1
BAB I PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Dewasa ini telah berkembang dengan pesat suatu kondisi sistem perekenomian di Indonesia (bahkan negara-negara lain) yang saat ini telah banyak diterapkan diberbagai sektor yaitu sistem ekonomi Islam. Ekonomi Islam (ekonomi syariah) merupakan salah satu sistem alternatif dalam melakukan kegiatan ekonomi yang meliputi jual-beli, perbankan, utang piutang, dan sebagainya. Berbeda dengan sistem konvensional yang menggunakan teori-teori ekonomi yang umum dikenal, ekonomi Islam menyandarkan hukum-hukumnya lewat nilai-nilai keagamaan, khususnya Agama Islam, yang tercantum didalam Al-Qur’an dan Hadits. Saat ini banyak pakar ekonomi yang mulai mengembangkan atau mengangkat sistem ekonomi syariah. Walaupun sistem ini berlandaskan prinsip-prinsip Islam, tetapi sistem perekonomian ini tidak berpihak pada suatu ajaran tertentu. Dan sistem ekonomi ini bisa dijadikan salah satu acuan ilmu pengetahuan secara umum. Sistem ekonomi yang banyak dijalani oleh mayoritas penduduk Indonesia saat ini merupakan sistem ekonomi konvensional. Tetapi saat ini perkembangan ekonomi syariah sudah mulai merintis perjalanannya. Dan diharapkan dapat menjadi alternatif lain untuk dijadikan sebagai sistem ekonomi bangsa agar terciptanya kemakmuran yang berasaskan keadilan.
2
Di Indonesia berbagai sektor ekonomi mulai menyesuaikan dan menerapkan sistem syariah yang dimulai oleh sektor perbankan. Sejak tanggal 1 Mei 1992 didirikanlah Bank Muamalat sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia. Pertumbuhan perbankan syariah tampaknya mengalami akselerasi yang sangat kuat dalam beberapa tahun terakhir ini. Harus diakui dengan terbitnya UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, yang merupakan penyempurnaan dari UU No. 7 tahun 1992, telah memicu perkembangan perbankan syariah. Tidak hanya itu, Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dan diperkuat dengan pernyataan MUI pada 1 Juni tahun 2005 dalam situsnya www.mui.or.id “JAKARTA --Fakta membuktikan pertumbuhan dan peran perbankan syariah menggembirakan. Pemerintah meminta Bank Indonesia (BI) untuk menyiapkan rencana jangka panjang bagi pengembangan perbankan syariah dalam sepuluh tahun ke depan. Saat ini peran perbankan syariah telah memberikan kontribusi yang signifikan.’ Perkembangan sistem syariah tidak hanya pada perbankan, tetapi saat ini sudah mulai merambah pada saham maupun obligasi. di Bursa Efek Jakarta juga telah tersusun indeks syariah dengan nama Jakarta Islamic Index (JII) yang terdiri dari 30 emiten, bertujuan untuk menilai (benchmark) kinerja investasi saham yang berbasis syariah. JII diluncurkan pertama kali pada tanggal 3 Juli 2000 yang merupakan hasil kerjasama antara PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan PT. DIM.
