BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, di tengah-tengah hadirnya teknologi internet yang perlahan-lahan telah menjadi bagian dari kehidupan manusia seharihari, termasuk orang awam tanpa terasa sedikit demi sedikit telah menggeser kebutuhan literatur dalam bentuk material cetak. Hal ini dapat dipahami, karena teknologi memungkinkan minimalisir pencetakan dan didukung dengan perspektif paperless. Akan tetapi, pada instansi pemerintahan maupun beberapa perusahaan besar, kebutuhan untuk percetakan juga merupakan kebutuhan yang sifatnya rutin dan sudah dianggarkan dalam pos pengeluaran mereka.Untuk bertahan di tengah-tengah persaingan yang cukup ketat, sebuah bisnis percetakan berusaha mengadu untung lewat tender, agar dapat memperoleh order dalam jumlah besar (quantity) sehingga roda produksi terus berjalan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), tender adalah tawaran untuk mengajukan harga, memborong pekerjaan, atau menyediakan barang yang diberikan oleh perusahaan swasta besar atau pemerintah kepada perusahaan-perusahaan lain. Mengikuti tender adalah salah satu cara untuk mendapatkan kontrak bisnis dalam skala besar atau memperluas usaha. Banyak perusahaan yang secara teratur menyelenggarakan tender. Beberapa instansi pemerintah kini bahkan memuat semua tender dan investasi
1
2
pemerintah di media cetakdan media elektronik agar siapapun dapat mengikutinya. Dalam rangka penyelenggaraan good governance, bahkan pemerintah melalui dinas-dinas terkait memberikan informasi seputar lelang yang diselenggarakan melalui Komisi Penyiaran Informasi (KPI) dan menggagas
e-lelang
(e-procurement)
dalam
memberikan
pelayanan
pengadaan lelang terpadu (sepp.kominfo.go.id). Tender yang ditawarkan dapat kita lihat dalam web informasi pengadaan barang dan jasa nasional, hampir semua tender baik perusahaan pemerintah, BUMN, Gas dan Minyak dapat dilihat di sana serta bagaimana syarat untuk mengikuti tender tersebut (http:www.pengadaan.com). Proses tender adalah proses yang penuh persaingan sehingga amatlah penting bagi perusahaan untuk mencantumkan penawaran yang kompetitif di dalam proposal yang diajukan. Mengajukan penawaran melalui tender tidak memberikan jaminan keberhasilan dalam bentuk apapun, akan tetapi kesiapan dan kematangan proposal, teknik presentasi dan seni negosiasi yang baik adalah faktor yang dapat menentukan kemenangan sebuah tender. Sebuah tender dapat diibaratkan sebagai sebuah peperangan, dimana perusahaan harus mempersiapkan kemampuannya semaksimal mungkin, portfolio, penguasaan atas medan (situasi) dan lawan tanding, dan senjata yang akan digunakan untuk menyerang. Tender melibatkan kemampuan komunikasi persuasif, teknik presentasi, dan gaya negosiasi yang dilakukan oleh perwakilan perusahaan agar dapat memenangkan tender tersebut.
