BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penemuan teknologi internet telah membawa pengaruh besar terhadap perkembangan dunia komunikasi. Penyampaian informasi kini dapat dilakukan dengan lebih mudah dan lebih cepat melalui internet. Menurut Laquey (1997) dalam Ardianto dan Erdinaya 1 , yang membedakan internet dari teknologi komunikasi tradisional adalah tingkat interaksi dan kecepatan yang dapat dinikmati pengguna untuk menyiarkan pesannya. Pesatnya penggunaan internet berpengaruh tak hanya pada bidang teknologi, tetapi juga pada aspek sosial, politik, ekonomi-budaya, termasuk media massa. Dengan adanya internet, terjadi pemekaran dari jenis-jenis media yang sudah ada sebelumnya. Keunikan dari pemakaian internet terletak pada efisiensinya sebagai sebuah medium, namun esensi komunikasi secara keseluruhan dan jurnalisme pada khususnya tetap tidak berubah2. Keberadaan internet semakin dimanfaatkan oleh berbagai kalangan saat ditemukannya website atau situs web. Yuhefizar3 berpendapat, situs web merupakan keseluruhan halaman-halaman web yang terdapat dalam sebuah domain yang mengandung informasi. Sedangkan domain ialah nama unik yang dimiliki oleh sebuah perusahaan atau lembaga atau organisasi yang bisa diakses melalui internet. Sebuah situs web biasanya dibangun atas banyak halaman web yang saling berhubungan. Hubungan diantara satu halaman web dengan yang lainnya disebut hyperlink. Sedangkan teks yang menghubungkan media tersebut disebut hypertext.
1
Elvinaro Ardianto dan Lukiati K. Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. hal. 143. 2 Setyawan Santana K. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hal 136. 3 Yuhefizar, dkk. 2009. Cara Mudah Membangun Situs web Interaktif Menggunakan Content Management System Joomla. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. hal 2.
1
Umumnya sebuah situs web telah disertai dengan berkas-berkas gambar, video, atau jenis berkas-berkas lainnya, dan diperbarui secara berkala. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor daya tarik kepada audiens untuk senantiasa mengakses sebuah situs web. Selain itu, situs web dapat menginformasikan dan menyebarkan pesan secara luas dan cepat tanpa membutuhkan biaya tinggi dan waktu yang lama serta interaktif. John Vivian
4
menambahkan situs web mempunyai kekuatan
tersendiri yaitu pada isi, daya navigasi, link eksternal, intuitif untuk dipakai, dan waktu loading. Beberapa hal tersebut menjadikan situs web sebagai sarana komunikasi efektif dan efisien. Perkembangan situs web ini pun sedikit banyak mengubah cara pandang masyarakat dalam mencari lowongan pekerjaan atau informasi mengenai dunia kerja. Fitur-fitur yang ada pada internet pun turut menarik minat perusahaan untuk memanfaatkan media ini sebagai salah satu media publikasi lowongan karir pada perusahaannya. Perusahaan pun mulai beralih dari media konvensional (surat kabar) menjadi media baru (internet). Selain melalui situs web pribadi perusahaan, banyak pula dari perusahaan yang meminta bantuan lembaga karir universitas. Hal ini pun berbanding lurus dengan merambahnya keberadaan lembaga karir milik universitas. Tercatat beberapa universitas di Indonesia memiliki lembaga karir sendiri. Masing-masing lembaga karir membuat berbagai program agar para mahasiswa atau lulusan baru pencari kerja memakai jasanya. Seiring dengan berkembang pesatnya internet, lembaga-lembaga karir mulai memanfaatkan media online untuk mengenalkan program-programnya baik untuk mahasiswa, lulusan baru ataupun perusahaan. Salah satu fasilitas yang sedang marak digunakan adalah melamar secara online. Untuk memanfaatkan fasilitas ini, tentunya lembaga karir universitas perlu membuat situs web karir semenarik mungkin agar banyak
4
John Vivian. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Prenada Media Group. hal 277.
2
pengunjung yang datang. Tujuannya agar semakin banyak kandidat yang melamar ke perusahaan yang menggunakan jasanya. Diantara universitas tersebut ialah Universitas Indonesia (UI) dengan Career Development Centre (CDC) UI (cdc.ui.ac.id), Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan ITB Career Centre (karir.itb.ac.id), Universitas Padjajaran (UNPAD) dengan CDC UNPAD (cdc.unpad.ac.id), Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) dengan CDC UNS (cdc.uns.ac.id), Universitas Bina Nusantara (BINUS) dengan BINUS Career
(binuscareer.com),
Institut
Pertanian
Bogor
(IPB)
dengan
Career
Development and Alumni Affairs (CDA) IPB (cda.ipb.ac.id), serta Universitas Gadjah mada (UGM) dengan Engineering Career Centre (ECC) UGM (ecc.ft.ugm.ac.id). Tak hanya milik universitas, situs web karir milik swasta seperti JobsDB (jobstreet.co.id), JobStreet (id.jobsdb.com), Career Builder (careerbuilder.co.id), dan Kompas Karir (kompaskarier.com) juga sering dikunjungi mahasiswa tingkat akhir maupun lulusan baru. Meski banyak situs web karir milik swasta, situs web karir universitas masih menjadi idola bagi para lulusan baru maupun mahasiswa tingkat akhir. Alasannya karena lembaga karir milik universitas umumnya memiliki pelatihan pengembangan karir bagi anggotanya, dan tentu saja karena alasan almamater. UGM sendiri pun memiliki banyak lembaga karir, baik dibawah universitas ataupun fakultas. Di tingkat universitas, UGM memiliki Career Development Centre (CDC) UGM. Lalu di tingkat fakultas, diantaranya UGM memililiki Engineering Career Center (ECC) UGM, Law Career Development Center (LCDC) serta Career and Network Center (CNC) Magister Management (MM) UGM. Salah satu lembaga karir tersebut adalah ECC UGM. Lembaga karir ini berada dibawah Fakultas Teknik UGM dan berdiri tahun 2007. Meski berada dibawah Fakultas Teknik UGM, ECC UGM terbuka bagi seluruh disiplin ilmu dan universitas, tak hanya Fakultas Teknik dan UGM saja. Lembaga karir ini memiliki visi “Indonesia leading IT Based Institute in Career Information, Personal Development, and Recruitment Services”. Oleh karena itu, semua lowongan dan informasi yang
3
dimiliki ECC UGM terdapat di situs yang beralamat di ecc.ft.ugm.ac.id dan memiliki 8500 pengunjung setiap harinya.5 Seperti visi yang dimilikinya “Indonesia leading IT Based Institute in Career Information…”, ECC UGM sangat peduli dalam mengemas informasi karir dengan membuat media bernama Career News salah rubrik dalam ecc.ft.ugm.ac.id. Media ini terdapat pada menu Info Karir di laman depan ecc.ft.ugm.ac.id. Selain Info Karir, terdapat juga pilihan menu yakni Personal Development, Recruitment Services, Event dan Member. Peletakan menu di bagian atas situs sesuai dengan layanan-layanan yang diberikan ECC UGM. Untuk memasuki laman Career News, pengunjung situs web hanya tinggal mengklik menu Info Karir, dan akan masuk ke dalam laman baru yakni careernews.web.id. Career News ini berisikan berita-berita seputar karir serta liputan acara dari ECC UGM. Pada laman Career News, terdapat sub menu pula yang terpasang pada menu bar. Menu tersebut merupakan rubrikasi dari Career News, yakni Issues, Tips, My Job, Event, Do You Know dan ECC Corner.
