1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Remaja sebagai calon generasi penerus mempunyai jiwa yang bergejolak, semangat dan rasa ingin tahu yang tinggi dan dapat memanfatkan masa remajanya dengan hal-hal yang bermanfaat. Akan tetapi banyak remaja yang melakukan seks bebas yang mengakibatkan kehamilan di luar nikah dan mengakhiri dengan jalan yang singkat, yaitu dengan cara aborsi. Aborsi dapat terjadi ketika remaja merasa seorang diri dalam menghadapi masalah. Ada beberapa faktor yang dapat mendukung seorang remaja melakukan tindakan aborsi, baik internal maupun eksternal. Faktor internal yang dimaksud berkaitan dengan daya tahan seseorang yang berpengaruh pada persepsi orang tersebut terhadap masalah yang dihadapi sedangkan faktor ekternal, meliputi sikap dan penerimaan orang tua, penilaian masyarakat, nilai-nilai normatif, dan etis dari lembaga keagamaan dan kemungkinan-kemungkinan perubahan hidup di masa depan yang mengikuti pilihan yang dipilih (Khisbiyah dalam Rostika, 2006). Aborsi merupakan permasalahan individual yang didasarkan pada keputusan pribadi, latar belakang, agama, moral dan kesehatan seseorang. Salah satu keuntungan aborsi yang nyata adalah bahwa penghentian kehamilan kadang-kadang penting demi alasan kesehatan. Di Indonesia sendiri aborsi hanya dilakukan atas indikasi medis misalnya seorang yang berpenyakit
Studi Deskriptif Sikap..., Dwi Karianti, Fakultas Psikologi UMP, 2010
1
2
jantung yang pada kehamilannya dilakukan dapat mengancam si ibu. Kerugianya akibat aborsi adalah infeksi, pendarahan menyebabkan kematian wanita (Masland dan David, 2006). Idealnya tindakan pengguguran atau aborsi hanya boleh dilakukan dalam situasi jika kehamilan tersebut membahayakan nyawa bayi atau pun ibunya. Bagi Indonesia, dalam Undangundang kesehatan tentang aborsi padal 15 ayat 1 dikatakan: “Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.” Merupakan legasisasi aborsi dengan alasan medis (Sa’abah, 2001). Disisi lain meningkatnya perilaku seks pra nikah dan seks bebas di kalangan remaja dewasa ini meningkatkan pula resiko kehamilan di luar nikah. Salah satu pilihan yang sering diambil oleh remaja ketika menghadapi kehamilan di luar nikah adalah dengan melakukan aborsi. Aborsi ini dilakukan bukan karena alasan medis melainkan akibat kehamilan yang tidak dikehendaki. Data fenomena aborsi pada remaja Departemen Kesehatan RI mencatat bahwa setiap tahunnya terjadi 700 ribu kasus aborsi pada remaja atau 30 persen dari total 2 juta kasus di mana sebagian besar dilakukan oleh dukun. Dari penelitian yang dilakukan PKBI tahun 2005 di 9 kota mengenai aborsi dengan 37.685 responden, 27 persen dilakukan oleh remaja yang belum menikah dan biasanya sudah mengupayakan aborsi terlebih dahulu secara sendiri dengan meminum jamu khusus. Sementara 21,8 persen dilakukan oleh klien dengan kehamilan lanjut dan tidak dapat dilayani permintaan aborsinya (www.suarakarya.com).