3
Adanya pemahaman tersebut membuat masing-masing peserta tender harus mengoptimalkan kemampuannya melalui cara-cara yang sehat dan sportif. Kemampuan komunikasi persuasif, teknik penyajian presentasi, dan juga kapabilitas dalam melakukan negosiasi merupakan beberapa faktor yang dapat menentukan keberhasilan tender. Komunikasi persuasif adalah bentuk komunikasi yang mempunyai tujuan khusus untuk mengubah perilaku khalayak. Presentasi bisnis merupakan bentuk komunikasi yang berorientasi pada proposal, yang disajikan dalam suatu lingkungan bisnis kepada khalayak yang relatif homogen dari berbagai tingkat pengambil keputusan. Fungsi dari sebuah presentasi bisnis adalah untuk menyampaikan informasi dan mempengaruhi pengambil keputusan. Berbagai alat bantu multimedia digunakan
secara
khusus
melalui
metode
penyampaian
yang
interaktif.Presentasi biasanya dipersiapkan oleh seorang panyaji dengan bantuan agen-agen lainnya dalam lingkungan dalam lingkungan pekerjaan. Presentasi diberikan untuk mendatangkan perubahan, mendukung tindakan yang khusus, dan mendorong seseorang atau sekelompok yag berwenang untuk mengambil keputusan yang khusus. Presentasi juga merupakan saat yang menentukan sebagian keberhasilan dalam perolehan tender, karena dalam presentasi kemampuan dan kualitas perusahaan tercermin dari sang penyaji untuk dapat meyakinkan calon klien (Kasali, 2001: 5). Tahap setelah presentasi yang tidak kalah penting adalah negosiasi. Negosiasiadalah proses komunikasi antara penjual dan calon pembeli baik perorangan maupun kelompok yang di dalamnya terjadi diskusi dan
4
perundingan untuk mencapai kesepakatan tujuan yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Negosiasi juga merupakan komunikasi dua arah, yaitu penjual sebagai komunikator dan pembeli sebagai komunikan atau saling bergantian. Negosiasi atau perundingan adalah proses untuk menghasilkan kesepakatan atauperjanjian diantara kedua pihak yang bermasalah. Negosiasi memerlukan trikdan strategi karena pada dasarnya semua orang tidak mau kalah, semua orangtidak mau dipaksa dan ditindas (Hariwijaya, 2010). Oleh sebab itu, pilihan yang paling baik adalahbagaimana negosiasi dapat tercapai untuk menguntungkan kedua belah pihak. Negosiasi diperlukan untuk beberapa kepentingan, antara lain ketika terjadi perubahan harga, tawarmenawar, pemunduran waktu, pelunakan persyaratan, dan kondisi-kondisi lainya. Negosiasi adalah seni dan ketrampilan dalam mengolah perkataan, datapendukung
serta
informasi
yang
tepat,
sehingga
dapat
menghasilkankesepakatan yang terbaik dan dapat diterima oleh kedua pihak untukdilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, baik untuk kepentingan pribadimaupun kelompok (Istijanto, 2007: 3). Kemenangan sebuah tender dapat ditentukan dari teknik presentasi dan negosiasi, sehingga dapat meyakinkan calon klien untuk menggunakan jasa perusahaan (Scott, Bill: 2011). PT. Macanan Jaya Cemerlang merupakan perusahaan percetakan skala besar yang berlokasi di Klaten, Jawa Tengah. PT. Macanan memiliki pengalaman dalam partisipasi yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun
5
swasta, dimana di dalamnya melibatkan teknik presentasi dan negosiasi sehingga dapat memenangkan tender tersebut. Perjalanan PT. Macanan Jaya Cemerlang menjadi perusahaan sebesar sekarang diperoleh dengan merintis jasa cetak untuk keperluan group perusahaan, yaitu PT. Intan Pariwara. Seiring dengan peningkatan permintaan, pengalaman, dan kapabilitas serta sumber daya yang dimiliki oleh PT. Macanan Jaya Cemerlang, maka perlahan-lahan perusahaan dipercaya melayani cakupan pasar yang lebih besar, khususnya dari daerah Klaten, Yogyakarta, Solo, dan sekitarnya. Bermodalkan pengalaman, kapabilitas, dan legalitas yang dimiliki maka PT. Macanan Jaya Cemerlang mulai berani berpartisipasi dalam tender yang diselenggarakan oleh pihak swasta maupun pemerintah. Terlebih lagi, dengan adanya era keterbukaan informasi, PT. Macanan Jaya Cemerlang dapat mengakses informasi mengenai proyek-proyek yang membutuhkan jasa cetak pada instansi-instansi pemerintah, baik pada skala lokal maupun nasional. Beberapa proyek tender dari pemerintah yang pernah diikuti oleh PT. Macanan Jaya Cemerlang, antara lain adalah proyek KPU (Komisi Pemilihan Umum), Proyek KIA dari Kementrian Kesehatan, Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Sekditjen Mendikdasmen, dan lain-lain. Penelitian ini secara spesifik bertujuan untuk menganalisis teknik presentasi dan negosiasi yang dilakukan oleh PT. Macanan Jaya Cemerlang dalam memenangkan tender.