5
Terarsip di http://www.ecc.ft.ugm.ac.id/index.php?r=site/page&view=about, diakses pada 13 April 2013
4
Gambar 1. 1 Home Career News ECC UGM
5
Gambar 1. 2 Home ecc.ft.ugm.ac.id
6
Sebelum berada di laman ecc.ft.ugm.ac.id, Career News merupakan media cetak bulanan yang diterbitkan oleh ECC UGM dan terbit pertama kali pada awal 2010. Tujuannya sebagai media dokumentasi dan publikasi kegiatan ECC UGM. Career News muncul pertama kali dalam bentuk buletin cetak, kemudian mengambil konsep majalah. Lalu Career News berubah format menjadi salah satu menu di situs ecc.ft.ugm.ac.id6 pada laman artikel. Saat itu Career News memiliki beberapa rubrik, yaitu Berita, Pengumuman, Event, Do You Know, Impression, dan Career Issue. Hingga pada 14 September 20137, situs web ECC UGM berubah menjadi versi 3, dan menyediakan ruang sendiri bagi Career News di laman careernews.web.id namun masih tetap berhubungan dengan ecc.ft.ugm.ac.id. Keberadaan Career News pada situs web ecc.ft.ugm.ac.id adalah sebagai pendukung dari kinerja ECC UGM sebagai lembaga karir. Namun tanpa mengesampingkan produksi pesan yang disajikan, berupa berita dan informasi. Demi tercapainya visi dan misi ECC UGM melalui Career News, perlu adanya perencanaan manajemen redaksional yang baik. Tak dapat dipungkiri, manajemen redaksional merupakan strategi kunci bagi keberlangsungan hidup sebuah media massa, terlebih bagi media online. Mulai dari pemilihan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam divisi redaksi, rubrikasi, tema berita-berita yang diangkat, gaya penulisan, variasi produk yang diterbitkan, hingga penentuan target pembaca. Tim Kerja ECC UGM, yang memiliki latar belakang lulusan Fakultas Teknik, pun menghadirkan Divisi Media yang bertujuan untuk mengelola Career News. ECC UGM melalui Career News, serius dalam menggarap berita dan informasi yang disampaikannya. Career News dibuat dengan menggunakan proses jurnalistik seperti terdapat reporter dan fotografer. Reporter dan fotografer tersebut lantas melakukan reportase. Hasil reportase tersebut pun masih melakukan proses penyuntingan terlebih dahulu sebelum akhirnya ditampilkan di ecc.ft.ugm.ac.id. Dalam menulis berita,
6
Terarsip di http://www.ecc.ft.ugm.ac.id/index.php?r=berita/index, diakses pada 13 April 2013 Terarsip di http://careernews.web.id/event/view/1947-Wajah-Baru-Website-ECC-UGM, diakses pada 20 September 2013 7
7
Divisi Media ECC UGM pun mengikuti kaidah jurnalistik yang menghadirkan hasil rekonstruksi tertulis dari realitas sosial yang terdapat dalam kehidupan 8 . Melalui penjelasan tersebut, penelitian ini dirasa menarik, bahwa lembaga karir dibawah Fakultas Teknik UGM ini tak hanya menangani lowongan kerja saja dalam pelayanannya, tapi juga menghadirkan media Career News. Peneliti merasa ECC UGM melalui Career News pun dapat menjadi media alternatif informasi karir bagi mahasiswa, lulusan baru maupun perusahaan. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana Divisi Media ECC UGM melakukan fungsi-fungsi manajemen redaksional pada Career News di situs web karir ecc.ft.ugm.ac.id. Peneliti sendiri merupakan bagian dari Divisi Media ECC UGM yang memiliki posisi sebagai freelance reporter Career News ECC UGM. Peneliti merasa, Career News ECC UGM unik untuk diteliti karena belum banyak portal karir yang juga mengangkat berita seputar karir. Meski demikian, hal tersebut tak mengurangi sisi objektivitas dalam penelitian ini. Sebaliknya, peneliti memanfaatkan dengan baik akses perturakan informasi yang dapat lebih mudah diperoleh.
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Bagaimana manajemen redaksional Career News untuk menjadikannya sebagai pemberi berita dan informasi karir secara online?”
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan memaparkan gambaran menyeluruh tentang proses manajemen redaksional situs careernews.web.id untuk menjadikan Career News sebagai pemberi berita dan informasi karir secara online.
8
Ana Nadhya Abrar. 2005. Penulisan Berita. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta. hal 2.