3
Melalui indeks ini, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi secara syariah. Penentuan kriteria dari komponen JII tersebut disusun berdasarkan persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah PT. DIM. Kondisi ini bertujuan untuk memenuhi kepentingan pemodal yang ingin mendasarkan kegiatan investasinya berdasarkan kepada prinsip-prinisip syariah, maka disusunlah indeks yang secara khusus terdiri dari komponen saham-saham yang tergolong kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Pada Lampung Post edisi Rabu 4 Maret 2009, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam Forum Ekonomi Islam Sedunia (World Islamic Economic Forum/WIEF) kelima di Jakarta, mengatakan bahwa lembaga syariah sudah membangun solusi yang baik. Pasalnya, prinsip syariah dan keuangan berbasis islami mencegah terjadinya risiko yang berlebihan. Menkeu mencontohkan prinsip ekonomi syariah mengharuskan seseorang menanamkan modal tidak melebihi aset yang ditetapkan. "Kalau kita bertransaksi kan harus ada underlying asset (aset yang melandasi). Itu bisa memperkecil risiko," kata dia. Secara global, perekonomian syariah memang sudah menunjukkan kelebihannya bila dibandingkan dengan konvensional. Hal ini dapat kita lihat pada emiten-emiten yang tergabung dalam JII ( Jakarta Islamic Index) di BEI. Pada daftar saham JII tahun 2008, 56 % sahamnya termasuk dalam LQ-45 yang kita tahu merupakan daftar saham yang menujukkan likuiditas yang baik. Sedangkan pada daftar saham JII tahun 2009,sebesar 83 % dari emiten yang ada termasuk dalam LQ-45. Saham syariah adalah saham-saham yang memiliki karakteristik sesuai dengan syariah Islam atau yang lebih dikenal dengan syariah compliant . Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar yang tentunya merupakan prinsip-prinsip keislaman. Prinsip tersebut seperti, segala sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah SWT kepada manusia, tetapi Islam juga mengakui pemilikan pribadi atas suatu hal memiliki batas-batas tertentu. Kekuatan penggerak utama dalam ekonomi Islam adalah kerja sama antara para pelaku ekonomi, bukan merupakan suatu monopoli atas pelaku yang satu terhadap pelaku
4
yang lainnya. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang saja. Ekonomi Islam juga menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang.
Seorang muslim harus takut kepada Allah SWT dan hari penentuan di akhirat nanti. Hal ini yang menjadi dasar utama dalam pelaksanaan Ekonomi Islam. Sehingga pada pelaksanaannya tidak melenceng dari prinsip-prinsip Islam serta tidak merugikan pihak lain. Oleh karena itu dalam Ekonomi Islam, zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas ( nisab) dan yang paling menonjol adalah Islam melarang riba dalam segala bentuk. Pada teori manajemen keuangan modern disebutkan bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan para pemegang saham. Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut manager keuangan harus mampu memanfaatkan. Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa penerapan sistem ekonomi konvensional kurang dapat memberikan kontribusi yang baik bagi perusahaan maupun negara. Keadaan perusahaan sangat dipengaruhi oleh manajer keuangan sebagai pengambil keputusan. Manajer keuangan harus mempertimbangkan pendanaan maupun pembiayaan agar efektif dan efisien. Salah satu hal yang sangat penting untuk menunjang kegiatan perusahaan, yaitu permodalan. Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan suatu perusahaan, dimana struktur keuangan secara umum dapat dibagi menjadi dua sumber utama, yaitu sumber pendanaan jangka panjang dan sumber pendanaan jangka pendek. Sumber pendanaan jangka panjang dapat berupa pinjaman dan ekuitas. Kebutuhan dana untuk investasi bagi perusahaan dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan melakukan pinjaman kepada pihak ketiga, menjual obligasi perusahaan atau bagi perusahaan yang sudah tercatat di bursa saham dapat melakukan pemecahan saham (stock split) atau menjual saham baru. Hal ini dapat dilakukan di pasar modal (Bursa Efek Indonesia). Pasar modal merupakan salah satu sarana untuk menghimpun sumber dana ekonomi jangka panjang yang tersedia di lembaga perbankan dan masyarakat. Sebagai bagian dari sistem perekonomian suatu negara, khususnya dalam sektor keuangan, pasar
5
modal menyediakan dua fungsi pokok bagi masyarakat yang masing-masing memiliki kepentingan yang berbeda, yaitu sebagai fungsi ekonomi dan sebagai fungsi keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas sebagai media untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) kepada pihak yang memerlukan dana (borrower). Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, penyandang dana berharap akan memperoleh keuntungan
dari penyetoran dana tersebut. Bagi peminjam dana, tersedianya dana
tersebut pada pasar modal memungkinkan mereka untuk melakukan kegiatan usaha tanpa harus menunggu dana yang mereka peroleh dari hasil operasi perusahannya (profitabilitas perusahaan). Proses semacam ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas perusahaan, yang akhirnya mampu meningkatkan perekonomian suatu Negara. Fungsi keuangan dari pasar modal dilaksanakan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh para peminjam dana. Di mana para penyandang dana menyerahkan dana tersebut tanpa harus terlibat secara langsung dalam bentuk kepemilikan, dan hanya mengetahui akan return yang akan didapatnya. Sebagai pertimbangan investor untuk menginvestasikan dananya tergantung pada seperti apa kinerja perusahaan tersebut. Untuk melihat kinerja perusahaan kita dapat menggunakan pendekatan fundamental didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yang diestimasi oleh para pemodal atau analis. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu return yang diharapkan dan suatu resiko yang melekat pada saham tersebut. Hal ini dapat kita lihat dari laporan keuangan perusahaan yang secara rutin dikeluarkan. laporan keuangan sudah sangat penting, dan investor sudah sangat sadar untuk memperhatikan faktor fundamental perusahaan. Faktor-faktor fundamental adalah merupakan data akuntansi berupa ratio-ratio yang dapat membantu investor untuk memprediksi keputusan-keputusan Perusahaan. Rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan ini sering disebut faktor fundamental perusahaan yang dilakukan dengan teknik analisis fundamental.
