BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang Perusahaan merupakan sebuah organisasi yang menjadi penggerak utama dalam perekonomian suatu negara. Setiap perusahaan memiliki tujuan penting salah satunya adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Tujuan perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Emery, Finnertry, and Stowe, 2007:14). Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Untuk memperoleh nilai perusahaan yang baik maka dibutuhkan pengambilan keputusan keuangan yang tepat, salah satunya adalah kebijakan dividen. Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang menentukan persentase laba yang akan ditahan untuk diinvestasikan dan laba yang akan dibayarkan sebagai dividen (Brigham dan Ehrhardt (2002:12). Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang akan ditahan dan selanjutnya mengurangi sumber dana intern. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana internal akan semakin besar. Kebijakan dividen yang dijalankan oleh perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, mengingat laba yang diperoleh selain di berikan kepada para pemgang saham juga dapat diinvestasikan kembali. Kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai performa perusahaan, oleh karena itu setiap perusahaan menetapkan kebijakan dividen yang berbeda-beda. Selain kebijakan dividen, terdapat satu variabel lain yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan yaitu struktur kepemilikan. Terdapat
beberapa
hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam
struktur
kepemilikan, antara lain: kepemilikan sebagian kecil saham perusahaan oleh manajemen mempengaruhi kecenderungan untuk memaksimalkan nilai pemegang
saham dibanding sekedar mencapai tujuan perusahaan semata, kepemilikan yang terkonsentrasi memberi insentif kepada pemegang saham mayoritas untuk berpartisipasi secara aktif dalam perusahaan, identitas pemilik menentukan prioritas tujuan sosial perusahaan, dan maksimalisasi nilai pemegang saham, misalnya perusahaan milik pemerintah cenderung untuk mengikuti tujuan politik dibanding tujuan perusahaan. Struktur kepemilikan merupakan proporsi kepemilikan saham oleh manajerial, publik, dan institusional. Masalah yang sering ditimbulkan dari struktur kepemilikan ini adalah agency conflict, dimana terdapat perbedaan kepentingan antara manajeman perusahaan sebagai decision maker dan para pemegang saham sebagai owners dari perusahaan. Perbedaan kepentingan yang dimaksud adalah adanya perbedaan kepentingan antara menajer sebagai pengelola perusahaan dengan pemegang saham sebagai pemilik. Perbedaan kepentingan inilah yang dimaksud dengan konflik keagenan dimana pihak manajemen perusahaan mempunyai tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama perusahaan. Permasalahan dapat terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sedangkan pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena hanya akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga dapat mengakibatkan penurunan keuntungan bagi perusahaan dan dividen yang akan diterima pemegang saham. Menurut Jensen dan Meckling, (1976) pengaruh dari konflik antara pemilik dan manajer ini akan menyebabkan menurunnya nilai perusahaan dan kerugian inilah yang merupakan agency cost bagi perusahaan. Nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah harga pasar saham perusahaan karena harga pasar saham perusahaan mencerminkan penilaian investor keseluruhan atas setiap ekuitas yang dimiliki. Menurut Van Horne (2002:3) ―value is represented by the market price of the company‟s common stock which in turn, is a reflection of the firm‟s investment, financing and dividen decision.― Dalam pencapaian nilai perusahaan, para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada manajemen. Untuk itu manajemen yang telah diangkat
oleh para pemegang saham harus bertindak untuk kepentingan pemegang saham yaitu dengan memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham. Akan tetapi, manajer sendiri memiliki kepentingan atas pengelolaan perusahaan yang telah dilakukannya. Pengelolaan tersebut memiliki tujuan yang berbeda dengan tujuan utama perusahaan. Sering kali manajer membuat keputusan yang penuh resiko, misalnya para manajer memiliki kecenderungan untuk menciptakan hutang yang tinggi bukan untuk memaksimumkan nilai perusahaan dan perilaku seperti ini tidak disukai pemilik. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat terlihat bahwa kebijakan dividen suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam maupun dari luar perusahaan sendiri. Dengan mengetahui bagaimana pengaruh struktur kepemilikan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan akan dapat membantu perusahaan dalam menentukan bagaimana seharusnya keputusan yang harus diambil sehingga tujuan perusahaan untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat tercapai. Maksimalisasi kemakmuran pemegang saham dapat dilihat dari tingginya harga saham suatu perusahaan. Salah satu industri yang sahamnya diperjual belikan di pasar modal adalah industri di bidang Food & Beverages. Perusahaan yang bergerak dibidang Food & Beverages merupakan perusahaan yang cukup mendapat sorotan di Indonesia dalam beberapa waktu yang lalu dan bahkan hingga kini, perusahaan Food & Beverages ini seringkali mengalami jatuh bangun dalam menjalankan kegiatan perusahaannya. Pada krisis global pertengahan tahun 2008 hanya perusahaan ini yang dapat bertahan, hal ini terjadi karena jumlah permintaan pada industri tersebut tetap tinggi dan industri ini tidak bergantung pada bahan-bahan baku ekspor dan lebih banyak menggunakan bahan baku domestik (kompas.com). Contohnya pada tahun 2008 pemegang saham PT. Indofood menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 406,1 miliar atau Rp 43 per saham. Jumlah dividen itu setara dengan 41 persen dari laba bersih Indofood tahun 2007 sebesar Rp 980,35 miliar. Saat itu dividen yang dibagikan oleh perusahaan sekitar 50% lebih tinggi dari dividen yang dibagikan pada tahun sebelumnya (cetak.kompas.com). Pertumbuhan Industri Food & Beverages di
