BAB I PENDAHULUAN I.1
Latar Belakang
Musik adalah seni, hiburan, dan aktivitas manusia yang melibatkan suara-suara yang teratur [KLE07]. Istilah musik juga digunakan untuk mengacu pada permainan musik, yang disebut juga music piece atau music performance. Sejak lama, musik diketahui mempunyai hubungan dengan psikologi manusia. Bahkan dapat dikatakan bahwa musik adalah alat yang baik untuk mengatur emosi manusia [DEA07]. Penelitian terhadap keterkaitan musik dengan psikologi manusia telah banyak dilakukan. Penelitian-penelitian tersebut telah dapat membuktikan bahwa secara eksperimental, musik benar-benar dapat mempengaruhi psikologi manusia, baik secara personal ataupun kelompok [CTV02][BLO99][YAN07b]. Terdapat berbagai efek psikologis dari musik yang sering dimanfaatkan. Secara berkelompok, musik pada film di bioskop atau musik pada pusat perbelanjaan mempengaruhi psikologi penonton film atau pengunjung pusat perbelanjaan. Dean pada [DEA07] mengutip hasil penelitian Saarikallio dan Erkkila [SAA07] mengenai penggunaan musik untuk mengontrol dan memperbaiki mood. Hasil penelitian berupa survey terhadap sejumlah responden tersebut adalah rumusan efek psikologis musik, yaitu: 1. Hiburan Pada tingkatan paling dasar, musik memberikan stimulasi. Musik merangsang mood sebelum seseorang pergi, ketika mencuci, menemani perjalanan, membaca, atau menjelajahi internet. 2. Revival Musik merevitalisasi diri pada waktu pagi dan menenangkan pada waktu sore. 3. Sensasi Kuat Musik dapat menghasilkan pengalaman emosional yang dalam, terutama pada suatu musical performance yang didengar secara langsung. 4. Pengalihan Musik mengalihkan pikiran dari hal-hal yang tidak menyenangkan, yang dapat dengan mudah muncul dalam keheningan.
I–1
I–2
5. Pelepasan Musik yang sesuai dengan mood yang dalam dapat membantu mengeluarkan emosi. 6. Mental Work Musik mendorong lamunan, masuk ke memori lama, mengeksplorasi masa lalu. 7. Pelipur Lara Emosi bersama, pengalaman bersama, hubungan dengan seseorang yang hilang. Pembuatan musik dimulai dari pembuatan lagu oleh satu atau lebih komposer. Lagu adalah bentuk statis dari musik. Suatu lagu dapat dimainkan berkali-kali oleh berbagai pemain musik, yang masing-masing permainannya menjadi musik tersendiri. Dalam mengkomposisi suatu lagu, komposer akan mulai dari tujuan pembuatan lagu. Tujuan pembuatan lagu tersebut sangat dekat dengan mood. Lagu mengenai kesedihan cinta akan mengandung mood yang sedih, lagu cerita anak anak akan membawa mood menyenangkan, dan sebagainya. Dalam teori musik, elemen dasar musik dibagi tiga yaitu melodi, harmoni, dan ritme [HEL04]. Definisi ketiga elemen dasar ini mudah dipahami jika sebuah musik dipandang sebagai rangkaian nada dalam dua dimensi, yaitu dimensi waktu dan dimensi pitch/frekuensi. Melodi adalah deretan nada yang bersambung dan menonjol, sehingga sering diingat dan diacu sebagai pengenal dari suatu lagu [SCH07]. Harmoni adalah hal-hal yang berkenaan dengan hubungan antar satu nada dengan nada yang lain pada dimensi pitch, tanpa melihat dimensi waktu. Sedangkan ritme adalah hal-hal yang berkenaan dengan dimensi waktu tanpa memperhatikan dimensi pitch. Ketiga elemen dasar atau aspek tersebut membentuk karakter sebuah lagu, dengan pengaruh terbesar berasal dari variasi melodi [KAW75]. Pengaruh melodi dapat dipahami karena melodi merupakan elemen dasar yang berhubungan langsung dengan kedua dimensi musik, sehingga mempengaruhi baik harmoni maupun ritme lagu secara keseluruhan. Saking besarnya pengaruh melodi, dua buah musik yang mempunyai melodi yang sama akan dikenali sebagai lagu yang sama walaupun aspek musik lainnya berbeda. Misalnya, melodi lagu anak-anak “Ah Vous, Dirai-je, Maman” (“Twinkle-Twinkle Little Stars”) yang diaransemen oleh Mozart menjadi 12 varian yang sangat berbeda. Ke-12 varian tersebut, dengan melodi yang sama,
I–3
walaupun variasi pada aspek lainnya sangat jauh, masih dapat dikenali sebagai lagu yang sama (lihat Gambar I.1).
