BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Pada era globalisasi dewasa ini, perkembangan dunia usaha yang sangat pesat merupakan sinyal bahwa tantangan dalam dunia bisnis semakin berat. Persaingan bisnis dalam perebutan pasar dan konsumen telah menuntut unit usaha untuk memiliki kelebihan dalam usahanya. Baik dari segi efisiensi, kualitas produk, teknologi dan sumber daya manusia. Selain itu, manajemen dituntut untuk dapat menyajikan informasi yang berkualitas yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Manajemen perusahaan juga berkewajiban menyampaikan informasi kepada pengguna laporan keuangan (user) mengenai kondisi perusahaan kepada pengguna informasi yang benar, akurat, dapat diandalkan secara menyeluruh dan tepat penyajiannya. Peraturan Bapepam No. VII G. 12 menegaskan bahwa tanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan ada pada direksi, penyusunan dan penyajian laporan keuangan harus sesuai dengan prinsip yang berlaku umum, informasi dalam laporan keuangan tersebut telah dibuat secara lengkap dan benar, dimana laporan keuangan tersebut tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar dan tidak menghilangkan
informasi
material,
dan
direksi
bertanggungjawab
atas
pengendalian intern perusahaan. Namun di sisi lain, pihak manajemen menghadapi
resiko
informasi
dan
resiko
kerugian.
Resiko
informasi
mencerminkan bahwa informasi yang diperoleh dalam kaitannya dengan pembuatan keputusan merupakan informasi yang tidak akurat. Salah satu cara untuk mengurangi resiko informasi, adalah meminta suatu audit independen untuk menguji keandalan laporan keuangan, dalam hal ini adalah jasa KAP. Kantor Akuntan Publik adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalankan pekerjaannya. KAP memberikan Jasa Atestasi, termasuk di dalamnya adalah audit umum dan review atas laporan keuangan historis, audit kinerja dan audit khusus.
Selain itu, KAP juga memberikan Jasa Non-Atestasi, yang mencakup kegiatan jasa konsultasi, jasa kompilasi, jasa perpajakan, dan jasa-jasa lain yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan. Sudah sejak lama peran dan posisi akuntan menjadi sorotan banyak orang, karena dianggap memiliki kontribusi dalam banyak kasus kebangkrutan perusahaan. Keruntuhan perusahaan-perusahaan terkemuka di dunia benar-benar menempatkan kepercayaan publik pada laporan keuangan dan profesi akuntan publik semakin memudar (Enron, Adelphia, Dinergy, Global Crossing, Tyco International, Xerox, Pharmalat dan terakhir kasus Tax Sheltering yang menimpa KPMG). Menurunnya kepercayaan publik juga terjadi Indonesia, masalah yang dihadapi oleh Osman, Ramli, Satrio & Rekan (HTM) yang masuk jajaran Big Four Certified Publik Accountant (CPA) Firm atas kasus Kimia Farma. Dengan terkuaknya keruntuhan tersebut, banyak pihak yang bertanyatanya bagaimana isu tersebut bisa tidak terdeteksi setelah sekian lama. Dari kasuskasus yang ada mengindikasikan bahwa kegagalan audit ini akibat kegagalan dalam memahami bisnis dan industri perusahaan untuk mengidentifikasi risiko yang sangat signifikan, yang meningkatkan risiko salah saji material dalam laporan keuangan. Potensi risiko ini dapat berupa risiko bisnis klien (Client Business Risk), risiko audit (Audit Risk) dan risiko bisnis auditor (Auditor Businesss Risk). Sehingga akuntan publik dituntut untuk berhati-hati dalam memutuskan klien mana yang dapat diterima. Tanggung jawab hukum dan profesional KAP adalah hal yang penting, sehingga klien yang kurang memiliki integritas atau selalu memperdebatkan tentang pelaksanaan audit dan fee yang tepat dapat menimbulkan lebih banyak masalah daripada manfaat yang diterima. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk menelaah lebih lanjut mengenai hubungan risiko bisnis klien, risiko audit,risiko bisnis auditor terhadap jumlah klien khususnya di Bandung. Dengan melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Risiko Bisnis Klien (Client Business Risk), Risiko Audit (Audit Risk), Risiko Bisnis Auditor (Auditor Business Risk) Terhadap Jumlah Klien” (Studi kasus terhadap Beberapa Kantor Akuntan Publik di Bandung)
I.2 Identifikasi masalah Penulis mengidentifikasi beberapa masalah yaitu : 1. Bagaimana pengaruh risiko bisnis klien, risiko audit dan risiko bisnis auditor terhadap jumlah klien pada Kantor Akuntan Publik secara simultan? 2. Bagaimana pengaruh risiko bisnis klien, risiko audit dan risiko bisnis auditor terhadap jumlah klien pada Kantor Akuntan Publik secara parsial?
I.3 Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencoba mempelajari dan menilai hubungan antara risiko bisnis klien, risiko audit dan risiko bisnis auditor terhadap jumlah klien pada KAP. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh risiko bisnis klien, risiko audit dan risiko bisnis auditor terhadap jumlah klien secara simultan. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh risiko bisnis klien, risiko audit dan risiko bisnis auditor terhadap jumlah klien secara parsial.
