Bab I
Pendahuluan
Bab I yang merupakan pendahuluan dari penelitian ini terdiri dari lima sub bab, yaitu sub bab I.1 menguraikan latar belakang penelitian, sub bab I.2 berisi perumusan masalah penelitian, sub bab I.3 berisi tujuan penelitian, sub bab I.4 membahas tentang batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian, serta sub bab I.5 yang menguraikan tentang sistematika penulisan laporan penelitian.
I.1
Latar Belakang Produk yang dapat bertahan lama (durable), misalnya peralatan elektronik
dan kendaraan bermotor, dijual dengan garansi. Murthy dan Blischke (2006) mendefinisikan garansi sebagai suatu jaminan berbentuk kesepakatan kontraktual yang diberikan oleh produsen kepada konsumen, yang menyatakan bahwa produk atau jasa yang dijual dapat bekerja sesuai fungsinya jika digunakan pada kondisi normal untuk suatu periode waktu tertentu. Kesepakatan kontraktual tersebut menekankan bahwa produsen harus melakukan rektifikasi terhadap produk yang mengalami kerusakan selama periode garansi. Rektifikasi yang dilakukan dapat berupa perbaikan (repair) maupun penggantian (replacement). Kebijakan garansi dikelompokkan atas tiga bagian yaitu free replacement warranty (FRW), pro rata warranty (PRW), dan kombinasi antara FRW dan PRW (Murthy dan Blischke, 2006). Jika produk dijual dengan kebijakan FRW maka semua kerusakan yang terjadi pada periode garansi akan direktifikasi oleh produsen tanpa ongkos tambahan bagi konsumen. Kebijakan FRW ditawarkan untuk produk yang dapat diperbaiki (repairable) seperti produk otomotif dan elektronik. Jika produk dijual dengan kebijakan PRW maka kerusakan yang terjadi selama periode garansi akan diganti dengan produk baru oleh produsen, dengan beban ongkos bagi konsumen tergantung pada sisa periode garansi. Kebijakan PRW ditawarkan pada produk yang tidak dapat diperbaiki (non repairable) seperti ban dan lampu. Garansi bermanfaat baik bagi pihak produsen maupun konsumen. Murthy dan Blischke (2006) menyatakan bahwa manfaat garansi bagi konsumen adalah perlindungan, dalam arti menjamin produk yang rusak dapat direktifikas dengan
1
atau tanpa tambahan ongkos. Garansi juga memberikan informasi kepada konsumen mengenai kualitas dan keandalan produk, sehingga konsumen dapat menentukan pilihan pembelian produk berdasarkan garansi yang ditawarkan. Bagi produsen, manfaat
utama garansi adalah memberikan batasan dari klaim
konsumen yang berlebihan. Manfaat lain adalah karena garansi memberikan informasi mengenai kualitas dan keandalan produk maka produsen dapat menggunakan hal tersebut sebagai alat promosi. Penjualan produk dengan garansi mengakibatkan produsen mengalami penambahan ongkos untuk memperbaiki produk yang rusak. Besar ongkos garansi cukup signifikan yaitu antara 2 hingga 10% dari harga jual produk, tergantung pada produsen serta jenis produk yang dijual (http://warrantyweek.com/). Oleh karena itu produsen sangat memperhatikan upaya pengurangan ongkos garansi. Ongkos garansi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu keandalan produk, kebijakan garansi, intensitas penggunaan dan lingkungan pengoperasian (Jack et al. 2008). Tiga cara yang dapat dilakukan produsen untuk mengurangi ongkos garansi adalah dengan meningkatkan keandalan produk, melakukan tindakan pemeliharaan (preventive maintanance) dan menerapkan strategi layanan garansi (Yun et al. 2008). Peningkatan keandalan produk dilakukan pada tahap perancangan dan pengembangan produk. Tindakan pemeliharaan tepat dilakukan jika periode garansi panjang dan ongkos tambahan yang dikeluarkan kurang dari ekspektasi ongkos garansi. Strategi layanan garansi tepat diterapkan untuk produk yang dapat diperbaiki. Strategi layanan garansi telah banyak diteliti oleh para peneliti. Nguyen dan Murthy (1986) mengembangkan strategi layanan garansi dengan membagi periode garansi menjadi 2 sub-interval, yaitu [0,W-v] dan [W-v,W], dengan W adalah periode garansi. Strategi layanan yang diusulkan adalah merektifikasi produk yang rusak pada sub interval [0,W-v] dengan penggantian dan pada subinterval [W-v, W] dengan perbaikan minimal. Jack dan Van der Duyn Schouten (2000) mengembangkan strategi layanan garansi dengan membagi periode garansi W atas tiga interval waktu yaitu [0,K], [K,L] dan [L,W]. Tiap kerusakan produk yang terjadi pada interval [0,K] dan [L,W] akan direktifikasi dengan perbaikan minimal. Kerusakan yang terjadi pada
2
interval [K,L] akan direktifikasi dengan perbaikan minimal atau penggantian tergantung pada umur produk saat rusak. Tujuan pengembangan strategi layanan ini adalah menentukan nilai K dan L optimal yang meminimasi ongkos garansi J(K,L). Solusi optimal diperoleh dengan program dinamis. Jack dan Murthy (2001) mengembangkan strategi layanan dengan pembagian interval garansi sama dengan strategi yang dikembangkan oleh Jack dan Van der Duyn Schouten (2000). Pada interval [0,K] dan [L,W] kerusakan yang terjadi akan direktifikasi dengan perbaikan minimal. Pada interval [K,L] kerusakan pertama yang terjadi akan direktifikasi dengan penggantian, sedang kerusakan-kerusakan selanjutnya mendapatkan perbaikan minimal. Solusi yang diperoleh adal sub optimal. Strategi layanan yang diteliti sebagian besar mengasumsikan bahwa produk digunakan dengan pola continuous, yaitu pola penggunaan produk secara terus menerus. Pada kondisi nyata pola penggunaan produk tidak hanya bersifat continuous tetapi juga intermittent (Murthy dan Blischke, 2006). Pola penggunaan intermittent adalah pola penggunaan produk yang tidak terus menerus atau terputus-putus. Contoh produk dengan pola penggunaan intermittent adalah eskavator, elevator, starter listrik pada sepeda motor, mesin cuci, generator darurat di rumah sakit, dan pintu kulkas. Penelitian mengenai analisis garansi untuk produk dengan pola penggunaan intermittent masih sangat terbatas. Murthy (1992) mengembangkan model ekspektasi ongkos garansi untuk produk dengan pola penggunaan intermittent. Model dikembangkan untuk produk yang tidak dapat diperbaiki dan produk yang dapat diperbaiki. Kerusakan pada produk yang
tidak dapat
diperbaiki akan direktifikasi dengan penggantian, sedang kerusakan pada produk yang dapat diperbaiki akan mendapatkan perbaikan minimal. Kurniati (2002) memodelkan estimasi ongkos garansi untuk produk dengan pola penggunaan produk intermittent. Model dikembangkan hanya untuk produk yang dapat diperbaiki. Kebijakan garansi yang dikembangkan adalah: 1) produsen hanya memperbaiki kerusakan pertama dari produk selama periode garansi, dan 2) produsen memperbaiki semua kerusakan produk selama periode garansi.