6
Seperti
yang
telah
dibahas
sebelumnya
bahwa
sistem
perekonomian
konvensional kurang dapat memberikan hasil yang baik bagi perusahaan maupun bagi negara secara umum. Dan seiring perkembangannya, akhirnya banyak perusahaan yang mulai menggunakan sistem ekonomi syariah. Sistem ekonomi syariah dianggap mampu menjadikan keadaan perusahaan menjadi lebih baik. Keadaan perusahaan dapat dilihat dari kinerja perusahaan itu sendiri yang terlihat dari seperti apa kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan ditunjukkan oleh rasio-rasio keuangan yang didasarkan pada laporan keuangan. Penelitian mengenai topik serupa pernah dilakukan oleh Nenden Julia pada tahun 2008 dengan judul Pengaruh Tingkat Likuiditas (CR), Return on Investment (ROI) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham. Berdasarkan penelitian tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa secara keseluruhan CR,ROI dan EPS tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh saudari Nenden Julia adalah sebagai berikut : 1.
Objek yang dipilih adalah sektor properti pada BEI sedangkan penelitian ini mengambil objek emiten Jakarta Islamic Index (JII).
2.
Penelitian sebelumnya tidak mengikutsertakan variabel Tingkat Aktifitas (TATO), sedangkan pada penelitian ini menggunakan variabel tersebut, dengan dasar pemikiran bahwa besar harga saham berasal dari tingkat aktifitas perusahaan yang dinyatakan dengan perputaran total aset. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang
pengaruh Tingkat Likuiditas, Tingkat Profitabilitas dan Tingkat Aktifitas terhadap Harga Saham, sehingga penulis tertarik untuk menulis penelitian ini dengan judul: “Pengaruh Tingkat Likuiditas, Tingkat Profitabilitas, dan Tingkat Aktifitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Termasuk dalam JII (Jakarta Islamic Index).”
1.2. Identifikasi Masalah
7
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, maka masalah yang akan diidentifikasikan adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan tingkat likuiditas (Current Ratio), tingkat profitabilitas modal sendiri (ROE), dan tingkat aktivitas (Total Aset turnover) pada perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam JII (Jakarta Islamic Index). 2. Bagaimana perkembangan harga saham pada perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam JII (Jakarta Islamic Index). 3. Bagaimana pengaruh tingkat lukuiditas, tingkat profitabilitas, dan tingkat aktivitas terhadap harga saham pada perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam JII (Jakarta Islamic Index). 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan tentang masalah-masalah dan informasi yang erat pengaruhnya dengan permasalahan yang akan dibahas. Yang nantinya akan penulis gunakan sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Sedangkan tujuan penelitian secara khusus adalah untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang diidentifikasi diatas, yaitu: 1. Untuk mengetahui perkembangan tingkat likuiditas (Current Ratio), tingkat rentabilitas modal sendiri (ROE), dan tingkat aktivitas (Total Aset turnover)
pada perusahaan-
perusahaan yang termasuk dalam JII (Jakarta Islamic Index). 2. Untuk mengetahui harga saham pada perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam JII (Jakarta Islamic Index). 3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat likuiditas, tingkat rentabilitas, dan tingkat aktivitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan-perusahaan yang termasuk pada JII (Jakarta Islamic Index) 1.4. Kegunaan Penelitian
8
Penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang dapat diambil terutama : a. Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan terutama di bidang keuangan dan sebagai pengaplikasian dari teori-teori yang selama ini dipelajari. b. Perusahaan yang Bersangkutan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar dalam mencari langkah- langkah pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan. c. Perusahaan Sejenis Penelitian ini merupakan suatu kegiatan pendekatan masalah yang terjadi berdasarkan metode ilmiah, dengan demikian dapat bermanfaat bagi kepentingan perusahaan dan dapat menjadi bahan pertimbangan perusahaan sejenis dalam rangka meningkatkan nilasi perusahaan dengan ukuran harga saham d. Pembaca Diharapkan dapat digunakan sebagai perbandingan maupun dijadikan acuan penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan terpadu.
