BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Suatu perguruan tinggi dituntut mampu mengembangkan pendidikan karakter agar terwujud mahasiswa yang berkarakter, berbudaya dan bermoral. Tuntutan tersebut sulit terwujud tanpa kesadaran dari pelaksana pendidikan bahwa kualitas pendidikan bukan hanya bertumpu pada kemampuan kognitif, melainkan harus mengembangkan kemampuan yang bersifat afektif dan motorik. Anggapan keberhasilan lembaga pendidikan salah satunya ditandai dengan alumninya memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif yang tinggi. Hal ini mengakibatkan orang tua dan masyarakat lebih menghargai kemampuan kognitif anak daripada kemapanan dalam sikap dan perilaku terpuji. Kasus penyimpangan yang terjadi seperti tawuran, pelecehan seksual dibawah umur, mabuk dan perilaku curang, barulah tersadarkan ada yang keliru dalam pengelolaan pendidikan. Tuntutan masyarakat membuat motivasi tersendiri bagi lembaga pendidikan untuk mengembangkan kualitas produknya. Utamanya lembaga pendidikan yang mencetak pendidik sebagai tauladan. Tidak hanya memilki Indeks Prestasi Kumulatif tinggi, pendidik harus memiliki karakter bangsa sebagai dasar dalam mendidik karakter siswa nantinya. Mahasiswa calon penerus bangsa yang berusia 18 sampai 29 tahun dalam bukunya Lickona (2013: 21-22) “Sebanyak 89 persen mengatakan
1
1
Implementasi Pembentukan Karakter..., Andika Wahyu Satria, FKIP UMP, 2015
2
bahwa generasi mereka lebih mementingkan diri sendiri” dan “33,9 persen mahasiswa tahun pertama mengatakan mereka menganggap turut terlibat dalam program-program yang bertujuan membersihkan lingkungan”. Sedikit sekali mahasiswa yang memiliki sikap bertanggung jawab dalam lingkungannya dan lebih cenderung mementingkan diri sendiri. Kasus yang dijumpai seperti dituturkan Anies dalam Koran Tempo edisi 27 Desember 2014 “siswa dari kalangan ekonomi atas menutup diri dari lingkungan dan menurutnya “teladan yang diberikan guru berintegritas akan lebih membekas didalam pikiran peserta didik”. Lembaga pendidikan tinggi perlu ada pemantauan seberapa jauh calon pendidik cetakannya sudah meiliki karakter bangsa yang digambarkan. Implikasi akan pendidikan karakter dalam penguruan tinggi dengan calon
pendidik
haruslah
sejalan
dengan
program-program
yang
dicanangkan oleh program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Sikap disiplin dan tanggung jawab merupakan modal dasar dalam menularkan karakter bangsa kepada anak didiknya. Adanya kegiatan jam „0‟ bagi mahasiswa utamanya dalam mata kuliah kesemaptaan, mengaji sebelum di mulainya perkuliahan, pelatihan tata upacara setiap hari senin, dan lain sebagainya. Kegiatan apakah yang bisa menunjang terbentuknya karakter bangsa bagi calon pendidik. Sejatinya calon pendidik harus memiliki benar akan karakter tersebut untuk lebih memahami akan karakter yang akan ditularkan pada anak didik nantinya.
Implementasi Pembentukan Karakter..., Andika Wahyu Satria, FKIP UMP, 2015
3
Akademik
berpengaruh
akan
pembentukan
karakter
pendidiknya, utamanya visi misi dalam program studi.
calon
Pentingnya
organisasi intern sebagai sarana pembentuk karakter seperti yang ada di Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Kegiatan yang diadakan seperti kegiatan lomba antar mahasiswa, petugas upacara bergilir yang terjadwalkan dan lain sebagainya, apakah itu bisa membantu menunjang pembentukan karakter bangsa untuk calon pendidik atau justru sebaliknya. Peneliti sangat mengkhawatirkan akan pembentukan karakter calon guru pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Bagaimana implementasi akan
pembentukan
karakter
pada
mahasiswa,
sehingga
peneliti
mengharapkan penelitian dengan judul “Implementasi pembentukan karakter disiplin dan tanggung jawab mahasiswa aktivis HMPS Pendidikan
Guru
Sekolah
Dasar
di
Universitas
Muhammadiyah
Purwokerto”. Evaluasi secara mendalam terhadap hasilnya akan mudah dilakukan oleh program studi. B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka Fokus dan pertanyaan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana
implementasi
pembentukan
karakter
kedisiplinan
mahasiswa aktivis HMPS Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Muhammadiyah Purwokerto?
Implementasi Pembentukan Karakter..., Andika Wahyu Satria, FKIP UMP, 2015
4
2. Bagaimana implementasi pembentukan karakter tanggung jawab mahasiswa Aktivis HMPS Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Muhammadiyah Purwokerto? C. Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui
implementasi
pembentukan
karakter
kedisiplinan
mahasiswa Aktivis HMPS Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Muhammadiyah Purwokerto? 2. Mengetahui implementasi pembentukan karakter tanggung jawab mahasiswa Aktivis HMPS Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Muhammadiyah Purwokerto? D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan adalah: 1. Manfaat Teoritis a) Mendapatkan
informasi
mengenai
pembentukan
karakter
kedisiplinan dan tanggung jawab mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Muhammadiyah Purwokerto terutama aktivis HMPS. b) Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a) Bagi Mahasiswa Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan lebih termotivasi akan pendidikan yang sedang ditempuhnya. Makna akan pendidik
Implementasi Pembentukan Karakter..., Andika Wahyu Satria, FKIP UMP, 2015
5
akan mudah terserap karena mengerti akan tujuan dan hasil yang ingin dicapainya. b) Bagi Lembaga Perguruan Tinggi Penelitian ini sebagai bahan evaluasi akan program yang sedang dijalankannya. Untuk dapat mengambangkan dan memajukan lulusan terbaik dari instansi tersebut. c) Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang lembaga dan program studi yang lebih berkompeten dalam bidangnya, sebagai bentuk pencitraan yang baik akan lulusan yang dikeluarkannya. d) Bagi peneliti Penelitian ini dapat menjawab semua pertanyaan peneliti, sehingga nantinya hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bentuk karakter mahasiswanya. E. Definisi Konsep 1. Implementasi Pembentukan Karakter Suatu rangkaian kegiatan yang telah direncanakan oleh lembaga pendidikan yang bertujuan membentuk karakter pada diri individu. Rangkaian
kegiatan
yang
nantinya
dapat
terindikasi
dapat
memunculkan indikator karakter. Karakter sendiri merupakan tabiat atau kebiasaan moral yang muncul dalam perilaku keseharian individu.
Implementasi Pembentukan Karakter..., Andika Wahyu Satria, FKIP UMP, 2015
6
2. Disiplin Salah satu contoh karakter dengan mengedepankan upaya sungguh-sungguh menyelesaikan tugas dengan tertib dan patuh pada peraturan yang ada. Dapat diartikan juga sebagai kebiasaan secara tertata dengan tidak melanggar peraturan. Lingkungan pendidikan sering ditandai dengan hadir yang tepat waktu, penyelesaian tugas secara optimal, dan patuh pada peraturan. 3. Tanggung Jawab Suatu sikap berani melakukan segala yang memang sudah diamanatkan baik diposisi sebagai diri sendiri, dalam keluarga, maupun dalam masyarakat luas. Kesanggupan akan amanat yang diemban salah satunya ditunjukkan dengan melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan sebagai bentuk kesadaran dalam lingkungan sosial.
Implementasi Pembentukan Karakter..., Andika Wahyu Satria, FKIP UMP, 2015