3
Pada penelitian Murthy (1992) dan kurniati (2002), rektifikasi yang diberikan untuk produk yang rusak adalah perbaikan. Rektifikasi ini memerlukan ongkos yang rendah tapi dengan probabilitas kerusakan besar selama sisa periode garansi. Jika produsen memberikan rektifikasi berupa penggantian maka diperlukan ongkos yang tinggi
tapi dengan probabilitas kerusakan kecil selama
sisa periode garansi. Oleh sebab itu penting bagi produsen untuk menentukan strategi layanan garansi yang tepat untuk meminimasi ekspektasi ongkos garansi. Berdasarkan penjelasan di atas maka pada penelitian ini akan dikembangkan strategi layanan garansi dengan kombinasi rektifikasi perbaikan dan penggantian untuk produk dengan pola penggunaan intermittent. Kebijakan garansi yang digunakan adalah FRW. Posisi penelitian yang akan dilakukan terhadap penelitian-penelitian yang telah ada dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1 Posisi Penelitian Terhadap Penelitian Sebelumnya
Kriteria
Nguyen dan Murthy (1986)
Jack dan Van der Duyn Schouten (2000)
Jack dan Murthy (2001)
Murthy (1992)
Kurniati (2002)
Usulan
*
*
*
*
*
*
*
Kebijakan Ongkos Garansi FRW
*
PRW Jenis Rektifikasi Perbaikan Penggantian Perbaikan dan * Penggantian Interval Periode Garansi
* *
*
1 Interval 2 Interval
*
*
*
*
3 Interval
* *
*
*
*
Pola Penggunaan Produk Continuous
*
Intermittent
*
4
*
*
I.2
Rumusan Masalah Penelitian ini akan difokuskan pada strategi layanan garansi untuk produk
dengan pola penggunaan intermittent.
Strategi layanan yang dikembangkan
adalah membagi periode garansi W ke dalam dua interval [0,W1] dan [W1,W]. Kerusakan yang terjadi pada interval [0, W1] akan direktifikasi dengan perbaikan minimal. Kerusakan pertama yang terjadi pada interval [W1,W] akan mendapatkan penggantian, dan kerusakan-kerusakan selanjutnya pada interval ini akan direktifikasi dengan perbaikan minimal. Fungsi tujuan model adalah menentukan nilai W1 optimal yang dapat meminimasi ekspektasi ongkos layanan garansi.
I.3
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah: 1.
Mengembangkan strategi layanan garansi untuk produk dengan penggunaan intermittent yang dikarakteristikkan oleh parameter W1.
2.
Mengembangkan model ekspektasi ongkos layanan garansi untuk produk dengan pola penggunaan intermittent.
3.
Melakukan analisis model untuk mendapatkan solusi.
I.4
Batasan Penelitian
Beberapa hal yang membatasi penelitian ini, adalah: 1.
Produk yang dianalisis adalah produk yang dapat diperbaiki.
2.
Pemodelan kerusakan berdasarkan pada umur, durasi penggunaan dan frekuensi penggunaan produk.
3.
Kebijakan garansi yang digunakan adalah free replacement warranty (FRW).
I.6.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan Bab pendahuluan membahas tentang Gambaran umum permasalahan yang terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan dan asumsi penelitian serta sistematika penulisan laporan penelitian .
5
Bab II
Landasan Teori Bab landasan teori berisi teori, konsep dan metode yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain studi garansi, rantai Markov, karakteristik kerusakan, strategi layanan garansi dan metode optimisasi.
Bab III Metodologi Penelitian Bab ini menguraikan langkah-langkah yang digunakan dalam pemecahan masalah secara berurutan. Bab IV Formulasi Model Pada bab ini diuraikan tahapan untuk mendapatkan formulasi model yang relevan dengan strategi layanan yang dikembangkan. Bab V Analisis Model dan Contoh Numerik Bab ini membahas tentang analisis model yang telah dikembangkan pada bab IV serta contoh numerik untuk memberikan Gambaran solusi model. Bab VI Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan akhir dari penelitian ini, berisi kesimpulan penelitian dan saran yang terkait untuk penelitian selanjutnya.
6