1.5. Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan membutuhkan modal yang digunakan untuk menjalankan segala aktivitas perusahaan. Kebutuhan modal tersebut akan semakin besar sesuai dengan jumlah kegiatan dan ruang lingkup perusahaan. Pada umumnya, modal sendiri kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan modal perusahaan yang begitu besar. Oleh karena itu diperlukan penarikan modal dari luar perusahaan yang biasa disebut sebagai modal asing/hutang. .Menurut Bambang Riyanto dalam buku Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan menyatakan bahwa:
9
“Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja didalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan utang yang pada saatnya harus dibayar kembali.” ( Bambang Riyanto, 2001 : 227 ) Maka sejak tahun 1912 telah berdiri pasar modal pertama di Indonesia yang bertempat di Jakarta (Batavia pada masa itu). lalu 10 Agustus 1977 Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama. Pada perkembangannya, pasar modal di Indonesia saat ini yang awalnya bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ) telah berubah menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah mengadakan merger dengan Bursa Efek Surabaya (BES) pada tahun 1997. Menurut BAPEPAM pada Situsnya (www.bapepam.go.id) menyatakan bahwa : “Pasar Modal merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.” Dan Efek merupakan : “Surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek." Pasar modal di Indonesia saat ini tidak hanya terpaku pada pasar modal konvensional yang selama ini dijalani. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, semakin merebaknya perekonomian berbasis syariah di dunia, pasar modal Indonesia pun kini mulai berbasiskan atau berdasarkan atas prinsip syariah.
10
Pasar modal syariah secara resmi diluncurkan pada tanggal 14 Maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara BAPEPAM-LK dengan Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN – MUI). Walaupun secara resmi diluncurkan pada tahun 2003, namun instrumen pasar modal syariah telah hadir di Indonesia pada tahun 1997. Hal ini ditandai dengan peluncuran Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT. Danareksa Investment Management. Selanjutnya, pada tahun 2006 muncul instrumen baru yaitu Reksa Dana Indeks dimana indeks yang dijadikan sebagai underlying adalah Indeks JII. Dalam penelitian kali ini secara garis besar efek tersebut hanya dibagi menjadi 2 yaitu saham dan obligasi. Karena penelitian ini meneliti pada emiten-emiten yang tergabung dalam JII (Jakarta Islamic Index) yang hanya memperjualbelikan saham dan obligasi. Dalam kegiatan Jual beli saham maupun obligasi tersebut, diperlukan suatu pertimbangan khusus baik oleh manajer investasi maupun oleh investor itu sendiri. Banyak hal yang menjadi pertimbangan seorang investor maupun manajer investasi dalam menginvestasikan dananya. Salah satu pertimbangan tersebut adalah dengan melihat kinerja perusahaan yang dapat kita ketahui dengan mempelajari laporan keuangan perusahaan. Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2002;5): “Laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.”
Menurut Prof.Dr.Ridwan S. Sundjaja mengenai analisa laporan keuangan adalah : “Analisa laporan keuangan adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status perusahaan”
Adapun Beberapa jenis analisis laporan keuangan menurut Prof.Dr.Ridwan S. Sundjaja :
11
“Analisa rasio merupakan perbandingan dari suatu nilai yang dibandingkan dengan nilai lainnya,”
Pada analisis rasio terdapat beberapa rasio yang dapat menujukkan kinerja perusahaan. Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya (termasuk bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh temponya dalam waktu satu tahun lagi) dari aktiva lancarnya. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas adalah dengan menggunakan current ratio. Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan maka akan semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas adalah dengan menggunakan current ratio. Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan maka akan semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya.
