak kecil. Atau ada juga yang masih muda tapi pikirannya sudah dewasa. Kondisi kematangan psikologis ibu menjadi hal utama karena sangat berpengaruh terhadap pola asuh anak di kemudian hari. (BKKBN, 2007) 3. Resiko Perkawinan dini Selama
pubertas
tulang
dan
organ
reproduksi
mengalami
perkembangan. rasio atau perbandingan organ kandungan wanita muda antara corpus ke isthmus dan cervix belumlah sempurna. Corpus uterus (kandungan) ibu muda lebih kecil karena proses pertumbuhan uterus itu sendiri masih berlangsung dan belum sempurna, Rasio corpus dan cervix hanya 1:1,
sedangkan pada wanita dewasa perbandingannya adalah 2:1. Organ reproduksi yang immature ini menjelaskan mengapa kehamilan muda memiliki resiko bagi kesehatan ibu dan bayinya, selain itu banyak para remaja putri terutama di Indonesia memiliki postur tubuh yang kecil, menyebabkan kesulitan saat persalinan, keadaan ini dikenal sebagai Cephalo pelvic disproporsi (Disproporsi kepala panggul) sangat mungkin terjadi. (Ami, 2007). a.
Resiko Kehamilan Kehamilan adalah adanya pertemuan antara sel telur dan sel mani dalam saluran telur yang karena adanya dorongan dari saluran telur terdapat ovum yang telah dibuahi, sehingga ovum masuk kerongga rahim disitu akan tumbuh menjadi janin dan berkembang. Untuk terjadinya kehamilan diperlukan dua hal penting yaitu ovum dan sperma. Ovum berasal dari indung telur dan setiap bulan biasanya ada satu ovum yang matang, datangnya sperma berasal dari ayah, dalam satu tetes air mani terdapat seperempat sampai satu juta sperma. Bila terjadi pembuahan dimana satu sperma ada yang dapat bersatu dengan satu ovum akan membentuk zigot. (Depkes RI, 2000). Tanda Bahaya kehamilan adalah setiap faktor yang berhubungan dengan meningkatnya kesakitan dan kematian maternal, kematian ibu hamil sampai dengan 42 hari setelah kehamilan selesai. (Depkes RI, 2000).
a. Faktor – faktor resiko sebelum kehamilan. 1) Jarak antara dua kelahiran kurang dari dua tahun. 2) Usia ibu dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun. 3) Ibu telah memiliki 4 orang anak atau lebih. 4) Ibu pernah mengalami persalinan dengan bayi lahir sebelum waktunya dan berat bayi yang kurang dari 2 kg pada waktu lahir. 5) Ibu pernah mengalami kesulitan pada saat persalinan atau operasi Caesar. 6) Ibu pernah mengalami pengguguran kandungan. 7) Tinggi badan ibu kurang dari 145 Cm. 8) Berat badan ibu kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 Cm. 9) Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul. 10)
Riwajat
keluarga
memderita
penyakit
kencing
manis,
hypertensi dan riwayat cacat congenital. (Depkes RI, 2000). b. Tanda Bahaya Pada Kehamilan. Tanda Bahaya kehamilan merupakan keadaan penyimpanan dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Semakin banyak di temukan faktor resiko pada seseorang ibu hamil, maka semakin tinggi resiko kehamilannya. Tanda bahaya pada kehamilan meliputi
1) Ibu Hamil tidak mau makan dan muntah terus. Ibu hamil yang mengalami muntah – muntah terus (hyperemisis gravidarum ), keadaan disebabkan oleh karena kurang mampunya tubuh beradaptasi akan kadar hormon yang meningkat karena adanya janin dalam kandungan, muntah yang terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan syok karena kurangnya cairan dalam tubuh ibu. 2) Kurang Darah (Anemia) Ditandai dengan pucat, lesu, lemah, pusing dan sering sakit, pemeriksaan Hb kurang dari 8 gram %. Anemia atau kurang darah merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu. Ibu hamil yang anemia tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh ibu dan janin akan nutrisi dan oksigen
yang
dibawa
dalam
darah,
sehingga
