BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang As built drawing adalah produk dan dokumen pemeliharaan konstruksi pada semua instalasi proyek. Sebuah dokumen As built drawing memuat perubahan yang ada di lapangan dari desain asli (Anonim 2005), oleh karena itu, As built drawing merupakan kebutuhan mendasar untuk sebuah instalasi dari suatu sistem pekerjaan. As built drawing dapat dijadikan kerangka acuan kerja bagi operator yang menjalankan instalasi, menganalisis kondisi instalasi maupun melakukan perawatan terhadap instalasi tersebut. As built drawing dalam penyajiannya dituntut berupa tampilan yang informatif dan lengkap sehingga memudahkan pemangku kepentingan dalam menggunakannya. Instalasi perpipaan, dalam hal ini kilang minyak yang dimiliki oleh PT. Pertamina juga memerlukan dokumen as built drawing. PT. Pertamina sebagai badan usaha milik negara yang menangani pengilangan minyak terbesar di Indonesia, tentunya dituntut untuk mengelola data instalasi kilang minyak yang rumit dan tersebar di seluruh Indonesia. Tata cara pengelolaan dokumen perpipaan, selama ini yang dilakukan oleh PT. Pertamina adalah secara konvensional menggunakan data gambar cetak. Tata cara pengelolaan yang demikian menimbulkan suatu kelemahan berupa sulit untuk penyimpanan, pengelolaan, maupun updating. Adanya era komputerisasi yang bertujuan untuk mempermudah pekerjaan perpiaan, pembuatan dokumen digital sistem perpipaan menjadi tuntutan perusahaan. Hal tersebut yang mendorong PT. Pertamina untuk mengadakan kegiatan as built survey yang nantinya menghasilkan produk berupa digital as built drawing. Seiring berkembangnya teknologi, kegiatan as built survey dapat dilakukan dengan waktu singkat menggunakan teknologi 3D laser scanner. Pengambilan data dilakukan menggunakan laser scanner atas permintaan PT. Pertamina untuk penghematan waktu dan kedetailan data hasil pengukuran. Pengukuran menggunakan 3D laser scanner menghasilkan data tiga dimensi tanpa bersinggungan langsung 1
2
dengan objek yang diukur. Data hasil pengukuran 3D laser scanner berupa titik-titik koordinat objek yang diukur dengan kerapatan tinggi. Titik hasil pengukuran 3D laser scanner selanjutnya disebut dengan point cloud. Data titik yang dihasilkan kemudian diolah dengan cara dilakukan pemodelan menjadi objek perpipaan. Permasalahan yang timbul dari pengukuran as built menggunakan 3D laser scanner hanya menghasilkan objek 3D tanpa data atribut kelengkapan informasi objek,yang disebut dengan model primitif 3D, oleh karena itu dalam penyajiannya diperlukan penyematan data atribut pada model primitif 3D tersebut sehingga menjadi sebuah sistem informasi perpipaan berupa dokumen as built drawing. As built drawing dalam kegiatan aplikatif ini dibuat dengan cara menyusun model 3D kilang minyak dengan data atribut sehingga menghasilkan sistem informasi perpipaan seacara digital dan 3D. Sistem informasi perpipaan yang telah dibuat merupakan solusi untuk mempermudah pemangku kepentingan dalam hal ini adalah operator kilang dalam melakukan pemeliharaan, pemantauan kondisi kilang maupun perencanaan untuk kegiatan pembangunan ke depannya.
I.2. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan aplikatif ini dibuat dan dibatasi agar kegiatan lebih terarah dan sesuai dengan tujuan. Lingkup kegiatan aplikatif ini dalam pelaksanaan dan pembuatan laporannya menggunakan kriteria sebagai berikut : 1. Lingkup kegiatan utama berdasarkan permintaan pemberi pekerjaan yaitu PT. Pertamina Plaju kepada pelaksana yaitu PT. Lidar Indonesia berupa membuat model 3D kilang minyak dengan informasi atribut perpipaan di dalamnya. 2. Data yang digunakan dalam kegiatan aplikatif adalah data model geometri sederhana atau data model 3D primitif dari PT. Lidar Indonesia hasil dari pengukuran di blok D-22 rev 2 Kilang Utilities Plaju Refinery Unit III. 3. Cakupan kegiatan dalam pelaksanaan proyek adalah menggambar ulang model kilang minyak dari model primitif yang telah ada. Penggambaran ulang menggunakan software aplikasi bertujuan agar informasi atribut
3
perpipaan dapat disematkan pada objek 3D melalui software aplikasi tersebut. 4. As built drawing yang dibuat pada kegiatan aplikatif ini berupa pembuatan dokumen Soft file berupa gambar model 3D beserta informasi line number, nomor equipment, dan jenis beserta letak katup pada pipa. 5. Informasi atribut perpipaan yang disematkan pada model 3D bersumber dari gambar P&ID yang diberikan oleh PT. Pertamina. 6. Pembuatan as built drawing hanya mencakup pengisian informasi atribut perpipaan, tanpa pembuatan tabel atribut baru. 7. Sistem koordinat yang digunakan dalam pemodelan 3D menggunakan sistem koordinat lokal.
I.3. Tujuan Kegiatan aplikatif ini bertujuan untuk membuat dokumen as built drawing 3D dengan memadukan data perpipaan dari dokumen P&ID dan model primitif 3D Kilang Utilities Refinery Unit III PT. PERTAMINA BLOK PLAJU. I.4. Manfaat Kegiatan aplikatif ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Menyajikan sistem informasi perpipapan dan kilang minyak secara digital dan 3 Dimensi. 2. Memberikan alternatif penyajian as built drawing yang informatif khususnya dalam aplikasi perpipaan secara digital. 3. Membantu operator kilang minyak dalam
melakukan analisis dan
pengambilan keputusan tanpa langsung turun ke lapangan. 4. Memperluas cakupan aplikasi yang dapat diperoleh dari data hasil pengukuran 3D laser scanner.
4
I.5. Landasan Teori I.5.1. Terrestrial laser scanner 3D laser scanner adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur koordinat menggunakan media pengukuran berupa gelombang laser. 3D laser scanner merupakan teknologi baru yang efisien untuk pemodelan digital dari objek yang besar dan pada semua kondisi (Staiger 2003).. 3D Laser Scanning dapat digunakan untuk mendapatkan data bentuk dan memungkinkan juga sekaligus tampilannya (misal: warna). Data yang terkumpul dari hasil pengambilan data, yang selanjutnya disebut
dengan
penyiaman,
dapat
digunakan
untuk
rekonstruksi
digital,
penggambaran dua dimensi atau pemodelan tiga dimensi untuk keperluan berbagai macam aplikasi. Keuntungan penggunaan 3D laser scanner adalah pada kenyataannya Laser scanner dapat menyiam banyak titik sehingga dapat dihasilkan data dengan akurasi tinggi dalam waktu yang relatif singkat. 3D laser scanner adalah peralatan dengan area pandang segaris (line-of-sight instrument) sehingga untuk menghasilkan penyiaman yang utuh dari suatu struktur diperlukan lebih dari satu posisi penyiaman. (Quintero, dkk 2008). Kelebihan teknologi 3D laser scanner dibandingkan dengan alat ukur koordinat yang lain adalah proses pengambilan data yang lebih cepat, jumlah titik sampel yang lebih banyak tanpa bersinggungan dengan objek yang diukur (dibandingkan dengan alat ukur Total Station, Theodolite atau GPS). Data hasil penyiaman lebih akurat dan tidak tergantung pencahayaan (dibandingkan dengan remote sensing atau fotogrametri) 1.5.1.1.
Prinsip
pengukuran
Laser
scanner
adalah
menggunakan
penginderaan jauh sensor aktif. Pengukuran titik-titik koordinat dilakukan menggunakan gelombang yang dipancarkan dan diterima kembali oleh alat dengan mengukur jarak serta sudut antara sensor dan objek yang diukur . Gelombang yang digunakan untuk mengukur jarak pada 3D laser scanner adalah gelombang laser. 3D laser scanner yang digunakan untuk pengambilan data dalam kegiatan aplikatif ini adalah 3D laser scanner Leica dengan seri HDS SS2 (High Definition Survey ScanStation 2). Leica HDS SS2 merupakan 3D laser scanner dengan tipe
5
statis, yaitu digunakan secara diam, tidak digunakan secara bergerak (mobile) pada wahana berjalan seperti mobil, kapal, atau pesawat terbang. Jarak jangkauan pengukuran 3D laser scanner Leica HDS SS2 maksimal berada pada jarak 300 meter dengan 90% reflektivitas. Jarak maksimal yang dapat diukur 3D laser scanner tersebut mengklasifikasikan Leica HDS SS2 sebagai 3D laser scanner close range atau jarak pendek, (hds.leica-geosystem.com). Ilustrasi gambar Leica HDS SS2 beserta pengukuran satu titik pada 3D laser scanner dan data yang diperoleh ditunjukkan pada gambar I.1.
Gambar I. 1. Prinsip pengukuran 3D laser scanner (sumber : Yogiswara 2013) Gambar I.1
menunjukkan ilustrasi pengukuran satu titik pada 3D laser
scanner, dimana untuk mendapat satu titik koordinat dapat diperoleh dengan penghitungan sebagai berikut : Distance (R) = (CxΔt)/2................................................................................ (1.1) Dalam hal ini : R
: jarak antara sensor ke objek
6
C
: kecepatan rambat gelombang laser
Δt
: waktu tempuh gelombang dari pemancar sampai diterima kembali
Data lain yang diukur pada saat yang bersamaan yaitu berupa sudut horisontal (α) dan sudut vertikal (β). Dari data hasil ukuran jarak ( R ), sudut horisontal (α) dan sudut vertikal (β), maka dapat diperoleh koordinat dari masing-masing titik pada point cloud dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : X = R . cos β . sin α ..................................................................................... (1.2) Y = R . cos β . cos α ..................................................................................... (1.3) Z = R . sin β ................................................................................................. (1.4)
Dalam hal ini : R
: jarak sensor ke objek
α
: sudut horisontal
β
: sudut vertikal
X,Y,Z
: koordinat masing-masing titik
3D laser scanner merupakan peralatan berjenis line-of-sight, yaitu objek yang diukur hanya didapat data pada satu sisi saja, maka dari itu untuk menghasilkan satu kesatuaan data pengukuran diperlukan adanya penggabungan dari berbagai posisi penyiaman. Proses penggabungan disebut dengan proses registrasi. Iliustrasi gambar 3D laser scanner sebagai peralatan line-of-sight dapat ditunjukkan pada gambar 1.2, dengan pengukuran berupa bangunan yang terukur pada satu sisi pada satu tempat kedudukan penyiaman, sedangkan untuk pengukuran sisi yang tidak terlihat pada posisi penyiaman pertama harus diukur pada posisi penyiaman yang lain.
Gambar I. 2. Ilustrasi posisi penyiaman (sumber : Quintero, dkk 2008)
7
Gambar I.2 merupakan ilustrasi poisisi titik penyiaman (Pos.1 & Pos.2) yang menyiam suatu objek. Proses registrasi, menurut Quintero, dkk (2008), yang dilakukan untuk menggabungkan masing-masing posisi penyiaman dapat dilakukan menggunakan satu atau gabungan dari metode sebagai berikut : i.
Target-to-target registration Yaitu menyatukan target yang terpasang dan terukur pada saat satu proses penyiaman. Target yang digunakan dapat berupa planar, sphere, maupun checker board. Masing-masing posisi penyiaman disatukan menggunakan target yang ikut diukur pada saat proses penyiaman objek berlangsung.
ii.
Cloud-to-cloud registration Yaitu proses penyatuan titik penyiaman menggunakan objek yang sama dari hasil penyiaman. Metode ini dapat dilakukan menggunakan cara manual dengan memilih cloud (titik hasil penyiaman) yang sama antar posisi penyiaman secara manual, maupun pemilihan cloud (sampling) dilakukan secara otomatis oleh software aplikasi. Ilustrasi registrasi cloud-to-cloud dapat dilihat pada gambar I.3, dimana point cloud yang berwarna biru digabungkan dengan point cloud yang berwarna magenta.
Gambar I. 3. Penggabungan point cloud pada registrasi cloud-to-cloud (sumber : Quintero, dkk 2008) iii.
Direct registration / Geo-Referencing Adalah proses penyatuan posisi penyiaman dengan cara meletakkan masingmasing posisi penyiaman pada titik koordinat tempat berdirinya alat yang sebelumnya telah diukur pada proses pengambilan data.
8
1.5.1.2. Data hasil penyiaman 3D laser scanner adalah berupa kompulan titik-titik berkoordinat tiga dimensi yang selanjutnya pada tulisan pelaporan ini disebut dengan point cloud. Pada beberapa 3D laser scanner, point cloud dapat mengandung informasi warna yang diperoleh dari pengambilan data foto dari kamera internal alat. Data foto yang diambil menggunakan sistem pewarnaan RGB. Point cloud dapat ditampilkan secara keseluruhan pada tampilan layar komputer, tetapi hal tersebut menghasilkan tampilan yang sangat rumit dan membuat pengguna kesulitan dalam memahami struktur dari objek yang terukur, maka dari itu biasanya apabila point cloud tidak memiliki warna, data yang ditampilkan diklasifikasikan berdasarkan nilai intensitas / banyaknya titik koordinat yang memantul dari objek. Dalam penyiaman point cloud, laser scanner mendapat banyak gangguan dari kondisi sekitar maupun dari keadan objek yang diukur itu sendiri. Gangguan dalam pengukuran menghasilkan titik pada point cloud yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, hal tersebut disebut dengan noise. Noise yang ikut terekam pada saat penyiaman dalam perlakuan data point cloud harus dihilangkan karena mengganggu baik tampilan sebagai data pelaporan maupun mengganggu proses selanjutnya yaitu modeling. Point cloud dapat dipisahkan dari noise dengan cara dipilah secara manual atau yang disebut dengan noise filtering. Ilustrasi objek sebenarnya yang diambil gambarnya menggunakan kamera dan hasil pengukuran 3D laser scanner berupa point cloud yang sudah dilakukan noise filtering ditunjukkan pada gambar 1.4.
Gambar I. 4. Objek sebenarnya dan point cloud hasil penyiaman (sumber : Quintero, dkk 2008)
9
1.5.1.3. Aplikasi data hasil penyiaman 3D laser scanner, dalam tulisan ini digunakan sebagai data awal (raw data) untuk keperluan reverse engineering dan part inspection. Reverse engineering adalah rekayasa dimana peralatan dan bangunan yang telah ada di lapangan digambarkan kembali baik dalam bentuk tiga dimensi maupun dua dimensi. Part inspection adalah pencocokan antara peralatan atau bangunan yang ada di lapangan dengan desain awal pembuatan. Point cloud hasil penyiaman laser scanner dapat diproses menjadi model tiga dimensi menggunakan gabungan bentuk-bentuk primitif seperti bola, silinder, kerucut dan kotak. Dari model primitif tersebut dapat diturunkan lagi menjadi beberapa produk turunan yang dapat dikatakan sebagai produk reverse engineering. Dalam tulisan ini akan dibahas produk turunan dari model primitif tiga dimensi menjadi dokumen as built drawing.
Gambar I. 5. Aplikasi dari data 3D laser scanner (sumber : Quintero, dkk 2008) Gambar I.5 menunjukkan berbagai macam aplikasi data hasil pengukuran 3D laser scanner, pada kegiatan aplikatif ini alat yang digunakan dalam pengambilan data adalah berjenis static laser scanning dengan tipe close range atau jarak dekat dengan aplikasi berupa reverse engineering.
10
I.5.2. Model 3D Model 3D adalah representasi dari data geometrik tiga dimensi (mempunyai koordinat X, Y, Z) sebagai hasil pemrosesan dan pemberian efek cahaya sehingga terlihat hidup (Yogiswara 2013). Model 3D secara keseluruhan merupakan inovasi teknologi dari komputer grafik, sehingga mulai dari data, pembuatan dan penampilannya seluruhnya terjadi di komputer secara digital. Ilustrasi skema pemodelan 3D dari proses penyiaman sampai dihasilkannya model 3D dapat dilihat pada gambar I.6.
Gambar I. 6. Gambar ilustrasi proses penyiaman sampai pemodelan (sumber : Quintero, dkk 2008) Model 3D untuk keperluan pembuatan dokumen as built drawing dibuat melalui dua tahapan pemodelan 3D, yang pertama adalah pembuatan model primitif 3D, dilanjutkan dengan pembuatan Intelligent model 3D sehingga dapat disusun suatu sistem informasi perpipaan secara 3D. 1.5.2.1. Model primitif 3D adalah bentuk visualisasi tiga dimensi yang menggunakan gabungan objek-objek sederhana seperti kotak, bola, tabung atau silinder menjadi bentuk objek yang lain, dalam hal ini adalah komponen-komponen perpipaan, seperti pipa, katup, dan bermacam equipment/peralatan lainnya. Model 3D primitif hanya digunakan untuk visualisasi dan hanya memuat informasi geometri model 3D itu sendiri yaitu bentuk dan ukuran.
11
Proses dari point cloud teregistrasi kemudian dicari garis isometric-nya (garis pusat masing-masing komponen) hingga dibuat model 3D dari gabungan bentuk-bentuk geometri sederhana dan siap disematkan informasi perpipaan di dalamnya ditunjukkan pada gambar I.7.
Gambar I. 7. Proses dari point cloud, ekstraksi garis tengah objek sampai pemodelan 3D (sumber : Quintero, dkk 2008) Model kilang minyak dalam bentuk 3D dalam pembuatannya menggunakan objekobjek 3D yang digabungkan membentuk komponen kilang minyak itu sendiri. Misalnya, untuk membentuk objek berupa pipa pada model primitif 3D menggunakan pendekatan bentuk objek silinder atau tabung. Komponen perpipaan lain yang lebih rumit, misal valve atau equipment menggunakan pendekatan bentuk objek lain seperti box, cylinder, torus, cone, dll yang digabungkan dan dirangkai sehingga bentuknya menyerupai komponen perpipaan.
Gambar I. 8. Komponen perpipaan yang terbentuk dari objek primitif sederhana. Gambar I.8 merupakan contoh komponen perpipaan berupa pipa dengan valve. Pipa yang tergambar dalam model 3D tersebut merupakan gambar silinder/ tabung,
12
sedangkan objek perpipaan berupa valve bentuknya didekati dengan cara menggabungkan bentuk box dengan silinder yang disusun sedemikian rupa dengan bentuk mendekati objek valve. 1.5.2.2. Model Intelligent 3D dalam sistem perpipaan adalah gambaran tiga dimensi dari suatu sistem perpipaan dimana dalam gambaran tersebut selain memuat informasi geometri (bentuk dan ukuran) layaknya model 3D primitif, juga memuat informasi-informasi lain di luar model 3D itu sendiri. Informasi yang termuat dalam model Intelligent 3D sistem perpipaan adalah data-data yang tercantum pada dokumen-dokumen perpipaan yaitu gambar P&ID (Piping and Instrument Diagram).
Gambar I. 9. Aliran proses mulai dari point cloud sampai pada tayangan model Intelligent 3D (sumber : Anonim 2009) Gambar I.8 adalah visualisasi diagram alir pengolahan data 3D scanning mulai dari pengukuran, registrasi, pemodelan primitif sampai pada pemodelan intelligent 3D dengan produk berupa asset virtualization, yaitu berupa tampilan suatu sistem perpipaan lengkap antara model 3D dengan informasinya. I.5.3. Sistem perpipaan Sistem perpipaan adalah suatu sistem pada instalasi atau konstruksi pipa pada suatu pabrik atau kilang, dimana pipa digunakan sebagai alat transportasi baik gas maupun cairan (Raswari 2010). Pada pelaksanaannya pabrik atau kilang yang berhubungan dengan peroses perpipaan memerlukan beberapa dokumen pendukung untuk pengoperasian sistem perpipaan.
13
1.5.3.1. P & ID (Piping and Instrument Diagram) merupakan suatu master plan dari suatu instalasi kilang yang memuat instruksi-instruksi umum penggambaran : 1. diagram alir proses. 2. proses perpipaan dan diagram instrumentasinya. 3. perpipaan utiliti dan diagram instrumentasinya. Dari master plan inilah model kilang dibuat dan seluruh jenis penggambaran konstruksi dibuat, atau dengan kata lain P&ID adalah suatu pedoman perencanaan dan operasi suatu pengilangan. Suatu dokumen P&ID memuat keterangan-keterangan sebagai berikut : 1. Penggambaran P&ID harus menyiapkan diagram akhir berdasar sketsa perencanaan diagram alir proses. 2. Harus dilengkapi informasi yang meliputi : nomor jalur dan ukuran pipa, spesifikasi bahan, komponen pipa, komponen instrumentasi, arah aliran, peralatan umum dan khusus, serta keterangan umum maupun khusus yang diperlukan. 3. Penggambaran P&ID harus menggunakan identifikasi, kode-kode, simbolsimbol, standar, spesifikasi yang telah ditetapkan. Gambar piping and instrument diagram (P&ID) adalah penggambaran yang memuat informasi lengkap, baik diagram aliran maupun proses. Diagram perpipaan yang lengkap menunjukkan pipa dan komponen serta perlengkapannya, dengan komponen dan peralatan yang dipergunakan (Raswari 2010). Gambar I.9 merupakan contoh dokumen P&ID, dimana keterangan-keterangan yang terdapat pada gambar tersebut adalah data-data atribut yang digunakan untuk menyusun sistem informasi perpipaan. Gambar I.9 lebih jelas disertakan dalam lampiran B.
14
Gambar I. 10. Contoh gambar dokumen P&ID (sumber : PT. Pertamina EP Plaju) 1.5.3.2. Plot Plan (Tata Letak Peralatan Pabrik) menurut Raswari (2010) adalah suatu sistem penggambaran dengan cara penggambarannya dilihat dari atas. Persyaratan yang menentukan penggambaran Plot Plan adalah : 1. Memungkinkan pengoperasian. 2. Mudah untuk pengamanan kebakaran (terdapat jalur untuk evakuasi). 3. Mudah untuk perbaikan. 4. Mudah untuk pengontrolan dan aman. Setiap penggambaran teknik merupakan suatu komunikasi, informasi teknik, baik pada bagian konstruksi, konsultasi, bagian pemeliharaan dan perbaikan, atau merupakan referensi teknik untuk para langganan. Plot plan pada setiap penggambarannya harus dapat dimengerti apa makna dan tujuan dibalik penyajian. Plot Plan adalah hal yang penting dalam hal perpipaan, karena perencanaan perpipaan akan mengambil pedoman-pedoman jalur dari gambar ini pada daerah proses.
15
Pada sistem perpipaan unit Plot Plan dibuat untuk : 1. Mengetahui lokasi peralatan. 2. Mengetahui posisi pondasi peralatan. 3. Gambar pekerjaan penggalian. 4. Perencanaan peralatan dan pengerasan jalan. 5. Diagram aliran posisi. 6. Untuk perbaikan pada bengkel model, apabila perencenaan produksi menggunaan model. Penggambaran Plot Plan dapat menggunakan skala yang umum digunakan, yaitu skala 1:10, 1:33, 1/3, skala yang lain atau sama sekali tidak menggunakan skala. Dalam gambar Plot Plan harus memuat informasi : 1. Arah perencanan koordinat. 2. Seluruh peralatan proses. 3. Jalur utama pipa. 4. Bangunan. 5. Pondasi besar. 6. Gardu listrik dan lokasinya. 7. Jalan-jalan utama. 8. Nomor-nomor khusus yang diperlukan. 9. Arah koordinat pedoman gambar dan arah koordinat sesunguhnya. 10. Skala grafik untuk menunjukkan apabila gambar diperbesar atau diperkecil. 11. Dimensi batas gambar. Peralatan yang digambar tidak perlu dideri keterangan peralatan apa, tapi hanya perlu diberi kode atau nomor peralatan, simbol peralatan serta garis sumbunya.
16
Gambar I. 11. Contoh gambar Plot Plan (sumber : Raswari 2010) Gambar I.10 merupakan contoh gambar plot plan, dimana dalam pembuatan as built drawing dari data 3D scanning ini, gambar plot plan digunakan untuk mempermudah mencocokkan model 3D primitif dengan P&ID yang ada. I.5.4. Sistem informasi perpipaan Sistem informasi adalah gabungan yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan,
mengubah,
dan menyebarkan informasi.
Informasi adalah
sekumpulan data yang siap disajikan kepada pengguna. Pengertian sistem informasi perpipaan adalah sistem informasi dengan komponen data berupa data perpipaan/ kilang dengan organisasi tentang perpipaan. Di dalam pengertian sistem informasi telah disebutkan komponen-komponen dari sistem, diantaranya dalam pengertian tersebut disebutkan data, informasi, dan pereangkat lunak. Dalam sub-bab berikutnya dijelaskan lebih detil mengenai komponen sistem informasi tersebut. I.5.4.1. Basis data adalah kumpulan data tentang suatu benda atau kejadian yang saling berhubungan satu sama lain. Sedangkan data merupakan fakta yang mewakili suatu objek yang dapat dicatatdan mempunyai arti yang implisit. Data dicatat atau direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, gambar, bunyi atau kombinasinya.data kemudian disimpan pada perangkat lunak komputer. Kumpulan data dengan arti yang implisit tersebut dinamakan basis data (Waljiyanto 2003).
17
Pengertian basis data tersebut masih sangat umum, basis data lebih dibatasi pada arti implisit yang khusus, yaitu : 1. Basis data merupakan penyajian suatu aspek dari dunia nyata. 2. Basis data merupakan kumpulan data dari berbagai sumber yang secara logika mempunyai arti implisit. 3. Basis data perlu dirancang, dibangun, dan data dikumpulkan untuk suatu tujuan. Basis data dapat digunakan oleh beberapa pemakai dan beberapa aplikasi sesuai dengan kepentingan pemakai. Kegiatan pembuatan as built drawing dari data 3D laser scanning dalam pelaksanaannya membuat dan menggunakan pendekatan basis data. Basis data yang digunakan dalam kegiatan aplikatif ini adalah data yang dikumpulkan dari dokumen P&ID, dimana data yang diperoleh dari dokumen tersebut dijelaskan sub-bab berikutnya pada data sistem perpipaan. I.5.4.2. Data sistem perpipaan adalah data atribut yang disematkan pada model 3D primitif merupakan angka dan kode yang tercantum pada dokumen P&ID. Contoh data yang disematkan pada model 3D primitif ditunjukkan pada tabel I.1. Tabel I.1. Komponen perpipaan pipa
Data atribut
Data atribut sistem perpipaan Simbol pada gambar P&ID
Contoh atribut
Line number
LS-20026
Ukuran diameter
16 inchi
Valve/katup Jenis katup
Gate valve
Check valve
18
Ball valve
Flange
Jenis flange
Flange
Blind flange
Equipment
Jenis equipment
Pump
Condensat
19
Steamer
Tag number
2003U
I.5.4.3. Fungsi Software AutoCAD Plant 3D 2015 untuk pembuatan as built drawing dibuat untuk kegiatan desain dan pekerjaan rekayasa kilang minyak secara 3D. Autocad Plant 3D dapat membantu operator dalam mendesain dan merekayasa rancang bangun kilang 3D secara mudah dan sederhana. Dalam software aplikasi ini memuat fitur-fitur berupa : 1. Piping Dari desain gambar rancang bangun 2D, AutoCAD Plant 3D membuat dan mengoptimalisasi desain menjadi model 3D. AutoCAD Plant 3D memuat fitur routing pipe line dari garis 2D menjadi objek pipa 3D, editing spek pipa beserta komponennya, dan juga mengelola sistem data pipa. Operator aplikasi dapat menambahkan komponen pipa secara otomatis seperti flange, gasket ataupun valve secara otomatis dengan mengambil dari katalog yang telah disediakan.