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dihubungkan dengan penjualan, aktiva, dan modal sendiri. Tingkat hasil pengembalian yang diharapkan akan menentukan pilihan relatif untuk membayar keuntungan tersebut dalam bentuk dividen kepada pemegang saham atau menggunakannya di perusahaan tersebut. Semakin tinggi
tingkat
profitabilitas maka diduga akan semakin tinggi pula dividennya, karena suatu perusahaan yang mempunyai keuntungan yang stabil seringkali dapat memperkirakan berapa besarnya deviden yang dibagi pada masa yang akan datang. Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam mengelola bisnisnya. Aktivitas operasi perusahaan membutuhkan investasi, baik untuk aset yang bersifat jangka pendek (inventory and account receivable) maupun jangka panjang (property, plan, and equipment). Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan (sales) dengan aset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan tersebut. Rasio aktivitas juga dapat digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan perusahaan (baik untuk kegiatan operasi maupun jangka panjang). Misalnya untuk meningkatkan penjualan akan membutuhkan tambahan aset. Rasio aktivitas memungkinkan para analis menduga kebutuhan ini serta menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan aset yang dibutuhkan untuk
12
mempertahankan tingkat pertumbuhannya.Dua buah contoh rasio aktivitas: inventory turnover, total asset turn over.
Selain analisi rasio, pada analisis laporan keuangan terdapat juga Analisis Vertikal (Common Size )yang merupakan analisis dengan cara memperbandingkan antara satu pos dengan lainnya dalam satu laporan keuangan.
Analisis Horizontal (analisa tren) adalah analisa yang dilakukan dengan cara memperbandingkan pos-pos laporan keuangan dalam dua periode/lebih.
Analisa Sumber dan Penggunaan Dana dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos-pos laporan keuangan selama dua periode, sehingga dapat diketahui cara perusahaan mengelola ataupun menggunakan dana miliknya. Dan yang menjadi salah satu pertimbangan para investor untuk menginvestasikan dananya adalah dengan melihat nilai perusahaan tersebut yang menujukkan keadaan kegiatan keuangan perusahaan. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. ''Harga saham merupakan harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar" (Fakhruddin & Hadianto, 2001).
Nilai Perusahaan -
Pasar Modal
Saham
Obligasi
Kinerja Perusahaan
Rasio Likuiditas
Rasio Profitabilitas
Rasio aktivitas
Rasio Leverage
PBV EPS Harga saham ( Closing Price)
13
Sumber : Penulis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis mencoba merumuskan hipotesis sebagai berikut : ”TINGKAT
LIKUIDITAS, TINGKAT PROFITABILITAS, DAN TINGKAT
AKTIVITAS BERPENGARUH TERHADAP HARGA SAHAM “
1.6 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif dan metode deskriptif verifikatif. Definisi metode deskriptif menurut Moh. Nazir, Ph. dalam bukunya Metodologi Penelitian adalah : “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang .“ ( Moh. Nazir, Ph.d, 2003 : 54 ) Metode deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode untuk memecahkan masalahmasalah yang ada, menganalisis dan mengklasifikasikan masalah dengan menggunakan fakta-fakta dengan data yang jelas. Sedangkan definisi metode deskriptif verifikatif menurut Rasdihan Rasyad adalah sebagai berikut : “ Metode verifikatif adalah metode yang digunakan untuk melakukan perkiraan ( estimate ) dan pengujian hipotesis.“
14
( Rasdihan Rasyad, 2003 : 6 )
Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam penelitian ini penulis menggunakan cara penelitian sebagai berikut :
Penelitian Kepustakaan Yaitu penulis memperoleh data sekunder dengan mempelajari teori-teori atau konsepkonsep yang terdapat dalam buku literature-literatur, catatan perkuliahan, dan sumbersumber yang mendukung dalam penulisan skripsi yang dijadikan sebagai landasan teoritis yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
1.7 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian tersebut, penulis melakukan penelitian terhadap Emiten Jakarta Islamic Index (JII). Dimana penelitian dilakukan secara tidak langsung ke perusahaan yaitu melalui penelitian ke perpustakaan MM UNPAD serta mengunjungi website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id untuk mendapatkan laporan tahunan (annual report) perusahaan guna memperoleh data primer berupa laporan keuangan selama 3 tahun yaitu periode Juni 2007- Juni 2009. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Januari 2010.