BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan media bagi perusahaan untuk memberikan informasi penting yang diberikan oleh perusahaan kepada publik, khususnya bagi mereka yang menggunakan laporan keuangan untuk tujuan pengambilan keputusan. Laporan keuangan tahunan yang diterbitkan suatu perusahaan harus dapat mengungkapkan kondisi keuangan yang sebenarnya, sehingga bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non keuangan. Laba rugi merupakan bagian dari laporan keuangan yang menyajikan laba (earnings) yang di peroleh perusahaan dalam suatu periode dan yang paling banyak diperhatikan dan dinanti-nantikan bagi pengambil keputusan dalam investasi. Setiap even yang terjadi di pasar modal akan menyebabkan timbulnya reaksi dari pelaku pasar, salah satunya adalah dengan adanya pengumuman laba, maka pasar akan bereaksi yang dapat dilihat dari pergerakan saham (Kwang En, 2002). Penelitian oleh Ball dan Brown (1968) menemukan adanya hubungan yang signifikan antara pengumuman laba perusahaan dengan perubahan harga saham, yaitu
pada saat
diumumkan laba mengalami kenaikan maka terjadi kecenderungan perubahan positif
Universitas Sumatera Utara
pada harga saham, dan sebaliknya jika diumumkan laba mengalami penurunan terjadi perubahan negatif pada harga saham. Perubahan-perubahan harga saham pada saat laba diumumkan dapat dilihat pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) selama periode 20072010. Khusus untuk melihat perubahan harga saham yang terjadi di periode pengamatan 2007 maka menggunakan perbandingan laba tahun 2006 dengan laba yang di peroleh pada tahun 2007. Tahun 2006 PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) memperoleh laba sebesar 787.318.000.000 dan di tahun 2007 laba naik menjadi 1.973.428.000.000, di ikuti dengan kenaikan harga saham dari 31.800 naik ke level 32.350. Tahun 2008 laba yang diperoleh sebesar 2.631.019.000.000, hal tersebut menunjukkan laba mengalami kenaikan dari tahun 2007 dan harga saham juga mengalami kenaikan dari 11.850 ke level 12.350. Tahun 2010 diperoleh laba sebesar 2.016.780.000.000, hal tersebut menunjukkan laba mengalami kenaikan dari tahun 2009 dan harga saham juga ikut naik dari 21.500 ke level 22.300. Tahun 2006 PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) memperoleh laba sebesar 1.552.777.307 dan di tahun 2007 laba naik menjadi 5.118.987.734.000, tetapi tidak di ikuti dengan kenaikan harga saham pada saat publikasi, harga saham malah mengalami penurunan dari 4.100 ke level 3.925. Untuk tahun 2008 laba yang diperoleh sebesar 1.368.139.165, hal tersebut menunjukkan laba mengalami penurunan dari tahun 2007, sebaliknya harga saham naik dari 1.060 ke level 1.120. PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) menghasilkan laba di tahun 2007 sebesar 1.173.036.000 naik dari 513.358.000, sebaliknya harga saham di tahun
Universitas Sumatera Utara
terjadinya kenaikan laba mengalami penurunan dari 4.100 ke level 3.925. Hal tersebut juga diikuti pada tahun 2010 laba juga mengalami kenaikan dari tahun 2009 tetapi perolehan harga saham turun dari 4.850 ke level 4.725. Untuk tahun 2009 laba yang diperoleh turun dari tahun 2008 tetapi harga saham malah bergerak naik dari 3.375 ke level 3.875. PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) di tahun 2007 mendapatkan laba sebesar 980.103.086.314 mengalami kenaikan dari laba tahun 2006, sebaliknya harga saham turun dari 7.950 ke level 7.450, pada tahun 2010 juga mendapatkan kenaikan laba dari tahun 2009 yaitu 3.224.941.884.793 dan tidak diikuti dengan kenaikan harga saham yang turun dari 17.550 ke level 17.100. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menghasilkan laba di tahun 2007 sebesar 705.694.196.679 dari tahun 2006 sebesar 676.581.653.872, harga saham turun dari 1.130 ke level 1.000, untuk tahun 2008 laba juga naik sebesar 706.822.146.190 dan harga saham juga turun dari 640 ke level 630. Sebaliknya di tahun 2009 laba yang diperoleh juga naik tetapi tidak diikuti dengan kenaikan harga saham, harga saham malah turun dari 2.325 ke level 2.375. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk di tahun 2007 harga saham turun dari 11.850 ke level 11.150 dimana laba ditahun tersebut mengalami kenaikan sebesar 762.211.000.000, sedangkan di tahun 2010 harga saham naik dari 22.200 ke level 22.400 dimana laba di tahun tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. PT telekomunikasi (TLKM) tahun 2006 memperoleh laba 11.005.577.000.000 dan di tahun 2007 laba naik menjadi 12.857.018.000.000, tetapi tidak di ikuti dengan
Universitas Sumatera Utara
kenaikan harga saham, saham turun dari level 6.800 ke level 6.700. Sebaliknya di tahun 2008 laba yang di peroleh turun menjadi 2.407.231.000.000, di saat laba mengalami penurunan harga saham naik dari 8.250 ke level 8.700. PT Unilever Indonesia (UNVR) menghasilkan laba di tahun 2007 sebesar 1.964.652.000.000 hal tersebut menunjukkan adanya kenaikan laba dari tahun 2006 yaitu sebesar 2.407.231.000.000, kenaikan laba tersebut tidak di ikuti dengan harga saham yang turun dari 6.800 ke level 6.700. Hal yang sama juga terjadi di tahun 2008 dimana laba yang di hasilkan juga mengalami kenaikan tetapi harga saham turun ke level 7.650. Berikut ini adalah daftar laba bersih dan perubahan-perubahan harga saham pada saat publikasi Laporan Keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index : Tabel 1.1 Laba Bersih dan Harga Saham Periode Tahun 2007-2010 Saham Kode
Nama Perusahaan
Laba Tahun 2006
Laba Tahun 2007 -5 hari
Saham publikasi
Saham
Saham
Saham publikasi
Laba 2008 -5 hari
Saham
Laba Tahun 2009
Saham
Saham
-5 hari
publikasi
Laba Tahun 2010 -5 hari
publikasi
787,318,000,000
1,973,428,000,000
31,800
32,350 2,631,019,000,000
11,850
12,350
1,660,649,000,000
24,400
24,200
2,016,780,000,000
21,500
22,300
Aneka Tambang (Persero) Tbk
1,552,777,307
5,118,987,734,000
4,100
3,925 1,368,139,165,000
1,060
1,120
604,307,088,000
2,100
2300
1,683,399,992,000
2,300
2,300
INCO
International Nickel Indonesia Tbk
513,358,000
1,173,036,000
9,250
8,500
3,593,160,000
2,900
3275
1,704,170,000
3,375
3875
4,373,630,000
4,850
4,725
INTP
Indocement Tunggal Perkasa Tbk
592,802,016,775
980,103,086,314
7,950
7,450 1,745,500,936,215
4,275
5050
2,746,654,071,082
12,900
13850
3,224,941,884,793
17,550
17,100
KLBF
Kalbe Farma Tbk
676,581,653,872
705,694,196,679
1,130
1,000 706,822,146,190
640
630
929,003,740,338
2,325
2375
1,286,330,026,012
3,625
3,575
PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
485,670,000,000
762,211,000,000
11,850
11,150 1,707,771,000,000
6,750
6,900
2,727,734,000,000
16,950
17800
2,008,891,000,000
22,200
22,400
TLKM
Telekomunikasi Indonesia Tbk
11,005,577,000,000
12,857,018,000,000
10,000
9,450 10,619,470,000,000
8,250
8700
11,398,826,000,000
9,000
9550
11,536,999,000,000
7,150
7,350
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
1,721,595,000,000
1,964,652,000,000
6,800
6,700 2,407,231,000,000
7,800
7,650
3,044,107,000,000
11,000
11050
3,386,970,000,000
15,300
15,300
AALI
Astra Agro Lestari Tbk
ANTM
Universitas Sumatera Utara
Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa kenaikan laba tidak selalu di ikuti dengan perubahan harga saham yang positif yaitu terjadi kenaikan pada harga saham, sebaliknya pada saat laba mengalami penurunan laba maka harga saham tidak selalu ikut mengalami penurunan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam pengambilan keputusan ekonomi para investor memang membutuhkan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan tetapi tidak hanya informasi laba saja tetapi banyak informasiinformasi lainnya (Mulyani, et.al, 2007). Earnings Response Coefficient
(ERC)
