1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami perkembangan dan mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas, perusahaanperusahaan semakin terdorong untuk meningkatkan daya saing. Suatu perusahaan dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi yang sulit, yang terlihat dari kemampuannya dalam memenuhi kewajibankewajiban keuangan dan melaksanakan operasinya dengan stabil serta dapat menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat pada
umumnya
mengukur
keberhasilan
suatu
perusahaan
berdasarkan
kemampuan perusahaan yang terlihat dari kinerjanya. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui laporan keuangan yang disajikan secara teratur setiap periode. Salah satu parameter kinerja tersebut adalah laba (Juliana dan Sulardi, 2003). Laba perusahaan diperlukan untuk kepentingan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk memperoleh laba, perusahaan harus melakukan kegiatan operasional yang didukung oleh adanya sumber daya. Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekiutas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal (Juliana dan Sulardi, 2003).
2
Menurut Warsidi dan Pramuka (2000), Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya. Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan komponen-komponen dalam laporan keuangan. Pertumbuhan laba yang disebabkan oleh perubahan komponen laporan keuangan misalnya perubahan penjualan, perubahan harga pokok penjualan, perubahan beban operasi, perubahan beban bunga, perubahan pajak penghasilan, adanya perubahan pada pos-pos luar biasa, dan lain-lain. Menurut Hanafi dan Halim dalam Angkoso (2006) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba di pengaruhi oleh faktor antara lain ; besarnya perusahaan, umur perusahaan, tingkat leverage, tingkat penjualan dan perubahan laba masa lalu. Penting bagi pemakai laporan keuangan untuk mengetahui pertumbuhan laba karena peningkatan laba yang diperoleh perusahaan menentukan besarnya tingkat pengembalian kepada pemegang saham atau bagi calon investor untuk mengambil keputusan dalam melakukan investasi di perusahaan tersebut. Bagi manajemen perusahaan, pertumbuhan laba digunakan sebagai alat untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Menurut Mahaputra (2012), pertumbuhan laba tidak bisa terlepas dari kinerja keuangan perusahaan. Salah satu alat analisis keuangan yang paling sering digunakan adalah rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan perbandinganperbandingan angka-angka dari perkiraan-perkiraan yang terdapat di neraca dan laporan laba rugi. Perbandingan antara satu perkiraan dengan perkiraan yang lain harus saling berhubungan sehingga hasilnya dapat diiterpretasikan untuk
3
mengetahui kondisi keuangan dan kinerja perusahaan baik, maka hasil perhitungan rasio keuangan harus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya atau dengan rata-rata industri. Menurut Sulfida (2010), analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan. Rasio keuangan dapat dihitung dari isi informasi keuangan dalam laporan keuangan sehingga menunjukkan kekuatan perusahaan. Analisis rasio adalah berorientasi dengan masa depan, artinya bahwa dengan analisis rasio dapat digunakan sebagai alat untuk meramalkan keadaan keuangan serta hasil usaha dimasa yang akan datang. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah, dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan. Rasio keuangan juga bermanfaat dalam memprediksi laba perusahaan. Selain itu rasio keuangan digunakan untuk memutuskan apakah akan membeli saham perusahaan, untuk meminjam uang, atau memprediksi kekuatan perusahaan di masa depan. Apabila kinerja keuangan perusahaan baik maka pertumbuhan laba meningkat, dan sebaliknya kinerja keuangan perusahaan tidak baik maka pertumbuhan laba menurun. Dalam hal ini pertumbuhan laba merupakan peningkatan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.(Mahaputra, 2012) Menurut Wild (2005), analisis rasio (ratio analysis) dapat mengungkap hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama yaitu manajer perusahaan, analis kredit, dan analis saham.