Studi Deskriptif Sikap..., Dwi Karianti, Fakultas Psikologi UMP, 2010
3
Aborsi tidak identik dengan kesehatan perempuan, tetapi terkait pada kesehatan secara menyeluruh. Perempuan yang mengalami kehamilan tidak dikehendaki mengalami berbagai emosi seperti rasa panik, rasa malu, rasa takut, rasa tidak mau berdosa yang semuanya bercampur aduk dalam dirinya. Berarti kehamilan yang tidak direncanakan jelas berdampak negatif pada kesehatan mental/psikis dan sosialnya. Kontraversi aborsi yang berkembang hingga sekarang berbeda antarnegara dan antar budaya. Tetapi, kontraversi yang ada bersama dengan berbagai perasaan seperti bingung, panik, takut yang dialami perempuan yang mengalami kehamilan yang tidak dikehendaki tidak bisa dipisahkan dari masih adanya hukum yang mengkriminalisasi aborsi dan keputusan agama bahwa aborsi adalah tindakan a-moral dan dosa (Anshor, 2006). Dalam menyikapi aborsi ini terdapat sikap yang berbeda-beda antar individu atau seseorang. Sikap merupakan suatu bentuk opini seseorang yang bersifat situasional dan temporer. Seseorang yang mempunyai sikap yang negatif (tidak setuju) terhadap aborsi apabila menghadapi kasus pilihan darurat antara menyelamatkan nyawa sang ibu atau menyelamatkan bayi yang ada dalam kandungan tersebut, dapat saja ketika itu berpendapat bahwa aborsi boleh dilakukan (Azwar, 2007). Sikap terhadap aborsi adalah sikap diri individu untuk timbulnya perbuatan atau tindakan. Munculnya sikap dalam situasi, dan dinilai bagi seseorang adalah bersikap subyektif dan berdasarkan atas perasaan seseorang yang bersangkutan terhadap objek yang dihadapi. Maka terdapat perbedaan
Studi Deskriptif Sikap..., Dwi Karianti, Fakultas Psikologi UMP, 2010
4
antara sikap seseorang dengan orang lain, walaupun obyek yang dihadapi itu tidak berbeda atau sama (Walgito, 1999). Sikap dikatakan sebagai respon. Respon akan timbul apabila individu atau seseorang akan dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki timbulnya suatu individu. Respon evaluatif adalah respon yang menyatakan sebagai sikap didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberikan kesimpulan nilai terhadap stimulus dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau tidak suka, yang kemungkinan mengkristal sebgai potensi reaksi terhadap objek sikap. Sikap hanya akan ada artinya bila ditempatkan dalam bentuk pernyataan perilaku, baik perilaku lisan maupun perilaku perbuatan (Azwar, 2007). Fenomena aborsi tidak hanya dilakukan oleh wanita yang sudah menikah tetapi dilakukan oleh remaja. Bagi seorang remaja sendiri dalam menyikapi fenomena aborsi tentunya mereka memiliki pendapat, keyakinan maupun sikapnya terhadap aborsi. Dari hasil studi pendahulaun, dengan lima remaja putri di Desa Kedung Malang. Menyatakan pendapatnya mengenai aborsi adalah tindakan yang tidak baik dan berpendapat jika aborsi dilakukan secara sengaja hukumnya adalah berdosa. Namun demikian ada remaja yang berpendapat bahwa aborsi boleh dilakukan. Dari uraian diatas, peneliti mengasumsikan bahwa sikap remaja putri terhadap aborsi memiliki pandangan yang berbeda-beda. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti sikap remaja putri terhadap aborsi. Hal ini menarik untuk diteliti karena selama ini terjadi kontroversi dalam menyikapi perilaku
Studi Deskriptif Sikap..., Dwi Karianti, Fakultas Psikologi UMP, 2010
5
aborsi. Permasalahan aborsi di kalangan remaja putri selalu berkembang dengan berbagai macam versi, misalnya aborsi dilakukan karena terjadinya kehamilan di luar nikah atau terjadinya anak yang tidak diinginkan dengan berbagai alasan. Seperti yang pernah peneliti jumpai pada kasus remaja putri di Desa Kedungmalang yang hampir melakukan aborsi karena kehamilan di luar nikah. Bagi sebagian remaja putri di Desa Kedungmalang yang peneliti wawancarai beranggapan bahwa aborsi dianggap merupakan alternatif pemecahan masalah yang banyak dipilih remaja ketika dihadapkan pada masalah kehamilan di luar nikah. Alasan yang mereka memilih untuk melakukan aborsi adalah ketakutan akan oarang tua, pihak pria tidak bertanggung jawab, rasa malu terhadap masyarakat sekitar dan dengan alasan usia masih muda. Padahal pilihan untuk aborsi tersebut mempunyai risiko kematian yang tinggi dan terbukti adanya korban meninggal akibat aborsi tidak aman. Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aborsi adalah fenomena yang kontraversial yang mendorong pro dan kontra. Bagi remaja putri aborsi adalah suatu pemasalahan yang sudah tidak tabu lagi. Karena aborsi selain banyak dijumpai oleh wanita yang sudah menikah juga banyak ditemui pada remaja putri. Namun ada juga remaja putri yang mau mempertahankan kehamilannya akibat dari seks pra nikah. Tentunya bagi seorang remaja sendiri mereka sudah dapat mengambil sikap maupun pandangan terhadap aborsi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam tentang “Sikap Remaja Putri Terhadap Aborsi.
Studi Deskriptif Sikap..., Dwi Karianti, Fakultas Psikologi UMP, 2010
6
B. Perumusan Masalah Berdasar latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana sikap remaja putri terhadap aborsi yang disengaja di Desa Kedungmalang Kecamtan Sumbang ?
C. Tujuan Penelitian Untuk mendeskripsikan sikap remaja putri terhadap aborsi yang disengaja di Desa Kedungmalang ?
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Manfaat Teoritis Dapat Memberikan sumbangan pengetahuan di bidang psikologi perkembangan. 2. Manfaat Praktis Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang terkait dengan penanganan masalah remaja seperti orang tua, guru atau pengajar dan psikolog serta medis.
Studi Deskriptif Sikap..., Dwi Karianti, Fakultas Psikologi UMP, 2010