BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Implikatur sudah menjadi bagian dari tuturan dalam percakapan sehari
hari. Implikatur merupakan makna implisit atau tersirat. Implisit memiliki arti termasuk atau terkandung di dalamnya (meskipun tidak dinyatakan secara jelas atau terang-terangan). Implikasi memiliki makna yang tersimpul tetapi tidak dinyatakan. Sejalan dengan pemahaman tersebut, dapat dipahami bahwa Implikatur adalah makna yang tersembunyi di dalam sebuah tuturan dalam suatu percakapan. Pemahaman terhadap implikatur tidak lepas dari asas kerjasama antar kedua penutur dalam sebuah interaksi percakapan. “According to Grice in Thomas (1995: 56), implicature is an attempt at explaining how hearer gets from what is said to what is meant”. Implikatur adalah usaha mitra tutur dalam menjelaskan bagaimana mitra tutur memahami apa yang dikatakan dengan apa yang dimaksud oleh penutur. “Kata implikatur (implicature) diambil dari kata kerja “to imply” yang berasal dari bahasa Latin “plicare”. Secara etimologis, “to imply” bermakna melipat sesuatu menjadi sesuatu yang lain dan untuk mengetahui maknanya, kita harus membuka lipatan tersebut agar makna sebenarnya dapat dipahami”. (Mey, 2001:45). Implikatur
sangat
penting
untuk
diketahui
untuk
menghindari
kesalahpahaman karena maknanya yang tersembunyi dalam suatu tuturan. Implikatur dapat dipahami melalui konteks.
1
2
Ada tiga jenis konteks yaitu situational context, background knowledge context: cultural and interpersonal dan co-textual context. 1.
Situational context [1]
a: It‟s so hot here. b: I will turn the air conditioning on.
Untuk memahami makna tuturan deklaratif dari kalimat deklaratif tersebut dibutuhkan konteks. Konteks adalah latar belakang pengetahuan yang harus dimiliki oleh penutur dan mitra tutur. Ketika seseorang mengatakan “It‟s so hot here”, ia tidak semata-mata mengatakan bahwa udara di sini panas, tetapi terdapat makna tersirat di dalam tuturan tersebut yaitu ia ingin seseorang menyalakan air conditioning. Makna tuturan tersebut dapat dipahami melalui situational context. 2. [2]
Background knowledge context (cultural general knowledge)
When Damon is breathless in vervain‟s room, Zach approaches him Zach
: I’m full of vervain. I’ve been putting it in my coffee for 16 years.
Damon
: Good for you.
Untuk memahami makna tuturan deklaratif dalam kalimat deklaratif tersebut, dibutuhkan konteks. Konteks adalah latar belakang pengetahuan yang harus dimiliki oleh penutur dan mitra tutur. Background knowledge context (cultural dan interpersonal) dibutuhkan untuk memahami maksud tuturan Zach. Karena Zach dan Damon adalah seorang vampire, maka tuturan tersebut dapat langsung dipahami oleh keduanya. Damon memahami maksud Zach karena Zach dan Damon memiliki latar belakang pengetahuan yang sama mengenai apa
3
akibatnya jika vampire meminum vervain. Dan hanya vampire atau orang yang mempunyai hubungan interpersonal dan memiliki pengetahuan tentang vampire saja yang mengetahui hal tersebut. Selain melalui context, implicature juga dapat dipahami melalui conjunction yang digunakan. Conjunction di dalam implikatur menunjukkan tiga keadaan yaitu contrast, consequence dan contrary to expectation. 3.
Contrast condition [3] “Joe is poor but happy”.
Kalimat deklaratif tersebut memiliki makna tuturan deklaratif yang dapat dipahami oleh semua orang secara langsung. Penggunaan conjunction “but” dalam kalimat “Joe is poor but happy” menunjukkan keadaan yang „contrast‟ pada umumnya. Biasanya orang miskin tidak bahagia, tetapi Joe tidak termasuk ke dalam orang miskin yang tidak bahagia. Joe bahagia walaupun ia miskin, sangat contrast dengan orang miskin pada umumnya. 4.