4
Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut menurut Brigham dan Houston (2006) adalah untuk membantu manganalisis, mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan. Sedangkan Menurut Harahap (2006), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Menurut Van Horne & Wachowicz (2012), jenis rasio keuangan terdiri dari : Rasio Likuiditas, rasio solvabilitas (leverage ratio), rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Jenis- jenis dari rasio likuiditas antara lain : Rasio Lancar (Current Ratio), Rasio Cepat (Quick Ratio), Rasio Kas (Cash Ratio), Rasio Perputaran Kas dan Inventory to Net Working Capital . Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio Cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau hutang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai perusahaan. Rasio Kas (Cash Ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Rasio Perputaran Kas merupakan rasio yang mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang
5
digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan, penagihan piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Jenis-jenis rasio profitabilitas antara lain : Profit Margin on Sale, Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), dan Laba per Lembar Saham Biasa. Profit Margin on Sale merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan perusahaan. Return on Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Laba per Lembar Saham Biasa merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham (Khasmir, 2009). Bagi investor ada tiga rasio keuangan yang paling dominan yang dijadikan tujuan untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan yaitu, rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas (Fahmi, 2011).
6
Rasio keuangan tersebut digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut. Selain itu, dengan membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan (Wild 2005). Pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia pada tahun 2012 tercatat mencapai 10%. Dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 12%, angka itu sedikit menurun. Namun hal itu bukanlah indikasi industri TI Indonesia telah mencapai titik jenuh dan cenderung stagna ( Sembiring, 2015). Menurut Sinaga (2014), pertumbuhan industri telekomunikasi pada tahun 2014 pada kisaran 7%-8%. Pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang diperkirakan masih tumbuh di atas 6% per tahun. Hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan industri telekomunikasi pada tahun 2014 diperkirakan masih bagus karena ada kecenderungan perkembangan yang semakin sehat yang ditunjang oleh makro ekonomi yang baik. Selain itu, tren konsolidasi antaroperator yang dimotori oleh PT. XL Axiata, Tbk (EXCL) dan PT. Axis Telekom Indonesia (Axis) akan membuat persaingan sengit antaroperator mulai reda. Pada penelitian ini, peneliti mengambil objek penelitian pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan sub sektor Telekomunikasi. Saat
7
ini, perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berjumlah 6 (enam) perusahaan yaitu : BTEL (PT. Bakrie Telecom Tbk), EXCL (PT. XL Axiata Tbk), FREN (PT. Smartfren Tbk), INVS (PT. Inovisi Infracom Tbk), ISAT (PT. Indosat Tbk), dan TLKM (PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk). Dengan demikian peneliti mengambil ke 6 (enam) perusahaan tersebut sebagai objek penelitian. Berikut disajikan tabel Laporan Keuangan Laba Rugi (Parsial) perusahaan telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia :
TABEL 1.1 PT. Bakrie Telecom, Tbk Laporan Laba Rugi (Parsial) dalam miliar rupiah
Pendapatan Usaha Kotor Pendapatan Usaha Bersih EBITDA EBIT Laba (Rugi) Bersih
