BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Saat ini masalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup menjadi salah satu isu yang mendapat perhatian dari masyarakat. Kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga lingkungan semakin meningkat dari waktu ke waktu. Hal tersebut mendorong pelaku usaha sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri, untuk turut dalam upaya menjaga lingkungan dengan cara meminimalkan risiko kerusakan lingkungan akibat dari usaha yang dijalankan. Pelaku usaha dalam hal ini perusahaan berusaha untuk tidak merusak lingkungan agar tidak mendapatkan citra buruk dari konsumen, investor, pemerintah, atau stakeholder lainnya sehingga kegiatan usahanya dapat berjalan lancar. Keberhasilan perusahaan dalam menjaga lingkungan dari kerusakan tidak hanya dipandang sebagai tanggung jawab sosial namun juga sebagai bentuk persaingan kompetitif. Pemerintah sebagai regulator mendorong perusahaan untuk memperhatikan lingkungan melalui peraturan yang berkaitan dengan lingkungan. Meskipun demikian, peraturan mengenai lingkungan dapat berbeda-beda dari setiap negara. Di Indonesia, peraturan yang terkait dengan lingkungan hidup adalah UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang tersebut mengatur segala hal yang menyangkut masalah lingkungan, termasuk mengenai AMDAL (analisis dampak lingkungan) sebagai salah satu instrumen pencegahan pencemaran dan/atau
1
kerusakan lingkungan hidup. Dalam undang-undang tersebut juga dijelaskan mengenai sanksi bagi orang yang melakukan usaha/kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan. Sebagai bentuk perhatian dan tanggung jawab perusahaan terhadap isu lingkungan tersebut, manajemen dipandang perlu memberikan informasi terkait dengan pengelolaan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Informasi tersebut selain berguna untuk menunjukkan kepada pihak eksternal mengenai kepedulian perusahaan, juga berguna bagi pihak internal untuk mengelola biaya lingkungan secara tepat dan efisien (Staniskis dan Stasiskiene, 2006). Informasi pengelolaan biaya lingkungan tersebut disediakan oleh akuntansi lingkungan. Akuntansi lingkungan berperan untuk mencapai eko-efisiensi usaha, yaitu mempertahankan produksi barang dan jasa yang lebih bermanfaat namun tetap dapat mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan (Hansen dan Mowen, 2005). Eko-efisiensi meningkatkan efisiensi biaya melalui perbaikan kinerja lingkungan. Sebelum munculnya akuntansi lingkungan, biaya lingkungan yang terjadi dicatat ke dalam biaya overhead, sehingga menyulitkan manajer untuk membuat keputusan yang tepat mengenai perbaikan kinerja lingkungan (Staniskis dan Stasiskiene, 2006). EMA (environmental management accounting) merupakan salah satu konsep akuntansi lingkungan yang digunakan untuk mengelola biaya lingkungan yang ditimbulkan oleh produk dan proses yang dihasilkan perusahaan. EMA membantu manajer dalam mengidentifikasi dan mengalokasikan biaya lingkungan ke produk atau proses secara tepat (IFAC, 2005). Menurut IFAC (2005), perusahaan dapat meningkatkan kinerja lingkungan melalui pengelolaan
2
lingkungan yang efisien karena EMA menyediakan informasi tentang aliran fisik bahan, air, dan energi yang digunakan. Peningkatan kinerja lingkungan tersebut juga dapat meningkatkan kinerja keuangan dengan adanya penghematan biaya. Banyak penelitian terdahulu yang telah meneliti hubungan antara penerapan EMA dengan eko-efisiensi. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Burritt dan Saka (2006) melalui studi kasus di Jepang mengenai hubungan penerapan EMA dengan pengukuran eko-efisiensi. Penelitian tersebut menemukan adanya perbedaan dari berbagai perusahaan dalam penerapan dan pengukuran EMA terhadap eko-efisiensi usaha, serta EMA dapat membantu perusahaan dalam perbaikan proses produksi dan konsumsi atas produk. Penelitian lain yang dilakukan oleh Beer dan Friend (2006), Moedjanarko dan Frisko (2013), serta Staniskis dan Stasiskene (2006) menemukan bukti bahwa akuntansi lingkungan dapat menjadi alat bagi manajemen untuk meningkatkan kinerja lingkungan dan ekonomi perusahaan. Hasil serupa juga ditunjukkan oleh penelitian Azizah, Dzulkorim, dan Endang (2013) di PT Perkebunan Nusantara X yang menemukan bukti bahwa EMA merupakan bentuk eko-efisiensi dari perusahaan tersebut. Selama ini penelitian mengenai EMA banyak dilakukan pada perusahaan manufaktur yang dianggap memiliki dampak besar terhadap lingkungan. Di sisi lain, perusahaan yang bergerak di bidang jasa, seperti perhotelan, juga memiliki dampak terhadap lingkungan. Jasa perhotelan menghasilkan limbah dari kegiatan operasionalnya sehari-hari dalam menyediakan pemenuhan kebutuhan tamu yang menginap seperti makanan dan kamar mandi. Karakteristik limbah hotel seperti
