BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta sebagai kota metropolis menjadi sebuah melting pot bagi industri kuliner, berbagai macam jenis kuliner mancanegara hingga nusantara dapat ditemui di ibukota negara ini. Seperti yang dikatakan oleh Winarno (2015), banyak pendatang yang ikut membawa serta ciri khas daerahnya, termasuk dari segi makanan; membuat hampir semua jenis makanan nusantara sudah dapat terwakili di Jakarta. Diantara ragam jenis kuliner nusantara yang tersedia di ibukota, tentu Jakarta memiliki ciri khas kuliner sebagai tuan rumahnya, yaitu kuliner Betawi. Menurut Chaer (2012) Kuliner Betawi merupakan hasil perpaduan antara budaya Cina, Arab, Melayu, dan Portugis. Dapat dilihat dari bahan masakan yang terkandung di dalamnya; seperti contoh laksa Betawi yang mempunyai campuran melayu dan cina, kemudian semur pada portugis. Ia kembali menjelaskan, perpaduan akulturasi yang dikaji dalam makananan ini berpengaruh pada sisi histori pembentukan ibukota Jakarta hingga kini. namun sangat disayangkan, kuliner Betawi saat ini justru memudar pesonanya dikarenakan beberapa hal, diantaranya; terpinggirkannya kaum Betawi di Jakarta sehingga membuat rumah makan mereka mempunyai lokasi yang kurang strategis, lalu kurangnya informasi yang menunjang tentang tempat-tempat tersebut sehingga nama serta pamor kuliner inipun bisa dikatakan langka didengar masyarakat. 1
Fenomena ini disebabkan karena banyak dari rumah makan Betawi mempunyai keterbatasan dalam hal wilayah dan kurangnya pengetahuan untuk mempromosikan produk mereka. Ini didukung oleh pernyataan Drs. Yahya Andi Saputra selaku ketua Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) yang menjelaskan, permasalahan kelangkaan kuliner khas Betawi dipengaruhi oleh keterbatasan ruang gerak kaum Betawi di Jakarta dan juga dari segi sumber daya manusia (SDM). Maksud kata SDM dari pernyataan tersebut adalah kurangnya pihakpihak yang menyajikan informasi tentang kuliner Betawi, sehingga kuliner khas kota Jakarta ini tidak begitu terdengar. Dicantum juga dalam artikel Tribunnews pada 13 Desember 2014 lalu mengatakan kuliner betawi menjadi kekayaan kota yang kian terpinggirkan tetapi sebenarnya merupakan bentuk wisata yang potensial. Tentu untuk megoptimalkan hal tersebut dibutuhkan banyak media informasi yang disuguhkan kepada masyarakat, agar meningkatkan awareness mereka. Melihat isu tersebut, dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya informasi yang tersedia untuk memperlihatkan kuliner Betawi sebagai potensi wisata kuliner di Jakarta kepada masyarakat. Untuk menyalurkan informasi tersebut, tentu dibutuhkan sebuah media yang memenuhi tren budaya pengakses informasi dalam era yang bersangkutan. Saat ini, media berbasis teknologi menjadi pilihan seharihari
bagi
keseluruhan
masyarakat;
dengan
besarnya
pengguna
gadget
mempengaruhi cara masyarakat mengakses informasi dalam kesehariannya dan mobile apps menjadi pilihan. Simpel serta kecepatan mengakses menjadi 2
keuntung dari sifat mobile apps; selain karena ia merupakan mesin utama pencari informasi dari gadget, media ini mengikuti gerak-gerik masyarakat Jakarta dan sekitarnya yang cenderung bergerak cepat dan mobile. Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa masih terdapat kekurangan jumlah media informasi tentang kuliner Betawi, lebih lanjut lagi informasi yang disampaikan tidak diikuti dengan pendekatan media visual yang efisien. Maka dari itu penulis ingin membuat sebuah rancangan Tugas Akhir dengan judul “Perancangan Visual Media Informasi Melalui Mobile App tentang Kuliner Khas Betawi di DKI Jakarta”. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut, bagaimana merancang sebuah media informasi yang tepat agar kuliner Betawi dapat eksis di masyarakat? 1.3. Batasan Masalah Hal yang menjadi fokus dari penulis dalam pembahasan ini antara lain 1.
