BAB I PENDAHULUAN ! 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang pesat pada bidang teknologi komunikasi saat ini, memungkinkan berbagai macam cara dilakukan untuk berkomunikasi. Baik itu secara konvensional maupun moderen. Secara moderen, komunikasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Seperti yang dikatakan oleh Severin dan Tankard, orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu berkomunikasi dengan orang lain dengan menggunakan ruang obrol (chat room) di komputer, dan permainan dunia maya (virtual) memberi dimensi pengalaman dan kepuasan baru bagi penggunanya (Severin, Tankard, 2011:3). Perkembangan teknologi semakin lama semakin pesat. Begitu juga dengan kemunculan internet yang akhirnya menciptakan fenomena tersendiri. Definisi dari internet menurut Briggs adalah jaringan yang terhubung melalui komputer dan berfungsi untuk berbagi informasi (Briggs, 2011:11). Hal tersebut menunjukkan bahwa internet merupakan sebuah jaringan yang dapat menghubungkan komputer-komputer di seluruh dunia. Terhubungnya seluruh komputer tersebut dapat memberikan kemudahaan dalam berbagi (sharing) data dalam bentuk digital antar sesama pengguna komputer, baik itu berupa teks, audio, maupun video. Kemudahan yang ada di internet pada akhirnya membuat internet menjadi sebuah media komunikasi. Dimana pesan yang disampaikan berupa informasi
!
1!
yang bisa ditujukan dalam memenuhi kebutuhan khalayak. Setiap media yang digunakan memiliki tujuan tertentu. Seperti yang diungkapkan oleh Tommy Suprapto (2009:132), bahwa untuk mencapai tujuan tersebut, maka asas-asas manajemen dan komunikasi dipadukan dan disesuaikan di atas landasan tujuan yang hendak dicapai. Kaye (1991) dalam buku Soedarsono (2009:47) mengatakan manajemen komunikasi menyiratkan penggunaan sumber daya manusia dan teknologi secara optimal untuk menjalin hubungan antar manusia. Dalam hal ini, salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah internet. Keberadaan internet sebagai online media akhirnya memunculkan situs-situs seperti Blogspot, Facebook, serta Twitter. Keberadaan situs-situs ini menjadi sebuah media komunikasi baru yang digunakan dalam menyajikan serta mendapatkan informasi. Salah satu contohnya adalah Twitter. Hasil statistik dari Semiocast.com menunjukkan situs Microblogging ini memiliki jumlah pengguna di Indonesia sebanyak 19,5 juta orang (berdasarkan akun yang dibuat sebelum 1 Januari 2012). Indonesia menempati posisi ke-5 dari seluruh dunia. Twitter sendiri merupakan sebuah situs Microblogging. Fasilitas yang disajikan dalam situs ini adalah menyampaikan tweet dalam 140 huruf. If blogging started as an online journal, think of micro blogging as an instant messaging journal (jika blog bermula dari konsep jurnal online, pemikiran microblogging dimulai pada konsep jurnal pesan instan) (Briggs, 2010:94).
!
2!
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Twitter hampir mirip seperti sebuah jurnal, namun perbedaannya, di sini hanya terbatas pada 140 karakter. Salah satu pengguna dari microblogging Twitter adalah Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya. TMC Polda Metro Jaya merupakan bagian dari Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya. Akun Twitter ini memberikan informasi mengenai kondisi jalan di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Baik itu berupa kemacetan, kondisi cuaca, kecelakaan, ataupun informasi penting mengenai lalu lintas lainnya Dalam hal ini, Jakarta sebagai salah satu kota besar dan juga ibu kota negara Indonesia memiliki tingkat kemacetan yang cukup tinggi. Pada artikel detik.com tanggal 17 Juni 2011 dengan judul “Macet Parah, Peringkat Jakarta Jauh di Bawah Kuala Lumpur”, dikatakan bahwa Indonesia berada pada peringkat 32 dalam tingkat kemacetan lalu lintas, dimana semakin kecil peringkatnya, maka tingkat kemacetan lalu lintasnya semakin rendah. Sebagai salah satu negara yang memiliki tingkat kemacetan tinggi, informasi mengenai lalu lintas merupakan hal yang cukup banyak dicari. Hal tersebut dapat terlihat melalui jumlah followers dari akun Twitter TMC Polda Metro. Sampai dengan tanggal 17 Maret 2012, akun Twitter TMC Polda Metro memiliki followers sebanyak 677.758. Hal tersebut menunjukkan banyaknya pengguna Twitter yang mencari informasi lalu lintas melalui Twitter khususnya dengan melakukan follow pada akun Twitter milik TMC Polda Metro Jaya.
