BAB I PENDAHULUAN I.1
Latar Belakang Kawasan Tanah Abang, merupakan wilayah yang padat di Kecamatan Tanah Abang
Jakarta Pusat. Di samping padat akan pemukiman penduduknya, Tanah Abang adalah kawasan bisnis yang ramai dan diminati oleh masyarakat dari seluruh Indonesia. Ditinjau berbagai potensi yang dimiliki oleh Kawasan Tanah Abang, yaitu berada di kawasan ekonomi prospektif, berada pada jalur lintasan angkutan umum KA (kereta api), serta berada di sebelah rencana tol dalam kota. Pusat perbelanjaan grosir Tanah Abang cukup menjadi sorotan dan tujuan masyarakat Indonesia terutama bagi para pebisnis. Menurut keterangan Prima, selaku Ketua Departemen Pemberdayaan Daerah Kadin DKI Jakarta, menyatakan bahwa para pebisnis tersebut merupakan masyarakat menengah yang berdomisili di sekitar Jabodetabek, maupun yang berasal dari luar Jabodetabek. Adanya pusat Grosir di Tanah Abang ini, menyebabkan terjadinya sirkulasi jalur perdagangan darat baik dari Jabotabek sendiri maupun dari seluruh wilayah di Indonesia (Dimyati (2011) Universitas Gunadharma, Aktivitas dan Kegiatan Kelompok Pedagang Depan Pasar Grosir Tanah Abang di Koridor Jl. H. Mansyur Jakarta). Kawasan Tanah Abang memiliki beberaapa penginapan, mulai dari penginapan melati sampai berbintang yang rata-rata pengunjungnya adalah para pebisnis, baik pengunjung luar Jakarta ataupun wisatawan mancanegara. Mereka biasa menginap selama kurang lebih 1-3 hari (Kompas edisi 9 Febuari 2012, kolom travel). Menurut Priadjan, selaku Direktur utama Primanaya Group (pengelola Blok A dan Blok B Pasar Tanah Abang) menyatakan bahwa Tanah Abang dikunjungi sedikitnya 80 ribu orang perhari, dengan kunjungan rutin wisatawan dari negara lain seperti Malaysia, Brunei, Malaysia, Singapura, Afrika dan Arab Saudi (mencapai 1000-1500/hari). Di samping itu Tanah Abang mempunyai potensi yang baik dari segi akomodasi dan transportasi, melihat disana juga terdapat Stasiun Kereta Api Tanah Abang, serta pool travel sehingga dapat menjadi nilai tambah untuk kemudahan aksesbilitas bagi para pebisnis dari Jabodetabek.
1
Berdasarkan astronimisnya, Indonesia terletak di antara 6º LU - 11º LS dan antara 95° BT – 141° BT serta dilewati oleh lintasan garis Khatulistiwa. Karakteristik iklim Indonesia merupakan iklim tropis lembab yang mempunyai temperatur udara antara 22 - 35 ºC dan kelembapan udara yang tinggi dapat mencapai angka 80% (Jurnal Thermal Comfort for the Indonesian Workers in Jakarta). Selain karakteristik di atas menurut Georg Lipsmeier dalam buku Bangunan Tropis, iklim tropis lembab mempunyai beberapa ciri-ciri lain diantaranya yaitu radiasi matahari tinggi sebagian dipantulkan dan disebarkan oleh awan (uap air di atmosfer), memiliki curah hujan yang tinggi (antara 2000-5000 mm/tahun) serta kecepatan angin yang lambat. Pada proyek hotel kapsul ini, lokasi tapak berada di Kecamatan Tanah Abang Jakarta yang terletak pada 6, 14º LS dan 106, 48º BT, dimana terdapat beberapa permasalahan (kenyamanan thermal) yang timbul. Dari lokasi tapak tersebut, terdapat beberapa data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yang menunjukkan bahwa temperatur udara di kawasan Tanah Abang (untuk 1 tahun terakhir) berada pada suhu rata-rata 30 ºC (siang hari) dan 27 pada (malam hari), kelembapan ratarata di atas 70%, sedangkan kecepatan angin rata-ratanya pada lokasi tersebut adalah 5 m/s. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa kawasan Tanah Abang berada di iklim tropis lembab, sehingga perancangan pada proyek Hotel Kapsul ini, menggunakan pendekatan arsitektur tropis guna mencapai standar
kenyamanan thermal yang ada,
terutama analisa pada aspek (suhu, kelembapan, kecepatan angin) . Arsitektur tropis menurut George Lippsmeier merupakan suatu rancangan bangunan yang dirancang untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang terdapat di daerah tropis. Suhu udara dan kelembapan udara akan menentukan kenyamanan.
