Bab I I.1
Pendahuluan
Latar Belakang
Pembangunan Waduk Sadawarna adalah untuk memenuhi kebutuhan air dari berbagai macam keperluan di Kabupaten Subang, Sumedang, dan Indramayu yang mempunyai jumlah penduduk yang semakin meningkat serta pertumbuhan industri yang pesat. Di samping itu terdapat potensi daerah irigasi (DI) yang belum teknis dijadikan irigasi teknis cukup luas (±30.000 ha) yang tersebar di bagian hilir wilayah Kabupaten Subang dan Kabupaten Indramayu.
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Jawa Barat (Dinas PSDA Jawa Barat) menjawab dengan melaksanakan serangkaian usaha secara terus menerus yang dititikberatkan penyediaan air baku, air minum, air irigasi, air keperluan industri, dan untuk keperluan lainnya, baik berupa pembangunan fisik maupun kelembagaannya. Sejalan dengan pesatnya pembangunan di berbagai macam sektor, maka pemenuhan air berdasarkan ruang, waktu, jumlah, dan mutu akan semakin meningkat.
Untuk mengantisipasi timbulnya berbagai konflik kepentingan dalam pemanfaatan air, maka Dinas PSDA Jawa Barat merencanakan pemanfaatan air Sungai Cipunagara berupa waduk, yang terletak di perbatasan Kabupaten Subang dan Kabupaten Sumedang yaitu Desa Sadawarna, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang dan Desa Tanjung, Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang. Berdasarkan hasil studi kelayakan bahwa di lokasi tersebut layak untuk dibangun bendungan (dam).
Sebagai kelanjutan studi tersebut, maka pada Tahun Anggaran (T.A.) 2005, Dinas PSDA Jawa Barat telah mengadakan pekerjaan Detail Desain Waduk Sadawarna yang dilaksanakan oleh PT. Aditya Engineering Consultant. Namun disebabkan terbatasnya dana yang tersedia, maka sebagian dari pekerjaan Detail Desain Waduk Sadawarna tersebut masih didasarkan pada asumsi-asumsi teknis, oleh
1
karena itu pada T.A. 2006 pekerjaan detail desain dilanjutkan dengan Kajian Teknis Keamanan Bendungan Sadawarna di Kabupaten Subang, oleh PT. Suwanda Karya Mandiri.
Di sisi lain, Dinas PSDA Jawa Barat juga telah melakukan studi kelayakan Waduk Cilame pada T.A. 2005, di mana Waduk Cilame terletak relatif sangat dekat dengan lokasi Waduk Sadawarna. Waduk Cilame memanfaatkan air Sungai Cilame yang merupakan anak sungai dari Sungai Cipunagara. Dan hasil studi kelayakan tersebut merekomendasikan bahwa Waduk Cilame hanya layak jika dilakukan interkoneksi dengan Waduk Sadawarna, dengan asumsi Waduk Sadawarna memberikan suplesi ke Waduk Cilame. Hal ini antara lain disebabkan karena potensi tampungan Waduk Cilame yang relatif cukup besar tidak didukung dengan ketersediaan air yang memadai (DAS sangat kecil). Dan di lain pihak, pada periode waktu tertentu (musim hujan), Waduk Sadawarna banyak melimpaskan air melalui pelimpah (spillway).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan kajian pemantapan dari aspek hidrologi mengenai interkoneksi Waduk Sadawarna dengan Waduk Cilame.
Dengan kata lain latar belakang dilakukannya kajian ini adalah sebagai berikut: –
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan air domestik, irigasi, dan industri di Kab. Subang, diperlukan pembangunan waduk (reservoir) sebagai supplier dan regulator.
–
Pesisir utara (hilir S. Cipunagara) di Kab. Subang mengalami masalah tahunan yang cukup parah; kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim hujan.
–
S. Cipunagara merupakan sungai besar di Jawa Barat yang belum banyak dieksplorasi.
–
Studi dan perencanaan yang telah dilakukan terhadap pembangunan Waduk Sadawarna perlu dilakukan pemantapan/kaji ulang terhadap aspek hidrologi dalam kaitannya dengan interkoneksi dengan Waduk Cilame.
2
I.2
Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari dilakukannya kajian ini antara lain sebagai berikut: –
Mengkaji data dan parameter hidrologi daerah kajian.
–
Melakukan analisis terhadap analisis hidrologi dan ketersediaan air yang telah dilakukan.
–
Melakukan analisis terhadap interkoneksi antara Waduk Sadawarna dengan Waduk Cilame.
Sedangkan tujuannya memberikan rekomendasi kajian hidrologi yang merupakan penyempurnaan hasil studi dan desain sebagai bahan acuan dalam kaitannya dengan interkoneksi antara Waduk Sadawarna dengan Waduk Cilame.
I.3
Lingkup Kajian
Batasan ruang lingkup dalam kajian ini meliputi hal-hal sebagai berikut: –
Analisis potensi Sungai Cipunagara secara keseluruhan, termasuk Waduk Sadawarna dan Waduk Cilame, dalam perananannya mengatasi masalah kekeringan di musim kemarau dan sebagai flood control di musim hujan.
–
Analisis kontribusi interkoneksi Waduk Sadawarna dengan Waduk Cilame dalam pemenuhan kebutuhan air di daerah layanan dan flood control.
I.4
Deskripsi Lokasi Kajian
Lokasi kajian terletak di S. Cipunagara. Secara administratif, rencana bendungan terletak di perbatasan Kabupaten Subang dan Kabupaten Sumedang, yaitu di Desa Sadawarna, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang dan Desa Tanjung, Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang. Secara geografis, Sub DAS Sadawarna terletak di bagian tengah alur S. Cipunagara pada koordinat 06°35’00” - 06°49’00” LS dan 107°36’30” – 107°53’30” BT. Kemiringan rata-rata alur sungai sekitar 1,46% dengan kondisi topografi berupa pegunungan dan perbukitan serta ketinggian berkisar antara 100 – 2.200 meter di atas permukaan laut.
Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dari Bandung ke Subang ±40 km, diteruskan ke arah timur (Kadipaten) melewati jembatan sungai Cilamatan sampai
3
ke Dusun Dukuh (±13 km), kemudian diteruskan ke Desa Sadawarna berjarak ±5 km. kendaraan roda 2 (dua) dan 4 (empat) dapat digunakan dengan waktu tempuh ±2,5 jam dari Bandung.
Gambar I. 1 Sketsa pencapaian lokasi kajian. I.5
Riwayat Studi Daerah Kajian
Studi yang pernah dilakukan di wilayah kajian, yang menjadi dasar analisis pada kajian ini adalah sebagai berikut:
4
–
Studi Kelayakan Pembangunan Waduk Sadawarna di Kabupaten Subang; PT. Rayasurverindo Tirtasarana, 2004.
–
Perencanaan Waduk Sadawarna di Kabupaten Subang; PT. Aditya Engineering Consultant, 2005.
–
Studi Kelayakan Pembangunan Waduk Cilame di Kabupaten Subang; PT. Ditori Geo Karya Teknik, 2005.
–
Kajian Teknis Keamanan Bendungan Sadawarna di Kabupaten Subang; PT. Suwanda Karya Mandiri, 2006.
5