3
karakteristik limbah yang dihasilkan dalam rumah tangga namun dengan jumlah yang lebih besar. Manajemen perhotelan perlu mengelola limbah tersebut karena pengelolaan limbah yang kurang baik dapat menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga menurunkan tingkat kenyamanan dan kepuasan pengunjung. Oleh karena itu penelitian ini akan meneliti penerapan EMA pada perusahaan perhotelan yaitu Wisma MM UGM sebagai objek penelitian. Wisma MM UGM merupakan salah satu usaha jasa perhotelan di Yogyakarta yang terletak di dekat kawasan perguruan tinggi UGM dan UNY. Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini akan mengembangkan dan memodifikasi penelitian terdahulu dengan mengambil kasus di Wisma MM UGM untuk menganalisis penerapan akuntansi lingkungan melalui EMA dalam meningkatkan eko-efisiensi usaha. Berdasarkan uraian di atas maka judul penelitian ini adalah “Analisis Peranan EMA (Environmental Management Accounting) sebagai Alat bagi Manajemen untuk Meningkatkan Eko-efisiensi Usaha (Kasus di Wisma MM UGM)”
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah bagaimana cara pengelolaan biaya lingkungan yang tepat melalui EMA untuk dapat mencapai eko-efisiensi usaha, dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
4
1.
Bagaimanakah penerapan EMA dalam pengalokasian biaya lingkungan di perusahaan?
2.
Bagaimanakah peranan EMA dalam meningkatkan eko-efisiensi usaha?
3.
Apa
sajakah
kendala
yang
dihadapi
perusahaan
dalam
mengimplementasikan EMA?
1.3 Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada studi kasus di perusahaan Wisma MM UGM untuk menguji peranan EMA dalam peningkatan eko-efisiensi usaha. Pembatasan terhadap masalah-masalah tersebut dilakukan agar penelitian tetap fokus dan tidak terlalu melebar. Fokus penelitian ini menganalis perusahaan dalam implementasi pengalokasian biaya lingkungan sehingga tercapai eko-efisiensi usaha. Berkaitan dengan fokus penelitian tersbut, maka pembahasan akan dikhususkan pada bagian akuntansi, operasional, dan pengelolaan limbah.
1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui penerapan EMA dalam pengalokasian biaya lingkungan di perusahaan.
2.
Untuk mengetahui peranan EMA dalam meningkatkan eko-efisiensi usaha.
3.
Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi perusahaan dalam menerapkan EMA.
5
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain : a. Bagi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang lebih baik mengenai hubungan penerapan akuntansi lingkungan melalui EMA dalam meningkatkan ekoefisiensi usaha. b. Bagi Perusahaan Penelitian
ini
diharapkan
dapat
meningkatkan
kepedulian
perusahaan untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan, serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan referensi pengambilan kebijakan oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan operasi usaha melalui penerapan EMA untuk meningkatkan eko-efisiensi usaha.
1.6 Sistematika Penulisan Dalam penulisan skrispsi ini, Penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
6
BAB II : TINJAUAN LITERATUR Bab ini akan dibahas mengenai landasan teori yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian. BAB
III
:
METODE
PENELITIAN
DAN
DESKRIPSI
OBJEK
PENELITIAN Bab ini akan dibahas mengenai jenis penelitian, objek dan lokasi penelitian, waktu pelaksanaan penelitian, jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan deskripsi objek penelitian. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini akan dibahas mengenai analisis data dan pembahasan dengan membandingkannya dengan teori yang telah ada. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis, keterbatasan penelitian, dan saran bagi penelitian berikutnya.
7