BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
Tingkat pertumbuhan perekonomian di Indonesia dipengaruhi oleh perkembangan perusahaan, khususnya ditinjau dari kinerja keuangannya. Pada dasarnya perusahaanperusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan produktivitas perusahaannya dan akhirnya perusahaan tersebut akan memperoleh tingkat keuntungan yang maksimal. Dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut, setiap perusahaan dihadapkan pada 3 keputusan penting manajemen keuangan, yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Dividen adalah pembayaran secara tunai oleh perusahaan kepada pemegang saham biasa (Gallagher & Andrew,2003:462). Sedangkan kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang (Agus Sartono,2001:281). Pada
tahun
2008
Rapat
Umum
Pemegang
Saham
(RUPS)
tahunan
diselenggarakan di tengah resesi dunia.Emiten pun dihadapkan pada dua pilihan. Pertama, membagikan dividen agar investor puas namun likuiditas perseroan berkurang, dan kedua, mengurangi dividen agar dana perusahaan tidak menyusut di saat sulit mencari pendanaan saat ini.Seperti yang terjadi pada PT Berlian Laju Tanker Tbk misalnya yang memiliki laba bersih perseroan naik dua kali lipat di 2008, dividen yang dibagikan malah turun Dividen perusahaan pelayaran tersebut tahun sebelumnya sebesar Rp 50 per saham atau totalnya Rp 225 miliar (29,6) persen dari laba bersih. Namun, dividen tahun ini hanya Rp 5 rupiah per saham atau totalnya Rp 20,8 miliar dengan dividend payout ratio-nya hanya 1,3 persen (www.mediakit.koran-jakarta.com). Pada kasus tersebut terbukti bahwa laba bersih perusahaan meninggkat secara umum dividen perusahaan seharusnya ikut menggalami peninggkatan, tetapi di kasus tersebut menggalami hal yang sebaliknya, peusahaan yang harus menentukan kebijakan dividen dan tidak semua perusahaan mempunyai kebijakan yang sama. Hal ini lah yang
disebut cost agency dimana ada perbedaan kepentingan antara manajemen perusahaan dengan para investor Kebijakan
dividen
perusahaan
pada
dasarnya
melibatkan
2
pihak,yaitu:Para stock holder dengan dividennya dan manajemen perusahaan dengan laba ditahannya.Dilihat dari dua kepentingan tersebut dapat terlihat adanya perbedaan tujuan. Pihak manajemen yang mewakili perusahaan memiliki tujuan ingin selalu meningkatkan produktivitas perusahaannya. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan berbagai cara, seperti membeli mesin baru, membeli lahan atau pabrik baru, menambah jumlah tenaga kerja ataupun berinvestasi di pasar modal. Dari tujuan tersebut perusahaan diharuskan memiliki dana atau modal yang cukup.Disisi lain dari pihak pemegang saham (stockholder) memiliki pengharapan yaitu memperoleh dividen dari perusahaan sebagai sejumlah keuntungan dari dana yang mereka investasikan. Karena pada dasarnya para stockholder sangat mengharapkan dividen ataupun capital gain yang mereka harapkan selama investasi mereka ditanamkan pada perusahaan tersebut. Pada akhirnya dari kedua kepentingan tersebut muncul perbedaan-perbedaan yang mungkin dapat menyebabkan munculnya agency cost. Agency cost itu sendiri merupakan biaya yang disebabkan oleh adanya perbedaan kepentingan kedua belah pihak antara manajemen perusahaan dan stockholder. Untuk meredam perbedaan kepentingan tersebut perusahaan dapat melaksankan tiga fungsi keuangan yang dimilikinya (investasi, pendanaan, dan dividen). Salah satu fungsi keuangan yang berdampak secara langsung terhadap pemegang saham yaitu kebijakan dividen, sehingga kebijakan inilah yang harus benar-benar dipikirkan oleh manejemen perusahaan. Dalam menentukan kebijakan dividen perusahaan perlu memperhatikan berbagai faktor yang sekiranya akan mempengaruhi kebijakan dividen tersebut. Adapun faktorfaktor yang mungkin akan mempengaruhi kebijakan dividen : - Rasio Likuiditas Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan kas ketika kebutuhan meningkat. Rasio ini akan diukur dengan Current Ratio (CR). Faktor ini sesuai dengan teori Gitman (2006 : 58) yang menerangkan Current ratio dapat menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membagi utang lancar dengan aktiva lancer yang