Subjek -
Behavior
Berasal dari kalangan menengah dan menengah atas, akrab dengan teknologi dan smartphone, punya kecintaan atau paham terhadap kuliner. 3
-
Geografi
Aplikasi ini diperuntukan bagi warga Jabodetabek yang mengetahui tentang keberadaan Betawi namun tidak mengerti informasi lebih lanjut dari hal tersebut. -
Demografi
Subjek primer dari rancangan ini adalah semua gender dari kisaran umur 18 – 35 tahun. Sedangkan, subjek sekundernya meliputi semua kalangan umur yang akrab dengan berwisata kuliner. 2.
Media informasi yang dibuat berupa media interaktif mobile app untuk Android. Karena melihat kendala dari OS potensial lainnya dalam prasyarat men-develop sebuah aplikasi.
3.
Penulis berkonsentrasi pada perancangan bentuk visual dalam interface pada mobile app.
4.
Kuliner Betawi yang ditampilkan di dalam aplikasi ini merupakan kumpulan makanan berat atau makanan yang disantap pada saat jam makan sehari-hari.
5.
Jenis makanan berat yang masuk ke dalam aplikasi adalah makananmakanan terpilih. Maksudnya, makanan yang merupakan rekomendasi dari pakar kuliner dan budayawan Betawi yang penulis jadikan sebagai referensi.
4
1.4. Tujuan Tugas Akhir Melihat dari rumusan masalah, penulis menyimpulkan tujuan Tugas Akhir ini adalah merancang media informasi yang tepat, berupa mobile app yang menjadi sebuah sarana pengakses informasi kuliner Betawi bagi masyarakat kini. 1.5. Manfaat Tugas Akhir Dari Tugas Akhir ini penulis berharap melalui laporan yang dibuat dapat memberi manfaat kepada pembaca dan desainer sebagai contoh referensi dalam membuat rancangan visual dalam media informasi berupa mobile app atau media interaktif lain tentang kuliner Betawi atau hal berkaitan lainnya. Juga menjadi bentuk saran kepada lembaga pengurus kepariwisataan negara atau swasta yang ingin mengembangkan permasalahan yang sama dengan penulis. Lalu kepada Universitas, dengan mengarsip laporan ini mereka ikut berkontribusi untuk memajukan kepariwisataan Indonesia, khusus dalam hal ini Betawi. 1.6. Metode Pengumpulan Data Tahapan-tahapan yang dilakukan penulis dalam memperoleh data dengan metode kualitatif dan kuantitatif yang dijabarkan sebagai berikut: 1. Observasi Dibutuhkan juga data observasi, mengingat karya yang akan penulis buat adalah bentuk direktori tentang makanan tradisional Betawi. Kegiatan
5
observasi ini dilakukan untuk mencermati tempat makan Betawi pilihan yang tersebar di DKI Jakarta, apakah layak untuk diangkat. 2. Wawancara Untuk memaksimalkan perancangan media promosi melalui mobile app ini metode wawancara juga dibutuhkan. Wawancara yang akan dilakukan penulis berasal dari pakar makanan dan minuman khas Betawi, Kuliner Indonesia; kemudian dari sisi desain, wawancara dengan desainer UI yang akrab dengan dunia aplikasi mobile dan User Interface. 3. Studi Pustaka Penulis akan meriset data-data yang dibutuhkan dari media manual maupun digital sebagai landasan teori dalam perancangan pembuatan aplikasi mobile tentang Kuliner khas Betawi. 4.
