BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang lebih dari 2/3 wilayahnya berupa perairan. Dari zaman nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal dan menggunakan transportasi laut untuk menghubungkan pulau-pulau yang dipisahkan oleh perairan. Sehingga sejak zaman nenek moyang dulu Indonesia dikenal dengan Negara maritim yang memiliki armada yang maju dan perkembangan transportasi laut semakin berkembang pesat. Seiring perkembangan zaman semakin banyak alat transportasi yang digunakan baik transportasi udara, darat dan laut. Walaupun semakin banyak alternatif transportasi lainnya, transportasi laut masih memegang peranan yang sangat penting bagi moda transportasi penumpang ataupun barang antar pulau.
Salah satu pulau yang berada dalam wilayah Negara Republik Indonesia yaitu Pulau Batam dengan luas ± 415 Km2 (41.500Ha). Pulau Batam ini merupakan salah satu pulau dalam gugusan kepulauan Riau. Batam merupakan sebuah pulau di antara 329 pulau yang terletak antara Selat Malaka dan Singapura yang secara keseluruhan membentuk wilayah Batam. Oleh sebab itu, sarana transportasi laut menjadi hal yang sangat penting bagi Batam.
Sebelum mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat, Batam merupakan sebuah pulau kosong berupa hutan belantara yang nyaris tanpa denyut kehidupan. Seiring perkembangan, pemerintah mulai memberi perhatian khusus untuk pengembangan infrastruktur di kota Batam. Beberapa tahun belakangan ini telah digulirkan penerapan Free Trade Zone Batam (FTZ Batam), Bintan, dan Karimun yang mengacu pada UU No 36 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dan kemudian dirubah beberapa kali melalui PERPU, sehingga di undangkan menjadi UU no 44 tahun 2007.1 1
www.BPBatam.go.id UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karena letaknya yang strategis di kelilingi oleh gugusan pulau-pulau termasuk Singapore dan juga penetapan Free Trade Zone Batam (FTZ Batam), maka Batam yang semakin dikenal sebagai daerah industri yang berkembang pesat semakin banyak mengundang investasi pihak asing ataupun domestik. Hal ini secara langsung mengakibatkan Batam sebagai pintu gerbang bagi masuknya dan keluarnya barang serta orang yang semakin berkembang setiap tahunnya. Selain menggunakan transportasi udara, transportasi laut menjadi hal yang sangat penting bagi Batam (mengingat Batam dikelilingi gugusan pulau). Penggunaan jalur laut yang menghubungkan Batam dengan pulau-pulau disekitar maupun dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, membuat pembangunan dan sarana transportasi laut sangat diperlukan.
Berdasarkan Master Plan Pelabuhan Kota Batam, pemerintah mulai mengembangkan dan membenahi fasilitas pelabuhan untuk mendukung program Free Trade Zone Batam (FTZ Batam). Tidak hanya pelabuhan khusus barang tetapi juga pelabuhan penumpang seperti terminal feri internasional maupun domestic. Adapun pelabuhan feri di batam yaitu, terminal feri domestic dan internasional Sekupang, terminal internasional Batam Center, terminal internasional Harbour Bay, terminal internasional Waterfront, terminal internasional Nongsapura dan terminal domestic Telaga punggur.
Terminal yang direncanakan pemerintah berdasarkan Master plan pelabuhan Kota Batam salah satunya adalah terminal internasional dan domestic Sekupang. Pada saat ini tahap pembanguna terminal internasional telah selesai di kerjakan sedangkan terminal domestic belum memulai tahap pembenahan. Padahal dengan adanya Free Trade Zone (FTZ) maka arus keluar masuk dari terminal domestic ataupun internasional akan meningkat sehingga memerlukan terminal yang memiliki fasilitas dan daya tampung yang dapat mengakomodir jumlah penumpang hingga tahun 2030 (sesuai dengan Master plan pelabuhan Kota Batam).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dengan adanya sebuah terminal domestik yang benar-benar mampu menampung peningkatan arus penumpang keluar dan masuk Pulau Batam maka dibutuhkan redesain terminal feri domestic Sekupang Batam dengan wajah baru serta lebih layak dengan dilengkapi sarana dan prasarana penunjang agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal , nyaman dan dapat menampung peningkatan jumlah penumpang.
