BAB I PENDAHULUAN I.1.
Latar Belakang Manusia, sebagaimana ada pada sesuatu waktu, merupakan hasil interaksi
antara badan, jiwa dan lingkungannya. Ketiga unsur ini saling mempengaruhi mulai dari saat pembuahannya sampai menghembuskan napasnya yang akhir. Dengan demikian, manusia dalam segala permasalahannya, tidak dapat dipisahkan dari ketiga unsur tersebut, sebagai suatu kesatuan. Sebagai mahluk hidup manusia mempunyai kebutuhan, rohaniah dan badaniah, baik makanan, minuman, pakaian, rumah, sex, perlindungan, dan pergerakan. Begitupun manusia senantiasa memiliki kebutuhan psikologi, di antaranya:, keamanan, kasih-sayang, rasa harga diri, dan lainnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut menunjukkan bahwa, untuk mencapai kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi, hendaknya kebutuhan tingkat yang lebih rendah dipenuhi. Pencapaian kebutuhan manusia akan terpenuhi melalui usaha, kemauan dan kemampuannya masing-masing. Kiranya agak sukar bila membangkitkan motivasi seorang dengan perut kosong. Tanggapan tentang apa yang menjadi kebutuhan manusia, akan mempengaruhi asumsi mengenai perilakunya,
dan
asumsi inilah yang akan mempengaruhi perubahan perilaku manusia. Perubahan perilaku manusia tersebut di atas, dapat dikatakan sebagai sebuah peristiwa kondisional yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah pengaruh stres. Stres merupakan persepsi yang dinilai seseorang dari sebuah situasi atau peristiwa (Maramis, W.F., 1980, Ilmu Kedokteran Jiwa). Sebuah situasi yang sama dapat dinilai positif, netral atau negatif oleh orang yang berbeda. Tentu saja penilaian ini lebih bersifat subjektif dari berbagai orang. Oleh karena itu, seseorang dapat merasa lebih stres daripada yang lainnya, walaupun dalam kejadian yang sama. Selain itu, semakin banyak kejadian yang dinilai sebagai stressor oleh seseorang, maka semakin besar kemungkinan seseorang akan mengalami stres, bahkan dengan tingkat stres yang lebih berat. Penyebab stres antara lain, kejadian hidup sehari-hari, kehilangan orang yang dicintai karena
1
2
meninggal/cerai, masalah hubungan pribadi, pelajaran sekolah/pekerjaan yang membutuhkan jadwal waktu yang ketat/bekerja dengan atasan yang keras dan kurang pengertian, tidak sehat, lingkungan seperti terlalu ramai, terlalu banyak orang/terlalu panas dalam rumah/tempat kerja, masalah keuangan seperti hutang dan pengeluaran di luar kemampuan, kurang percaya diri, pemalu, terlalu ambisi dan bercita-cita terlalu tinggi, perasaan negatif seperti rasa bersalah dan tidak tahu cara pemecahannya, frustasi, tidak dapat bergaul, kurang dukungan kawan, membuat keputusan masalah yang bisa merubah jalan hidupnya atau dipaksa untuk merubah nilai-nilai/ prinsip hidup pribadi. Pada paragraf sebelumnya telah dijelaskan penyebab stress yang dapat diamati secara kasat mata. Adapun penyebab stres mempengaruhi pikiran dan fisik manusia. Ciri-ciri stress antara lain, menjadi mudah tersinggung dan marah terhadap lingkungan, bertindak secara agresive dan defensive, merasa selalu lelah, sukar konsentrasi atau menjadi pelupa, jantung berdebar-debar, otot-otot tegang, sakit kepala, perut dan diare, komplikasi, tekanan darah tinggi dan serangan jantung, sakit mental, histeria, gangguan makan seperti hilang nafsu makan atau terlalu banyak makan, tidak bisa tidur (insomnia), migrain/ kepala pusing, sakit maag, serangan asma yang tambah berat (Maramis, W.F., 1980, Ilmu Kedokteran Jiwa) Stres sebagaimana yang penulis alami pada dasarnya adalah sesuatu yang membuat bertanya-tanya kepada diri sendiri, tentang apa dan kenapa stres, apa yang menyebabkan penulis stress, dan apa hanya diri penulis? Petanyaanpertanyaan tersebut mengarah kepada hal stres diri sendiri dan menyangkut pada lingkungan. Stres yang penulis alami mengacu kepada lingkungan diri sendiri. Istilah stress sebagaimana diketahui dapat memiliki banyak arti. Dalam pengertian sehari-hari stress menunjuk kepada individu cenderung untuk menggunakan problem-focused coping dalam menghadapi masalah-masalah yang menurut individu
tersebut
dapat
dikontrolnya.
Sebaliknya,
individu
cenderung
menggunakan emotion focused coping dalam menghadapi masalah-masalah yang menurutnya sulit untuk dikontrol (Lazarus & Folkman, 1984). Terkadang individu
3
dapat menggunakan kedua strategi tersebut secara bersamaan, namun tidak semua strategi coping pasti digunakan oleh individu (Taylor, 1991).
I.1.
Dasar Pemikiran Penggubahan
I.2.1. Identifikasi Masalah Pengalaman stres manusia dapat dipahami sebagai suatu peristiwa dari pengaruh lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat tercermin bila manusia berada di titik puncak, namun keinginan tidak sampai. Seorang yang stres berarti mengalami “apa yang diinginkan beda dengan apa yang didapatkan” (Maramis, W.F., 1980, Ilmu Kedokteran Jiwa). Jadi fragmentasi stres sebagai presentasi ekspresi pada karya video art yaitu menghadirkan suatu bagian dari stress, dalam hal ini bagian yang dihadirkan adalah masalah yang menjadikan stres, yang dituangkan ke dalam bentuk moving image.
I.2.2. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah adalah sebagai beriku: 1. Masalah gangguan stres dalam konteks karya ini adalah stres sebagai suatu pemikiran subjektif , yakni bila keinginan yang dicapai berbeda dengan apa yang didapatkan, ditampilkan melalui ekspresi gerak dan wajah, dengan menggunakan figur manusia dan objek pendukung lainnya, sehingga membentuk suatu fragmentasi yang tujuannya untuk menegaskan, bahwa konteks karya ini adalah stres pada manusia. 2. Dalam merealisasikan tema ke dalam bentuk video art , yaitu menghadirkan visual dari perlawanan manusia, dengan lebih menekankan pada ekspresi gerak dan wajah, yang merupakan respon atas stres akan perubahan lingkungan.
I.2.3. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana mewujudkan wacana rupa digital art dengan tema tentang pengalaman personal? 2. Perwujudan rupa seperti apakah yang sesuai untuk mengekspresikan tema?
4
3. Apa yang menjadi landasan pemilihan media dalam berkarya?
I.3.
Judul dan Pemahaman Judul Tugas Akhir Pada Tugas Akhir ini, judul yang diangkat adalah: “Fragmentasi Stres Sebagai Pengalaman Personal Pada Digital Art” Pemahaman judul tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: Kata “Fragmentasi” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Online,
pencuplikan, pembiakan aseksual dengan jalan membelah menjadi beberapa bagian, setiap belahan dapat berkembang menjadi organisme baru. Kata “Stres” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Online berarti gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor luar, ketegangan. Dalam kamus “A Dictionary of Psychology” karangan Wingate (1972) memandang stres sebagai “any influence which disturbs the natural equilibrium of the body”. Seterusnya dalam pengertian stres tercakup pelbagai fenomena seperti trauma fisik, perampasan dan segala macam penyakit maupun gangguan emosional. (Hukom, 1984). Kata “Sebagai” merpakan kata depan untuk menyatakan hal yang serupa, sama dan semacam. Kata sebagai dapat juga untuk menyatakan perbandingan, seperti, seakan-akan dan seolah-olah. Kata sebagai dapat juga untuk menyatakan status berlaku seperti atau selaku. Kata “Pengalaman” dalam Wikipedia Ensiklopedia Bebas dijelaskan sebagai hasil persenuhan alam dengan panca indra manusia. Berasal dari kata peng-alam-an. Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu dan hasil tahu ini kemudian disebut pengalaman. Secara umum, pengalaman menunjuk kepada mengetahui bagaimana atau pengetahuan prosedural, daripada pengetahuan proporsional. Istilah pengalaman juga digunakan untuk merujuk pada pegetahuan dan keterampilan tentang sesuatu yang diperoleh lewat keterlibatan atau berkaitan dengannya selama periode tertentu. Kata “Personal” dalam Kamus Ilmiah Populer berarti berkenaan dengan perseorang, individual, dan bersifat pribadi atau perseorangan. Kepribadian kolektif telah dipecahkan dengan tumbuh dan berkembangnya kepribadian yang
5
membawa nilai-nilai subjektif. Selye (1975) mengungkapkan, bahwa mungkin sekali kata stres timbul dalam bahasa Inggris kuno, dan berasal dari bahasa Perancis. Mula-mula sebagai “distress”, tetapi bila kata “distress” dipakai, yang didapat adalah pemahaman yang negatif. Ada pula pendapat lain, yang mengkaitkan kata stres dari asal kata Latin: stringere = mengekang, mengikat. Sejak abad ke-14 sejumlah kata-kata yang mirip dengan stres dijumpai dalam perpustakaan Inggris, yakni: stress, stresse, stresce, strest, dan straisse (Cox, 1978). Dalam “Concise Oxford Dictionary” kata distress dirumuskan sebagai “severe pressure of pain, or sorrow, and as anguish, exhaustion or breathlessness”. Termaktub dalam definisi distress ini suatu model daripada stres yang melukiskan stres sebagai suatu tenaga yang membebani seseorang. Orang ini mencoba mengatasi beban itu, sehingga timbul rasa letih (lelah) dan keadaan distress (Adikusumo, dkk., 1972, Jiwa Masalah Psikiatri). Kata “Pada” pada Kamus Besar Bahasa Indonesia Online adalah kata depan yang dipakai untuk menunjukkan posisi di atas atau di dalam hubungan dengan, searti dengan di- (dipakai di depan kata benda, kata ganti orang, keterangan waktu) atau ke-. Kata “pada” dapat pula berarti cukup (tidak kurang atau tidak lebih) dan puas. Kata pada merupakan satuan pola tekanan yang dipakai untuk mengukur struktur persajakan dan satuan fonologis yang terjadi dari sekelompok suku kata bertekanan dan/atau bertekanan. Kata ini dapat juga untuk menyatakan bahwa yang melakukan banyak. Kata “Digital” yang terdapat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia Online dan Kamus Ilmiah Populer berarti yang berhubungan dengan angka-angka atau sistem perhitungan tertentu, berhubungan dengan penomoran, sistem digit, yang berkenaan dengan jari da/atau yang menggunakan jari. Kata “Art” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, bila diterjemahkan bahasa Indonesia yang berarti seni, keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dsb), karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti tari, lukisan,dan ukiran, kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi (luar biasa),
6
orang yang berkesanggupan luar biasa, genius. Dari penjabaran arti pada setiap kata tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian judul yang diangkat adalah pencuplikan emosional yang disebabkan oleh faktor luar melalui media digital.
I.4.
Tujuan Berkarya Rupa
I.4.1. Tujuan Umum Tujuan penggubahan secara umum adalah untuk merealisasikan pemikiran subjektif, yakni bila keinginan yang dicapai beda dengan apa yang didapatkan, dalam artian stimulus objek diri sendiri ketika dihadapkan pada pengalaman gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor luar.
1.4.2. Tujuan Khusus 1. Merealisasikan karya dalam bentuk rupa yang didasari pengalaman personal. 2. Merealisasikan
karya
yang
didukung
pengantar
karya
yang
kompeherensif. 3. Merealisasikan karya yang berkorelasi antara tema dengan landasan pemikiran.
I.5.
Manfaat Berkarya Rupa
I.5.1. Bagi Keilmuan Diharapkan mampu menjadi sebuah telaah praksis dan teoritis dalam melihat kolaborasi seni dan teknologi. Serta memperkaya wacana perkembangan seni rupa kontemporer Indonesia dengan mencoba melihat fenomena terbaru dalam video sebagai sebuah medium ekspresi seni. Diharapkan pula mampu menarik generasi baru seniman untuk menggunakan teknologi sebagai media seni dan memperkenalkannya sebagai seni media baru.
I.5.2. Bagi Masyarakat
7
Diharapkan mampu memperkenalkan digital art dalam bentuk yang berbeda, yaitu sebagai sebuah medium ekspresi seni. Memperkaya wawasan budaya seni digital yang terbangun lewat media televisi. Selain itu masyarakat mampu memperkenalkan seni media baru di Indonesia sehingga dikenal dalam lingkup internasional.
I.5.3. Bagi Pribadi Untuk kepentingan pribadi, daya realisasi karya rupa ini diharapkan dapat menambah keilmuan dan kepekaan terhadap rasa seni. Dengan menampilkan karya video art, yang memperlihatkan keberagaman pencapaian gagasan, serta teknis dari medium video, terutama yang berhubungan dengan persoalan kebudayaan kontemporer.
I.6.
Metode Pendekatan Metode pendekatan yang dipilih untuk memperlihatkan cara pandang dari
teks ini adalah pendekatan secara individu yang merupakan hasil suatu interaksi antara badan, jiwa dan lingkungannya. Dengan demikian, maka dalam segala masalah individu kita tidak boleh memisahkan unsur yang satu dari yang lain.
I.7.
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan terbagi menjadi empat bab, yang terdiri dari sub-sub
bab yang merupakan satu kesatuan dari keseluruhan bahasan. Secara garis besar masalah pokok yang dibahas sebagai berikut : Bab I Pendahuluan : Memuat latar belakang, dasar pemikiran penggubahan yang didalamnya terdapat indentifikasi masalah. Selanjutnya perumusan masalah, penjelasan judul, tujuan dan manfaat berkarya, serta sistematika penulisan. Bab II Landasan Penggubahan : Mencakup pembahasan landasan teori yang terkait dengan tema dan landasan estetis serta konsep lainnya perihal kebentukan, dengan kajian empirik yang mencakup referensi-referensi tentang penggubahan karya seni yang dilandasai tema fragmentasi stres.
8
Bab III Konsep, proses penggubahan dan Visualisasi Karya Bab IV Kesimpulan