Existing Studies Metode ini dibutuhkan penulis dalam menjalankan proses pembentukan visual. dimana penulis dapat membuat beberapa aplikasi-aplikasi kuliner sebagai referensi untuk visual yang akan dibuat. Kemudian penulis juga mencari data kuantitatif
berupa penyebaran
kuisioner. Hal ini dilakukan agar penulis dapat melihat kecenderungan sifat target yang nantinya dapat menjadi acuan dalam membuat karya. Penyebaran kuisioner
6
ini akan dilakukan kepada target khalayak yang tersebar di daerah Jabodetabek, sebagai orang pendatang, wisatawan, dan pengunjung rumah makan. 1.7. Metode Perancangan Metode perancangan yang dibahas oleh penulis disini adalah bagaimana langkahlangkah membuat sebuah aplikasi mobile menurut pandangan Cuello dan Vittone (2013, hlm. 16-17); diantaranya adalah 1. Conceptualization Di dalam tahap awal ini, dimana desainer atau web developer mencari ide awal; kemudian melakukan riset untuk mengetahui lebih lanjut ide awal dan dampak isu yang berkaitan dengan masyarakat agar mendapatkan inti permasalah dari isu yang akan diangkat. 2. Definition Setelah mengetahui isu yang akan diangkat, kemudian dilakukan tahap brainstorming bagaimana merealisasikan ide visual dengan target masyarakat; Hal ini tentu bersangkutan dengan perilaku dari subjek yang menjadi targetnya. 3. Design Tahap ini dilakukan setelah dua tahap sebelumnya sudah terpenuhi, dengan begitu realisasi konsep ke dalam bentuk visual akan berjalan dengan lancar. 7
Sebelum
masuk
ke
dalam
tahap
akhir
tentu
dibutuhkan
sebuah
model/prototype dari aplikasi untuk di tes terlebih dahulu; agar aplikasi yang akan di publikasikan tidak menimbulkan kesalahan fatal. 4. Development Setelah mendapatkan hasil dari desain prototype, dilakukan revisi agar aplikasi berfungsi lebih baik. Lalu revisi visual tersebut dimasukan kedalam bahasa pemograman atau coding. 5. Publishing Tahap terakhir adalah melaunch aplikasi yang dibuat. Pembuatan aplikasi tidak berhenti sampai tahap ini. Tetapi desainer atau developer perlu mengikuti perkembangannya di masyarakat, serta memberi update agar menjaga fungsi interaktif dalam hirarki aplikasi.
8
1.8. Skematika Perancangan
Latar Belakang Semakin menipisnya pengetahuan tentang kebudayaan Betawi termasuk pada segi kulinernya disaat pamor kuliner nusantara lainnya meningkat. Dikarenakan keterbatasan media informasi yang diberikan.
Rumusan Masalah
Tujuan Masalah
Media apa yang cocok untuk memberikan informasi yang dapat memberi pengetahuan kepada masyarakat tentang kuliner khas Betawi?
Merancang sebuah media informasi dalam interaktif mobile app berisi pengetahuan tentang berbagai macam kuliner khas Betawi di masyarakat. sehingga timbul kontribusi masyarakat untuk memajukan pariwisata Indonesia
Existing Studies
Studi Pustaka
Mencari referensi hidup mengenai contoh aplikasi mobile untuk kuliner untuk dijadikan contoh referensi rancangan.
Mencari dari artikel seputar kebudayaan Betawi lebih khusus lagi kulinernya; lalu tentang kepariwisataan di indonesia.
Taget Audience Demografi Semua gender, kisaran umur produktif 18-25 tahun Psikologi Kalangan menengah dan menengah atas, memiliki kecintaan terhadap kuliner tradisional atau mancanegara Geografi Berdomisili di Jabodetabek
Insight Media informasi yang efektif agar memudahkan masyarakat dalam mengakses data yang dibutuhkan
Konsep Perancangan Merancang sebuah media informasi berbentuk aplikasi interaktif mobile app tentang kuliner khas Betawi di daerah DKI Jakarta dengan mempertimbangkan teknik visual (baik segi ilustrasi, warna, tipografi, fotografi) agar buku ini dapat mencapai target sasaran.
9