BAB I PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Semakin hari perkembangan manusia akan kebutuhan untuk berkomunikasi semakin meningkat. Dimulai dari teknologi informasi yang semakin canggih serta semakin cepatnya akses informasi data, suara, dan video. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan komunikasi, maka tingkat hidup manusiapun semakin bergeser, yaitu dengan mudahnya akses untuk mendapatkan segala informasi yang ingin didapat dan cara berkomunikasi antar manusia. Faktor kehandalan dan ketersediaan dari sebuah jaringan dan infrastruktur komunikasi (Network Connection) menjadi salah satu faktor utama yang perlu dipersiapkan oleh instansi, organisasi serta pemerintahan terkait. Hampir disetiap perusahaan atau instansi membutuhkan infrastruktur teknologi informasi untuk mendukung proses bisnis yang dilakukan. Penggunaan TI dalam bisnis bermanfaat untuk meningkatkan performansi perusahaan khususnya meningkatkan kecepatan, mobilitas, serta aktifitas proses bisnis. Hampir dapat dikatakan bahwa tidak ada perusahaan atau instansi pemerintahan yang tidak menggunakan TI dalam proses bisnisnya. Tetapi dengan berkembangnya TI yang semakin mudah dan cepat masih banyak infrastruktur sarana dan prasana yang masih tidak mendukung. Banyak perusahaan atau instansi yang penggunaan TI-nya masih tidak merata baik pada implementasi atau pada segi infrastruktur jaringan. Infrastuktur jaringan sendiri merupakan salah satu hal penting untuk berjalannya sistem informasi dalam suatu perusahaan, dengan infrastuktur yang memadai dan tertata dengan baik maka akan memaksimalkan penggunaan TI di dalam perusahaan. Pada tahun 2012 Standish Group melakukan survei terhadap pengaruh penggunaan TI terhadap proses bisnis di Indonesia yang menunjukan sekitar 70% penerepan proyek TI gagal (Group, 2012).
1
Pemerintah Kabupaten Bandung adalah suatu instansi pemerintah yang mengurusi segala keperluan masyarakat di wilayah Kabupaten Bandung. Pemerintah Kabupaten Bandung sendiri semakin padat penduduknya dan pastinya kebutuhan akan TI juga semakin meningkat, hal ini perlu mendapat perhatian dimana pemerintah juga harus memberikan fasilitas serta infrastruktur jaringan yang baik agar seluruh masyarakat Kabupaten dapat secara mudah mengakses informasi, maka dapat dipastikan 3-5 tahun kedepan pemerintah harus memiliki infrastruktur jaringan yang baik agar dapat memfasilitasinya. Badan Perpustakaan, Arsip dan Pengembangan Sistem Informasi (BAPAPSI) merupakan sebuah unit Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di Pemkab Bandung. Tugas BAPAPSI adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksaan kebijakan daerah dibidang pengelolaan dan pelayanan perpustakaan, kearsipan dan pengembangan sistem informasi yang meliputi perpustakaan, kearsipan, pengelolaan dan pengembangan informasi, pemberdayaan
informasi
serta
melaksanakan
ketatausahaan
Badan
(Fathinuddin, 2014).