pertumbuhan bayi terganggu. Wanita yang anemia saat melahirkan dapat mengalami syok karena kehilangan banyak darah dan dapat menyebabkan kematian. 3) Berat badan ibu tidak naik. Selama kehamilan, ibu hamil diharapkan mengalami pertumbuhan janin. Tidak adanya kenaikan berat badan yang diharapkan menunjukan kondisi malnutrisi ibu mengindikasikan pertumbuhan janin yang terhambat. 4) Bengkak tangan/wajah, pusing dan kejang. Dapat merupakan tanda adanya preeklamsi, yaitu meningkatnya
tekanan darah pada kehamilan. Biasanya terjadi pada usia kehamilan 20 minggu (akhir semester 2 atau pada semester 3) walau dapat dijumpai
lebih awal, preeklamsi merupakan penyumbang
angka kematian ibu dan bayi yang tinggi. Preeklamsi dapat diikuti terjadinya eklamsi yaitu kejang dengan disertai peningkatan tekanan darah. Satu dari 50 wanita dan satu dari 14 bayi meninggal dunia yang disebabkan oleh eklamsi. (DepKes RI, 2005) 5) Gerakan Janin berkurang atau tidak ada. Sejak usia kehamilan 5 bulan, ibu sebaiknya memantau gerakan janin. Gerakan janin diharapkan dirasakan olah ibu 3 kali setiap jam, jika ibu merasa kurang dari itu, menunjukkan bayi tidak aktif, harus berkonsultasi dengan bidan atau dokter. 6) Penyakit ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan. Ibu dengan sakit jantung beresiko hamil karena pada keadaan kehamilan jantung dituntut bekerja lebih keras untuk memompa darah. Ibu hamil dengan penyakit jantung juga beresiko melahirkan bayi dengan barat badan lahir rendah. 7) Ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini mempermudah terjadinya infeksi pada kandungan yang membahayakan jiwa ibu. 8) Kehamilan tidak maju. Dapat terjadi karena kontraksi yang tidak tepat, malposisi, cephalo pelvic disproportion . kehamilan yang terhambat ini dapat
mengakibatkan infeksi postpartum yang berat dan meningkatkan resiko penyakit radang panggul, kemandulan dan lika neurologist. Wanita dengan kehamilan tidak maju segera dirujuk kerumah sakit. 9) Pendarahan Pendarahan pada
awal
kehamilan dapat
merupakan tanda
keguguran, pendarahan pada usia kehamilan 4 sampai 9 bulan dapat menunjukan plasenta letak rendah dalam rahim dan dapat menutup jalan lahir. Pendarahan pada akhir kehamilan dapat merupakan tanda plasenta terlepas dari rahim, perdarahan yang hebat dan terus menerus setelah melahirkan dapat menyebabkan ibu kekurangan darah dan merupakan tanda bahaya dimana ibu bersalin harus segera mendapat pertolongan yang tepat dari bidan atau dokter ( DepKes RI, 2005). Ditinjau dari segi gizi kehamilan pada remaja merupakan hal yang beresiko. Gizi yang diperlukan oleh para remaja yang hamil ini berkonpetisi antara kebutuhan mereka terhadap pertumbuhan dan perkembangan dan perkembangan janin. beragam resiko terjadinya anemia, bayi premature, bayi berat lahir rendah, kematian bayi dan penyakit menular seksual meningkat pada remaja yang hamil sebelum usia 16 tahun. Perilaku pola makan yang tidak sehat pada remaja sebelum mereka hamil, asupan makanan yang tidak mencukupi zat-zat gizi seperti
Karbohidrat, protein, kalsium, Zat besi, seng, riboflavin, asam folat dan vitamin A, D dan B6. b.
Resiko Persalinan a. Partus macet Karena adanya disproporsi kepala panggul maka pertolongan persalinan harus dilakukan dengan operasi ceasar, yang tentu saja harus dilakukan di fasilitas kesehatan yang lengkap (namun ini menjadi masalah bagi mereka yang tinggal yang jauh dari fasilitas yang memiliki layanan operasio ceasar) b. Fistula Merupakan penyulit yang paling sering terjadi sebagai akibat dari partus macet yang tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Tekanan dari kepala bayi yang lama terhadap pelvis ibunya menguranggi aliran darah ke jaringan lunak di sekitar kantung kemih atau pencernaannya. yang mengakibatkan kemudian ibu merasakan nyeri secara fisik dan kesedihan secra emosional. 4. Pendarahan pasca persalinan termasuk masalah akibat anemia. Selama kehamilannya ibu muda cenderung mengalami anemia dibandingkan ibu lebih tua. Pendarahan merupakan penyebab tersering menyebabkan kematian ibu. (Ferdian, 2007)
3.