Sumber : www.idx.co.id
2008 2.503,86 2.202,29 378,63 178,056
2009 3.435,60 2.742,60 1.269,10 288,4
136,81
98,4
Tahun yang berakhir 31 Desember 2010 2011 2012 3.447,10 3.195,50 2.973,60 2.765,10 2.591,00 2.361,00 1.335,50 1.148,30 961,3 190,8 -174 -500,4 10
-782,7
-3.138,90
2013 2.434,70 2.072,40 911,3 3,6 -2.645,60
8
TABEL 1.2 PT. XL Axiata, Tbk Laporan Laba Rugi (Parsial) dalam miliar Rupiah
2008 12.156 6.930 5.132 1.753 -69
Pendapatan Usaha Bruto Beban Operasional EBITDA EBIT Laba/(Rugi) sebelum pajak Penghasilan Laba/(Rugi) tahun berjalan Laba komprehensif lainnya Total laba komprehensif diatribusikan kepada pemilik entitas induk
-15
Tahun yang berakhir 31 Desember 2009 2010 2011 2012 13.880 17.637 18.468 21.278 7.501 8.172 8.912 11.224 6.205 9.287 9.348 9.745 2.464 5.164 4.665 4.679 2.363 3.868 3.865 3.751 2.830 2.765 23 -21
2013 21.350 12.606 8.659 2.901 1.390 1.033
1.709
2.830
2.891
1.056
2.744
Sumber : www.idx.co.id TABEL 1.3 PT. Smartfren, Tbk Laporan Laba Rugi (Parsial) dalam miliar rupiah
Pendapatan Usaha Bersih Beban Usaha
2008 731.831 1.134.882
Tahun yang berakhir 31 Desember 2009 2010 2011 504.492 376.511 954.331 1.180.001 1.244.776 3.175.959
2012 1.649.166 3.251.763
EBIT EBITDA
-403.051 -83.776
-675.509 -357.121
-868.265 -510.291
-2.221.628 -1.170.567
-1.602.597 -542.692
Laba (Rugi) Sebelum Pajak
-1.178.493
-674.674
-1.363.764
-2.649.495
-1.811.606
Laba (Rugi) Bersih
-1.068.868
-724.396
-1.401.813
-2.400.248
-1.563.091
Sumber : www.idx.co.id
2013 2.428.858 4.039.945 1.611.087 -129.490 2.708.059 2.534.463
9
TABEL 1.4 PT. Inovisi Infracom, Tbk Laporan Laba Rugi (Parsial) dalam miliar rupiah
Pendapatan Beban Pokok Pendapatan Laba Kotor Beban Usaha Pendapatan lain-lain Laba sebelum Pajak Laba Tahun Berjalan
2008 48.179 -42.924 5.255 -2.034 42 3.896 2.847
2009 88.716 80.176 8.539 6.440 396 28.441 28.118
Tahun yang berakhir 31 Desember 2010 2011 2012 330.502 544.258 1.234.860 210.233 381.048 907.459 120.269 163.210 327.401 18.842 31.789 52.822 1.776 255.729 248.307 124.568 387.149 522.886 125.416 381.819 519.495
2013 1.667.819 1.276.075 391.744 106.692 54.396 339.448 328.271
Sumber : www.idx.co.id
TABEL 1.5 PT. Indosat, Tbk Laporan Laba Rugi (Parsial) dalam miliar Rupiah
Pendapatan Usaha Beban Usaha Laba Usaha Beban Lain-Lain – Bersih Laba/(Rugi) sebelum pajak Penghasilan Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan - Bersih Laba (Rugi) Tahun berjalan Total laba komprehensif diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Sumber : www.idx.co.id
2008 19.211,50 14.478,20 4.733,30 -2.408,20 2.235,10 -419,8 1.905,30
Tahun yang berakhir 31 Desember 2009 2010 2011 2012 18.824,20 19.796,50 20.529,29 22.418,81 15.611,20 16.322,60 17.364,98 19.228,91 3.213,00 3.473,90 3.164,31 3.189,90 -981,00 -2.392,10 -1.832,95 -2.728,28 2.232,00 1.081,80 1.331,36 461,62 -677,30 -357,80 -264,62 25,80 1.554,70 724,00 1.066,74 487,42
1.878,50
1.498,20
647,20
98,09
112,31
2013 23.855,27 22.346,06 1.509,21 -4.843,05 -3.333,84 667,38 -2.666,46 115,54
10
TABEL 1.6 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Laporan Laba Rugi (Parsial) dalam miliar Rupiah
Jumlah Pendapatan Jumlah Beban EBITDA disesuaikan Laba Bruto Laba (Rugi) tahun berjalan Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada : Pemilik entitas induk
2008 64.166 41.729 34.770 22.437 20.399
Tahun yang berakhir 31 Desember 2009 2010 2011 2012 68.220 68.629 71.253 77.143 44.139 46.240 49.960 54.005 38.056 37.549 36.821 40.154 24.081 22.937 21.958 25.698 16.043 15.870 15.470 18.362
2013 82.967 57.700 43.626 27.846 20.290
10.672
11.399
14.205
11.537
10.965
12.850