8
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Situs web karir Bagi ECC UGM khususnya Divisi Media, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau bahan pertimbangan Divisi Media ECC UGM dalam memperbaiki ataupun mengembangkan strategi dalam melakukan proses jurnalistik di Career News ECC UGM. Sedangkan bagi situs web karir lainnya, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi jika mereka ingin membuat media sejenis Career News. 2.
Bagi Lembaga Ilmu Pengetahuan (Jurusan Ilmu Komunikasi) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk menambah perbendaharaan kepustakaan bagi Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada. Dan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan informasi bagi peneliti lain yang tertarik untuk mendalami penelitian mengenai manajemen redaksional situs web karir.
3. Bagi masyarakat umum Penelitian ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan seputar situs web karir. 4. Bagi pemerintah Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan manajemen redaksional situs web karir. 5. Bagi peneliti Selain untuk memenuhi syarat kelulusan program Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fisipol UGM, proses penelitian ini tentunya juga dapat meningkatkan aspek kognitif sehingga memperkaya pengetahuan dan pengalaman peneliti.
9
E. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran sangat diperlukan untuk melaksanakan suatu penelitian. Melalui kerangka pemikiran inilah, dapat diketahui landasan atau pijakan peneliti dalam melakukan penelitiannya. Lebih lanjut, kerangka pemikiran dalam penelitian ini akan terbagi dalam beberapa pokok bahasan. 1. Situs Web Karir sebagai Salah Satu Portal Berita Online Meski situs web karir kini mulai menjamur, namun banyak yang belum mencantumkan tambahan informasi dan berita seputar karir. Contoh situs web karir universitas yang memiliki tambahan informasi seputar karir ialah ITB Career Centre, CDC UNS serta CDA IPB. Pada ITB Career Center dan CDC UNS, terdapat tips seputar karir, juga isu-isu mengenai karir dengan nama sub menu Career Tips pada ITB Career Centre dan Artikel pada CDC UNS. Namun pada CDA IPB, informasi karir masuk ke dalam sub menu Agenda & Berita dan hanya sebatas acara CDA IPB serta berita mengenai lowongan pekerjaan saja. Selain itu, situs web karir online milik swasta yang juga menampilkan informasi
karir
salah
satunya
ialah
Kompas
Karir
dalam
laman
www.kompaskarier.com. Media anakan dari kompas.com ini, selain memasang lowongan karir, juga turut membahas seluk beluk karir. Melalui sub menu Karir Tips, pengunjung situs ini akan disuguhi rubrikasi berita yakni Ultimate U, My Simple Thought dan Dunia Kerja. Ultimate U diisi oleh penulis dan pembicara publik, Rene Suhardono Canonoe, My Simple Thought diisi oleh psikolog Eileen Rahman dan Sylvina Savitri, lalu Tips Karir diisi oleh tim redaksi Kompas Karir9. Media informasi karir diperlukan agar para mahasiswa mengetahui sejak dini karir yang diinginkannya. Sehingga ketika sudah menjadi lulusan baru, tak
9
Berbagai tips pada Kompas Karir terarsip di http://www.kompaskarier.com/home/indextips, diakses pada 20 September 2013
10
lagi bimbang ingin bekerja dimana dan di bidang apa. Selain ITB, UNS dan IPB, UGM melalui ECC UGM pun menambahkan informasi dan berita karir dalam layanan lembaga karirnya. Ketersediaan media informasi dan berita karir pun sudah terdapat pada visi ECC UGM, “Indonesia leading IT Based Institute in Career Information, Personal Development, and Recruitment Services”. Tujuannya, tak hanya memberikan daftar lowongan kerja saja, tapi juga memberikan informasi berupa berita, isu, tips serta profil pekerjaan seputar karir kepada para pengunjung situsnya. Layaknya sebuah organisasi atau perusahaan, ECC UGM pun memiliki divisi-divisi yang mengurusi tiap bagian-bagian kerjanya. Divisi Media adalah bagian kerja dari ECC UGM yang salah satu tugasnya yakni mengurusi situs web ecc.ft.ugm.ac.id di rubrik khusus informasi dan berita karir bernama Career News. Dahulu, Career News berada pada sub menu di laman utama ecc.ft.ugm.ac.id. Sedangkan kini, Career News berada di laman careernews.web.id, namun masih terintegrasi dengan ecc.ft.ugm.ac.id. Dengan memiliki laman sendiri, informasi yang disajikan Career News pun semakin banyak. Sejak awal, Divisi Media ECC UGM telah diisi oleh individu-individu yang bekerja di ranah jurnalistik. Tak mengherankan informasi dan berita yang dikemas dalam Career News bisa dikatakan sebagai jurnalisme online. Artikelartikel dibuat dengan proses jurnalistik, mulai dari perencanaan tema yang akan ditulis, reportase, penulisan berita dan penyuntingan berita. Artikel yang dibuat pun sudah menampilkan elemen-elemen dari nilai berita. Penyajian informasi karir dalam Career News dengan konsep jurnalisme online bertujuan agar di kemudian hari Career News bisa menjadi sumber informasi karir yang terpercaya. Alasan lain mengapa jurnalisme online kian diminati ialah internet yang dapat diakses siapa saja dan dimana saja. Internet pun memberikan fasilitas penggunanya untuk mengambil informasi sebanyak-banyaknya tanpa perlu
11
memikirkan tempat penyimpanan. Selain itu, dalam jurnalisme online, pembaca dapat lebih leluasa memilah informasi yang ingin ia baca atau tidak. Jika dalam proses penulisan jurnalistik terdapat metode piramida terbalik
10
. Dalam
jurnalisme online metode ini menjadi lebih penting. Menurut Nielsen 11 , terdapat istilah menggulung layar. Istilah ini berarti menghubungkan pengguna web dengan situs-situs yang telah dirancang jaringan link-nya. Bila pembaca tertarik terhadap berita jurnalistik tersebut akan menggulung layar, melanjutkan ke link berikutnya. Namun bila tak tertarik akan melakukan sebaliknya. Banyak pemilik media yang beralih memanfaatkan online dan tak lagi terpaku dengan cetak atau konvensional, karena kemudahan-kemudahan yang diberikan jurnalisme online. Begitu pun pengelola lembaga karir. Banyak yang menggunakan konsep jurnalisme online dalam proses penyediaan informasi karirnya. Santana 12 mengatakan keunikan internet terletak pada efisiensinya sebagai sebuah medium. Namun tidak mengubah esensi komunikasi dan jurnalisme. Lalu Foust13 pun memaparkan tentang keuntungan jurnalisme online, yang dijabarkan sebagai berikut: a. Audience control, audiens memiliki kekuasaan untuk memilih informasi mana yang mereka inginkan. b. Nonlinearity, penulis dapat merancang berita yang tidak dapat diketahui oleh audiens
10
Metode dimana bagian yang paling penting berada di atas artikel berita, sedangkan yang tidak penting dibawah. Metode ini dapat memudahkan editor untuk menyunting berita. 11 dalam Setyawan K. Santana. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hal 138. 12 Ibid. hal 136. 13 James C. Foust. 2009. Online Journalism: Principle and Practices of News for The Web (second edition). Arizona: Holcomb Hathaway, Publishers. hal 7-12.