Resiko bagi bayi yang dilahirkan a.
Ibu muda searing mengalami pola makan yang buruk dan mengalami
pertambahan berat badan selama hamil yang tidak ade kuat. Bayi yang lahir dari ibu muda 2 – 6 kali lebih sering berat badan lahir rendah (BBLR) karena premature dan retardasi pertumbuhan selama dalam rahim.
b.
Bayi Dengan berat lahir rendah (BBLR) mungkin mengalami pertumbuha organ yang tidak sempurna yang dapat menyebabkan masalah pada paru-paru seperti respiratory distress syndrome atau masalah otak, dan masalah pencernaan atau retardasi mental.
c.
Kontrol terhadap suhu tubuh
dan kadar gula sulit diatur yang
mengakibatkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
B. Remaja 1. Pengertian Remaja Remaja (Adolescention) berasal dari kata lain, yaitu Adolescere yang berarti masa muda. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa (Rumini, dkk, 2004) Menurut World Health Organization (WHO) remaja adalah seseorang yang berusia 10-19 tahun. Menurut United Nation (UN) anak muda/remaja adalah seorang berusia 15-24 tahun. Ini kemudian distatuskan dalam batasan kaum muda ( Young Peopele) yang mencakup usia 10-24 tahun (wilopo, 2000) Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi
dewasa yang ditandai dengan perubahan-perubahan fisiologis dan kehidupan sosial (Napitu, 2005). Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai dan stres (Storm and Stress). Karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib sendiri, kalau terarah dengan baik maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggung jawab, tetapi kalau tidak terbimbing maka bisa menjadi seorang yang tidak memiliki masa depan dengan baik (Anonymos, 2001) 2. Macam-macam Remaja (Soetjiningsih, 2004) a. Masa remaja awal/dini (Early Adolescence) : umur 11-13 tahun b. Masa remaja pertengahan (Middle Adolescence) : umur 14-16 tahun c. Masa remaja Lanjut (Late Adolescence) : umur 17-20 tahun Menurut Depkes (2004) Tiga hal yang menjadikan masa remaja penting : a. Masa Remaja (usia 10 – 19 tahun), merupakan masa yang khusus dan sering disebut masa pubertas merupakan periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan spikhis. b. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik (organobiologik) secara cepat, yang tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental-emosional). Perubahan yang cukup besar ini dapat membingungkan remaja yang mengalaminya, karena itu perlu pengertian, bimbingan dan dukungan lingkungan disekitarnya.agar mereka dapat tumbuh
dan berkembang
menjadi manusia dewasa yang sehat baik jasmani, mental maupun psikososial.
c. Dalam lingkungan social tertentu, sering terjati perbedaan
perlakuan
terhadap remaja laki-laki dan perempuan. Bagi laki-laki masa remaja merupakan saat diperolehnya kebebasan, sewmentara untuk remaja perempuan merupakan saat dimulainya segala bentuk pembatasan (pingitan). Walaupun
dewasa ini praktek seperti itu telah jarang
dilakukan, namun perbedaan perlakuan terhadap remja laki-laki dan perempuan ini dapat menempatkan remaja perempuan dalam posisi yang dirugikan. kesetaraan perlakuan terhadap remaya laki-laki dan perempuan diperlukan dalam mengatasi masalah Kesehatan Reproduksi remaja, agar masalahnya dapat tertangani secara tuntas. (Depkes. RI, 2004) 3. Perkembangan fisik remaja putri Pada saat mencapai usia remaja putri, beberapa hormone / zat-zat dalam tubuh terutama hormone estrogen dan progesterone menjadi aktrif, dan tubuh mengalami perubahan, secara garis besar yaitu : Kulit dan rambut mulai berminyak. Keringat yang bertambah banyak. Tumbuhnya jerawat. Lengan dan kaki bertambah panjang. Pertumbuhan pada tulang pipi sehingga remaja putri tidak terlihat seperti anak – anak lagi. Buah dada/ payudara membesar. Bokong semakin membesar. Pinggul semakin lebar. Vagina mulai memproduksi cairan. Tumbuhnya bulu pada daerah kemaluan dan pubis. Ovarium semakin membesar. Terjadinya haid (menstruasi). (Wiknjosastro, 2005) Mentruasi adalah bagian dari siklus haid. pada fase pertama siklus ini, dinding rahim ( endometrium ) mengalami perkembangan sel yang pesat
yang memungkinkan terjadinya kehamilan. kemidiam, dengan siklus tertentu sebuah sel telur ( ovum ) dilepaskan dari ovarium (indung telur ), jika ketika dalam perjalanan nya, melalui tuba fallopi tidak dibuahi oleh sperma, maka jaringan ini karena tidak berguna lagi, akan dilepas dan terjadilah pendarahan, pelepasan ini disebut menstruasi. Yang terjadi setiap 28 hari.proses ini terus terjadi sampai terjadinya kehamilanatau saat berakirnya proses ovulasi pada masa menopause. (Muhktar, 2003) Organ reproduksi wanita.