Gambar I. 1 Topologi Jaringan Kabel Pemerintahan Kabupaten Bandung Sumber : (BAPAPSI)
Pada Gambar I.1 dari hasil kondisi topologi jaringan kabel di Pemkab Bandung diketahui bahwa masih kurangnya optimasi di dalam infrastruktur 2
jaringan kabel tersebut, dimana pada komplek Pemerintahan telah diimplementasikan jaringan fiber optic tetapi masih ada yang menggunakan kabel jenis tembaga STP. Serta dari data saat ini yang ada pada sisi server masih menggunakan infrastruktur jaringan kabel berupa interfaces ethernet. Masalah konektifitas yang buruk inilah yang menjadi masalah utama sering terjadinya ketidakstabilan jaringan sehingga menggangu aktifitas utama hingga ke lingkup kecamatan. Hal tersebut menggambarkan bahwa masih kurangnya optimasi dari segi infrastruktur jaringan yang ada saat ini di Pemerintahan Kabupaten Bandung. Semakin banyaknya aplikasi sistem informasi yang digunakan seperti SIMDa Keuangan, SIMPEG dan lain sebagainya, maka dibutuhkan optimasi agar semua aplikasi dan perangkat keras yang diimplementasikan dapat dimaksimalkan oleh seluruh SKPD yang ada. Infrastuktur jaringan Pemerintah Kabupaten Bandung sendiri memiliki fungsi untuk mendukung kegiatan Pemerintahan serta menghubungkan komunikasi antar SKPD di tiap-tiap kecamatan. Permasalah pengembangan infrastruktur yang masih kurang berjalan dengan baik terlihat dengan masih belum adanya kondisi topologi jaringan yang baik dengan terhadap banyak single point of failure pada topologi jaringan pada saat ini. Kondisi perangkat yang digunakan saat ini juga masih belum mampu menanangi perkembangan TI hingga 5 tahun kedepan sehingga masih membutuhkan pengadaan perangkat. Dengan kondisi saat ini yang ada maka Pemkab Bandung membutuhkan infrastruktur jaringan yang high availability dan memanfaatkan konsep Green IT Computing sehingga mampu untuk mendukung kinerja Pemerintahan. Penelitian ini dilakukan perbaikan pada jaringan infrastruktur Pemerintah Kabupaten Bandung, dengan membuat usulan desain yang memanfaatkan konsep Green IT. Penggunaan Green IT bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif yang timbul akibat penggunan perangkat keras dalam hal ini ada penggunaan swicth pada masing-masing SKPD sehingga dapat memaksimalkan efisiensi energi, dan penggunaan PC atau perangkat lainnya.
3
Pada kali, usulan topology jaringan baru pada Pemerintah Kabupaten Bandung menggunakan metode Network Develompent Life Cycle. Metode NDLC memiliki beberapa tahap meliputi Analysis, Design, Simulation, Prototyping, Implentation, Monitoring, dan Management. Pada penelitian ini tahap NDLC yang digunakan hanya sampai pada tahap Simulation. Simulasi desain jaringan dengan menggunakan simulator jaringan GNS3 dan menggunakan konsep Cisco Three-Layered Hierarchical Model. I.2
Perumusan Masalah Beberapa permasalahan latar belakang yang penulis bahas pada tugas akhir ini dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana kondisi infrastruktur jaringan kabel saat ini pada Pemerintah Kabupaten Bandung saat ini ? 2. Bagaimana hasil rancangan infrastruktur optimasi jaringan kabel pada Pemerintah Kabupaten Bandung dengan metode NDLC dan pendekatan Green IT Computing ? 3. Apakah desain jaringan usulan sudah sesuai dengan Cisco Three-Layered Hierarchical Model dengan adanya redudant link dan pembagian bandwidth yang merata sehingga dapat mendukung kinerja jaringan pada Pemkab Bandung ? 4. Bagimana hasil usulan perangkat untuk desain jaringan usulan yang baru ?
I.3
Tujuan Penelitian Tujuan adanya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memperoleh hasil identifikasi dan analisis kondisi saat ini jaringan network di Pemerintah Kabupaten Bandung. 2. Memperoleh hasil rancangan optimasi infrastruktur jaringan network di Kabupaten Bandung dengan konsep Green IT Consumption dan Cisco Three-Layered Hierarchical Model menggunakan metode NDLC.
I.4
Batasan Penelitian Batasan dari penelitian ini yaitu: 1. Pengujian dilakukan tanpa mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan dalam proses penyusunan infrastruktur jaringan.
4
2. Penelitian ini hanya melakukan desain dan analisis infrastuktur jaringan kabel usulan di Pemerintah Kabupaten Bandung. 3. Penggunaan metode NDLC pada penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap simulation prototyping. 4. Pada penelitian ini hanya melakukan uji testing sampling Quality of Service pada BAPAPSI. 5. Pengujian dilakukan pada saat peak time dan waktun senggang di Pemerintahan Kabupaten Bandung. 6. Perancangan dilakukan hanya sebatas pada layer distribution. 7. Paramater pengujian yang dilakukan untuk penelitian ini adalah throughput, delay dan packet loss. I.5
Manfaat Penelitian Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan rekomendasi mengenai perbaikan infrastruktur jaringan yang sesuai dengan Pemerintah Kabupaten Bandung dalam membantu kinerja Pemerintahan. 2. Membangun infrastruktur jaringan yang sesuai dengan kondisi Pemerintah Kabupaten Bandung.
5