12
c. Storage and retrieval, dapat menyimpan banyak informasi dan mudah didapatkannya. d. Unlimited space, mengatasi keterbatasan waktu dan ruang dari media sebelumnya. e. Immediacy, memungkinkan informasi diterbitkan seketika. f. Multimedia capability, memungkinkan wartawan untuk memasukkan teks cetak, suara, video dan konten lainnya g. Interactivity and user-generated content, meningkatkan tingkat partisipasi khalayak yang lebih besar. Agar pembaca dapat tertarik mengunjungi lalu membaca situs web, Foust14 juga berpendapat bahwa dalam membuat jurnalisme online perlu memperhatikan hal-hal yang dapat menjadi bahan evaluasi, yakni: a. Siapa yang memproduksi situs? Hal ini mengacu pada, siapa yang memproduksi situs web tersebut. Apakah
organisasi
jurnalistik,
koorporat,
perusahaan
hubungan
masyarakat, atau kelompok politik. b. Apakah isi dari situs? Setelah mengetahui institusi yang memproduksi, harus disesuaikan pula apakah isi dari situs tersebut. Seberapa besar pengaruhnya kepada masyarakat. c. Apakah informasi akurat? Sebagaimana kaidah jurnalistik, yakni akurat dan factual baik untuk isu besar dan isu kecil, hal ini penting sekali untuk diperhatikan. Selain sumber berita dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, tipografi seperti ejaan dan tata bahasa juga harus diperhatikan.
14
Ibid. hal 14-16.
13
d. Seberapa sering informasi diperbaharui? Keunikan dari jurnalisme online adalah kecepatan dalam menyajikan berita. Karenanya perlu menjadi bahan evaluasi tentang kuantitas memperbaharui isi situs web. e. Bagaimana penampilan dari situs? Desain dan tata letak pada situs web pun harus menjadi perhatian. Penampilan yang bagus juga menjadi salah satu penentu, banyak tidaknya pembaca situs web. Pada penjabarannya dalam memproduksi jurnalisme online, tampak bahwa Foust menitikberatkan pada isi situs web sebagai penentu keberhasilan jurnalisme online. Foust15 mengungkapkan bahwa hal penting dalam produksi isi situs web ialah kerap memperbaharui informasi dalam 24 jam/7 hari. Lalu kemampuan untuk berkonvergensi atau berkombinasi dengan berbagai media seperti video dan musik, yang dapat menjadi pelengkap dalam situs web. Situs web karir seperti Career News, kini dapat menjadi salah satu bentuk dari penerapan jurnalisme online atau media online. Dalam pengelolaannya, Albarran16 menyebutkan empat kegiatan utama dalam pelaksanaan media online. Kegiatan tersebut ialah development (pengembangan), production (produksi), distribution (distribusi), dan exhibition (pameran). Sebagaimana dijelaskan sebagai berikut: a. Development Berfokus pada inovasi teknologi baru. Teknologi dapat menyebabkan pertumbuhan media online dan meningkatkan kuantitas konsumsi media. Kemajuan dalam internet televisi adalah alah satu contoh dari inovasi teknologi baru pada media online . Teknologi yang terus menerus
15
Ibid. hal 63. Alan B. Albarran. 2013. Management of Electronic and Digital Media, Fifth Edition. Boston: Wadsworth. hal 4.
16
14
berubah dapat pula mengubah cara pandang masyarakat dalam menggunakan media . b. Production Produksi terdiri dari pembuatan hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak) untuk media online. Perangkat keras dapat berupa komputer, televisi dan radio penerima, piring satelit, DVD player, DVR, set-top box, dan perangkat mobile seperti ponsel tablet perangkat pintar. Perangkat lunak meliputi program komputer, program televisi, program radio, rekaman suara, dan pesan ikla n. c. Distribution Saat ini banyak bentuk platform distribusi yang tersedia, mulai dari internet, jaringan siaran tradisional untuk layanan satelit, broadband , dan perangkat mobile . d. Exhibition Hal ini berfokus pada tempat konsumen atau pengguna media online mengonsumsi produk dan konten dari media online. Pada kegiatan ini, tantangan menjangkau konsumen yang sesuai target pun menjadi salah satu bahasan utama.
2. Manajemen Redaksional dalam Situs Web karir Sebuah organisasi atau kelompok yang memiliki tujuan memerlukan adanya manajemen. Pada dekade akhir abad 20, bidang manajemen dinyatakan secara resmi sebagai suatu bidang penelitian dan ilmu tersendiri 17 . Saefudin menerangkan, tugas manajemen mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, pengambilan keputusan terhadap sesuatu yang harus dikerjakan, cara melakukan
17
Saefudin. 1993. Organisasi dan Manajemen Industri (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Liberty. hal 10.