2.
Rumusan Permasalahan
6
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah: Bagaimana teknik presentasi dan negosiasi yang digunakan oleh PT. Macanan Jaya Cemerlang dalam memenangkan tender?
3.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk : Mengetahui teknik presentasi dan negosiasi yang digunakan oleh PT. Macanan Jaya Cemerlang dalam memenangkan tender.
4.
Manfaat Penelitian Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Praktis a. Penelitian ini dapat menjadi bentuk evaluasi pihak perusahaan dalam melakukan presentasi dan negosiasi untuk memenangkan tender sehingga perusahaan sebagai negosiator dapat memilih faktor atau pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan pada saat bernegosiasi. b. Hasil penelitian dapat digunakan untuk sebuah perencanaan strategi presentasi dan negosiasi yang lebih efektif dan mengenai sasaran yang tepat yang pada khususnya sebagai pihak negosiator agar dapat mempertimbangkan faktor-faktor atau pendekatan yang akan dicapai ketika akan melakukan suatu negosiasi. 2. Manfaat Akademis
7
a. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi bidang studi ilmu komunikasi periklanan dan pemasaran, khususnya mengenai teknik presentasi dan negosiasi dan dapat mengaplikasikan teori mengenai presentasi dan negosiasi dalam hubungannya dengan komunikasi persuasif dan pertukaran sosial (social exchange). b. Penelitian ini akan menambah wacana baru dalam perencanaan komunikasi yang difokuskan pada teknik presentasi dan negosiasi.
5.
Kerangka Konsep 1. Komunikasi Persuasif Istilah persuasi bersumber dari bahasa Latin, persuasio, yang berartimembujuk, mengajak atau merayu (Susanto, 1996: 31). Persuasi bisa dilakukan secara rasionaldan secara emosional. Dengan cara rasional, komponen kognitif pada diriseseorang dapat dipengaruhi. Aspek yang dipengaruhi berupa ide ataupunkonsep. Persuasi yang dilakukan secara emosional, biasanya menyentuhaspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan emosionalseseorang. melalui cara emosional, aspek simpati dan empati seseorangdapat digugah. DeVito (2010: 231) menjelaskan dalam buku Komunikasi Antarmanusia
bahwaterdapat
tiga
alat
utama
dalam
melakukan
komunikasi persuasif, yaitu: 1)
Argumen dan Bukti, Argumen merupakan proses yang dijalani dalammembentuk kesimpulan berdasarkan bukti yang ada. Dalam
8
melakukanpenalaran memerlukan bukti-bukti pendukung yang kuat, baru, dan netralatau tidak memihak. 2)
Daya Tarik Psikologis, Daya tarik psikologisdipusatkan pada motif kekuatan-kekuatan yang menyemangati seseoranguntuk mengembangkan, mengubah, atau memperkuat sikap atau caraperilaku tertentu. Motif yang dapat menjadi sasaran daya tarik psikologisdapat berupa rasa takut, kekuasaan, kendali, pengaruh, pengakuan, hinggaekonomi (keuangan).
3)
Daya Tarik Kredibilitas, Kredibilitas mengacu padakualitas daya persuasi yang bergantung pada persepsi khalayak akankarakter pembicara. Baron dan Byrne menjelaskan dalam Psikologi Sosialbahwa komunikator yang kredibel – yang tahu akan apa yang merekabicarakan atau ahli mengenai topik atau isu yang mereka sampaikan – lebihpersuasif daripada komunikator yang bukan ahlinya.
2. Presentasi Presentasi merupakan teknik komunikasi antara perusahaan yang menampilkan company profilenya dengan pihak lain (Kasali, 2001: 2). Pihak-pihak tersebut antara lain konsumen, pihak investor, serta pihakpihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan presentasi agar presentasi dapat
9
berjalan lancar dan tujuan dari presentasi tercapai adalah (Kasali, 2001: 2):
a.