Menurut
Nieuwolt (1977), kenyamanan merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan pengaruh keadaan luar lingkungan yang dinyatakan secara kuantitatif melalui hubungan kelembapan udara dan suhu udara yang biasa disebut dengan Temperature Humidity Index (THI). Untuk mempertahankan kenyamanan di perkotaan Nieuwolt menyatakan bahwa perilaku pengelolaan lingkungan yaitu dengan cara menurunkan suhu udara di area-area suhu tinggi. Tertarik dengan kondisi yang sudah diuraikan di atas, maka penyusun ingin
2
mengambil proyek hunian berupa perancangan hotel kapsul melalui pendekatan arsitektur tropis sebagai proyek mata kuliah Tugas Akhir ini. I.2
Masalah (Isu Pokok) Permasalahan utama pada perancangan hotel kapsul di Tanah Abang ini adalah,
masalah kenyamanan termal (dari aspek suhu, kelembapan dan kecepatan angin) di sekitar tapak (Jl Jati Baru, Kecamatan Tabah Abang) tidak memenuhi standar kenyamanan termal (sesuai dengan data suhu, kelembapan dan kecepatan angin,satu tahun terakhir yang diambil dari BMKG). I.3
Formulasi Masalah Formulasi permasalahan adalah menghubungkan mengenai dara faktor iklim (suhu,
kelembapan udara, kecepatan angin) dengan standar kenyamanan termal sesuai dengan analisis Tabel Mahoney. I.4
Maksud dan Tujuan Maksud dari perancangan hotel kapsul di Tanah Abang ini adalah menyediakan
dan menghadirkan bangunan yang sesuai dengan standar kenyamanan termal pada iklim tropis Indonesia. Standar kenyamanan termal tersebut akan dibahas melalui faktor iklim berupa (suhu, kelembapan, dan kecepatan angin) sesuai dengan kondisi pada bangunan tersebut. Tujuan dari perancangan ini yaitu memenuhi fasilitas hunian sementara yang menjawab permasalahan dari aspek suhu, kelembapan dan kecepatan angin sesuai dengan rekomendasi dari hasil analisa Tabel Mahoney pada hotel kapsul di Tanah Abang Jakarta. I.5
Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan dalam karya tulis ini yaitu mengenai penerapan standar
menurut Tabel Mahoney pada faktor iklim (suhu, kelembpan dan kecepatan angin) guna mencapai kenyamanan termal di hotel kapsul. Pada lingkup ini akan dibahas dan dilakukan analisa mengenai faktor iklim (suhu, kelembapan dan kecepatan angin) tersebut terhadap desain bangunan. Ulasan pada pembahasan sesuai dengan rekomendasi desain dari Tabel Mahoney.
3
Selain itu pada proyek hotel kapsul di Tanah Abang ini memiliki target pangsa pasar yaitu pebisnis golongan menengah, termasuk wisatawan asing maupun domestik ataupun backpackers yang membutuhkan tempat tinggal sementara dengan tarif yang terjangkau di Tanah Abang. Masalah pangsa pasar tersebut difokuskan karena melihat kondisi sosial yang terjadi di Tanah Abang, serta menjadi alasan mengenai konsep hotel kapsul yang murah namun tetap menjawab kebutuhan penghuninya. I.6
Hipotesis Hasil data analisa merupakan rekomendasi desain keluaran Tabel Mahoney berupa
output mengenai layout tata ruang, arah orientasi bangunan, perlindungan bukaan, dan lainlain. I.7
Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan karya tulis mengenai perancangan hotel kapsul
menggunakan sistem pengahwaan alami di Tanah Abang ini, secara garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada tahapan ini, penulis mengungkapkan tentang pengertian judul, latar belakang masalah, pemilihan topik, maksud dan tujuan yang hendak dicapai, sistematika pembahasannya, dan kerangka berpikir utuk memperlihatkan proses perancangan Hotel Kapsul di Tanah Abang ini. BAB II : TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI Merupakan kumpulan teori yang dipakai, sebagai landasan dalam perancangan arsitektural. Tinjauan teori umum terhadap proyek Hotel Kapsul disertai dengan ditinjau khusus mengenai teori arsitektur tropis dan Tabel Mahoney. Teori ini mengenai kenyamanan thermal dan gambaran desain menurut Tabel Mahoney, disertai dengan beberapa studi literatur dan studi banding lapangan terhadap proyek yang sejenis.
4
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Merupakan tahapan untuk mendapatkan data, baik data primer maupun data sekunder. Data primer berasal dari jurnal terkait ataupun buku, sedangkan data sekunder bersumber dari subyek ataupun obyek penelitian (seperti data lingkungan tapak, data pengguna sekitar tapak, studi banding bangunan, wawancara, data angket dan lain-lain). Metode dengan analisis dari Teori dasar yang dipakai dalam merancang bangunan dengan kenyamanan termal (faktor iklim: suhu-kelembapankecepatan angin) yaitu menggunakan Tabel Mahoney. BAB IV : ANALISA Pada proses analisa ini data kuantitatif mentah mengenai suhu, kelembapan dan kecepatan angin dari BMKG diinput ke dalam proses analisa di dalam Tabel Mahoney. Dari hasil analisa akan diperoleh alternatif konsep yang mencapai kenyamanan dari faktor iklim (suhu, kelembapan, kecepatan angin). Hasilnya, akan diterapkan sebagai landasan dalam merencanakan merancang, landsekap dan lingkungan bangunan. BAB V: KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan sebagai hasil dari analisa dan solusi terhadap permasalahan yang telah diidentifikasi dan dirumuskan pada bab permasalahan. Konsep perancangan merupakan landasan atau dasar dalam perencanaan dan perancangan arsitektur, sehingga karya arsitektur menjadi bernilai baik dan benar, indah, kuat, serta fungsional. Konsep perancangan dilengkapi dengan skematik desain sebagai alur pemikiran dalam perancangan.
5