Sumber : Anatomi dan Fisiologi untuk paramedic Evelyn C.Pearce Organ luar terdiri atas area yang dikenal sebagai vulva dengan struktur pembangun sepasang labia (Bibir) bagian luar dan dalam yang menutupi klitoris, lubang saluran kencing dan liang peranakan ( Vagina ). Fungsi vagina adalah untuk senggama (koitus ) dan melahirkan. Leher rahim semacam pintu masuk yang bisa terbuka menuju rahim, sehingga janin bisa keluar selama proses kelahiran. Rahim terbuat dari otot yang kuat dan tampak seperti lobang yang lebar. disaat rahim kosong, bentuknya seperti buah alpokat yang muda dan
segar. Rahim juga adalah sebuah tampat yang elastis, dimana janin bisa timbuh. Tuba
falopi
adalah
saluran
yang
digunakan
ovum
selama
perjalanannya dari ovarium menuju rahim. ururan kedua tuba fallopi pada kedua sisi rahim adalah sebesar buah anggur. Ovum dihasilkan oleh ovarium. ketika seorang anak perempuan lahir, terdapat sekitar 1 – 2 juta sel ovum pada ovariumnya, yang akan berkurang menjadi 300 – 400 ribu sel ketika memasiki usia remaja.
C. Faktor Yang mempengaruhi usia perkawinan dini Menurut Feldman, (2007) perkawinan pada usia dini dipengaruhi oleh pengetahuan orang tua tentang reproduksi sehat, tingkat pendidikan orang tua, status ekonomi keluarga, usia orang tua. 1. Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang
sangat
penting
untuk
terbentuknya
tindakan
seseorang
(Notoatmodjo, 2005). Sukmadinata (2003) menyatakan bahwa hal yang utama pada kehidupan manusia adalah mengetahui (knowing). Pengetahuan akan terbentuk melalui proses pengorganisasian pengetahuan baru dan struktur yang telah ada setelah pengetahuan baru tersebut diinterpretasikan melalui proses berfikir dan belajar.
Rogers (dalam Notoatmodjo, 2005) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. d. Trial, dimana subjek mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Menurut Notoatmodjo (2005) pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni : a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut dengan benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi atau keadaan yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan/ menguraikan atau menganalisis suatu material atau suatu objek ke dalam komponenkomponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Tolok ukur atau kriteria penilaian data merupakan sesuatu yang penting kedudukannya,
dan
harus
disediakan
sebelum
penelitian
bertolak
mengumpulkan data dilapangan (Arikunto, 2010). Pengetahuan ibu dibagi atas 3 katagori yaitu (Arikunto, 2002) a. Tinggi
: jika responden menjawaban benar 76 % - 100%.
b. Sedang
: Jika responden menjawaban benar 56% - 75 %.
c. Rendah
: jika responden menjawaban benar < 55 %.
2. Pendidikan orang tua Tingkat pendidikan yang diperoleh seseorang dari bangku sekolah dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Makin tinggi pendidikan seseorang makin tinggi pengetahuannya tentang kesehatan. menyatakan keterbatasan untuk memperoleh pendidikan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan serta upaya pencegahan penyakit. Pada kelompok masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah pada umumnya dengan status ekonomi rendah pula sehingga sulit untuk menyerap informasi mengenai
kesehatan disamping tidak mampu
mencukupi gizi (Bahar. 2003). Pendidikan adalah suatu proses yang unsurnya terdiri dari masukan (input) yaitu sasaran pendidikan (out put) yaitu suatu bentuk perilaku dan kemampuan dari saran–saran
pendidikan. Tujuan pendidikan untuk
mengubah perilaku masyarakat yang tidak sehat menjadi sehat. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan anggapan bahwa manusia selalu dapat belajar dan berubah, karena manusia selama hidupnya selalu berubah untuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. Berdasarkan proses Intelektual H.L Blum menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu proses utama menghasilkan perubahan perilaku manusia yang secara operasional. Tujuannya dibedakan menjadi tiga aspek yaitu, aspek pengetahuan
(Kognitif),
Aspek
Sikap
(afektif)
dan
Keterampilan
(Psikomotor) (Notoadmadjo, 2007). Jenjang pendidikan yang ditempuh dapat menggambarkan wawasan seseorang. Individu dengan pendidikan tinggi cenderung melakukan hal-hal yang lebih baik (Notoatmodjo, 2007). Tingkat Pendidikan dibagi 3 Katagori menurut Depdiknas, 2002 yaitu: a. Perguruan Tinggi atau Akademi (D III) dikelompokan pendidikan tinggi b. SLTA / Sederajat dikelompokan pendidikan menengah c. SD/ SLTP/ sederajat dikelompokan pendidikan dasar. 3. Penghasilan orang tua Terdapatnya penyebaran masalah kesehatan yang berbeda berdasarkan status sosial ekonomi pada umumnya dipengaruhi oleh 2 (dua) hal, yaitu: a. Karena terdapatnya perbedaan kemampuan ekonomis dalam mencegah penyakit atau mendapatkan pelayanan kesehatan, b. Karena terdapatnya perbedaan sikap hidup dan perilaku hidup yang dimiliki (Azwar, 2003). Status sosio ekonomi erat hubungannya dengan berbagai variabel sehingga merupakan karakteristik. Status sosio ekonomi erat hubungannya dengan
pekerjaan/jenisnya,
pendapatan
keluarga,
daerah
tempat
tinggal/geografis, kebiasaan hidup dan lain sebagainya. Status ekonomi berhubungan erat pula dengan faktor psikologi dalam masyarakat (Noor,N.N 2008). Hollingshead
dan Redlich
dalam melakukan penelitian sosial
menggunakan indikator pekerjaan, pendidikan dan keadaan tempat tinggal dalam menentukan status sosial ekonomi. Sedangkan Parker & Bennet memakai indikator pendapatan, pendidikan, jumlah anak dan sikap terhadap kesehatan (Azwar, 2010). Status ekonomi atau tingkat penghasilan keluarga akan mempengaruhi cara hidup/gaya hidup seseorang dan cara berprilaku. Keluarga dengan penghasilan tinggi cenderung mendapatkan kesempatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi tentang arti kesehatan dan manfaat sehat (Azwar, 2010). Dengan gaya hidup sehari-hari yang terbiasa menggunakan fasilitas yang berkualitas, maka orang dengan penghasilan tinggi akan mendapatkan informasi yang benar dan aktual. Demikian sebaliknya pada orang dengan pendapatan rendah biasanya akan kurang respon dengan hal – hal atau isue yang lagi dibicarakan (Azwar, 2010). Upah Minimum Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Rp. 1.550.000.perbulan. Ini menggambarkan bahwa penghasilan keluarga minimal untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar keluarga di Nanggroe Aceh Darussalam adalah Rp. 1.550.000.- perbulan. Bila penghasilan keluarga tidak mencapai Rp. 1.550.000.- perbulan, maka akan sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan
dasar keluarga, termasuk dalam memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan (Pergub Aceh / 2013) 4. Usia orang tua Usia adalah salah satu sifat karakteristik tentang orang yang sangat utama. Usia mempunyai hubungan dengan tingkat keterpaparan, besarnya risiko serta sifat resistensi. Perbedaan pengalaman terhadap masalah kesehatan/ penyakit dan pengambilan keputusan dipengaruhi