Indonesia cukup baik yaitu mencapai 10-15 persen, hal ini disebabkan adanya pergeseran produk-produk pertanian yang tidak hanya dijual mentah tetapi di proses dulu menjadi makanan untuk mendapatkan pendapatan (kompas.com). Berdasarkan data laporan keuangan yang dimiliki penulis, dapat terlihat adanya masalah yang terjadi pada Industri Food & Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan dan penurunan yang cukup signifikan pada nilai variabel – variabel yang diteliti yang dimiliki oleh Industri Food & Beverages tersebut pada periode penelitian yang dilakukan. Sehingga dari uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian lebih lanjut mengenai struktur kepemilikan perusahaan dan kebijakan dividen yang akan diberikan serta pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian penulis mengambil judul: “PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN PUBLIK DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI FOOD & BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2004-2009”
I.2 Identifikasi Masalah Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh struktur kepemilikan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan, maka penulis perlu melakukan analisis dan penelitian. Berdasarkan pada latar belakang di atas maka identifikasi masalah yang akan diangkat adalah : 1.
Bagaimana struktur kepemilikan publik perusahaan dan kebijakan dividen pada industri Food & Beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2004 - 2009?
2.
Bagaimana nilai perusahaan pada industri Food & Beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2004 - 2009?
3.
Bagaimana pengaruh struktur kepemilikan publik dan kebijakan dividen perusahaan terhadap nilai perusahaan pada industri Food & Beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2004 - 2009?
I.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh struktur kepemilikan perusahaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan, dengan melakukan berbagai penelitian yang dimulai dengan mengumpilkan data, mengolah, menganalisis dan menyimpilkannya. Sedangkan tujuan diadakannya penelitian ini adalah: 1.
Menganalisis struktur kepemilikan publik perusahaan dan kebijakan dividen pada industri Food & Beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2004 – 2009
2.
Menganalisis nilai perusahaan pada industri Food & Beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2004 – 2009
3.
Menganalisis pengaruh struktur kepemilikan publik dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada industri Food & Beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2004 – 2009
I.4 Kegunaan Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis berharap bahwa hasil penelitian dapat berguna bagi berbagai pihak diantaranya adalah : 1.
Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan Food & Beverages sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam membuat keputusan mengenai struktur kepemilikan dan kebijakan dividen dalam upaya memaksimalkan nilai perusahaan dimasa yang akan datang.
2.
Bagi penulis Penelitian ini merupakan bagian dari proses belajar yang diharapkan dapat menambah
wawasan
pengetahuan
dan
daya
nalar
penulis
dengan
membandingkan antara teori yang diperoleh selama proses perkuliahan dengan prakteknya di perusahaan, mengenai manajemen keuangan khususnya menganalisa pengaruh struktur kepemilikan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.
3. Civitas akademik Sebagai sumber informasi dan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang lebih luas dan mendalam tentang struktur kepemilikan, kebijakan dividen dan nilai perusahaan. I.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Pasar modal merupakan salah satu wadah yang dapat digunakan untuk berinvestasi melalui saham dan obligasi. Menurut UU R.I No.8 tahun 1995 tentang pasar modal memberikan pengertian bahwa: ―Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek‖ Pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan dalam perekonomian suatu negara. Fungsi ekonomi berarti mengalokasikan dana secara efisien dari pihak yang mempunyai dana ke pihak yang membutuhkannya. Fungsi keuangan ditunjukkan dari kemungkinan memperoleh imbalan bagi pemilik dana sesuai dengan karakteristik investasi yang mereka pilih. Untuk melakukan investasi, para investor sangat memerlukan informasi yang berkaitan dengan perkembangan, kondisi dan kinerja perusahaan. Agar investor dapat memperoleh informasi yang memadai dan akurat maka perlu diadakan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan menurut Sundjaja dan Barlian (2002 : 68) adalah : ―Laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas tersebut‖ Melalui laporan keuangan investor dapat melakukan analisa untuk menilai kinerja perusahaan baik dimasa lalu, saat ini dan dimasa depan. Analisis laporan keuangan bermanfaat bagi perusahaan atau pun bagi pemegang saham karena dapat memberikan informasi yang penting dalam memprediksi perubahan harga saham.