merupakan model penilaian yang dapat digunakan untuk mengindikasikan kemungkinan naik turunnya harga saham atas reaksi pasar terhadap informasi laba perusahaan. Menurut Chaney dan Jeter (1991), salah satu pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur reaksi pemodal atau respon harga saham terhadap informasi laba akuntansi adalah Earnings Response Coefficient. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ERC yaitu persistensi laba, struktur modal, risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan, dan Corporate Social Responsibility. Pelaporan laba bermanfaat bagi investor yang biasanya digunakan untuk memprediksi laba masa depan. Agar prediksi yang diperoleh tepat, investor membutuhkan laba yang berkualitas untuk menjamin informasi laba tersebut bermanfaat. Laba yang berkualitas menggambarkan laba yang persisten yaitu perusahaan dapat mempertahankan jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai masa mendatang. Perusahaan yang mampu mempertahankan laba dari waktu ke waktu akan di respon investor untuk memprediksi prospek perusahaan ke depan. Penelitian Kormendi dan Lipe (1987) menjelaskan bahwa semakin permanen perubahan laba
Universitas Sumatera Utara
dari waktu ke waktu maka semakin tinggi ERC, hal tersebut menunjukkan terjadi peningkatan laba yang di peroleh perusahaan terus menerus. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ERC berpengaruh positif signifikan dengan persistensi laba akuntansi. Namun, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Harahap (2004) yang menyimpulkan bahwa persistensi laba tidak berpengaruh terhadap Earnings Response Coeffisiense. Penggunaan hutang yang besar oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya menyebabkan semakin besar pula beban bunga yang akan ditanggung perusahaan. Oleh sebab itu, investor sebelum mengambil keputusan dalam berinvestasi tidak hanya melihat kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba tetapi juga penggunaan hutang oleh perusahaan karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dan berdampak pada return yang akan diterima oleh investor. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyani, et.al (2007) bahwa ERC berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Namun, hasil berbeda di temukan oleh Chandarin (2003), dan Jaswadi (2003) yang menyimpulkan bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap ERC. Risiko sistematis merupakan risiko yang berasal dari kondisi ekonomi dan kondisi pasar secara umum, dimana risiko ini tercermin dari nilai beta saham. Mengingat bahwa investasi memiliki ketidakpastian yang cukup tinggi, maka investor yang membeli saham pada awal periode tidak mengetahui return yang akan diperoleh pada akhir periode sehingga investor harus memprediksi return saham yang diharapkan pada akhir periode. Investor yang enggan terhadap risiko (risk averse)
Universitas Sumatera Utara
maka selalu dihadapkan pada permasalahan apakah tingkat keuntungan yang diharapkan telah sesuai atau sebanding dengan tingkat risiko yang harus dipikulnya. Investasi yang berisiko tidak akan dilakukan oleh investor jika investasi tersebut tidak memberi harapan pada tingkat laba yang tinggi. Penelitian Palupi (2006), yang menunjukkan bahwa risiko sistematik memberikan pengaruh positif signifikan terhadap ERC, yang artinya semakin besar risiko sistematik, maka semakin besar ERC. Kesempatan
bertumbuh
menjelaskan
adanya
prospek
pertumbuhan
perusahaan dimasa depan. Oleh karena adanya kesempatan bertumbuh maka perusahaan akan berusaha meningkatkan laba. Investor akan memberi respon yang lebih besar kepada perusahaan yang mempunyai kesempatan bertumbuh atau laba yang meningkat. Penelitian Mulyani, et.al (2007), menyimpulkan bahwa kesempatan bertumbuh memberikan pengaruh positif signifikan terhadap Earnings Response Coefficient. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar kesempatan bertumbuh perusahaan, maka semakin tinggi kesempatan perusahaan untuk mendapatkan atau menambah laba yang diperoleh perusahaan pada masa mendatang. Berbeda dengan penelitian Palupi (2006), yang menyimpulkan bahwa kesempatan bertumbuh tidak berpengaruh terhadap ERC. Ukuran perusahaan secara langsung akan mencerminkan tinggi rendahnya aktivitas operasi maupun investasi perusahaan. Investor biasanya lebih memiliki kepercayaan pada perusahaan besar, karena perusahaan besar dianggap mampu untuk meningkatkan kinerja perusahaannya dengan berupaya meningkatkan kualitas
Universitas Sumatera Utara