15
pekerjaan tersebut, orang yang melakukan pekerjaan tersebut, waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut, dan mengukur efektivitas kerja yang telah dilaksanakan. Lalu Handoko 18 mengungkapkan, terdapat tiga alasan utama mengapa manajemen
diperlukan,
yakni
untuk
mencapai
tujuan,
untuk
menjaga
keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan, serta untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Menurut ahli manajemen Peter Drucker dalam Handoko19, efektivitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things), sedang efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan baik (doing things right). Tanpa manajemen tujuan organisasi atau kelompok akan sulit tercapai karena tidak melakukannya dengan efektivitas dan efisiensi. Media massa telah mengalami berbagai perkembangan dan perubahan. Jika dulu media hanya dapat dicetak atau printing, kemudian muncul media elektronik seperti televisi dan radio. Hingga akhirnya merambah ke media yang disebarluaskan melalui dunia maya atau online. Perkembangan ini tentunya turut mempengaruhi perubahan realitas sosial kehidupan masyarakat. Akibat perkembangan industri media yang pesat, Colin Cherry menerangkan
konsep
ledakan
komunikasi.
Pertama,
secara
20
geografis
industrialisasi media menyebabkan Afrika, Asia Selatan dan Amerika Latin masuk dalam jaringan komunikasi global. Kedua jumlah informasi yang menerpa masyarakat berlipat ganda. Ketiga, peningkatan teknologi dan spesialis di bidang komunikasi. Walaupun secara garis besar manajemen media untuk media online dan media konvensional sama, namun ada perbedaannya. Hanya saja seringkali
18
T Hani Handoko. 1984. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Hal 6. Ibid. hal 7. 20 dalam Rahayu. 1998. Peran Manajemen Redaksional dalam Pembentukan Nilai dan Kualitas Berita. Laporan Penelitian Jurusan Ilmu Komunikasi Fisipol UGM. hal 31. 19
16
organisasi melupakan pentingnya manajemen media pada jurnalisme online. Padahal hal tersebut bisa saja berakibat salah kaprah pada manajerial dari organisasi baru. Banyak yang beranggapan manajemen di dalam institusi media baru kurang diperlukan karena dengan sendirinya orang yang berkecimpung di dalam media baru, asal memahami aspek teknologi informasi dan komunikasi, akan dapat menjalankan proses manajerial dengan baik21. Padahal seharusnya jurnalisme online harus ditangani dengan manajerial yang mengerti tentang isu-isu media baru atau internet. Hal unik dalam media baru, khususnya internet, adalah karena konsep-konsep kebaruan yang tidak dimiliki media tradisional seperti cetak atau elektronik. Kebaruan tersebut menurut Adiputra22 adalah: a. Media baru berbasis bit bukan atom. b. Pesan media baru secara teknis mudah diproduksi, didistribusikan, ditampilkan dan disimpan, selian bersifat konvergen. c. Media baru bersifat lebih interaktif dibandingkan dnegan media massa. Atas dasar kebaruannya itulah, perlu dibedakan antara menangani manajemen media tradisional dengan manajemen media online. Pun dengan jenis medianya tersebut. Contoh dalam penelitian ini adalah situs web karir. Media yang berisi artikel tentang realitas sosial dalam ranah karir. Tak hanya untuk media massa-media massa besar, organisasi media dalam situs web karir universitas juga memerlukan manajemen yang baik demi tercapainya tujuan secara optimal. Walaupun secara garis besar manajemen media untuk jurnalisme online dan jurnalisme tradisional sama, namun ada pula
21
Adiputra, Wisnu Martha. 2010. “Antara Kreativitas, Ketidakpastian, dan Kesempatan: Memahami Manajemen Media Baru” dalam Diyah Hayu Rahmitasari (Ed). Potret Manajemen Media di Indonesia. Yogyakarta: Total Media. Hal 139-140. 22 Ibid. hal 143-144.
17
perbedaannya. Manajemen media, terutama jurnalisme online, dibagi menjadi bagian konten dan bagian teknologi (IT). Bagian konten berisi tentang konten artikel atau redaksional. Selain itu pada bagian konten juga diisi desain seperti layout, ilustrasi, foto, grafik, dan hal-hal yang memperindah halaman jurnalisme online tersebut. Lalu bagian IT adalah yang mengurusi bagaimana konten tersebut dapat dipublikasikan ke situs web dan dilihat banyak orang. Untuk menghasilkan konten media yang baik, selain manajemen media juga diperlukan manajemen redaksional. Pada bagian ini, akan dibahas mengenai manajemen redaksional, khususnya bagi jurnalisme online di situs web karir. Manajemen redaksional adalah hal paling penting bagi pembuatan sebuah media. Tanpa manajemen redaksional yang baik, konten dalam media pun tidak akan baik. Biasanya, konten redaksional dari situs web karir ialah artikel berita dan artikel informasi. Disini letak penting manajemen redaksional, bahwa manajemen redaksional harus mampu menyajikan berita yang memiliki nilai berita dan kualitas berita yang baik. Selain itu, juga menyampaikan informasi yang akurat dan berguna bagi pembaca. Terdapat banyak penjabaran mengenai manajemen redaksional. Menurut Rahayu 23 , manajemen redaksional mencakup dua dinamika kegiatan yaitu news gathering dan news writing. Dalam tahapan news gathering terdiri dari pedoman umum pencarian berita (syarat umum kelayakan berita) dan pedoman khusus pencarian berita (berupa syarat berita khusus yang diterapkan oleh perusahaan media). Lalu news writing merupakan tahapan kegiatan yang dimulai dari masuknya laporan dari reporter ke bagian redaktur yang meliputi aktivitas pengecekan berita yang masuk, melakukan editing, dan penempatannya ke dalam rubrik.
23
Rahayu. 1998. Peran Manajemen Redaksional dalam Pembentukan Nilai dan Kualitas Berita. Laporan Penelitian Jurusan Ilmu Komunikasi Fisipol UGM.