Menurut Weston dan Brigham (2001:26) faktor – faktor yang mempengaruhi harga saham adalah : (1) laba per lembar saham (EPS), (2) tingkat bunga, (3) jumlah kas dividen, (4) jumlah laba yang didapat perusahaan, (5) tingkat risiko dan pengembalian. Jensen dan Meckling (1976) mengisyaratkan bahwa ada hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan, salah satunya dapat dilihat dari harga saham. Jika para pemodal membeli saham, berarti mereka membeli prospek perusahaan. Kalau prospek perusahaan membaik maka harga saham akan meningkat. Jumlah kas dividen sebagai faktor yang mempengaruhi harga saham adalah aspek yang akan dipertimbangkan oleh investor dalam melakukan investasi. Besar kecilnya kas dividen yang diberikan tergantung pada kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahaan. Kebijakan dividen adalah keputusan mengenai berapa banyak laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen sebagai ganti dari investasi yang ditanamkan dan berapa banyak yang dipertahankan untuk investasi kembali didalam perusahaan (Brigham dan Houston, 2006:32). Kebijakan dividen merupakan salah satu keputusan keuangan yang sangat penting, tidak hanya dari sudut pandang perusahaan, tapi juga dari pemegang saham, konsumen, pekerja, peraturan dan pemerintah. Untuk perusahaan, kebijakan dividen menjadi poros dari kebijakan keuangan lainnya. Kebijakan tersebut berupa penentuan berapa banyak keuntungan yang akan diperoleh pemegang saham melalui keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Keuntungan
yang
diperoleh
oleh
pemegang
saham
akan
menentukan
kesejahteraan para pemegang saham yang merupakan tujuan utama dari perusahaan. Pembayaran dividen dilakukan karena manajer ingin memaksimalkan nilai perusahaan. Semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham maka perusahaan akan dianggap semakin baik dan hal ini dapat menimbulkan penilaian yang baik terhadap perusahaan. Penilaian yang baik tersebut biasanya dapat tercermin melalui peningkatan harga saham perusahaan. Pembayaran dividen yang semakin meningkat menunjukkan prospek perusahaan yang
semakin bagus sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham dan nilai perusahaan akan meningkat (Sudjoko & Soebiantoro, 2007). Dividen adalah pembagian keuntungan dari perusahaan-perusahaan penerbit saham kepada para pemegang saham secara rata. Dividen merupakan pendapatan perusahaan yang besarnya sudah ditentukan oleh jajaran direksi pada saat rapat pemegang saham. Biasanya struktur kepemilikan memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan. Struktur kepemilikan merupakan proporsi kepemilikan saham antara manajerial, publik, ataupun institusional. Kepentingan pemegang saham minoritas (publik) dalam suatu perusahaan, seringkali diabaikan atau bahkan dirugikan. Hal ini disebabkan karena adanya persepsi bahwa yang paling berjasa memperbesar pundi-pundi
keuangan
perusahaan
adalah
pemegang
Penguasaan atas pemasukan modal kepada perusahaaan
saham
mayoritas.
memberi dukungan
terhadap persepsi ini. Persepsi tersebut diperkuat lagi dengan adanya prinsip one share one vote dalam hukum perseroan terbatas. Sehingga dalam setiap RUPS, pemegang saham minoritas tidak akan mungkin pernah memenangkan keputusan yang diambil melalui voting dan biasanya keputusan lebih dikendalikan oleh pemegang saham mayoritas. Masalah yang sering terjadi dari struktur kepemilikan adalah konflik agensi, yaitu adanya perbedaan kepentingan antara manajemen perusahaan sebagai pengelola dan pengambil keputusan dalam perusahaan dengan para investor atau para pemegang saham sebagai pemilik perusahaan. Kepemilikan manajerial (insider) kemudian dipandang sebagai mekanisme kontrol yang tepat untuk mengurangi konflik tersebut. Dalam hal ini kepemilikan insider dipandang dapat menyamakan kepentingan antara pemilik dan manajer, sehingga semakin tinggi kepemilikan insider akan semakin tinggi pula nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial akan mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan, karena mereka juga memiliki perusahaan. Kinerja perusahaan yang meningkat akan meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan Sudarma (2004) menghasilkan kesimpulan bahwa
struktur
kepemilikan
(kepemilikan
manajerial
dan
kepemilikan