labanya dengan memiliki total aktiva yang besar sehingga dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Penelitian Mulyani, et.al (2006) menemukan bahwa ukuran perusahaan memberikan pengaruh positif signifikan terhadap Earnings Response Coefficient. Namun hasil yang berbeda ditemukan oleh Palupi (2006) yang menyimpulkan bahwa ukuran perusahan tidak memberikan pengaruh terhadap Earning Response Coefficient. Adanya banyak kasus lingkungan akibat aktivitas yang menggunakan sumber daya alam, menimbulkan polusi air, tanah dan udara, kepedulian masyarakat global terhadap produk-produk ramah lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan kaidah-kaidah sosial dan prinsip-prinsip hak asasi manusia merupakan tangung jawab perusahaan yang memproduksi barang dan jasa, dan tanggung jawab perusahaan kepada
pekerja dan organisasinya (serikat pekerja). Hal tesebut menjadikan
Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu hal penting yang diperhatikan semua pihak dan sudah banyak diterapkan sebagai bagian dari aktivitas perusahaan. Pengungkapan CSR menjadi salah satu informasi tambahan kepada investor selain dari yang sudah tercakup dalam laba akuntansi. Penelitian sayekti dan Wondabio (2008), menyimpulkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap ERC. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang: “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index)”
Universitas Sumatera Utara
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh secara simultan dan parsial dari persistensi laba, struktur modal, risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan, Corporate Social Responsibility terhadap Earnings Response Coefficient pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index ?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh bukti empiris tentang: pengaruh secara simultan dan parsial dari persistensi laba, struktur modal, risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan, Corporate Social Responsibility terhadap Earnings Response Coefficient pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.
1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Manajemen perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada manajemen perusahaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasar atau respon harga saham diukur dengan Earnings Response Coefficient, sehingga perusahaan dapat menerapkan kebijakan yang tepat agar investor tertarik untuk melakukan kegiatan investasi pada perusahaan. 2. Investor dan calon investor, dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam analisis fundamental yang dilakukan untuk mengambil keputusan investasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi penelitian selanjutnya. 4. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient.
1.5. Originalitas Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Mulyani, et.al (2007), yang meneliti tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa persistensi laba, struktur modal, risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Earnings Response Coefficient. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Mulyani, et.al (2007) , penelitian ini dilakukan pada periode tahun 2007-2010, sedangkan pada penelitian terdahulu dilakukan pada periode 2001-2005. Selain itu penelitian ini meneliti pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII), sedangkan pada penelitian sebelumnya meneliti pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Perbedaan lainnya adalah adanya penambahan variabel lain yaitu Corporate Social Responsibility pada penelitian ini. Penambahan variabel ini dilakukan dengan merujuk pada penelitian yang dilakukan Sayekti dan Wondabio (2008) tentang pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Earnings Response Coefficient yang menyatakan bahwa tingkat pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap ERC.
Universitas Sumatera Utara
Alasan melakukan replikasi adalah peneliti ingin mengetahui apakah faktorfaktor yang mempengaruhi ERC hasilnya masih konsisten ketika tahun pengamatan dan lokasi penelitiannya diubah, dan penelitian CSR terhadap ERC masih sangat terbatas.
Universitas Sumatera Utara