BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Di Sunda atau Tanah Pasundan yang penuh dengan budaya dan tradisi, mulai dari sistem pernikahan, musik tradisional, wayang kulit, wayang golek, permainan tradisional rakyat sampai berbagai bentuk kesenian yang dimiliki oleh daerah Jawa Barat. Masyarakat Sunda yang tinggal di Jawa Barat,mempunyai latar belakang kebudayaan yang khas. Kekayaan budaya permainannya itu bermacam jenisnya, bentuk permainan dikelompokan menjadi 4 bagian yaitu permainan berkelompok, permainan bersama – sama, permainan kejar – kejaran, permainan individu. Permainan tradisional Jawa Barat yang bermacam ragam jenisnya mulai dari bentuk kawih Sunda (lagu Sunda) sampai tanpa kawih (lagu). Permainan ini umumnya dimainkan oleh anak – anak usia 7 – 12 tahun, permainan ini berfungsi sebagai hiburan untuk mengisi waktu luang mereka atau mengisi waktu istirahat sekolah. Permainan ini melibatkan semua kalangan, baik anak perempuan maupun anak laki – laki. Ini mencerminkan suatu kekompakan dan keakraban dikalangan anak – anak sehingga mereka mempunyai rasa sosial yang tinggi dilingkungannya. Permainan tradisional anak Jawa Barat berkembang dari masyarakat desa di Jawa Barat. Permainan tradisional anak – anak di Jawa Barat tersebar dimana – mana dan sudah menjadi suatu tradisi oleh anak – anak. Permainan ini terdapat di Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Krawang, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Lebak, Kabupaten Garut. Di antara Kabupaten ini banyak yang ada terdapat kesamaan dan perbedaan. Alam Jawa Barat yang kaya dengan bambu merupakan lingkungan yang sangat strategis untuk pertumbuhan bambu. Bambu menjadi bahan yang berkaitan dengan pola ritual tradisional masyarakat Sunda yang melahirkan sebuah mitos pada Nyi Sri Pohaci sebagai Dewi Padi, pemberi kehidupan. Perbedaan permainan dan kesenian dalam lingkungan masyarakat Sunda akan dijelaskan sebagai berikut. Dalam penelitian ini penulis akan memfokuskan tentang bahan bambu.
1
Untuk Tugas akhir ini penulis akan memfokuskan studi desain mainan Sunda yang menggunakan bahan dasar bambu yaitu egrang dari sekian banyak permainan dan seni di Sunda yang populer. Dalam bahasa Sunda, egrang disebut dengan Jajangkungan yang artinya tinggi, jadi jajangkungan yaitu membuat menjadi tinggi. Mainan tradisional ini biasanya digunakan dalam acara adat, hari kebesaran atau semacam ritual lainnya. Untuk masyarakat Sunda, mainan sejenis permainan yang biasa dilakukan oleh anak – anak kampung atau gembala, maka permainan ini merupakan permainan penenggang waktu dan hiburan dikala anak – anak pengembalakan ternaknya. Hal ini menjadi peluang bagi penulis dalam Proyek Akhir ini untuk memberi ide dan gagasan desain pada industri kecil khususnya industri yang bergerak dibahan bambu yang terdapat di Jawa Barat khususnya Bandung. Sejauh ini bahan bambu masih sedikit yang diolah khususnya untuk disain untuk mainan. Dimana budaya Sunda indentik dengan menggunakan bahan bambu. I.2. Tujuan a. Mengangkat, melestarikan dan memperkaya tradisi permainan Jawa Barat untuk diterapkan bagi pengembangan industri kecil. b. Mengembangkan desain mainan egrang dengan menampilkan kekhasan tradisi permainan masyarakat Sunda. I.3. Manfaat a. Memberi informasi kepada masyarakat, guru atau pendidik untuk mengenal kembali terhadap eksistensi mainan egrang dan manfaat mainan egrang sebagai alat permainan tradisional Indonesia. b. Menggalakkan permainan tradisional khususnya egrang (jajangkungan) di lingkungan sekolah, rumah dan sanggar – sanggar melalui kegiatan bermain luar ruang. c. Memperkenalkan kembali mainan tradisional di lingkungan masyarakat dan komunitas anak sekarang. d.Mengembangkan desain mainan tradisional dengan pendekatan aspek kenyamanan, bentuk, estetika, dan aspek keamanan yang dianggap lebih atraktif dan sesuai dengan pola permainan masa kini. e.Hasil penelitian Proyek ini dapat memberi manfaat sebagai masukan dalam menjajaki kemungkinan mainan egrang sebagai permainan ketangkasan yang mempunyai nilai jual. 2