institusional) saham berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini berarti nilai perusahaan dapat ditentukan oleh kepemilikan manajerial dan institusional. Sehingga semakin berkurangnya komposisi kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional serta meningkatnya kepemilikan public akan berpengaruh terhadap naiknya nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah harga pasar saham perusahaan, karena harga pasar saham perusahaan mencerminkan penilaian investor keseluruhan atas setiap ekuitas yang dimiliki. Menurut Van Horne (2002) Price to Book Value adalah : ―Value is represented by the market price of the company‟s common stock which in turn, is a function of the firm‟s investment, financing and dividen decision” Artinya bahwa harga pasar saham menunjukkan penilaian sentral dari seluruh pelaku pasar, harga pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja manajemen perusahaan. Sutrisno (2007:266) mengatakan bahwa harga saham dipengaruhi oleh tingkat dividen. Dengan demikian besarnya dividen yang dibayarkan akan meningkatkan harga saham atau nilai perusahaan. Pendapat serupa dikemukakan oleh Martono & Harjito (2007:3) salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah kemampuan perusahaan membayar dividen. Besarnya dividen ini akan mempengaruhi harga sahamnya. Apabila dividen yang dibayarkan tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Sebaliknya jika dividen yang dibayarkan kecil maka harga saham perusahaan tersebut juga rendah sehingga nilai perusahaan rendah. Besar kecilnya dividen akan ditentukan dalam rapat umum pemegang saham, dimana para pemilik perusahaan berkumpul untuk mengadakan rapat tahunan. Menurut Rozeff (1982) bahwa pembayaran dividen adalah bagian dari monitoring. Perusahaan cenderung untuk membayar dividen yang tinggi jika manajer memiliki proporsi saham yang lebih rendah. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa struktur kepemilikan berhubungan dengan menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan.
Selanjutnya Demsetz (1986) berpendapat bahwa kepemilikan oleh non manajemen yang besar akan efektif memonitoring aktivitas perusahaan dan dia menyimpulkan bahwa konsentrasi kepemilikan akan meningkatkan nilai perusahaan. Dalam jurnalnya Sudjoko & Soebiantoro (2007) kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Manajemen perusahaaan tidak mempunyai kendali terhadap perusahaan. Manajemen lebih banyak dikendalikan pemilik mayoritas sehingga manajemen hanya sebagai kepanjangan tangan pemilik mayoritas. Penelitian yang dilakukan oleh Gang, Zhang & Xiao (2003) menyebutkan bahwa semakin tinggi kepemilikan publik, semakin tinggi tingkat dividen saham. Ini berarti dengan meningkatnya dividen saham maka nilai perusahaan pun akan meningkat. Didukung Hariani (2006) yang berpendapat bahwa interaksi kepemilikan saham minoritas dengan EPS berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen, yang berarti semakin banyak kepemilikan saham minoritas maka akan menurunkan DPR, seiring dengan meningkatnya EPS. Selain itu,
menurut Lins (2002)
konsentrasi kepemilikan pada pihak luar
perusahaan berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Industri Food & Beverages Laporan Keuangan Fungsi Keuangan
Pendanaan Perusahaan
Kebijakan Dividen : DPR
Struktur Modal Sumber Dana Jangka Panjang
Pinjaman/ Hutang
Sumber Dana Jangka Pendek
Modal Sendiri i Struktur Kepemilikan MNJ
INST
PUB
Nilai Perusahaan : PBV
Keterangan : = Diteliti = Tidak diteliti
Investasi
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat disusun hipotesis dari penelitian ini adalah : a. Struktur Kepemilikan Publik dan Kebijakan Dividen secara simultan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada Industri Food & Beverages di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2009. b. Struktur Kepemilikan Publik dan Kebijakan Dividen secara parsial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada Industri Food & Beverages di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2009.
I.6 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang berusaha menyimpulkan, menyajikan serta manganalisis data sehingga dapat memberi gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti dan menarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan, Nazir (2003:54). Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskriptif secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta dan hubungan antara fenomena yang diselidiki. Sedangkan menurut Moleong (2004:46) metode verifikatif adalah penelitian yang berusaha untuk menguji jawaban masalah tentang hasil pemikiran yang kebenarannya bersifat sementara yang biasa disebut hipotesis. Untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan digunakan pengujian asumsi klasik, regresi berganda, korelasi dan koefisien determinasi dan pengujian hipotesis menggunakan uji F untuk analisis simultan dan uji t untuk analisis parsial.
I.7 Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil sampel perusahaan yang berada pada sektor Industri Food & Beverages yang listing di Bursa Efek Jakarta periode 2004 – 2009. Data diperoleh dari www.idx.co.id dan Pojok Bursa Universitas Widyatama Jl. Cikutra No. 204A Bandung. Dalam rangka memperoleh data yang diperlukan
guna penyusunan skripsi, maka penelitian ini dimulai pada bulan Februari 2010 sampai dengan bulan Juli 2010.