tersedia. Jika Current Ratio meningkat / tinggi berarti membuktikan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Sehingga kebijakan dividen memungkinkan untuk dibagikan pada pemegang saham. Berarti rasio likuiditas yang diwakili Current Ratio memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen - Rasio Profitabilitas Dalam perhitungan rasio ini, akan digunakan variabel Return On Investment (ROI). Sesuai dengan pendapat Sartono (2001 : 116) yaitu analisis ROI merupakan salah satu bentuk rasio profitabilitas yang lazim digunakan perusahaan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan opersai perusahaan. Dalam teorinya membuktikan bahwa rasio profitabilitas yang diwakili oleh ROI memiki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen. -Rasio Aktivitas Rasio aktivitas ini nantinya akan diwakili oleh variabel Total Asset Turnover (TAT). Variabel ini dapat menunjukkan bagaimana sumberdaya yang ada telah dimanfaatkan secara optimal. Salah satu bentuk rasio aktivitas yang dapat menggambarkan sejauh mana total aktiva yang dimiliki perusahaan dapat menghasilkan penjualan (Gitman, 2006). -Rasio Leverage Rasio leverage ini nantinya akan diwakili oleh Debt Equity Ratio (DER). Leverage diukur melalui DER (Horne, 2002:357). Rasio ini pula akan menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed asset fund) untuk memperbesar tingkat penghasilan bagi para pemilik perusahaan. Leverage Ratio menunjukkan seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh mokdal (Horne). Menurut Horne (2002:357) mengungkapkan DER akan memiliki pengaruh negatif terhadap DPR (Dividen Payout Ratio).
Michelle & Megawati (2005) menyatakan bahwa tingkat pengembalian investasi berupa dividen bagi investor dapat diprediksi melalui rasio profitabilitas, likuiditas, dan leverage (hutang) dari perusahaan. Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang akan dituangkan dalam judul : PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, RASIO LIKUIDITAS, DAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA SEKTOR PERTAMBANGAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2003-2007
I.2 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana tingkat pertumbuhan rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas perusahaan sektor pertambangan? 2. Bagaimana kebijakan dividen pada perusahaan sektor pertambangan? 3. Bagaimana pengaruh rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan sektor pertambangan?
I.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas perusahaan sektor pertambangan. 2.Untuk mengetahui kebijakan dividen pada perusahaan sektor pertambangan. 3.Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan sektor pertambanagan.
I.4 Kegunaan Penelitian 1. Bagi perusahaan Untuk mengetahui perkembangan perusahaan dan mendapatkan informasi mengenai kinerja keuangannya khususnya tingkat prifitabilitas yang mana iformasi tersebut dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan perusahaan terutama dalam menentukan kebijakan dividen 2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam perkuliahannya terutama dalam materi rasio profitabilitas dan kebijakan dividen 3.Bagi Masyarakat (Investor) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan analisis dan pertimbangan bagi para investor ataupun calon investor dalam mengambil keptusan investasinya di pasar modal 4. Bagi Peneliti lain Penelitian ini dijadikan tambahan perbendaharaan dan sebagai bahan referensi dalam penelitian yang lebih lanjut
I.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Menurut Prof.Dr.Ridwan S. Sundjaja mengenai analisa laporan keuangan adalah : Analisa laporan keuangan adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status perusahaan Adapun Beberapa jenis analisis laporan keuangan menurut Prof.Dr.Ridwan S. Sundjaja : Analisa rasio merupakan perbandingan dari suatu nilai yang dibandingkan dengan nilai lainnya, Pada analisis rasio terdapat beberapa rasio yang dapat menujukkan kinerja perusahaan.Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan investasi serta kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit) yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan. Rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity), dan ROI (Return on Investment). Dalam memprediksi tingkat pengembalian investasi yang berupa dividen dapat digunakan ROI yang mengukur tingkat pengembalian investasi atas investasi pada aktiva. Dijelaskan oleh Sutrisno (2001), keuntungan yang layak dibagikan kepada para pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak. Oleh karena dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi
besarnya Dividen Payout Ratio. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Berdasarkan uraian diatas peneliti akan menggunakan tiga faktor yang menjadi indikator utama yang menggambarkan tingkat keuntungan perusahaan tersebut. Ketiga factor tersebut adalah ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity), dan ROI (Return on
Investment). Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya (termasuk bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh temponya dalam waktu satu tahun lagi) dari aktiva lancarnya. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas adalah dengan menggunakan current ratio. Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan maka akan semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas adalah dengan menggunakan current ratio. Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan maka akan semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya. Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam mengelola bisnisnya. Aktivitas operasi perusahaan membutuhkan investasi, baik untuk aset yang bersifat jangka pendek (inventory and account receivable) maupun jangka panjang (property, plan, and equipment). Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan (sales) dengan aset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan tersebut. Rasio aktivitas juga dapat digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan perusahaan (baik untuk kegiatan operasi maupun jangka panjang). Misalnya untuk meningkatkan penjualan akan membutuhkan tambahan aset. Rasio aktivitas memungkinkan para analis menduga kebutuhan ini serta menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan aset yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat pertumbuhannya.Dua buah contoh rasio aktivitas: inventory turnover, total asset turn over. Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan memiliki tiga fungsi keuangan yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Ketiga fungsi tersebut harus dapat dijalankan dengan semaksimal mungkin agar tujuan utama perusahaan yaitu
meningkatakan nilai perusahaan dapat tercapai. Dengan tercapainya tujuan perusahaan yaitu meningkatnya nilai perusahaan semua pihak
pihak yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung dengan perusahaan segala kepentingannya dapat terpenuhi. Para pemegang saham dapat memperoleh dividen yang optimal dan pihak manajemen pun dapat mengembangkan perusahaan secara maksimal dengan kinerja yang optimal. Salah satu fungsi keuangan yang harus diperhatikan adalah kebijakan dividen, karena kebijakan dividen ini berhubungan secara langsung dengan investor yang menanamkan dananya untuk perkembangan perusahaan. Dividen dapat diberikan kepada para pemegang saham apabila perusahaan tersebut memperoleh laba. Namun disisi lain laba tersebut dibutuhkan perusahaan sebagai dana untuk meningkatakan usahanya. Menurut Damodaran (2007:7) kebijakan dividen adalah : Prinsip kebijakan divden adalah keputusan untuk menentukan dana yang direinvestasikan dan pendapatan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham. Menurut definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dividen adalah besarnya pembagian profitabilitas yang akan diterima para pemegang saham, setelah ditentukannya proporsi profitabilitas yang akan dijadikan profitabilitas yang ditahan dan dibagikan sebagai dividen. Pembagian dividen akan dilakukan apabila perusahaan emiten memperoleh keuntungan, maka dividen akan dibagi sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, tetapi ada juga perusahaan emiten yang membagikan dividen dua kali dalam setahun, tergantung kebijakan manjemen perusahaan emiten yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Menurut Sartono dan Wiber Force (1999) terdapat beberapa factor menjadi pertimbangan di dalam pembagian dividen, yaitu sebagai berikut : 1. preferensi dividen ditunjukan kepada investor (preferen dividen) 2. tingkat profitabilitas 3. jumlah pemegang saham 4. ketersediaan uang kas 5. peluang investasi 6. kuasa kendali
yang
7. stabilitas dividen dan keuntungan Tingkat hasil pengembalian yang diharapkan akan menentukan pilihan relatif untuk membayar keuntungan tersebut dalam bentuk dividen kepada pemegang saham atau menggunakannya di perusahaan tersebut. Semakin tinggi keuntungan maka diduga akan semakin tinggi pula dividennya, karena suatu perusahaan yang mempunyai keuntungan yang stabil sering kali dapat memperkirakan berapa besarnya keuntungan yang di masa yang akan datang. Perusahaan seperti ini cenderung membayar keuntungan dalam bentuk presentase yang tinggi daripada perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi. Perusahaan yang tidak stabil tidak yakin apakah profitabilitas yang diharapakan pada tahun yang akan datang akan dapat tercapai, sehingga perusahaan cenderung untuk menahan sebagian besar keuntungan. Dividen yang lebih rendah akan lebih mudah dibayar apabila keuntungan perusahaan menurun pada masa yang akan datang. Pengukuran Profitabilitas ini diukur dengan Earning After Tax (EAT).