Pengetahuan Materi Materi presentasi berbeda dengan materi secara cetak dikarenakan keterbatasan presentasi dalam segi waktu sehingga tidak keseluruhan materi cetak dapat ditampilkan.
b.
Sasaran Presentasi Sasaran atau tujuan presentasi bergantung kepada target audience presentasi. Materi-materi presentasi yang disesuaikan dengan target audience adalah sebagai berikut : 1)
Klien Materi yang paling diutamakan dalam presentasi dengan target audience konsumen adalah materi mengenai pemahaman produk serta keuntungan dari produk (product value) . Namun bukan berarti company value tidak disampaikan tetapi hanya inti-intinya saja yang perlu disampaikan.
2)
Pihak Investor atau Perbankan Materi yang paling ditekankan dalam presentasi dengan target audience investor atau perbankan adalah materi dari aporan keuangan
perusahaan
(company
value).
Materi-materi
company value selain laporan keuangan hanyalah sebagai
10
pengantar atau pelengkap saja. Sedangkan materi product value cenderung tidak disampaikan secara lengkap. 3)
Pihak-Pihak Lain Materi-materi yang ditekankan bergantung kepada pihakpihak lain umumnya berisi inti-inti dari company profile. Detail dari company value dan company value bergantung kepada tujuan perusahaan mempresentasikan company profile kepada target audience apakah ingin menekankan kepada produk atau kepada perusahaan.
c.
FrameWork / Kerangka Presentasi Kerangka presentasi adalah susunan materi yang akan disampaikan dalam presentasi. Secara umum kerangka presentasi adalah : 1)
Pendahuluan Pada sesi pendahuluan/pengantar, presenter memperkenalkan dirinya serta perusahaan serta tujuan presentasi dilakukan.
2)
Company Value Pada sesi ini materi yang disampaikan adalah materi yang menyangkut nilai-nilai perusahaan (Company Value)
3)
Product Value Pada sesi ini materi yang disampaikan adalah materi yang menyangkut nilai produk (Product Value)
4)
Penutup
11
Pada sesi ini hal yang umum dilakukan adalah adanya sesi tanya
jawab
mengenai
materi
presentasi
yang
telah
disampaikan kemudian diakhiri dengan penutupan presentasi oleh presenter. Setelah hal tersebut dilakukan pihak perusahaan dan target audience membuat perjanjian mengenai tindaklanjut presentasi.
3. Negosiasi Menurut Jackman (2005: 6), negosiasi adalah usaha untuk mencapai kesepakatan dengan lawan negosiasi sehingga bisa tercapai suatu tujuan bersama. Menurut Hindle (2001), ada tiga strategi negosiasi yang umum dikenal, yaitu (1) Win-Win, (2) Win-Lose, dan (3) Lose-Lose. a. Win-Win (Menang-Menang) Tipe negosiasi menang-menang sering disebut dengan negosiasi dengan keuntungan bersama, yaitu berusaha memahami keinginan pihak lain dan memperlihatkan kepada mereka cara untuk mencapainya, sementara kita pun memperoleh apa yang kita inginkan. Inti dari tipe negosiasi menang-menang adalah kepercayaan. Taktik yang biasa digunakan dalam tipe ini tidak bermaksud untuk menjatuhkan pihak lain tetapi bagaimana menjalin hubungan saling menguntungkan. b. Win-Lose (Menang-Kalah)
12
Tipe negosiasi cara ini sering disebut kemenangan kita, yang dimaksudkan adalah bahwa tidak berarti pihak lain dirugikan, akan tetapi tetap memperhatikan kebutuhan pihak lain. Hanya saja penekanannya pada apa yang menjadi kebutuhan/ kepuasan kita tercapai sehingga perlu diciptakan situasi dimana kita unggul atau menguasai/ mengendalikan situasi sehingga negosiasi berjalan sesuai kehendak kita dan bukan kehendak pihak lain. Proses negosiasi memerlukan ketegasan dalam mengajukan penawaran dan harus/ mutlak menang dan pihak lain kalah. c. Lose-Lose (Kalah-Kalah) Strategi ini, walaupun jarang diterapkan dalam dunia bisnis tetapi menjadi sesuatu yang dipilih bila tidak ada jalan lain, terutama dalam praktek-praktek politik. Strategi ini nampak dalam praktek-praktek politik. Strategi ini sering nampak dalam bentuk penggunaan kewenangan, posisi awal yang menekan, pelicin, memberikan konsesi (menekan). Berdasarkan ketiga tipe umum yang telah dipaparkan di atas, terdapat sebuah proses atau tahapan negosiasi yang akan dijelaskan di bawah ini.