Sumber : www.idx.co.id Salah satu untuk melihat terjadinya pertumbuhan laba yaitu dengan melihat perhitungan rasio keuangan (Mahaputra, 2012). Berikut ini disajikan tabel rasio keuangan pada 6 (enam) besar perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI : TABEL 1.7 RASIO KEUANGAN PT. Bakrie Telecom Tbk Periode 2009 - 2013 dalam persentase
2009 2010 Rasio Likuiditas Rasio Lancar Rasio Solvabilitas (Leverage ratio) Rasio Hutang terhadap Ekuitas (DER) Rasio Hutang terhadap Jumlah Aset (DR) Rasio Profitabilitas Laba usaha terhadap Pendapatan Usaha Laba Usaha terhadap Ekuitas (ROE) Laba usaha terhadap Jumlah Aset (ROA)
2011
2012
2013
84
81,6
32,1
26,8
8,9
1,27 0,55
1,38 0,58
1,79 0,64
4,52 0,82
10.06 1,11
79,8 1,9 8,6
80,2 0,2 8,09
81,1 -17,9 -0,01
79,4 -191,6 -0,05
85,1 -262,6 3,94
11
TABEL 1.8 RASIO KEUANGAN PT. XL Axiata Tbk Periode 2009 - 2013 dalam persentase
2009
2010
2011
2012
2013
33
49
38,8
41,9
73,7
1,5 0,5
0,9 0,4
0,8 0,3
0,9 0,4
1,2 0,4
12 26,1 6,1
16 28,2 10,6
15,3 22,3 9,7
13 19 8,3
4,8 6,7 2,7
Rasio Likuiditas Rasio Lancar Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) Rasio Hutang terhadap Ekuitas Rasio Hutang terhadap Jumlah Aset Rasio Profitabilitas Laba usaha terhadap Pendapatan Usaha Laba Usaha terhadap Ekuitas (ROE) Laba usaha terhadap Jumlah Aset (ROA)
Sumber : www.idx.co.id
TABEL 1.9 RASIO KEUANGAN PT. Smartfren Tbk Periode 2009 - 2013 dalam persentase
Rasio Likuiditas Rasio Lancar Rasio Solvabilitas (Leverage ratio) Rasio Hutang terhadap Ekuitas Rasio Hutang terhadap Jumlah Aset Rasio Profitabilitas Laba usaha terhadap Pendapatan Usaha Laba Usaha terhadap Ekuitas (ROE) Laba usaha terhadap Jumlah Aset (ROA)
Sumber : www.idx.co.id
2009
2010
2011
2012
2013
34,8
21,5
25,6
28,1
36,4
5 83,33
-38,52 102,6
276,2 73,4
187,7 65,2
420,2 80,8
-143,6 -91,4 -15,2
-372,3 1.173,20 -31,3
-251,5 -73,4 -19,5
-94,8 -31,4 -10,9
-104,3 -83,1 -16
12
TABEL 1.10 RASIO KEUANGAN PT. Inovisi Infracom Tbk Periode 2009 - 2013 dalam persentase
2009 Rasio Likuiditas Rasio Lancar Rasio Solvabilitas (Leverage ratio) Rasio Hutang terhadap Ekuitas Rasio Hutang terhadap Jumlah Aset Rasio Profitabilitas Laba usaha terhadap Pendapatan Usaha Laba Usaha terhadap Ekuitas (ROE) Laba usaha terhadap Jumlah Aset (ROA)
2010
2011
2012
2013
147,48 55,75 234,8 240,54
140,41
58,2 36,71
20,98 47,84 17,27 28,78
28,38 22,1
47,42 32,17
31,69 23,98 46,53
37,95 98,19 13,57 20,92 11,17 20,87
42,07 20,79 16,2
19,68 10,54 7,15
Sumber : www.idx.co.id
TABEL 1.11 RASIO KEUANGAN PT. Indosat Tbk Periode 2009 - 2013 dalam persentase
Rasio Likuiditas Rasio Lancar Rasio Solvabilitas (Leverage ratio) Rasio Hutang terhadap Ekuitas Rasio Hutang terhadap Jumlah Aset Rasio Profitabilitas Laba usaha terhadap Pendapatan Usaha Laba Usaha terhadap Ekuitas (ROE) Laba usaha terhadap Jumlah Aset (ROA)
Sumber : www.idx.co.id
2009
2010
2011
2012
2013
54,62
51,55
48,19
75,43
53,13
141,14 133,79 124,79 144,58 145,98 66,77 65,47 64,37 64,88 69,7 17,07 17,89 5,84
17,55 19,46 6,58
15,41 17,09 5,94
14,23 16,91 5,78
6,32 9,48 2,77
13
TABEL 1.12 RASIO KEUANGAN PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Periode 2009 - 2013 dalam persentase
Rasio Likuiditas Rasio Lancar Rasio Solvabilitas (leverage ratio) Rasio Hutang terhadap Ekuitas Rasio Hutang terhadap Jumlah Aset Rasio Profitabilitas Laba usaha terhadap Pendapatan Usaha Laba Usaha terhadap Ekuitas (ROE) Laba usaha terhadap Jumlah Aset (ROA)
2009
2010
2011 2012
2013
59,9
91,5
95,8
116
116,3
125,6 49,5
99,3 43,9
88,6 40,8
86,1 39,9
83,5 39,5
35,3 29,6 11,6
33,4 26,00 11,5
30,8 23,1 10,6
33,3 24,9 11,5
33,6 23,5 11,1