oleh usia
individu tersebut (Noor,N.N,2008). Usia adalah merupakan perhitungan usia yang dimulai dari sejak kelahiran
seseorang
sampai
dengan
waktu
perhitungan
usia
(http://WWW.id.wikipedia.org/wiki/umur dikutip pada tanggal 21 Juni 2011) Potter dan Perry (2007) mengatakan bahwa usia sangat mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku, yaitu seseorang akan sangat mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku, yaitu seseorang akan sangat mempengaruhi keyakinan dan tindakan seseorang terhadap status kesehatan dan pelayanan kesehatan. Menurut teori perkembangan psikososial tahap perkembangan manusia menurut umur (dewasa) dibagi menjadi 3 tahap yaitu : 1) Early adult hood (21-35 tahun) pada masa dewasa awal ini, hubungan social utama seseorang sudah terfokus pada partner dalam hubungan teman dan seks (perkawinan). 2) Young and middle adult hood (36-45 tahun) pada masa dewasa pertengahan ini, hubungan social seseorang terfokus pada pembagian tugas antara bekerja dengan rumah tangga dan pada masa
ini emosi sudah mulai stabil. 3) Later adult hood (>45 tahun) Pada masa dewasa akhir ini, hubungan kemasyarakatan dalam kelompok motivasi untuk hidup dan berkarier serta cenderung relative stabil dengan motivasi untuk hidup dan berkarier serta membantu sesama dengan baik
c. Kerangka Teotiris Berdasarkan teori Notoatmodjo (2003), Meliana (2005), Azwar (2003), maka kerangka teoritis dapat digambar sebagai berikut: Notoatmodjo (2003) - Pengetahuan - Pendidikan
Peter dan Perry (2007) - Usia
Pernikahan Dini
Azwar (2003) - Pendapatan
Gambar 2.1. Kerangka Teoritis
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep Berdasarkan teori Notoatmodjo (2003), Meliana (2005), Azwar (2003) maka dapat disimpulkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut: Variabel Independent
-
Pengetahuan
-
Pendidikan
Variabel Dependent
Pernikahan Dini -
Usia
-
Pendapatan
Gambar 3.1. Kerangka Konsep penelitian
B. Definisi Operasional Tabel 3.1. Definisi Operasional N o 1
2
Variabel Pernikahan dini
Defenisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Variabel Dependen pernikahan Wawancara Kuesioner pada usia dengan kreiteria: dibawah 18 -Ya jika menikahkan tahun anak pada usia dini - Tidak jika tidak menikahkan ank pada usia dini
Variabel Independen Pengetahuan Segala Wawancara Kuesioner orang tua sesuatu yang dengan kreiteria: diketahui -Baik jika Jawab orang tua benar > 76% tentang - Sedang jika jawab pernikahan benar 56–75 % usia dini - Kurang jika jawab benar <56%
3
Pendidikan orang tua
Mencakup jenjang pendidikan secara formal, yang telah diselesaikan orang tua
4
Usia orang Lama waktu tua yang telah dilalui orang tua mulai saat kelahiran sampai saat penelitian dilakukan
Wawancara dengan kreiteria: - Tinggi (D III/PT), - Menengah (SMA/ sederajat) - Dasar (SD/SLTP/ tidak sekolah)
Hasil Ukur
Skala Ukur
- Ya - Tidak
Ordinal
- Tinggi - Sedang - Rendah
Ordinal
Kuesioner
- Tinggi Ordinal - Menengah - Dasar
kuesioner Wawancara dengan kreiteria: - Dewasa awal umur 21-35 tahun - Dewasa menengah umur 36-45 tahun - Dewasa akhir umur > 45 tahun
Ordinal - Dewasa Awal - Dewasa menengah - Dewasa akhir
5
Pendapatan orang tua
Pendapatan yang diterima keluarga per bulan
Wawancara dengan Kuesioner kriteria: Cukup bila pendapatan ≥ UMP Rp.1.550.000 Kurang bila pendapatan < UMP Rp.1.550.000
- Cukup - Kurang
C. Hipotesis 1. Ada hubungan antara pengetahuan orang tua dengan terjadinya pernikahan dini 2. Ada hubungan antara pendidikan orang tua dengan terjadinya pernikahan dini 3. Ada hubungan antara usia orang tua dengan terjadinya pernikahan dini 4. Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan terjadinya pernikahan dini
Ordinal