Tahap-Tahap Negosiasi Menurut Hindle (2001), tahapan dalam negosiasi merupakan petunjuk langkah-langkah yang “harus” dilalui dalam melakukan negosiasi. Ada yang menyebutnya sebagai proses, anatomi negosiasi, atau
13
langkah-langkah negosisasi. Isinya berkembang dari waktu ke waktu. Sebenarnya ada berbagai pendapat mengenai tahapan (stages) dalam negosiasi. Namum hanya lima pendapat saja yang dikemukakan karena mewakili tiga arca utama dalam negosiasi.
Tabel 1. Perbandingan Berbagai Tahapan Negosiasi Tahapan Nierenberg Negosiasi Tahap I Pra Negosiasi Tahap II
Tahap III
Tahap IV Tahap V
6.
Shea
Gottlieb & Henry Persiapan & Identifikasi pelaksanaan dan perencanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pemantapan Negosiasi Negosiasi Hubungan Personal Menutup Implementasi Pengajuan/ Negosiasi Pemantauan Usulan dan Kesepakatan Penyesuaian (deal) Resolusi Konflik Konfirmasi dan rencana pelaksanaan Sumber: Hindle (2001)
Hodgetts & March Luthans Perencanaan Pra negosiasi Membangun Pembukaan Hubungan Negosiasi Pertukaran Informasi
Bargaining
Persuasi
Komplikasi
Perjanjian
Perjanjian
Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Pengertian dari metode deskriptif menurut Sugiyono (2005:21), adalah: “Metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.”
14
Adapun pengertian lain dari metode deskriptif menurut Moh. Nazir (2002:63), yaitu: “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu set kondisi suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan-hubungan secara fenomena yang diselidiki.”
Sedangkan pengertian dari metode deskriptif analisis menurut Moh. Nazir (2003:71), adalah: “Penelitian yang ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.”
Penelitian deskriptif kualitatif menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yan terjadi, sikap dan pandangan yang menggejala di dalam masyarakat, hubungan antarvariabel, pertentangan dua kondisi atua lebih, pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan antar fakta, dan lain-lain. Masalah-masalah
yang
diamati
dan
diselidiki
di
atas
memungkinkan penelitian deskriptif kualitatif memiliki metode yang mengarah pada studi komparatif, studi kuantitatif, dan bisa juga menjadi suatu studi korelasional suatu unsur dengan unsur lainnya. Pada umumnya, kegiatan penelitian deskriptif kualitatif meliputi pengumpulan data, analisis data, interpretasi data, serta diakhiri dengan kesimpulan yang didasarkan pada penganalisisan data tersebut (Moleong, 2002: 3).
15
2. Data dan Sumber Data Data atau informasi yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian iniadalah berupa data kualitatif. Sumber dari data tersebut akan digali dari bermacamsumber data dan sumber data yang sudah terkumpul akan diolah dandimanfaatkan untuk penulisan penelitian ini, yang meliputi dari: a.