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan terminal feri domestic Sekupang Batam, yaitu:
Menyediakan saran terminal ferry untuk memenuhi kebutuhan arus penumpang masuk dan keluar Pulau Batam
Meningkatkan fasilitas kenyamanan transportasi laut (kapal Ferry khususnya)
Menyediakan wadah untuk menampung arus penumpang setiap tahun yang terus meningkat
I.3 Masalah Perancangan Masalah perancangan yang akan muncul dalam terminal feri domestic Sekupang Batam, yaitu:
Sirkulasi arus kedatangan penumpang dan arus keluar penumpang di dalam terminal
Terminal sebagai suatu titik simpul dari kegiatan angkutan-angkutan laut, darat (jalan raya/kereta api) dan udara akan memberikan kepadatan yang berlebihan pada situasi lalu lintas daerah tersebut
Gangguan sirkulasi alur kapal ke fasilitas terminal atau keluar dari fasilitas terminal karena adanya gangguan angin, pasang surut dan perpaduan keduanya
Penerapan struktur kawasan tepi pantai pada bangunan terminal
I.4 Pendekatan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi dalam proses perencanaan dan perancangan “Terminal Feri Domestik Sekupang Batam” dilakukan berbagai pendekatan desain, yaitu:
Pendekatan
berdasarkan
standar-standar
ukuran
ruangan
yang
mengakomodasi setiap jenis kegiatan di dalam ruangan maupun di luar bangunan melalui studi literature.
Memperoleh data-data pendukung dari berbagai departemen yang berwenang tentang jumlah arus penumpang kapal ferry di Batam dan data statistik lainnya.
Melakukan survey dalam memperoleh data-data dan gambaran bagaimana sebuah
terminal
ferry
itu
diselenggarakan,
prosesnya
dan
juga
menejemennya.
Pendekatan berdasarkan fungsi bangunan.
Pendekatan berdasarkan tema bangunan.
Pendekatan berdasarkan sistem struktur bangunan.
I.5 Lingkup / Batasan
Seluruh aspek fisik yang berhubungan dengan pembahasan dan perancangan mengenai bangunan “Terminal Ferry Domestik Batam” yang mengabungkan fungsi utama dan fasilitas pendukung lainnya, menyangkut lingkungan tapak, masa bangunan dan besaran ruang.
Penerapan tema simbolis ke dalam bentuk bangunan dan elemen-elemen arsitekturnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
I.6 Kerangka Berfikir
Latar Belakang
Tema
Sasaran
Pendekatan Perancangan
Maksud dan Tujuan
Kerangka Survey
Identifikasi Masalah
Survey
Kriteria Desain
Perumusan Masalah
Kriteria Perancangan
Pengumpulan Data
Analisa Kriteria
Studi Literatur
Data Fisik
Wawancara
Dokumentasi
Analisa
Masalah
Potensi
Prospek
Konsep
Pra Rancangan
Desain Akhir Diagram 1.1 Kerangka Berfikir Sumber: Olah Data Sendiri UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
I.7 Sistematika Laporan BAB I PENDAHULUAN Berisi uraian latar belakang, manfaat dan tujuan, masalah perancangan, metodologi, kerangka berpikir dan sistematika laporan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK Berisi tentang tinjauan umum proyek, teminologi judul proyek, lokasi proyek, analisa pemilihan lokasi proyek, tinjauan fungsi proyek, serta studi banding arsitektur yang mempunyai fungsi sejenis.
BAB III ELABORASI TEMA Berisi kajian tentang pengertian tema, interpretasi dan keterkaitan tema dengan judul serta studi banding bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sama.
BAB IV ANALISA PERANCANGAN Berisi analisa kondisi lingkungan, analisa tata bangunan dan analisa fungsional (pemakai, program kegiatan dan kebutuhan ruang).
BAB V KONSEP PERANCANGAN Berisi konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan tema lingkungan kajian digunakan dalam perancangan proyek tugas akhir ini.
BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi gambar-gambar site plan, ground plan, denah, tampak, potongan, rencana – rencana, detail, perspektif dan foto maket hasil perancangan.
DAFTAR PUSTAKA Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai sumber literatur dalam proses perencanaan dan perancangan proyek.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA