1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Kehamilan adalah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma, lalu keduanya menyatu membentuk sel yang akan tumbuh. Lama kehamilan sampai aterm adalah 280-300 hari atau 39–40 minggu, sehingga selama masa tersebut ibu hamil memerlukan pengawasan yang tepat. Janin dalam kandungan berkembang seiring dengan besar usia kehamilan, maka apabila tidak dilakukan pengawasan yang tepat bisa menyebabkan masalah, baik dalam kehamilan, persalinan dan nifasnya, bahkan juga dapat mengakibatkan kematian pada ibu atau bayi (Chandranita, Fajar & Manuaba, 2006). Kesehatan memegang peran sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, yaitu agar bayi yang dilahirkan mempunyai potensi tinggi untuk mencapai tingkat produktifitas yang maksimal. Hal ini berarti bahwa sejak dalam kandungan keadaan kesehatan dan gizi janin harus lebih baik (Depkes, 2013). Selama hamil, ibu harus mengkonsumsi makanan untuk dua orang atau sedikit lebih banyak dari porsi makan biasanya. Makan untuk dua orang tidak berarti seperti yang diartikan oleh kebanyakan orang. Karena beranggapan harus memberi makan dua orang (ibu dan janin), ibu hamil
2
seringkali menambah porsi makan secara berlebihan tanpa memperhatikan kualitas dari makanan itu sendiri. Kualitas makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil jauh lebih penting daripada kuantitasnya. Terlalu banyak makanan tidak sehat yang dapat mengakibatkan kenaikan berat badan yang berlebihan, baik oleh ibu yang sedang dalam masa kehamilan maupun tidak (Francis, 2008). Data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan telah dipublikasikan) tentang peningkatan akses dan kualitas masyarakat yang semakin membaik, namun upaya peningkatan kesehatan ibu masih menghadapi beberapa tantangan. Tantangan pertama adalah bagaimana menurunkan proporsi anemia pada ibu hamil. Tantangan kedua adalah bagaimana menurunkan proporsi malaria pada ibu hamil dan untuk tantangan ketiga adalah tentang proporsi Wanita Usia Subur (WUS) dengan Kurang Energi Kronis (KEK), yaitu WUS dengan lingkar lengan atas < 23,5 cm. Berdasarkan Riskesdas 2013, sekitar 146.000 bayi usia 0-1 tahun dan 86.000 bayi baru lahir (0-28 hari) meninggal setiap tahun di Imdonesia. Angka kematian bayi adalah 32 per 1000 kelahiran hidup, 54% penyebab kematian bayi adalah latar belakang kekurangan gizi (Riskesdas, 2013). Konsumsi kalori yang dibutuhkan tergantung aktivitas yang dilakukan ibu hamil dan peningkatan Bassal Metabolic Rate (BMR). Untuk ibu hamil ditambahkan 300 kalori/hari dari kebutuhan biasanya. Energi yang diberikan berfungsi untuk menyediakan energi yang cukup agar protein tidak dipecah menjadi energi. Tambahan energi dapat diperoleh dari nasi, roti, mie, jagung, ubi, kentang, dan sebagainya. Protein tinggi
3
diberikan untuk menunjang pembentukan sel-sel baru bagi ibu dan bayi. Penambahan protein sebesar 10 g/kg BB/hari. Protein yang dikonsumsi sebaiknya yang mempunyai nilai biologis tinggi, misalnya daging, susu, telur, keju, produk susu dan ikan. Tambahan protein diperlukan untuk pertumbuhan janin, yaitu untuk membentuk otot, kulit, rambut dan kuku (Adriani dan Wirjatmadi, 2012). Apabila ibu mengalami resiko KEK selama hamil, maka akan menimbulkan masalah baik pada ibu maupun janin. KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain : anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi. Pengaruh KEK terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat. KEK ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat meimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Sandjaja, 2009). Data umum hasil RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2013 tentang proporsi ibu hamil dengan perilaku konsumsi beresiko ≥ 1 kali dalam satu hari di Indonesia sebanyak 53,1% makanan manis, 26,2% makanan asin, 40,7% makanan berlemak, 4,4% makanan dibakar, 4,3% makanan hewani dan 77,3% makanan yang mengandung penyedap. Di Jawa Timur sebanyak 47,8% makanan manis, 24,3% makanan asin, 49,5% makanan berlemak, 2,6% makanan yang dibakar, 3,4% makanan hewani dan 80,5% makanan mengandung penyedap.