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat Analitik dengan desain crossectional yaitu untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Orang Tua Menikahkan Anaknya Pada Usia Dini Di Desa Tumpok Blang Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar tahun 2013. B. Populasi dan sampel 1. Populasi. Populasi pada penelitian ini adalah semua orang tua yang telah menikahkan anaknya ditahun 2013 Di Desa Tampok Blang Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar berjumlah 35 orang sampai bulan April 2013. 2 Sampel Sampel dalam penelitian ini mengunakan total sampling yaitu Semua orang tua yang telah menikahkan anaknya ditahun 2013 Di Desa Tampok Blang Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar sebanyak 35 orang orang tua sampai bulai April 2013. Tehnik pengembilan sampel mengunakan total sampel yaitu semua populasi dijadikan sampel. C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat
penelitian telah dilakukan Di Desa Tampok Blang
Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar
2. Waktu Penelitian Penelitian telah dilakukan dari tanggal 28 sampai 29 Agustus 2013. D. Cara Pengumpulan Data 3. Teknik pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yang berada di Desa Tampok Blang Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar dengan mengadakan wawancara dengan menggunakan kuesioner yang berisikan daftar pertanyaan dengan pilihan jawaban yang telah disiapkan Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Kantor Camat Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar berupa data jumlah penduduk, Puskesmas berupa laporan bulanan KIA, dan referensi yang berkaitan dengan penelitian 2. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini berisikan 13 pertanyaan dengan rincian 10 pertanyaan pengetahuan tentang perkawinan dini, 1 pertanyaan pendidikan, 1 pertanyaan pendapatan dan 1 pertanyaan usia. b. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan memakai teknik manual, pelaksanaannya dilakukan sebagai berikut (Budiarto, 2002):
a. Editing Langkah ini bertujuan agar data yang diperoleh dapat diolah dengan baik untuk mendapatkan informasi yang tepat b. Coding Yaitu memberikan kode atau angka tertentu terhadap kuesioner yang diajukan c. Scoring yaitu setelah dilakukan pengecekan diberikan skor atas jawaban yang disajikan dalam kuesioner d. Tabulating Yaitu data yang dikumpulkan ditabulasi dalam bentuk tabel distribusi frekwensi 2. Analisa data. a. Univariat Data yang didapat dari pengisian kuesioner oleh responden kemudian dianalisa secara analitik dengan menghitung persentase setiap variabel dependen dan independen dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi untuk di narasikan dengan rumus (Budiarto, 2002)
P= Keterangan : P = Persentase f = Frekwensi n = Jumlah semua responden b. Bivariat (Crossectional) Untuk mengukur hubungan atau pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, dan dilakukan analisa silang dengan mengunakan tabel silang yang dikenal dengan Baris X Kolom (B x K) dengan derajat kebebasan (df)
yang sesuai. Skor diperoleh dengan mengunakan metode statistic Chi – Square Test ( X2) dengan rumus sebagai berikut Budiarto (2002) X2 =
(0 E ) 2 E
Keterangan : 0
= Frekwensi observasi
E
= Frekwensi harapan
Bila pada tabel contingency 3 x 2 terdapat nilai frekwensi harapan (expected frequensi) kurang dari 20 %, maka dilakukan marjer sel (grouping) atau pengabungan sel menjadi 2 x 2 dengan derajat kebebasan (df) yang sesuai. Jika setelah dilakukan penggabungan sel sehingga membentuk tabel contigency 2 x 2 dan masih terdapat nilai frekwensi harapan kurang dari 5, maka akan dilakukan upaya koreksi dengan mengunakan formula Yate`s correction, yaitu X2 =
[(0 E ) (0,5)]2 E
Adapun ketentuan yang di pakai dalam uji statistik ini adalah : 1. Ho diterima, jika X2 hitung < X2 tabel atau P – value ≥ α (0,05) artinya tidak ada pengaruh antara variabel yang diteliti dengan Usia Pernikahan Dini Di Desa Tampok Blang Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar 2. Ho ditolak, jika X2 hitung > X2 tabel atau P – value < α (0,05) artinya ada pengaruh antara variabel yang diteliti dengan Usia Pernikahan Dini Di Desa Tampok Blang Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar.