a)
b)
Gambar I.1. (a) Melodi lagu “Ah Vous Dirai-je Maman”(b) Varian “Ah Vous Dirai-je Maman” dalam “12 Variations” karya Mozart. Karena pentingnya melodi, umumnya seorang komposer pada proses komposisi lagu menyusun melodi terlebih dahulu dari tujuan pembuatan lagu, kemudian mengembangkan melodi tersebut sampai menjadi sebuah lagu yang lengkap. Dengan begitu, melodi menjadi salah satu penentu awal mood yang dikandung suatu lagu. Berdasarkan pengamatan dari apa yang telah terjadi, membuat melodi yang bervariasi bukanlah hal yang mudah bagi seluruh musisi. Di satu sisi terdapat musisi seperti grup musik Beatles yang terkenal dengan melodi-melodi yang sangat variatif, di sisi lain banyak musisi yang hanya dapat menghasilkan sedikit lagu, dan sebagian lagi dikritik karena lagu yang dihasilkan mirip satu sama lain.
Gambar I.2. Proses pembuatan melodi oleh seorang komposer Untuk memahami penyebab terjadinya keadaan seperti itu, proses pembuatan melodi secara umum perlu diperhatikan. Gambar I.2 memaparkan gambaran umum proses pembuatan melodi yang dilakukan oleh seorang komposer. Dari
I–4
seluruh kemungkinan nada yang ada dan dapat terdengar oleh manusia, seorang komposer memilih nada-nada tertentu, untuk kemudian disusun ke dalam sebuah melodi. Proses pemilihan nada tersebut dapat dipengaruhi oleh keterbatasan pengetahuan komposer tentang teori-teori musik seperti teori tangga nada, harmoni, dsb. Komposer juga terpengaruh oleh lagu lain yang pernah didengar sebelumnya, oleh perasaan dan oleh hal-hal lain. Pada Tesis ini sebuah alternatif alat bantu komposer terkait permasalahan tersebut dikaji dan dirancang. Alat bantu ini menghasilkan melodi-melodi singkat sebagai sumber ide bagi komposer. Potongan-potongan melodi tersebut diharapkan dapat memicu terbentuknya ide-ide komposisi yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh komposer musik. Alat bantu tersebut memungkinkan dibuat karena saat ini, dalam bidang musik, komputer sudah lazim digunakan sebagai alat bantu dalam aktivitas yang berkaitan dengan musik, seperti sekedar mendengarkan, membuat komposisi, aransemen, dan menilai musik [AME08]. Dalam hal komposisi musik, berbagai macam perangkat lunak bantu sudah sering digunakan oleh para musisi untuk menuliskan lagu, mendengarkan hasil sementara komposisinya, menambahkan harmoni, dsb.
Gambar I.3. Gambaran umum sistem generator melodi Sistem pembuat melodi ini berada pada posisi yang sama dengan seorang komposer ketika membuat melodi. Gambar I.3 menunjukkan gambaran umum sistem ini dalam skema umum pembuatan melodi. Selain seluruh kemungkinan nada yang ada, sistem ini berdasar pada teori-teori yang ada pada musik, seperti teori nada, teori tangga nada, dsb. Sistem ini mengolah nada-nada untuk menjadi melodi berdasarkan masukan permintaan nilai parameter-parameter oleh pengguna sistem. Banyak sistem komposer otomatis dikritik karena terlalu bias terhadap selera pembuat sistem tersebut, atau pada sisi yang berkebalikan, definisi musiknya terlalu luas dibanding batasan pendengar musik [CHA08]. Sistem pembuat melodi ini, karena melodi yang dihasilkan diinginkan adalah melodi sebagai pencetus ide,
I–5
perlu diusahakan agar tidak jatuh pada kasus yang pertama, yaitu terlalu bias. Sedangkan batasan definisi musik harus diusahakan agar tidak terlalu luas. Salah satu landasat utama musik adalah teori mengenai nada. Pada banyak budaya dan masyarakat, dapat terdefinisi bermacam-macam jenis tangga nada. Pada budaya musik Eropa, atau dikenal juga dengan musik barat, tangga nada terdiri atas dua belas nada yang interval frekuensinya sama. Tangga nada musik barat tersebut disebut juga tangga nada diatonis [TAY06]. Berdasarkan prinsip pengenalan pola, seluruh persepsi manusia berdasar pada pola-pola [TOU74]. Begitu pula persepsi mood ataupun efek psikologis suatu melodi. Untuk dapat membuat melodi dengan mood tertentu, pola melodi berupa kriteria atau karakteristik dasar melodi yang menghasilkan persepsi mood tertentu harus diketahui. Beberapa penelitian, seperti Li [LI06] telah membahas seputar model melodi. Berdasarkan pencapaian pada [LI06], perlu diteliti lebih lanjut sehingga dapat menghasilkan kesimpulan kriteria dasar apa saja yang paling berpengaruh terhadap persepsi mood akhir yang dibawa melodi.