18
Rahayu menambahkan, manajemen redaksional dapat dilihat dari kedudukan institusi media sebagai sebuah industri. Karenanya, manajemen redaksional disebut sebagai salah satu elemen penting dalam pelaksanaan industri media tersebut. Manajemen redaksional dituntut mampu untuk melihat realitas masyarakat dan menampilkan berita sesuai dengan kebutuhan pasar. Adapula penjabaran manajemen redaksional dari Fink 24 . Ia mengurai, manajemen redaksional mencakup ke dalam kegiatan designing the news organization, research in the newsroom, planning in the newsroom, how to manage resources in the newsroom dan controlling-evaluating in the newsroom. Berikut penjabarannya: a
Designing the News Organization Tahap pertama dalam manajemen redaksional adalah dengan membentuk organisasi redaksi. Terdapat tiga prinsip dasar yang harus dicermati pada pembentukan organisasi redaksi, yakni: i. Memastikan bahwa struktur organisasi, personel, dan perilakunya merupakan cerminan yang efektif dari target pembaca. ii. Terdapat integrasi antara ruang redaksi dengan marketing operation secara keseluruhan. iii. Terdapat rancangan sumber daya manusia, waktu, dan uang yang efisien.
b
Research in The Newsroom Tahapan ini merupakan tahapan mengenal khalayak pembaca dari media yang dibuat. Karena pembuat media harus tahu mengenai target pasar. Beberapa cara untuk mengenal khalayak seperti professional readership studies (dengan teknik wawancara secara mendalam terhadap responden yang telah dipilih), Subscriber questionnaires (penyebaran kuesioner bagi pembaca maupun bukan pembaca), feedback dari
24
Conrad C. Fink. 1996. Strategic Newspaper Manegement. Allyn and Bacon. hal 150-172.
19
departemen sirkulasi, analisa pengaduan surat pembaca, encounter groups (focus group discussion), dan personal contact. Manajer dari ruang redaksi pun perlu melibatkan tiap posisi seperti editor, publisher dan reporter untuk melakukan studi khalayak ini. Hanya dengan penelitian ini manajer dapat beralih ke tahapan berikutnya dalam manajemen redaksional, yakni perencanaan. c
Planning in The Newsroom Dua hal penting sebelum merencanakan ruang redaksi adalah merencanakan secara efektif pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan human resource, seperti proses rekrutmen, penjaringan, pelatihan dan motivasi bagi Tim redaksi. Lalu merencanakan keseluruhan proses jurnalistik untuk menjalankan kualitas Tim redaksi. Setelah itu adalah melakukan hal-hal berikut ini: i. Pengecekan kembali tiap bagian untuk kualitas yang lebih baik ii. Mengenal pembaca iii. Pembuatan hard news utama yang akan diangkat iv. Desain ulang v. Improvisasi-improvisasi untuk sebuah perubahan vi. Buatlah edisi spesial di momen-momen tertentu vii. Buat rencana per minggu
d
How to Manage The Newsroom’s Resources Ruang redaksi akan menjadi lebih baik jika manajer redaksi memperhatikan empat hal di bawah ini: i. Sumber daya manusia. Ini adalah hal terpenting dalam ruang redaksi, karena sumber daya manusia adalah ia yang menjalankan seluruh manajemen redaksional. Maka perlu adanya rekrutmen yang berstandar, lalu pelatihan yang berkualitas. Tujuannya agar sumber daya manusia yang kemudian menjadi Tim redaksi dapat menjalankan tugasnya dengan baik. 20
ii. Keuangan. Sebagai salah satu organisasi profit, uang adalah hal penting yang digunakan sebagai kompensasi yang didapat oleh pekerja atau Tim redaksi. Karenanya, pengeluaran keuangan harus dianggarkan dan dikelola secara cermat. iii. Sumber daya eksternal. Dapat berarti pihak-pihak eksternal yang memberikan kontribusi bagi media, seperti kantor berita dan narasumber, asosiasi media, pengiklan, dan sebagainya. Pengelolaan yang baik akan bertujuan terciptanya hubungan yang baik dan saling menguntungkan antara Tim redaksi dengan pihak-pihak eksternalnya. iv. Newshole.
Dapat diartikan dengan ruang-ruang dalam media yang
meliputi kolom, halaman dan desain. Penyuntingan sangat dibutuhkan dalam hal ini. Editor akan menyeleksi berita yang akan dimuat, bagaimana sebuah berita akan ditulis, menentukan headline, dan menyeimbangkan pembagian halaman. Lalu bagian desain atau layouter akan menentukan desain dan layout agar menarik dan mudah dibaca. e
Controlling-Evaluating in The Newsroom Tahapan terakhir adalah mengontrol dan mengevaluasi semua tahapan yang telah dilakukan Tim redaksi. Setiap kontrol dan evaluasi yang dilakukan bertujuan untuk melihat sejauh mana keberhasilan rencana pengelolaan dan hasilnya. Hasil tahapan ini selanjutnya dapat digunakan untuk proses perencanaan selanjutnya.
Setelah Fink menjelaskan mengenai tahapan-tahapan mengenai manajemen redaksional, selanjutnya adalah bahasan mengenai struktur organisasi di depertemen redaksi yang menjalankan sistem manajemen redaksional. Menurut Djuroto 25 , Editor Department atau Bidang Redaksi terdiri dari Pemimpin Redaksi, Sekretaris Redaksi, Redaktur Pelaksana, Redaktur, Wartawan dan
25
Djuroto, Totok. 2004. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: Remaja Rosdakarya. hal 18-23.
21
Koresponden. Pemimpin redaksi adalah orang pertama yang bertanggung jawab terhadap semua isi penerbitan pers. Sesuai dengan Undang-Undang Pokok Pers, pemimpin redaksi bertanggung jawab jika ada tuntutan hukum yang disebabkan oleh isi pemberitaan pada penerbitannya. Tetapi, dalam prakteknya, pemimpin redaksi bisa mendelegasikan kepada pihak lain yang ditunjuknya.
