BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pembangunan Kesehatan dilaksanakan sejalan dengan visi Kabinet
Indonesia Bersatu II, yaitu Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan. Untuk mewujudkan visi ini, Kementerian Kesehatan merumuskan visi, misidan nilai-nilai, strategi, sasaran serta program prioritasnya.Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, sasaran Pembangunan Kesehatan dalam periode ini adalah meningkatnya umur harapan hidup dari 70,7 tahun menjadi 72 tahun, menurunnya Angka Kematian Bayi dari 34 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup, menurunnya Angka Kematian Ibu melahirkan dari 228 menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2011). Program kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan Indonesia untuk menurunkan kematian dan kejadian sakit dikalangan ibu, bayi, dan anak. Angka kematian ibu di Indonesia sangat tinggi diantara negara – negara ASEAN lainnya. AKI Brunei Darussalam mencapai 13/100.000 kelahiran hidup, Singapura 14/100.000 kelahiran hidup, Malaysia 62/100.000 kelahiran hidup, Thailand 110/100.000 kelahiran hidup, Vietnam 150/100.000 kelahiran hidup, Filiphina 230/100.000 kelahiran hidup, sedangkan di Indonesia 359/100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2012). Menurut Data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012, rata-rata AKI di Indonesia tercatat sebesar 359 / 100.000 kelahiran hidup
1
Universitas Sumatera Utara
2
dan AKB sebesar 32 / 1000 kelahiran hidup. Rata- rata kematian ini jauh meningkat dibandingkan pada tahun 2007, yang sebesar 228 / 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 34 / 1000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2012). Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014, menunjukkan AKI sebesar 206 / 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 26 / 1000 kelahiran hidup. Angka kematian ini mengalami penurunan dibanding pada tahun 2013 sebesar 268 / 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 22 / 1000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari target MDGs yaitu AKI sebesar 102 / 100.000 kelahiran hidup dan AKB 23 / 1000 kelahiran hidup (Profil Dinkes Sumut, 2014). Sementara itu di Kabupaten Asahan jumlah kematian ibu pada Tahun 2013 sebesar 15 / 100.000 kelahiran hidup meningkat pada tahun 2015 sebesar 24 / 100.000 kelahiran hidup dan AKB pada tahun 2015 sebesar 91 / 1000 kelahiran hidup. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara memprioritaskan Sembilan Kabupaten / Kota untuk menurunkan jumlah kematian ibu. Sembilan Kabupaten/Kota yang menjadi prioritas adalah Nias Selatan, Labuhan Batu, Asahan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Tapanuli Selatan, Labura, Langkat dan Batu Bara (Dinkes Asahan, 2014). Faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia antara lain perdarahan (30,3%), eklamsi / preeklamsi (27,1%), infeksi (1,8%), partus lama (1,8%) dan penyebab lain (31,7%). Sedangkan faktor tidak langsung antara lain karena factor terlambat/terlalu, pendidikan, social budaya dan ekonomi (Kemenkes RI, 2013).
Universitas Sumatera Utara
3
Salah satu faktor penting yang berkontribusi terhadap kematian ibu dan anak adalah kualitas pelayanan ibu pada berbagai tingkat pelayanan. Kualitas pelayanan tenaga kesehatan dapat dilihat dari kinerja sumber daya manusianya. Sumber daya manusia berkualitas merupakan sumber daya manusia yang mampu menyesuaikan ketarampilan dan keahlianya sesuai dengan tuntunan dan perubahan zaman. Karena sumber manusia yang mempunyai ketrampilan dan keahlian yang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan yang terjadi tersebut akan mampu menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas. (Ilyas, 2002). Dalam rangka mengatasi masalah angka kematian ibu dan bayi, WHO mengembangkan konsep Four Pillars of Safe Motherhood untuk mengambarkan ruang lingkup penyelamatan ibu dan bayi. Empat pilar dalam Safe Motherhood tersebut adalah: keluarga berencana, pelayanan Ante Natal Care (ANC), persalinan aman, dan pelayanan obstetrik neonatal esensial / emergensi. Tujuan utama dari pelayanan Ante Natal Care (ANC) yaitu untuk mencegah komplikasi dalam persalinan dapat terdeteksi secara dini serta ditanggani secara benar (Maryunani dan Puspita, 2013). WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita hamil akan mengalami komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat mengancam jiwanya. Untuk meningkatkan keselamatan ibu dan bayi baru lahir agar lebih efektif asuhan antenatal harus lebih di fokuskan pada berbagai intervensi seperti pemberian edukasi dan peningkatan mutu pelayanan antenatal yang telah terbukti
Universitas Sumatera Utara
4
bermanfaat menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir (Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO). Program kunjungan Ante Natal Care (ANC) sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan dengan pelayanan / asuhan standar minimal 10T (yang meliputi timbang berat badan dan tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus arteri, pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT), pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan, tes laboratorium sederhana (protein urine, gula darah dan hemoglobin), temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling), tentukan presentasi janin dan hitung DJJ, tetapkan status gizi, dan tatalaksana kasus) dan 11T – 14T merupakan tindak lanjut dan jika ada kelainan pada pemeriksaan laboratorium (Kemenkes RI, 2011). Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti yang ditulis oleh Gibson 1995 ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yaitu faktor individu (kemampuan/ keterampilan, latar belakang individu, demografi), faktor organisasi (sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan), dan faktor psikologis (persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi) dalam melaksanakan pekerjaannya untuk mencapai sasaran. Keberhasilan pelayanan diukur melalui indikator cakupan kunjungan ibu hamil pertama (K1) dan cakupan kunjungan ibu hamil yang keempat atau lebih (K4). Data Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan tahun 2014 cakupan K1 sebesar 93,96% dan K4 sebesar 86,71%. Dari 26 desa di Kabupaten Asahan, Puskesmas Aek songsongan memiliki cakupan K1 dan K4 yang masih rendah yaitu cakupan K1 sebesar 82,60% dan K4 sebesar 74,68%. Dan cakupan tersebut belum
Universitas Sumatera Utara
5
mencapai standar cakupan ANC yaitu K1 sebesar 95% dan K4 sebesar 95% (MDG’s, 2015). Menurut Gibson (1997) dalam Ilyas (2002), ada 3 variabel yang mempengaruhi kinerja individu yaitu kerakteristik individu, karakteristik organisasi, dan karakteristik psikologi. Karakteristik individu meliputi : umur, tingkat pendidikan, masa kerja, pengetahuan. Karakteristik organisasi meliputi : sarana / prasarana, imbalan, kepemimpinan. Karakteristik psikologi meliputi : motivasi. Pada survei awal yang dilakukan terhadap 5 orang bidan di wilayah kerja Puskesmas Aek Songsongan, berdasarkan faktor karakteristik individu bidan desa diperoleh informasi bahwa belum terlaksananya program dalam pelayanan ANC yang dilakukan bidan kepada ibu hamil. Selain itu, masih banyak juga bidan tersebut yang masih muda (baru menyelesaikan pendidikan) dan kurang memiliki pengalaman. Beberapa ibu hamil mengatakan bahwa bidan jarang berada di tempat dan mereka lebih mempercayai bidan yang lebih tua karena katanya yang lebih tua lebih berpengalaman. Sarana / prasarana dalam pelayanan ANC juga sangat menentukan, sebagai faktor penunjang bagi seseorang dalam menjalankan tugasnya sehingga pelayanan ANC dapat dilaksanakan sesuai standart. Pelayanan ANC diwilayah kerja puskesmas Aek Songsongan belum dilaksanakan sesuai standart, mereka menyatakan bahwa pemeriksaan yang hanya dilakukan yaitu penimbangan BB, tensi, pemeriksaan palpasi, pemeriksaan denyut jantung janin, tablet Fe dan TT. Pemeriksaan ukur lingkar lengan atas, dan tes laboratorium (protein urine dan
Universitas Sumatera Utara
6
hemoglobin darah) yang tidak pernah dilakukan karena tidak ada alatnya, seperti reagen untuk pemeriksaan urine dan hemometer sahli dimana hal tersebut digunakan untuk pendeteksian secara dini penyakit yang mungkin terjadi. Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan mengenai evaluasi kinerja bidan puskesmas dalam pelayanan ANC menunjukkan bahwa pengetahuan bidan memiliki pengaruh terhadap kinerja (Rostianti,2012). Penelitian lain yang pernah dilakukan Lamere (2013) mengenai analisis kinerja bidan pada pelayanan ANC menunjukkan pengetahuan, motivasi kerja, kepemimpinan dan insentif memiliki pengaruh terhadap kinerja. Pengetahuan memang sangat mempengaruhi tindakan seseorang untuk melakukan hal – hal yang dapat menunjang kesehatan bagi dirinya sendiri dan orang lain. Pengetahuan seseorang dapat dibentuk melalui pendidikan dan pengalaman. Sebagian besar pendidikan bidan di wilayah kerja Puskesmas Aek Songsongan adalah D-III kebidanan. Melihat berbagia masalah yang cukup kompleks di dalam latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penetian dengan judul kinerja bidan pada pelayanan ante natal care (ANC) pada
Puskesmas Aek
Songsogan Kecamatan Bandar Pulau Kabupaten Asahan tahun 2016. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah adalah: 1. Apakah ada pengaruh faktor karakteristik individu terhadap kinerja bidan pada pelayanan ante natal care (ANC) ?
Universitas Sumatera Utara
7
2. Apakah ada pengaruh faktor organisasi terhadap kinerja bidan pada pelayanan ante natal care (ANC) ? 3. Apakah ada pengaruh faktor psikologi terhadap kinerja bidan pada pelayanan ante natal care (ANC) ? 1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian yang ingin dicapai
adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh faktor karakteristik individu terhadap kinerja bidan pada pelayanan ante natal care (ANC). 2. Untuk mengetahui pengaruh faktor organisasi terhadap kinerja bidan pada pelayanan ante natal care (ANC). 3. Untuk mengetahui pengaruh faktor psikologi terhadap kinerja bidan pada pelayanan ante natal care (ANC). 1.4
Manfaat Penelitian 1. Bahan informasi dan masukan dalam meningkatkan kinerja bidan pada pelayanan ante natal care (ANC) di Puskesmas Aek Songsongan 2. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam pelayanan ante natal care (ANC) 3. Bagi FKM USU Medan menjadi bahan referensi dan menjadi bahan perbandingan bagi mahasiswa yang tertarik melakukan penelitian kinerja bidan pada pelayanan ante natal care (ANC).
Universitas Sumatera Utara