Consequence condition [4] “I didn‟t study last night and I got bad score”.
Kalimat deklaratif tersebut memiliki makna tuturan deklaratif yang dapat dipahami oleh semua orang secara langsung. Penggunaan conjunction “and” dalam kalimat “I didn‟t study last night and I got bad score” menunjukan “consequence”. Saya tidak belajar tadi malam dan konsekuensinya adalah mendapatkan nilai buruk. Jika saya belajar tadi malam, saya tidak akan mendapatkan nilai buruk. 5. [5]
Contrary to expectation condition (+) Dennis is here (p) positive sentence Dennis berada di sini (p) kalimat positif (-) Dennis is not here yet. (not p) negative sentence Dennis tidak berada di sini (p) kalimat negatif NOT p is true. (p expected to be true later)
4
Dennis tidak berada di sini merupakan kejadian yang sebenarnya tetapi terdapat ekspektasi bahwa Dennis akan berada di sini di waktu yang akan datang. Conjunction „yet‟ is that the present situation is expected to be different, or perhaps the opposite, at a later time. In uttering the statement in the example, the speaker produces an implicature that she expects the statement „Dennis is here‟ (=p) to be true later, as indicated in” (Yule, 1996: 45). Kalimat deklaratif tersebut memiliki makna tuturan deklaratif yang dapat dipahami oleh semua orang secara langsung. Penggunaan conjunction „yet‟ dalam kalimat “Dennis is not here yet” menunjukkan “contrary to expectation”. Seseorang berharap Dennis telah tiba tetapi kenyataannya tidak demikian. Contrary to expectation condition diharapkan menjadi kenyataan di waktu yang akan datang. Atas dasar penjelasan di atas, penulis tertarik untuk menganalisa jenis implikatur karena di dalam data yang ditemukan, terdapat implikatur yang berbeda. Selain itu, kalimat yang digunakan dalam tuturan implikatur pun beraneka ragam seperti terdapat kalimat deklaratif, interogatif, imperatif dan eksklamatif. Fungsi makna tuturan di dalam kalimat implikatur tersebut pun mengandung fungsi makna tuturan yang berbeda-beda seperti mengandung fungsi makna tuturan deklaratif, interogatif, imperatif dan eksklamatif. Implikatur sudah menjadi bagian dari tuturan dalam percakapan seharihari.
Implikatur
sangat
penting
untuk
diketahui
untuk
menghindari
kesalahpahaman karena maknanya yang tersembunyi dalam suatu tuturan. Sumber data yang penulis gunakan adalah film. Film Serial The Vampire Diaries Season I adalah sumber data yang penulis pilih untuk diteliti. Judul yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah “Implikatur Dalam Film Serial The Vampire Diaries Season I: Kajian Pragmatik”.
5
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar
belakang
penelitian
tersebut,
maka
penulis
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Jenis implikatur apa sajakah yang terdapat dalam film The Vampire Diaries Season I? 2. Kalimat apa saja yang digunakan dalam implikatur pada film tersebut? 3. Apa fungsi makna tuturan yang digunakan dalam Implikatur pada film tersebut?
1.3
Batasan Masalah Penulis memberikan batasan masalah dalam proses penyusunan skripsi ini
pada kajian pragmatik. Batasan itu meliputi jenis implikatur, jenis kalimat dalam implikatur serta makna tuturan yang terdapat dalam film The Vampire Diaries Season I. Oleh karena itu, penulis hanya akan membahas mengenai implikatur dalam 22 episode film The Vampire Diaries Season I. Penulis memilih masalah ini karena penulis tertarik untuk menganalisa implikatur yang sudah menjadi bagian dari tuturan dalam percakapan sehari-hari. Ada dua jenis implikatur, yaitu implikatur konvensional dan implikatur percakapan. Implikatur konvensional yaitu sesuatu yang tersirat di dalam tuturan namun dapat dipahami secara langsung oleh setiap orang. Sedangkan untuk memahami implikatur percakapan harus
melalui
konteks
situasi
tuturan
yang
6
melatarbelakanginya. Konteks adalah latar belakang pengetahuan yang sama yang harus dimiliki oleh kedua belah pihak, yaitu penutur dan mitra tutur. Prinsip kerja sama juga sangat dibutuhkan dalam memahami implikatur percakapan agar maksud yang disampaikan penutur dapat dipahami dengan baik oleh mitra tutur. Selain implikatur, penulis juga menganalisa mengenai kalimat apa yang digunakan dalam implikatur serta fungsi makna tuturan yang tersirat dalam implikatur pada film tersebut. Penulis memilih untuk menganalisa mengenai kalimat dan fungsi makna tuturan implikatur karena penulis ingin mengetahui mengenai kalimat yang digunakan serta fungsi makna tuturan yang tersirat dalam implikatur pada film tersebut.
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan-tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan mengenai jenis implikatur apa saja yang terdapat dalam film The Vampire Diaries Season I. 2. Menjelaskan mengenai jenis kalimat yang digunakan dalam implikatur pada film tersebut. 3. Menjelaskan mengenai fungsi makna tuturan yang digunakan dalam implikatur pada film tersebut.
7
Penulis berharap dengan adanya hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai implikatur. Hasil penelitian ini meliputi proses pengumpulan data dan penganalisisan data dalam film The Vampire Diaries Season I berdasarkan teori untuk memperoleh suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
1.5
Objek dan Metode Penelitian Objek penelitian pada skripsi ini adalah mengenai implikatur yang
digunakan dalam film The Vampire Diaries Season I berdasarkan kalimat dan fungsi makna tuturan yang digunakan. Penulis mengambil beberapa contoh implikatur yang digunakan dalam film ini sesuai dengan judul yang penulis analisis. Dalam pengumpulan data, penulis mengambil beberapa percakapan dari film tersebut berdasarkan jenis implikatur, kalimat yang digunakan dalam implikatur serta fungsi makna tuturan yang digunakan dalam implikatur pada film tersebut. Dalam pengumpulan data ini, penulis akan mendeskripsikan dari segi kalimat dan fungsi makna tuturan pada film tersebut. Alasan penulis memilih film The Vampire Diaries Season I sebagai sumber data karena percakapan dalam film tersebut banyak menggunakan implikatur, baik implikatur konvensional maupun implikatur percakapan. Metode yang penulis gunakan dalam penulisan laporan ini sehingga penulisan ini dapat terselesaikan dengan baik adalah metode deskriptif. Metode
8
deskriptif menurut Nazir (2005: 54) dalam bukunya Metode Penelitian adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu sistem kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Penulis juga melakukan studi pustaka. Penulis membaca beberapa buku yang berkaitan dengan skripsi ini serta mencari referensi ke perpustakaan Universitas Widyatama dan mempelajarinya dari berbagai sumber sebagai data dan informasi tambahan yang diperlukan.
1.6
Sistematika Penulisan Skripsi ini dimulai dengan penyusunan BAB I, yang membahas mengenai
pendahuluan, latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, objek dan metode penelitian, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II diuraikan mengenai kajian teori yang menjelaskan seluruh teori yang penulis jadikan landasan sebagai pendukung atas batasan masalah yang penulis teliti. Dalam kajian teori ini, penulis mengutip pernyataan-pernyataan dari para ahli linguistik sebagai bukti bahwa penelitian ini bersifat ilmiah. Pada BAB III, penulis menguraikan mengenai seluruh hasil analisis yang diperoleh dari film The Vampire Diaries Season I yang merupakan sumber data yang penulis teliti. Setelah menganalisis, penulis mengklasifikasikan data ke dalam jenis implikatur. Dari analisis data tersebut kemudian diambil kesimpulan dan saran yang kemudian dikaji dalam Bab IV.