I.2
Rumusan Masalah
Untuk mengkaji sistem yang dapat membuat melodi musik yang memiliki karakteristik mood tertentu, seperti senang, sedih dan ceria, masalah-masalah yang akan dikaji dan disimpulkan dalam Tesis ini adalah: 1. Bagaimana proses pembuatan melodi oleh manusia dapat dimodelkan, sehingga sebuah melodi dapat dibentuk dari komponen dasar pembentuknya, yaitu nada, tanpa membuat melodi tersebut terkungkung dalam aturan yang ada ataupun menjadi mirip dengan melodi yang lain? 2. Apa sajakah feature yang ada pada melodi, dan bagaimana feature tersebut dapat dijadikan parameter masukan pengguna untuk mengatur proses pembuatan melodi? 3. Feature melodi manakah yang mempengaruhi persepsi manusia akan mood melodi tersebut seperti senang, sedih, dsb? Bagaimana pengaruh masing-masing feature tersebut pada mood yang ditimbulkan? Tesis ini akan berfokus pada poin 1 dan 2. Poin ke-3 akan dibahas seperlunya, sebagai langkah awal untuk mendapatkan pemetaan antara mood dengan feature untuk kemudian dapat dihasilkan sebuah sistem generator melodi
I–6
yang dapat menerima masukan mood tertentu, kemudian mentranslasikannya menjadi parameter-parameter internal generator melodi sesuai dengan feature melodi yang terkait.
I.3
Tujuan
Tujuan utama dari Tesis ini adalah untuk mendapatkan kriteria dasar pembentuk melodi serta sebuah model proses pembuatan melodi sebagai satu langkah awal untuk dapat memodelkan secara menyeluruh proses penyusunan melodi oleh manusia, dan secara umumnya memodelkan proses penyusunan musik oleh manusia. Dengan begitu, dapat dibuat sebuah perangkat lunak yang dapat melakukan pembuatan melodi musik sebagai alat bantu komposer untuk mendapatkan ide baru. Diharapkan melodi yang dihasilkan tidak terkungkung oleh aturan-aturan yang sudah ada sehingga melodi tersebut benar-benar merupakan ide baru bagi pengguna. Tujuan lainnya jika memungkinkan adalah untuk dapat merumuskan pemetaan antara mood dengan feature melodi. Dengan adanya rumusan tersebut, sebuah fungsi yang memetakan mood ke feature melodi dapat dibuat. Fungsi tersebut memungkinkan sistem generator melodi benerima masukan berupa mood, yang merupakan parameter yang sangat dekat dengan tema pembuatan melodi.
I.4
Batasan Masalah
Dalam pengerjaan Tesis ini ditetapkan beberapa batasan masalah, yaitu: 1. Aspek timbre (warna suara) dalam suatu melodi tidak diperhitungkan, baik dalam pembuatan melodi maupun dalam analisis pemetaan mood dengan feature. 2. Melodi yang dihasilkan adalah melodi sebagai ide baru, sehingga harus tidak terlalu bias dan menerapkan teori musik secara tidak ketat. 3. Tangga nada yang dipakai dibatasi tangga nada diatonis, yang biasa dikenal dengan istilah tangga nada musik barat. Tangga nada ini terdiri dari 12 nada yang berjarak sama dalam satu oktaf. 4. Sistem yang dibuat hanyalah alat bantu berupa melody generator. Pengolahan melodi lebih jauh untuk menjadi lagu yang lengkap dapat menggunakan alat bantu lain yang memberikan keleluasaan.
I–7
I.5
Metodologi dan Pendekatan
Pendekatan studi sistem generator melodi yang digunakan dalam Tesis ini terdiri dari tiga hal. Pertama, pendekatan studi literatur digunakan untuk mendapatkan karakteristik dasar atau feature dasar dari melodi, serta informasi-informasi yang dibutuhkan mengenai mood. Kedua, dilakukan analisis seputar mood seperti bagaimana pelabelan mood, analisis juga dilakukan terhadap feature, kemudian digunakan sebagai dasar untuk membuat sistem generator melodi serta dasar untuk mendapatkan pemetaan antara mood dengan feature. Ketiga, dari hasil sistem generator melodi serta proses pemetaan mood dengan feature, akan dilakukan pengujian dan pengambilan keputusan.
Gambar I.4. Pendekatan Pengerjaan Tesis Pendekatan dalam pengerjaan Tesis ini, seperti tergambar pada Gambar I.4, adalah sebagai berikut: 1. Studi Literatur dan Eksplorasi Proses ini dilakukan bersamaan dengan proses lainnya. Pada proses ini dilakukan studi literatur dan eksplorasi baik terhadap teori musik, psikologi-musik, maupun teknik-teknik serta algoritma yang berhubungan dengan bahasan Tesis ini. Proses ini mendukung seluruh proses dan tahapan dalam pengerjaan Tesis. 2. Analisis Persepsi Mood Melodi Analisis yang dilakukan adalah menentukan pembagian klasifikasi mood, berdasarkan hasil studi literatur dan eksplorasi seputar psikologi-musik, terutama berkenaan dengan klasifikasi dan taksonomi mood musik.
I–8
3. Analisis Feature Melodi Pada proses ini, dilakukan analisis terhadap feature-feature melodi untuk menentukan feature-feature melodi yang dinilai sesuai dengan permasalahan. 4. Analisis Pengkaitan Mood dengan Feature Dari hasil analisis feature melodi serta analisis persepsi mood, dikaji dan dianalisis bagaimana dapat menangkap keterkaitan antara mood dengan feature melodi. 5. Analisis dan Perancangan Generator Melodi Masukan dari analisis ini adalah teori dasar pembuatan musik, teori dasar mengenai automatic content generator serta hasil analisis feature melodi. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap permasalahan pembuatan melodi otomatis berdasarkan masukan-masukan analisis, kemudian menyimpulkan teknik dan algoritma yang akan digunakan. 6. Implementasi Prototipe Generator Melodi Dari hasil perancangan generator melodi, dilakukan implementasi terhadap hasil rancangan tersebut, untuk menghasilkan sebuah prototipe sistem generator melodi. 7. Pengujian dan Penarikan Kesimpulan Menguji prototipe yang telah dibangun, serta mengeksekusi langkah pengujian untuk mendapatkan keterkaitan mood dengan feature melodi, kemudian merumuskan kesimpulan dari hasil pengujian untuk menjadi kesimpulan serta saran pengembangan Tesis.
I.6
Sistematika Pembahasan
Laporan Tesis ini terdiri dari enam bab, yaitu: 1. Pendahuluan Bab ini berisi pendahuluan Tesis, yang terdiri atas latar belakang pelaksanaan Tesis, rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam Tesis ini, tujuan Tesis, serta metodologi dan sistematika pembahasan dalam laporan ini. 2. Tinjauan Pustaka Bab ini berisi uraian tentang alur pikir dan perkembangan keilmuan topik kajian. Pada bab ini dipaparkan seputar perkembangan keilmuan dan hasil penelitian sebelumnya untuk memberikan gambaran perkembangan
I–9
pengetahuan yang mendasari Tesis. Pada bab ini dibahas mengenai perkembangan musik, perkembangan dalam klasifikasi mood serta pembahasan terkait melodi. 3. Analisis Permasalahan Bab ini menjabarkan proses analisis serta hasil yang didapatkan pada tahap analisis. Pertama, analisis mengenai pembagian mood untuk menentukan bagaimana melodi dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan mood. Kedua, analisis mengenai melodi dan feature-nya. Kegita, analisis bagaimana mengkaitkan karakteristik atau feature dengan pengaruhnya terhadap persepsi mood. 4. Rancangan Generator Melodi Bab ini menjabarkan proses perancangan sistem generator melodi beserta hasilnya. Pertama, dibahas mengenai analisis skema dasar umum sistem untuk menyusun melodi dari parameter berupa batasan-batasan feature, berdasar pada feature-feature hasil analisis pada tahap sebelumnya. Kedua, rancangan implementasi parameter-parameter hasil analisis di sistem generator melodi. Ketiga, bab ini memaparkan detail rancangan generator melodi dalam bentuk kelas-kelas perancangan. 5. Implementasi dan Pengujian Bab ini menjabarkan implementasi prototipe sistem generator melodi dari hasil analisis. Kemudian, pada bab ini juga dibahas pengujian serta hasil pengujian dari sistem yang dibuat. 6. Kesimpulan dan Saran Pada bab ini dijabarkan kesimpulan dari Tesis ini, serta diberikan saran pengembangan lebih lanjut dari hasil Tesis ini.