F. Kerangka Konsep Setelah menentukan kerangka pemikiran, selanjutnya peneliti mengambil sejumlah konsep-konsep yang akan membantu untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Career News pada situs web karir ecc.ft.ugm.ac.id merupakan objek yang akan diteliti. Oleh sebab itu, peneliti akan menggabungkan konsep manajemen redaksional dengan konsep jurnalisme online. Manajemen redaksional diperlukan Divisi Media ECC UGM untuk membuat dan mengelola Career News, baik dari segi sumber daya manusia (tim redaksi) maupun sumber daya produksi (isi media), demi tercapainya tujuan secara optimal. Sedangkan jurnalisme online dibutuhkan karena Career News pada situs web karir ecc.ft.ugm.ac.id masuk ke ranah internet atau online. Dalam konsep manajemen redaksional, peneliti mengambil konsep Fink (1996). Sedangkan untuk konsep jurnalisme atau media online, menggunakan konsep Albarran (2013). Manajemen redaksional menurut Fink terdiri dari merancang struktur organisasi dalam ruang redaksi, riset dalam ruang redaksi, perencanaan dalam ruang redaksi, pengelolaan sumber daya ruang redaksi, serta kontrol dan evaluasi dalam ruang redaksi. Lalu Albarran mengemukakan hal penting mengenai kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan media online, yakni pengembangan, produksi, distribusi, dan pameran. Namun, konsep yang dikemukakan Fink adalah konsep bagi manajemen redaksional media cetak. Untuk menyesuaikan dengan manajemen redaksional Career News ECC UGM, peneliti tetap menggunakan konsep Fink, namun selalu berpegang
22
pada konsep Albarran sebagai acuannya. Adapun penyederhanaan dari penggabungan konsep Fink dan Albarran adalah sebagai berikut: 1. Merancang struktur organisasi dalam ruang redaksi 2. Pengembangan 3. Riset dalam ruang redaksi 4. Perencanaan dalam ruang redaksi 5. Pengelolaan sumber daya ruang redaksi 6. Produksi 7. Distribusi 8. Pameran 9. Kontrol dan evaluasi dalam ruang redaksi Konsep manajemen redaksional (Fink) dan jurnalisme online (Foust) bila dipadankan dengan Career News ECC UGM, akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Merancang Struktur Organisasi dalam Ruang Redaksi Di tahapan pertama dalam manajemen redaksional ini, akan dibahas mengenai latar belakang, visi, misi, dan logo ECC UGM. Setelah itu tentang struktur organisasi ECC UGM terutama Divisi Media. Kemudian uraian pembagian tanggung jawab kerja redaksi Career News. Terakhir mengenai perencanaan dan pengelolaan sumber daya manusia. 2. Pengembangan Pada tahap ini diperlukan pembahasan mengenai teknologi-teknologi baru seperti apa yang akan digunakan. Hal ini bertujuan untuk selalu menerbitkan gagasan dan inovasi yang terus berkembang dalam pembuatan Career News. terlebih Career News merupakan media berbasis online, sehingga penjelasan mengenai teknologi dirasa sangat penting bagi peneliti.
23
3. Riset dalam Ruang Redaksi Di tahapan ini, Divisi Media perlu mengadakan studi khalayak untuk mengetahui profil singkat mengenai pembaca mengenai isi dari Career News pada ecc.ft.ugm.ac.id. Banyak cara yang dapat digunakan, namun karena Career News merupakan jurnalisme online, cara yang mungkin dilakukan adalah professional readership studies (dengan teknik wawancara secara mendalam terhadap responden yang telah dipilih), subscriber questionnaires (penyebaran kuesioner bagi pembaca maupun bukan pembaca), dan personal contact.
4. Perencanaan dalam Ruang Redaksi Dalam melakukan perencanaan ruang redaksi yang sebaiknya diperhatikan yaitu isi situs web, keakuratan isi situs web, keakuratan isi situs web,
dan
penampilan dari situs web. Pada isi situs web akan dilihat bagaimana Divisi Media ECC UGM merencanakan hal-hal yang terkait dengan isi, seperti rubrikasi Career News, tema/isu Career News, jenis artikel (berita atau informasi), serta alternatif media lain (video, musik, galeri foto, dan lain-lain). Lalu keakuratan isi situs web akan diuraikan bagaimana Divisi Media ECC UGM merencanakan hal-hal yang terkait dengan keakuratan dan kefaktualan Career News, seperti sumber berita dan informasi Career News, juga ejaan dan tata bahasa. Setelah itu ada kuantitas memperbaharui isi situs web yang akan dijelaskan perencanaan waktu mengunggah ke laman careernews.web.id. Hal selanjutnya yang akan dibahas pada perencanaan dalam ruang redaksi ialah penampilan dari situs web. Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai Divisi Media ECC UGM dalam merencanakan desain dan tata letak dari situs web ecc.ft.ugm.ac.id, khususnya Career News.
24
5.
Pengelolaan Sumber Daya Ruang Redaksi Menurut konsep Fink, terdapat empat hal penting dalam pengelolaan sumber daya ruang redaksi. Hal tersebut adalah sumber daya manusia, keuangan, sumber daya eksternal, dan newshole. Pada poin sumber daya manusia, peniliti akan melihat bagaimana pengelolaan Divisi Media ECC UGM dimulai sejak rekruitmen, pembagian kerja, pengontrolan kinerja, hingga pengaturan kebijakan personalia, seperti jam kerja. Lalu dari segi keuangan, akan diurai bagaimana pembiayaan proses produksi dalam pembuatan Career News. Selanjutnya konsep sumber daya eksternal, dapat digunakan untuk melihat bagaimana Divisi Media ECC UGM mengelola pihak-pihak eksternal yang memberikan kontribusi bagi isi media seperti narasumber, pembaca, pengiklan, dan organisasi lainnya. Sedangkan newshole digunakan untuk mengetahui bagaimana proses editing dilakukan sebagai tahap akhir dalam proses kerja Divisi Media ECC UGM dalam membuat konten, serta koordinasi dan kerjasama Divisi Media ECC UGM dengan bagian lain dalam organisasi.
