13
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Mual dan muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum dan paling menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan. Akan tetapi, dokter obstetric dan dokter umum menganggap mual dan muntah hanya semata-mata merupakan gejala fisiologis, dan sebuah masalah yang sering kali membuat mereka merasa tidak berdaya untuk membantu mengatasinya. Mual dan muntah sering diabaikan karena dianggap sebagai sebuah konsekwensi normal di awal kehamilan tanpa diakui dampak hebat yang ditimbulkannya pada wanita dan keluarga mereka. Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar bagi Negara-negara berkembang. Di negara miskin, Sekitar 20-50% kematian Wanita usia subur di sebabkan hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan Menurut data statistik yang di keluarkan WHO sebagai badan PBB yang menangani badan bidang kesehatan, tercatat angka kematian ibu dalamKehamilan dan persalinan di dunia mencapai 515 juta jiwa setiap tahun (World Health Organization, 2008). Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang unik dan penuh misteri bagi setiap pasangan suami istri. Setiap kehamilan diharapkan dapat berakhir aman dan sejahtera baik bagi ibu maupun bagi janinnya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan maternal yang bermutu sangatlah penting dan semua perempuan diharapkan dapat memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan tersebut (Hidayat, 2009. hal: 29).
Universitas Sumatera Utara
14
Mengingat pentingnya peningkatan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, tanggal 12 Oktober 2000 pemerintah telah mencanangkan gerakan nasional kehamilan aman atau making pregnancy safer (MPS) sebagai strategi pembangunan kesehatan masyarakat menuju Indonesia sehat 2015 sebagai bagian dari program safe motherhood dalam arti kata luas tujuan safe motherhood dan makin pregnancy safer sama, yaitu melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan cara mengurangi beban kesakitan, kecacatan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. MPS merupakan strategi sektor kesehatan yang terfokus pada pendekatan perencanaan sistematis dan terpadu dalam melaksanakan intervensi klinis dan pelayanan kesehatan. (Arief,b 2008) Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang unik dan penuh misterius bagi pasangan suami istri. Setiap kehamilan diharapkan dapat berakhir aman dan sejahtera baik bagi ibu maupun bagi janinnya, Oleh karena itu pelayanan kesehatan maternal yang bermutu sangatlah penting dan semua perempuan diharapkan memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan tersebut. Mual (nausea) dan muntah ( emesis gravidarum) adalah gejala gejala yang wajar dan sering didapatkan pada kehamilan tri mester I. mual biasanya terjadi pada pagi haari ,tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam
hari.Gejala-gejala ini kurang lebih 6 minggu hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama 10 minggu (Prawiroharjo, 2005). Mual muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. Satu di antara 1000 kehamilan gejala-gejala ini menjadi lebih berat perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone esterogen HCG daalam serum. Pengaruh fisiologi kenaikan hormone ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaiakan
Universitas Sumatera Utara
15
dengan keadaan ini meskipun demikian dan keadaan umum menjadi buruk keadaan ini disebut hieremesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit. Hiperemis gravidarum yang tidak mendapat penanganan yang baik dapat pula menyebabkan kematian pada ibu hamil (Prawiroharjo, 2005). Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum seperti kehilangan berat badan, dehidrasi, asidosis dari kekurangan gizi, alkalosis, hipokalaemia, kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik, tetani, dan gangguan psikologis merupakan komplikasi yang ringan. Komplikasi yang mengancam kehidupan meliputi ruptur oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat, Encephalopathy Wernicke's, mielinolisis pusat pontine, retinal haemorrhage, kerusakan ginjal, pneumomediastinum secara spontan, keterlambatan pertumbuhan di dalam kandungan, dan kematian janin. Seorang pasien dengan hiperemesis gravidarum telah dilaporkan telah mengalami epistaksis pada minggu ke 15 kehamilannya dikarenakan kurangnya intake/masukan vitamin K disebabkan karena emesis yang berat dan ketidak-mampuannya untuk mencernakan makanan padat dan cairan. Penggantian vitamin K, parameter koagulasi kembali ke normal. Vasospasme pembuluh darah cerebral dihubungkan dengan hiperemesis gravidarum
dilaporkan
pada
dua
pasien.(Efmed,
2001,
¶http//www.rumahweb.com,diperoleh tanggal 22 juni 2010) Koren (2000) menggambarkan mual dan muntah sebagai gangguan medis tersering selama kehamilan. Power et al (2001) mencatat
sekitar 51,4% wanita
mengalami mual dan 9,2% mengalami muntah. Glick dan Dick (1999) bertanggapan bahwa sekitar 50% wanita mengalami gejala. Emelianova et. al (1999) menemukan frekunsi mual sebesar 67% dan 22% insidensi mual dalam sekelompok wanita yang berjumlah 193 orang. Sementara O’Brien dan Naber (1992) mengatakan bahwa bahwa
Universitas Sumatera Utara
16
70% wanita mengalami mual dan 28% mengalami muntah. Tinjauan sistematis dari jewell dan Young (2000) mengidentifikasi angka mual antara 70 dan 85%,dengan sekitar setengah dari persentase ini mengalami muntah (Denise Tiran, 2008). Peran Suami saat istri hamil adalah SIAGA (Siap antar jaga). artinya suami selalu siap saat istri membutuhkan bantuan fisik maupun psikologis, seperti saat muntah atau membantu tugas rumah tangga. suami juga bertugas mengantarkan istri untuk memeriksakan kandungannya dan saat istri ingin melahirkan. dan suami juga harus menjaga kesehatan istri dan kandungannya. Suami sebaiknya tidak membuat masalah dalam komunikasi. Jangan membuat emosi istri terganggu. Misalnya, marah atau bertengkar. Buatlah istri selalu dalam emosi positif. Saat hamil, istri mungkin akan lebih sensitif, jadi suami juga harus maklum. Jangan memancing hal-hal yang bisa membuat istri
marah
atau
sedih/tertekan,
karena
bisa
memengaruhi
kandungan.
Hindari segala sesuatu yang bersifat abuse, baik fisik maupun mental, termasuk dalam hal berbicara. Suami harus berempati. Misalnya, membantu pekerjaan rumah, dan sebagainya.(Edno, 2009) B. Perumusan Masalah Yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Belum di ketahuinya Perilaku Suami Dalam Menghadapi Istri yang Mual muntah di Klinik Kurnia Tegal Sari Mandala I.
Universitas Sumatera Utara
17
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap suami dalam menghadapi istri yang mual muntah di Klinik Kurnia Tegal sari Mandala I Medan. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi karakteristik suami . b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan suami dalam menghadapi istri yang mual muntah mual muntah c. Untuk mengidentifikasi sikap suami dalam menghadapi istri yang mual muntah. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi mahasiswa Sebagai sumber informasi dan bahan masukan bagi mahasiswa agar lebih memahami tentang mual muntah di masa kehamilan. 2. Bagi institusi pendidikan Sebagai bahan refrensi untuk melakukan penelitian yang sejenis dan lebih mendalam lagi. 3. Bagi masyarakat. Sebagai masukan bagi masyarakat di Kelurahan tegalsari Mandala I khususnya pada suami yang memiliki istri yang mual muntah diharapkan agar lebih memahami kondisi istri
Universitas Sumatera Utara