Semua proses analisa data dalam penelitian ini menggunakan komputer dengan bantuan program SPSS (Statistical Package For Sosial Science G. Penyajian Data. Data yang telah dikumpulkan akan diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS kemudian di sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi untuk dinarasikan
DAFTAR PUSTAKA Ami, 2007, Pembawa pesan edisi Desember 2007, Jakarta Bahar, A. Psikologi Pendidikan, Depdiknas, 2002 Budiarto, 2002, Metodelogi penelitian kwantitatif, EGC, Jakarta BKKBN. 2007, Remaja menghadapi masa depan, BKKBN, Jakarta Cherry, 2007, Perkawinan, www.infosehat.com Depkes RI, 2004,
Sistim Kesehatan Nasional, Jakarta Depertemen Kesehatan
Republik Indonesia _________, 2005, Kesehatan Reproduksi, Depkes RI _________, 2008, Asuhan Pesalinan Normal, Depkes RI Ferdian, 2007, Gizi pada kehamilan muda, Renika Cipta Jakarta Fieldman, 2002 Psikologi perkawinan, Jakarta, Muchtar, 2003, Sipnosis Obsetrik, EGC, Jakarta Notoadmodjo 2002 , Soekidjo , Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta, BPKM FKM IU __________, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Renika Cipta Jakarta Napitu, M, 2005, Perawat Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta, Gramico Pustaka Raya. Sarwono, 2000, Ilmu Kandungan. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka. Sutingsih, 2004 Perkembangan remaja, Renika Cipta Jakarta Sukmadinata, 2003,Psikolgi Remaja,. PT. Rajawali Press, Jakarta Rumini, 2004, Remaja dan Permasalahannya, Renika Cipta, Jakarta Wiknjosastro,2005, Ilmu Kebidanan, YPS-SP, Jakarta Wilopo, 2000, Remaja dan perkembangannya, Bina Mitra Press, Jakarta
Lampiran : 1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ORANG TUA MENIKAHKAN ANAKNYA PADA USIA DINI DI DESA TAMPOK BLANG KECAMATAN SUKAMAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 Nama Peneliti Tanggal mengedarkan
: Lisa Andriani : __________________2013
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN Isilah sesuai dengan kriteria orang tua 1. Nomor Responden
:
B. PERNIKAHAN DINI 1. Apakah saudara menikahkan anak pada usia dibawah 18 tahun a. Ya b. Tidak C. PENGETAHUAN Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang saudari anggap paling benar 1. Yang di maksud dengan perkawinan dini adalah? a. Perkawinan yang dilaksanakan ketika usia pasangan kurang dari 17 tahun b. Perkawinan yang sangat cepat c. Perkawinan tiba-tiba
2. Yang dimaksud dengan resiko perkawinan dini adalah a. Akibat yang mungkin akan dirasakan oleh pasangan perkawinan. b. Akibat yang tidak mungkin terjadi. c. Semua benar
3. Yang dimaksud dengan usia dini adalah a. Usia dibawah 18 tahun b. Usia dibawah 20 tahun c. semua benar 4. Tidak bisa merawat bayi merupakan masalah utama bagi perkawinan dini a. Ya b. Tidak c. Semua benar 5. Apa yang dimaksud dengan kematangan fisik a. Berat badan sesuai dengan umur. b. Keadaan fisik yang telah cukup c. Semua benar 6. Apa yag dimaksud dengan kematangan mental a. Kemampuan untuk hamil. b. Kemampuan untuk mengelola suatu masalah. c. Semua benar 7. Apa yang dimaksud dengan kematangan ekonomi. a, Kemampuan untuk membiayai sebuah keluarga. b. Kemampuan untuk mendapat uang. c. Semua benar
8. Apa yang dimaksud kematangan biologis a. Telah siap untuk kawin. b. Tubuh secara nyata telah mampu dan siap. c. Semua salah 9. Akibat dari perkawinan dini adalah salah satunya. a. Sering terjadi pertengkaran. b. Bahagia c. Tidak tahu 10. Akibat yang lain adalah a. terjadi perceraian b. Anak terbengkalai c. semua benar
D. PENDIDIKAN 11. Berilah tanda ceklis (√) pada kotak yang sesuai dengan kriteria saudara/i pendidikan terakhir saudara/i 1.
Tidak Sekolah
2.
SD sederajat
3.
SLTP sederajat
4.
SLTA sederajat
5.
Diploma/perguruan tinggi sederajat.
E. USIA Berapa usia saudara/i sekarang a. 21-35 tahun b. 36-45 tahun c. > 45 tahun
F. PENDAPATAN Berapa pendapatan saudara/i perbulan sekarang a. Lebih dari atau sama dengan Rp. 1.550.000,b. Kurang dari Rp. 1.550.000,-