!
3!
Banyaknya followers dari akun Twitter TMC Polda Metro membuat akun ini menjadi salah satu sarana yang dapat digunakan dalam berkomunikasi khususnya dengan menggunakan fitur-fitur yang terdapat didalamnya. Twitter sendiri memiliki berbagai fitur di dalamnya, mulai dari tweet, mention, direct message, dan hastags. Dilihat dari isi akun Twitter TMC Polda Metro Jaya, informasi yang disampaikan melalui tweet pada umumnya mengenai lalu lintas meliputi keadaan lalu lintas maupun himbauan. Pada informasi keadaan lalu lintas, terdapat beberapa informasi yang di-retweet dari pengguna yang melakukan mention kepada akun Twitter TMC Polda Metro Jaya. Melihat hal tersebut, peneliti ingin mengetahui lebih jauh pengelolaan komunikasi yang dilakukan oleh Traffic Management Center Polda Metro Jaya dalam menyampaikan informasi lalu lintas melalui akun Twitter TMC Polda Metro. Berawal dari informasi tersebut berasal sampai, bagaimana informasi tersebut dibuat sedemikian rupa hingga akhirnya disebarluaskan melalui Twitter. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komperhensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis (Kriyantono, 2009:65). Alasan pemilihan Twitter milik TMC Polda Metro Jaya didasari atas keberadaan akun Twitter TMC Polda Metro Jaya sebagai salah satu alat komunikasi yang paling sering digunakan dalam menyampaikan informasi
!
4!
mengenai lalu lintas. Hal tersebut dapat terlihat dari jumlah tweet akun Twitter TMC Polda Metro yang pertama kali dibuat hingga 17 Maret 2012 telah memiliki 105.718 tweet. Serta tingginya tingkat kemacetan di Jakarta, membuat informasi mengenai lalu lintas merupakan hal yang banyak dicari oleh pengguna jalan. Studi kasus akun Twitter TMC Polda Metro Jaya dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan komunikasi TMC Polda Metro Jaya melalui akun Twitter dalam menyampaikan informasi lalu lintas. Mengingat informasi mengenai lalu lintas merupakan sebuah informasi yang umumnya ingin diketahui oleh pengguna kendaraan bermotor, khususnya di kota-kota yang sering terjadi kemacetan seperti kota Jabodetabek.
1.2 Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini: 1. Bagaimana alur informasi pada akun Twitter milik Traffic Management Center Polda Metro Jaya? 2. Bagaiaman pengelolaan komunikasi yang dilakukan oleh Traffic Management Center Polda Metro Jaya pada akun Twitter TMC Polda Metro
!
5!
1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui alur informasi pada akun Twitter milik Traffic Management Center Polda Metro Jaya? 2. Mengetahui pengelolaan komunikasi yang dilakukan oleh Traffic Management Center Polda Metro Jaya melalui akun Twitter TMC Polda Metro.
1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan kiranya dapat memberikan sumbangan serta kontribusi yang berhubungan dengan manajemen komunikasi: 1.4.1 Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada kajian ilmu komunikasi, dalam hal pengelolaan komunikasi menggunakan new media. 1.4.2 Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada Traffic Management Center Polda Metro Jaya ataupun institusi lainnya yang menggunakan new media khususnya mengenai pengelolaan komunikasi melalui microblogging Twitter.
!
6!
BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu Pada sub-bab ini peneliti akan memaparkan 2 penelitian terdahulu yang juga melakukan penelitian menganai microblogging Twitter. Penelitian pertama berjudul, motif Pengguna Twitter Di Komunitas Jakarta Twitter User Group (JTUG). Pada penelitian ini, peneliti ingin melakukan riset mengenai motif pengguna Twitter di Komunitas “Jakarta Twitter User Group (JTUG). Hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah, komunitas yang pada saat itu memiliki 1470 followers, menggunakan Twitter sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Tanpa disadari kebutuhan tersebut timbul dari motif-motif tertentu setiap anggotanya dan hal tersebut menjadi pembahasan yang akan diteliti oleh penulis dalam penelitian ini. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori motif, uses and gratification, gratifications sought, tingkatan komunikasi, internet, new media, serta microblogging. Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, dengan metode survey, menggunakan mail survey dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kuisioner. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 pengguna Twitter pada Komunitas JTUG yang menggunakan Twitter lebih dari satu kali. Serta koresponden dari penelitian ini adalah pengguna akun Twitter yang tergabung dalam Komunitas Twitter JTUG berusia 15 tahun ke atas dan lebih dari satu kali menggunakan Twitter. ! !
7!