I.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan menambah pengetahuan mengenai risiko bisnis klien, risiko audit, risiko bisnis auditor dan mengetahui bagaimana risiko-risiko tersebut mempengaruhi jumlah klien, serta untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang akhir pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Widyatama. 2. Kantor Akuntan Publik Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran seberapa penting pertimbangan resiko terhadap jumlah klien.
3. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang akuntansi dan juga dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi penelitian dan pengembangan lebih lanjut.
I.5 Kerangka Pemikiran Dalam perencanaan audit ini, tahap perencanaan penugasan merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh auditor adalah dalam hal pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak penugasan audit dari calon klien atau meneruskan atau menghentikan penugasan audit dari klien yang lama. Model penerimaan klien menurut Karla M Johnstone (2000) terdiri atas dua phase yaitu risk-evaluation phase dan risk-adaptation phase. Risk-evaluation phase fokus kepada bagaimana risiko-risiko dapat mempengaruhi keputusan penerimaan klien. Risk-adaptation phase menitikberatkan pada bagaimana riskadaptation strategi dilakukan atas risiko-risiko yang sudah dievaluasi. Dalam
penentuan
keputusan
penerimaan
klien,
KAP
harus
mempertimbangkan risiko-risiko yang dihadapi. Risiko-risiko tersebut adalah risiko bisnis klien (Clients Business Risk), risiko audit (Audit Risk), risiko bisnis auditor (Auditor Business Risk) (Colbert et al. 1996; Huss and Jacobs 1991). Risiko Bisnis Klien adalah risiko dimana klien akan gagal mencapai tujuannya, yang berhubungan dengan keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektifitas operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan pemerintah (Arens, 2000:303) Risiko Audit adalah ukuran atas ketersediaan auditor untuk menerima kenyataan bahwa laporan keuangan mungkin masih mengandung salah saji yang material setelah audit selesai dilaksanakan serta suatu laporan audit wajar tanpa syarat telah diterbitkan. (Arens, 2006)
Model risiko audit menurut SAS 47 (AU 312) adalah Audit risk (AR) = Inherent risk (IR) X Control risk (CR) X Detection risk (DR) Inherent risk didefinisikan sebagai suatu ukuran yang dipergunakan oleh auditor dalam menilai adanya kemungkinan terdapat sejumlah salah saji yang material dalam suatu segmen sebelum auditor mempertimbangkan keefektifan dari pengendalian intern yang ada. Control risk didefinisikan sebagai ukuran yang dipergunakan oleh auditor untuk menilai adanya kemungkinan bahwa terdapat sejumlah saji material yang melebihi salah saji yang dapat ditoleransi atas segmen tertentu tidak akan terdeteksi oleh pengendalian intern yang dimiliki klien. Detection risk didefinisikan sebagai ukuran risiko bahwa bukti audit atas segmen tertentu akan gagal mendeteksi keberadaan salah saji yang melebihi suatu nilai salah saji yang dapat ditoleransi, andaikan salah saji semacam itu ada. Risiko bisnis auditor adalah risiko dimana auditor atau KAP akan menderita kerugian karena melakukan perikatan, meskipun laporan audit yang dibuat untuk klien dinyatakan unqualified opinion. Penelitian yang dilakukan oleh Ferguson, Francis dan Stokes (2003) menyebutkan bahwa sinyal dari kualitas pekerjaan KAP dapat dilihat dari pangsa pasar/jumlah klien. Melalui kualitas pekerjaan auditor, klien akan mengukur kepuasan dan tingkat kepercayaannya. Semakin tinggi kualitas laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor tentunya keinginan klien lama maupun klien baru untuk melakukan perikatan akan semakin besar. Demikian halnya juga dengan ketepatan pemberian opini, pendapat auditor yang mampu memprediksikan apa yang akan terjadi di masa depan mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat. Semakin tepat auditor memberikan opini, klien akan semakin banyak mempergunakan jasanya.
1.6 Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis deskriptif (descriptive analysis). Tujuan dari penelitian analisis deskriptif adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2003:54). Dalam penelitian ini penulis memperoleh data yang diperlukan dengan menggunakan cara sebagai berikut : • Penelitian Lapangan (Field Research) Pengumpulan data primer dengan cara meninjau secara langsung ke KAP. Dalam hal ini penulis berusaha mengumpulkan data yang akurat dengan cara : a. Observasi, berupa pengamatan langsung kepada subjek penelitian untuk mengumpulkan data yang diperlukan. b. Kuesioner, dilakukan dengan memberikan daftar pernyataan mengenai masalah yang berkaitan dengan objek yang diteliti yang diharapkan dijawab untuk mempermudah pengumpulan data dan efisiensi waktu. • Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan ini dilakukan baik secara library research maupun internet research untuk menambah wawasan dan informasi tentang masalah
yang dikaji,
yang dilaksanakan
dengan maksud untuk
memperoleh data-data pendukung yang berfungsi sebagai tinjauan pustaka guna mendukung data-data yang diperoleh dari objek penelitian serta referensi-referensi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
1.7 Lokasi dan Waktu penelitian Adapun lokasi penelitian dilakukan pada beberapa Kantor Akuntan Publik di Bandung. Sedangkan waktu penelitian dimulai pada bulan September 2008 sampai dengan selesai.