20
2. Equipment element AutodCAD Plant 3D dapat membuat, mengubah dan mengelola equipment atau peralatan kilang. Peralatan standar kilang disediakan pada tabel komponen atau operator dapat membuat sendiri gambar/model peralatan menggunakan aplikasi lain. 3. Membuat dokumen perpipaan Dari model 3D operator dapat dengan mudah membuat dokumen berupa gambar isometric, gambar orthographic dan dokumen perpipaan lain. Informasi yang terdapat pada model 3D secara otomatis dapat tertampil pada dokumen perpipaan. Dengan begitu, operator kilang dapat membuat dokumen yang akurat, konsisten dan terkini. AutoCAD Plant 3D dalam kegiatan aplikatif pembuatan as built drawing ini mempunyai beberapa tool yang digunakan, tool tersebut adalah sebagai berikut : 1. Line to Pipe Tool line to pipe memungkinkan operator untuk mengubah garis yang didefinisikan sebagai garis tengah pipa diubah menjadi objek kilang minyak berupa pipa. Tool line to pipe, dalam penggunaannya untuk mengubah garis menjadi pipa juga sekaligus menyematkan atribut perpipaannya. 2. Convert to Equipment Objek perpipaan yang berupa model primitif 3D tersusun atas objek-objek geometri 3D yang saling terpisah. Untuk membuat satu kesatuan objek kilang minyak berupa equipment, objek geometri primitif perlu didefinisikan sebagai satu kesatuan objek. Tool convert to equipment selain mempunyai fungsi untuk mndefinisikan objek sebagai objek perpipaan juga mempunyai fungsi sekaligus untuk menyematkan atribut perpipaan dari equipment. 3. Tool Palettes Tool palettes merupakan katalog komponen perpipaan yang disediakan oleh software aplikasi. Komponen utama yang dipergunakan dalam pembuatan as built drawing berupa flange dan valve. Komponen perpipaan yang disediakan oleh software aplikasi merupakan komponen standar perpipaan yang bentuk dan
21
ukurannya tidak dapat diubah. Adapun komponen pada tool palettes yang digunakan dalam kegiatan pembuatan as built drawing adalah sebagai berikut : 3.1. Valve : dalam penggunaannya, catalog valve digunakan diambil dan digunakan sesuai dengan jenis valve yang dilihat pada gambar P&ID. Katalog valve yang disediakan oleh software aplikasi dapat dilihat pada gambar I.12.
Gambar I. 12. Catalog palettes valve 3.2. Elbow : Elbow merupakan jenis sambungan yang digunakan untuk membelokkan pipa. Katalog elbow dapat dilihat pada gambar I.13.
Gambar I. 13.
Catalog palettes elbow
22
3.3. Flange : Flange merupakan komponen yang digunakan untuk menyambung atau menutup pipa. Flange yang digunakan untuk menutup pipa dinamakan dengan blind flange. Katalog dari flange dapat dilihat pada gambar I.14.
Gambar I. 14.
Catalog palettes flange
24