Hubungan Rasio Profitabilitas dengan Dividend Payout Ratio (DPR) Profitabilitas merupakan rasio yang memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen (dividen payout ratio). Secara umum profitabilitas yang mengalami kenaikan dimungkinkan dapat meningkatkan pula dividen yag akan dilaksanakan. Disisi lain jika profitabilitas mengalami penurunan dimungkinkan pula menyebabkan dividen yang di harapkan oleh pemegang saham akan rendah bahkan perusahaan tidak akan membagikan labanya sebagai dividen. Dari penjelasan hubungan diatas terlihat bahwa hubungan rasio profitabiltas dengan dividen payout ratio menggambarkan hubungan yang positif. Penjelasan diatas sesuia dengan theory Theobald (1978) yang diacu oleh Florentina (2001): profitabilitas mempunyai pengaruh positif dengan dividen payout ratio (DPR) . Teori diatas didukung pula oleh Myers dan Majluf (1984): Ketika perusahaan mengalami profitabilitas yang rendah mereka tidak dapat membagi dividen kepada pemegang saham .
Hal diatas membuktikan bahwa kebijakan dividen yang merupakan salah satu dari tiga fungsi keuangan perusahaan sangat ditentukan dan di pengaruhi oleh besar kecilnya jumlah keuntungan ataupun tingkat profitabilitas yang diperoleh perusahaan.
Hubungan dengan Rasio likuditas dengan Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan untuk membayar dividen memerlukan aliran kas keluar, sehingga harus tersedia likuiditas yang cukup. Semakin tinggi likuiditas yang dimiliki perusahaan semakin mampu membayar dividen. Menurut Gill dan Green (1993) yang diacu Adedeji (1998) menyatakan bahwa likuiditas suatu perusahaan mempunyai pengaruh positif dengan Dividend Payout Ratio.
Hubungan Rasio Aktivitas dengan Dividend Payout Ratio (DPR) Rasio Aktivitas menunjukan bagaimana sumberdaya telah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan standar industry, maka dapat diketahui tingkat efisiensi peruahaan dalam industry. Analisa Total Assets Turnover adalah salah satu bentuk rasio aktivitas yang lazim digunakan suatu perusahaan untuk mengukur sejauh mana total aktiva yang dimiliki perusahaan dapat menghasilkan penjualan. Dividend Payout Ratio merupakan presentase dari laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen tunai.
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
Kinerja Perusahaan
Rasio Likuiditas
Rasio Profitabilitas
Current Ratio
Return On Invesmennt
Rasio aktivitas Total Assets Turnover
Kebijakan Dividen Dividend Payout Ratio
Keterangan : = Diteliti = Tidak diteliti = Rasio keuangan
Rasio Leverage
I.6 Hipotesis Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan terlebih dahulu penyusunan hipotesis. Hipotesis yang dilakukan akan menentukan bentuk analisa statistic yang diperlukan dalam pengujiannya. Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis membuat hipotesis penelitian: Rasio profitabilitas, rasio likuiditas, dan rasio aktivitas baik secara silmultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen .
I.7 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library research) dan metode riset lapangan (Field research).Dan penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Dan metode analisisnya akan menggunakan metode pooled data atau pooling data yaitu gabungan anatara metode cross section dan time series observation.
I.8 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September 2009 hingga Januari 2010 (semester 7 perkuliahan). Data penelitian ini akan diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory. Tempat data tersebut diperoleh dari Pojok Bursa Efek Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berlokasi di jalan Ganesa No.10 Bandung.penelitian ini dilkukan di kampus Universitas Widyatama yang berlokasi di jalan Cikutra No.204 Bandung 40125.