6. Produksi Pada kegiatan ini berfokus pada pembuatan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan selama proses pembuatan Career News. Peneliti juga ingin melihat alat-alat apa sajakah yang digunakan serta bagaimanakah Career News melakukan proses produksi sebelum menghasilkan tayangan-tayangan berita dan informasi di situs careernews.web.id
7. Distribusi Di tahap ini, dijabarkan media mana saja yang dapat dijadikan area distribusi dari Career News. kemudian ditilik juga bagaimana strategi marketing yang digunakan Career News juga menyebarluaskan manfaart Career News
25
sebagai media pemberi berita dan informasi karir kepada para pembacanya, seperti mahasiswa, pencari kerja, dan masyarakat umum.
8. Pameran Kegiatan berikutnya yakni pameran. Pada tahapan ini, perlu dilihat pola dan kebutuhan dari konsumen atau pembaca Career New. Hal ini dapat berkaitan dengan product placement juga menilai apakah pembaca Career News sudah sesuai target atau belum.
9. Kontrol dan Evaluasi dalam Ruang Redaksi Melalui tahapan ini dapat terlihat bagaimana Divisi Media Content ECC UGM melakukan kontrol dan evaluasi terhadap setiap kegiatan atau kinerja redaksi. Sehingga peneliti dapat tahu, sudah berjalan dengan baik atau belum Divisi Media Content dalam membuat Career News.
G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian kali ini menggunakan pendekatan kualitatif. Kriyantono
26
menjelaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Kriyantono27 juga menjelaskan jenis penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Penelitian mengenai manajemen redaksional ecc.ft.ugm.ac.id dikatakan permasalahan aktual karena formatnya yang merupakan media online dan media
26 27
Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. hal 56. Ibid. hal 67.
26
online banyak dikembangkan oleh lembaga karir sebagai media informasi saat ini. Manajemen redaksional ecc.ft.ugm.ac.id menjadi suatu kasus yang unik karena fenomena manajemen redaksional pada situs web karir (media online) tentunya memiliki perbedaan tersendiri dibandingkan dengan media cetak atau pun media online massa. 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan jenis deskriptif. Kriyantono
28
menjelaskan bahwa studi kasus adalah metode riset yang
menggunakan berbagai sumber data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi, atau peristiwa secara sistematis. Sedangkan definisi yang lebih teknis diungkapkan oleh Robert K. Yin, yakni studi kasus ialah inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan dimana multisumber dimanfaatkan29. Dilihat dari segi pemilihan objek penelitian, yakni situs web karir ECC UGM, penelitian ini nantinya akan menggunakan metode studi kasus jenis Intrinsic Case Study. Studi kasus intrinsik ini dilakukan untuk memahami secara lebih baik tentang suatu kasus tertentu. Peneliti memilih bentuk ini karena peneliti ingin mengetahui secara intrinsik mengenai fenomena, keteraturan, dan kekhususan dari manajemen redaksional ecc.ft.ugm.ac.id. Penelitian ini akan melihat bagaimana proses manajemen redaksional yang dilakukan dalam mengelola sumber-sumber, baik dari internal maupun eksternal, serta bagaimana penerapannya sehingga mampu menjadikan ecc.ft.ugm.ac.id sebagai pemberi berita dan informasi karir secara online.
28 29
Ibid. hal 65. Robert K. Yin. 2006. Studi Kasus : Desain dan Metode. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. hal. 18.
27
Penelitian yang memusatkan perhatian pada satu kasus dan satu institusi ini berbasis pada kata tanya “bagaimana”, sehingga penelitian ini membutuhkan jawaban eksplanasi yang dianalisis secara deskriptif. Dengan studi kasus, maka penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih rinci dan mendalam dengan cara menganalisis data-data yang diperoleh di lapangan. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Graha Karir ECC UGM, Jalan Krasak Barat, No. 20, Kotabaru, Yogyakarta, terutama Divisi Media. b. Teknik pengumpulan data i. Observasi Langsung Peneliti akan melakukan kunjungan lapangan untuk melihat cara kerja dari Tim Redaksi Career News di Divisi Media ECC UGM, pada proses redaksional pembuatan Career News.
ii. Wawancara Secara keseluruhan wawancara merupakan sumber bukti yang paling esensial bagi studi kasus. Studi kasus sendiri umumnya berkaitan dengan
interaksi
dan
hubungan
antarmanusia
sehingga
ketika
menggunakan sumber bukti wawancara akan terjadi kesinambungan antara peneliti dan responden dalam di dalamnya. Melalui wawancara, narasumber yang dianggap mempunyai informasi yang berkaitan dengan penelitian dapat memberikan keterangan-keterangan penting dalam situasi yang berkaitan. Nantinya peneliti akan mengajukan pertanyaanpertanyaan kepada narasumber tentang fakta-fakta yang berkaitan dengan objek penelitian.
28
Narasumber dalam penelitian ini adalah Direktur ECC UGM: Nurhadi, Kepala Departemen Informasi Karir: Bima Arditya, Manajer Media Content: Rita Pamilia, Supervisor Media Content: Vinia Rizky Prima, Pembaca Career News: Rahmanu Hermawan dan Roy Rosa Bachtiar. Namun demikian, peneliti tidak membatasi narasumber hanya pada keempat orang tersebut, tetapi peneliti juga akan melakukan wawancara terhadap narasumber lain yang dirasa kompeten yang mungkin akan ditemui saat penelitian berlangsung. iii. Studi dokumen Studi dokumen merupakan teknik pengumpulan data-data dan teori atau pemikiran para ahli yang tertulis mengenai informasi-informasi yang berkaitan dan relevan dengan penelitian ini. Peneliti akan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan segala bentuk dokumentasi yang berasal dari objek penelitian. Dokumentasi tersebut dapat berupa company profile perusahaan, surat, notulensi rapat, rilis, proposal, serta output dari objek penelitian, dan sebagainya. Sedangkan data sekunder didapat dari internet, buku, dan sebagainya, guna membantu peneliti menambah rincian spesifik agar mendukung informasi yang masih kurang detil atau kurang lengkap.
29