Data primer : data yang diambil langsung dari sumbernya, diamati dandicata untuk pertama kalinya, seperti wawancara dan observasi ataupengamatan secara langsung kepada narasumber baik secara lisanmaupun tulisan yang dilakukan oleh kedua belah pihak (Sugiyono, 2009: 41). Adapun data primer dalam penelitian ini didapat melalui key informant. Dalam menentukan informan, peneliti menggunakan metode purposive sampling, dimana menurut Sugiyono (2009:53) purposive sampling maksudnya, informan adalah orangorang yang diyakini mengetahui lebih banyak hal yang berkenaan dengan materi yang akan diteliti. Teknik purposive sampling adalah penentuan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah: 1.
Direktur Operasional PT. Macanan Jaya Cemerlang (Bapak Sugeng)
2. b.
Bagian Pemberkasan (Tina, Bagus)
Data
sekunder
:
data
yang
digunakan
dan
diusahakan
sendiripengumpulannya oleh penulis yang prosesnya melewati satu
16
atau lebihpihak yang bukan penulis sendiri, seperti sumber-sumber yang berasaldari internet, data perusahaan, serta literatur buku-buku yang berkaitanpenelitian yang sedang diteliti (Sugiyono, 2009: 41).Data sekunder dapat diambil dari arsip-arsip atau dokumen perusahaan. 3. Lokasi Penelitian PT. Macanan Jaya Cemerlang Jalan Ki Hajar Dewantoro, Padukuhan Macanan, Desa Karanganom Mudal, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten.
4. Teknik Pengumpulan Data Guna memperoleh data yang berhubungan dengan penelitian maka penulismelakukan pengumpulan data dengan teknik : a.
Studi Kepustakaan, yaitu dengan mempelajari teori-teori dari literaturatau buku-buku kepustakaan, catatan, bacaan lain agar dapatmembantu
dalam
penemuan
masalah
pemecahan
dan
dokumen
atau
mengujikebenaran dari hasil pemikiran. b.
Studi
dokumen,
yaitu
mencari
data
dalam
sumberpustaka. c.
Pengamatan atau observasi, yaitu pengamatan terhadap gejala yangditeliti. Dalam hal ini panca indera manusia (penglihatan danpendengaran) diperlukan untuk menangkap gejala yang diamati.
17
Hasilpenangkapan tersebut dicatat dan dianalisis oleh peneliti untukmenjawab masalah penelitian. d.
Wawancara, merupakan salah satu metode pengumpulan data denganjalan komunikasi, yaitu melalui kontak atau hubungan pribadi antarapengumpul data ( pewawancara ) dengan sumber data ( responden).
e.
Teknik Analisis Data Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data kualitatif modelinteraktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehinggadatanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data,
yaitu
data
reduction,data
display,
dan
conclusion
drawing/verification. Seperti
yang
dikemukakan
oleh
Matthew
B.
Miles
dan
A.
MichaelHuberman (1992: 15-20) mengatakan bahwa analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi, antara lain : a.
Reduksi data ( Penyederhanaan data ) Reduksi
data
dapat
diartikan
sebagai
proses
pemilihan,
pemusatanperhatian (focus), menterjemahkan dengan membuat catatan mengubah datamentah yang dikumpulkan dari penelitian ke dalam catatan yang telahdisortir atau diperiksa. Tahap ini merupakan
18
tahap analisis data yangmempertajam atau memusatkan, membuat dan sekaligus dapat dibuktikan. b.
Data Display (Penyajian Data) Display data / Penyajian data adalah menyusun informasi dengancara tertentu sehingga diperlukan memungkinkan penarikan kesimpulanatau pengambilan tindakan. Pengambilan data ini untuk memahamiperistiwa yang terjadi dalam mengarah pada analisa atau tindakan lebihlanjut berdasar pemahaman.
c.
Conclusion Drawing/Verification (Penarikan kesimpulan) Conclusion Drawing / penarikan kesimpulan yaitu makna yang telahdisederhanakan, disajikan dalam pengujian data dengan cara mencatatketeraturan, metodologis,
pola-pola
konfigurasiyang
penjelasan
secara
memungkinkan
logis
dan
diprediksikan
hubungan sebab akibat melalui hukumempiris.Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuabaru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsiatau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang ataugelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausalatau interaktif, hipotesis atau teori.