Sumber : www.idx.co.id Berdasarkan rasio-rasio keungan tersebut akan tampak jelas bahwa berbagai indikator keuangan dapat mengungkapkan kondisi keuangan suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk suatu periode tertentu. Kondisi rasio keuangan yang mengalami fluktuatif pada setiap perusahaan sub sektor telekomunikasi seperti pada tabel rasio 1.7 – 1.12 di atas merupakan sebuah fenomena yang terjadi sehingga memberi dampak terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan sub sektor telekomunikasi. Hal inilah yang akan menjadi penelitian bagi penulis. Pada pembahasan teori sebelumnya telah disebutkan bahwa bagi investor ada tiga rasio keuangan yang paling dominan yang dijadikan tujuan untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan yaitu, rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Maka dari itu, tiga jenis rasio inilah yang akan digunakan dalam penelitian ini.
14
Beberapa penelitian tentang rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba telah banyak dilakukan antara lain : Penelitian Mahaputra (2012) Menunjukkan bahwa current ratio, debt to equity, total assets turnover, dan profit margin memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Penelitian Hindiantoro (2013), menunjukan bahwa Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap prediksi pertumbuhan laba. Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas, maka penelitian ini mengambil judul : “Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013”.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Seberapa besar pengaruh rasio likuiditas terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar Bursa Efek Indonesia. 2. Seberapa besar pengaruh rasio solvabilitas terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar Bursa Efek Indonesia. 3. Seberapa besar pengaruh rasio profitabilitas terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar Bursa Efek Indonesia.
15
4. Seberapa besar pengaruh rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar Bursa Efek Indonesia.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai : 1. Pengaruh rasio likuiditas terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Pengaruh rasio solvabilitas terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Pengaruh rasio profitabilitas terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Pengaruh rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Kegunaan Penelitian Perolehan data dan informasi dari penelitian ini yang disajikan dalam bentuk laporan diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :
16
1.4.1
Manfaat Teoritis
1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan
pengetahuan,
pengalaman, dan pengetahuan yang sangat berharga dalam ilmu ekonomi, terutama pada informasi yang berkaitan dengan Pengaruh analisis rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. 2. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian lain. 1.4.2
Manfaat Praktis
1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk melatih dan menambah pengetahuan serta wawasan mengenai pengaruh analisis rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi Perusahaan Memberikan manfaat bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi peningkatan hasil laporan keuangan sebelum masuk dalam Bursa Saham Indonesia. 3. Bagi Pembaca Memberikan informasi sebagai ilmu pengetahuan dan juga sebagai referensi bagi penelitian-penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan penelitian ini.
17
1.5 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil sampel pada perusahaan yang termasuk sub Sektor Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia periode 2009 – 2013. Pengambilan sumber data diperoleh dari internet melalui situs website www.idx.co.id. Adapun waktu penelitian dilakukan mulai bulan April sampai Oktober 2015.