I.4. Asumsi Pemilihan Studi Desain Egrang Saat ini masyarakat sudah tidak lagi mermainkan mainan egrang, tapi umumnya masyarakat lebih memainkan egrang diwaktu acara – acara kebesaran atau helaran lainnya. Dilingkungan masyarakat sekarang lebih mengikuti budaya dari luar tapi ironisnya masyarakat pedesaan sudah dipengaruhi oleh budaya yang berunsur teknologi yang terdapat dipermainan anak – anak sekarang. Mainan egrang merupakan mainan tradisional yang sudah dimainkan oleh masyarakat zaman dulu. Selain sarana transportasi, egrang juga berfungsi sebagai alas kaki untuk pergi ke Mesjid, karena zaman dulu orang belum menggunakan sendal. Ini suatu kekhawatiran bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang berbudaya karena cepat atau lambat budaya tersebut akan terkikis secara berlahan – lahan sehingga habis dan menjadi punah. Indonesia yang kaya dengan sumber daya alamnya, hal ini menjadi suatu kemajuan bagi Indonesia karena banyaknya Industri kecil (home Industry) di setiap daerah – daerah mulai dari industri rotan, kayu, bambu, keramik, batu, dan lain - lain. Sehingga melahirkan pengrajin dan desainer yang handal dibidangnya khususnya pada craft. I.5. Metodologi Eksperimen Jenis metode penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan karya tulis ini adalah melakukan Eksperimen 1 dan Eksperimen 2, antara lain : a.Eksperimen 1 – Pada tahapan ini penulis akan menguji egrang dengan berbagai macam ukuran, mulai dari uji ketahanan bambu dengan variasi berat badan si pemain hingga menggunakan ukuran step yang bervariasi juga. Hal ini untuk mencari ukuran ideal dalam pengembangan desain egrang. Pada eksperimen ini penulis membutuhkan orang yang mahir dalam memainkan egrang ini. b.Eksperimen 2 – Pada tahapan ini penulis melakukan eksperimen antara penggabungan antara egrang dan bunyi. Tujuannya untuk nilai tambah bagi egrang itu sendiri supaya pemain nantinya tertarik dengan mainan egrang. c.Eksperimen 3 – Pada tahapan ini penulis melakukan pengujian desain egrang yang sudah jadi dimana untuk melihat tanggapan masyarakat terhadap egrang tersebut.
3
PROSEDUR EKSPERIMEN Prosedur Eksperimen penelitian ini akan penulis dilaksanakan sebagai berikut : a.Tahapan Eksperimen – Dalam bagan ini akan dikupas tentang persiapan eksperimen mulai dari bahan dan alat, proses pengerjaan egrang sampai tahapan dalam memainkan egrang. b.Analisis Eksperimen – Bagan ini akan menganalisa sampel – sampel egrang yang dimainkan, eksperimen tinggi badan si pemain, kemudian mencari standar tinggi ideal pada egrang sehingga mendapatkan tinggi ideal pada egrang mulai dari tinggi yang ideal pada egrang (stick egrang), tinggi-rendah step egrang dan analisa eksperimen ketahan bambu yang digunakan. c.Penerapan Eksperimen – Dalam bagan ini adalah penerapan hasil eksperimen pada pengembangan desain yang akan dikembangkan nantinya. Berdasarkan Prosedur Eksperimen proyek ini maka penulis dapat memperoleh sebuah gambaran mengenai proses hubungan antara desain, kenyamanan, dan proses kreativitas sehingga dapat digunakan sebagai ide-ide baru maupun gagasan baik dari segi keilmuan maupun keprofesian yang mampu untuk mendukung terciptanya suatu sarana bermain yang berunsur tradisional khususnya tradisional
Jawa Barat. Maka akan dilakukan Prosedur Eksperimen
sebagai berikut :
4
TRADISI PERMAINAN JAWA BARAT
MAINAN BAMBU JAWA BARAT
PENGUMPULAN DATA LAPANGAN
PENGUMPULAN DATA LITERATUR
ANALISA DATA KONSEP STUDI MATERIAL BAMBU – PERMAINAN – JAWA BARAT
EKSPERIMEN - 1
EVALUASI
EKSPERIMEN - 2
EVALUASI
EKSPERIMEN - 3
EVALUASI
DESAIN AKHIR
LAPORAN DESAIN
Gambar 1.1. Skema Prosedur Eksperimen.
5