4
Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Desa Kasri Bululawang pada tanggal 9 Maret 2016 didapatkan fakta bahwa dalam kurun waktu 3 bulan terakhir terdapat 31 orang ibu hamil. Ada 13 orang diantaranya rutin melakukan konsultasi nutrisi kehamilan dan perkembangan janinnya, sementara yang lain hanya menjalankan kehamilan sewajarnya saja dikarenakan ada beberapa faktor antara lain adanya rasa malas untuk konsultasi ke bidan terdekat, kurangnya pengetahuan, jauhnya sarana dan prasarana dan diantara 18 orang ibu hamil lainnya ada beberapa ibu yang mengalami kurang nafsu makan, mengaku lemas, dan kurang darah atau anemia. Dalam penelitian ini yang dimaksud perilaku gizi ibu hamil adalah makan buah, makan sayur, makan lauk pauk, minum susu dan sarapan pagi. Pemilihan teori Health Belief Model pada penelitian ini disebabkan karena secara umum teori ini digunakan sebagai upaya menjelaskan secara luas penyebab kegagalan partisipasi masyarakat dalam program pencegahan atau deteksi penyakit, selain itu teori ini mampu mengidentifikasi penyebab perilaku sehat dan tidak sehat yang berbeda antar individu. Kelebihan teori Health Belief Model jika dibandingkan dengan teori kesehatan yang lain adalah dikarenakan Health Belief Model ini bersifat mudah dan sederhana dalam menjelaskan perilaku kesehatan (Maulana, 2007). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan masyarakat adalah upaya memberdayakan individu, kelompok dan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan, serta mengembangkan suasana yang mendukung,
5
yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat, sesuai dengan sosial budaya dan kondisi setempat. Alasan peneliti memberikan penyuluhan dikarenakan responden di lokasi tersebut belum terlalu memahami tentang konsumsi gizi yang baik dan benar, responden hanya mengerti jika sedang hamil harus makan dengan porsi yang lebih banyak dari biasanya (Taufik, 2007). Melihat latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Nutrisi Ibu Hamil berbasis Health Belief Model Terhadap Perilaku Konsumsi Gizi di Puskesmas Desa Kasri-Bululawang, Malang ”. 1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu adakah pengaruh penyuluhan kesehatan nutrisi ibu hamil berbasis Health Belief Model terhadap perilaku konsumsi gizi di Puskesmas Desa Kasri-Bululawang, Malang.
1.3.
Tujuan 1.3.1. Tujuan umum Mengetahui dan menganalisis adakah pengaruh penyuluhan kesehatan nutrisi ibu hamil berbasis Health Belief Model terhadap perilaku konsumsi gizi di Puskesmas Desa Kasri-Bululawang, Malang. 1.3.2. Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui perilaku gizi ibu hamil sebelum penyuluhan kesehatan nutrisi ibu hamil berbasis Health Belief Model.
6
2. Untuk mengetahui perilaku gizi ibu hamil sesudah penyuluhan kesehatan nutrisi ibu hamil berbasis Health Belief Model. 3. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan nutrisi ibu hamil berbasis Health Belief Model terhadap perilaku konsumsi gizi. 1.4.
Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat teoritis Dengan hasil penelitian yang diperoleh, semoga dapat menambah pengetahuan dan teori tentang konsumsi gizi untuk ibu hamil yang tepat. 1.4.2. Manfaat praktis a. Bagi Peneliti Ilmu yang terdapat di dalam proses penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengalaman baru dalam diri peneliti sehingga nantinya dapat di aplikasikan kepada masyarakat. b. Bagi Institusi Kesehatan Ilmu yang terdapat di dalam proses penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi institusi kesehatan dalam pemberian informasi kepada responden beserta solusi-solusinya agar dapat menyelesaikan masalah yang terjadi. c. Bagi Responden Ilmu yang terdapat di dalam proses penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya nutrisi ibu hamil.
7
1.5.
Keaslian Penelitian Menurut pengetahuan peneliti, penelitian ini belum pernah dilakukan tetapi sudah ada penelitian – penelitian yang berhubungan dengan diet yang baik dan benar untuk wanita yang sedang dalam masa kehamilan. Penelitian– penelitian yang berhubungan dengan permasalahan ini antara lain : 1. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gholam Reza dkk (2013) tentang “The effectiveness of nutrition education program based on health belief model compared with traditional training” dengan tujuan untuk membandingkan efek dari program pendidikan gizi berdasarkan Health Belief Model
dengan
pendidikan gizi tradisional dikhususkan untuk kenaikan berat badan pada ibu hamil di Gonabad. Metode penelitian ini menggunakan studi kasus eksperimental yang dilakukan dalam dua kelompok termasuk kelompok kasus dan kelompok kontrol. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 110 orang wanita hamil, 54 orang pada kelompok kasus dan 56 orang pada kelompok kontrol. Kesimpulannya menunjukkan bahwa ada perbedaan nilai yang signifikan dalam struktur Health Belief Model yang berarti pada kelompok kasus dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perbedaan dengan penelitian peneliti yaitu peneliti menitikberatkan pada apakah ada pengaruh penyuluhan kesehatan nutrisi ibu hamil berbasis Health Belief Model terhadap perilaku konsumsi gizi. 2. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nandita Perumal dkk (2013) tentang “Health and nutrition knowledge, attitudes and practices of pregnant women attending and not-attending ANC clinics in Western Kenya: a cross-sectional analysis” dengan tujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dengan
8
cara membandingkan antara pengetahuan, sikap dan praktek wanita hamil. Metode penelitian ini menggunakan data dari survey cross sectional berbasis komunitas. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 979 orang wanita hamil. Kesimpulannya adalah ada peluang yang cukup besar untuk perbaikan KAP di kalangan wanita hamil di Kenya Barat, faktor yang dapat memengaruhi angka kematian ibu tersebut adalah pengetahuan dan praktek.
Perbedaan
dengan
penelitian
peneliti
yaitu
peneliti
menitikberatkan pada apakah ada pengaruh penyuluhan kesehatan nutrisi ibu hamil berbasis Health Belief Model terhadap perilaku konsumsi gizi. 3. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Z Sui dkk (2012) tentang “Overweight and obese women’s perceptions about making healthy change during pregnancy : a mixed method study” dengan tujuan untuk mengevaluasi wanita hamil dengan kelebihan berat badan dan obesitas yang berhubungan dengan adanya perubahan perilaku selama kehamilan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan wawancara. Pertanyaan yang dirancang untuk metode penelitian ini disusun berdasarkan Model Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Model). Sampel yang digunakan sebanyak 617 orang wanita hamil. Kesimpulannya, sebanyak 269 orang ibu hamil mengalami kenaikan berat badan kehamilan yang disebabkan oleh kekhawatiran, sedangkan 348 orang lainnya mengalami kenaikan berat badan kehamilan disebabkan karena terjadi komplikasi selama kehamilan. Perbedaan dengan penelitian peneliti yaitu peneliti menitikberatkan pada apakah ada pengaruh penyuluhan
9
kesehatan nutrisi ibu hamil berbasis Health Belief Model terhadap perilaku konsumsi gizi.