BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Segala sesuatu di dalam kehidupan pasti akan mengalami perubahan. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya globalisasi sehingga filter terhadap kebudayaan menjadi tidak lagi berfungsi dengan baik. Begitu pula yang dialami di Indonesia. Globalisasi membawa pengaruh masuknya budaya-budaya baru yang dapat memperkaya budaya Indonesia atau bahkan mengikis budaya itu sendiri. Masuknya budaya global juga mempengaruhi budaya masyarakat sunda. Budaya di dalam masyarakat sunda mulai terkikis secara perlahan-lahan, hal ini ditunjukkan dari semakin berkurangnya penerapan budaya di kehidupan sehari-hari seperti penggunaan bahasa sunda, penggunaan alat musik trasidional sunda, penggunaan pakaian adat sunda, penggunaan permainan tradisional sunda dan lainnya. Hal ini juga dapat terlihat dari pola asuh dari orang tua kepada anak-anaknya. Orang tua biasanya menginginkan anaknya untuk mencoba hal-hal yang bersifat modern misalnya dari pemilihan permainan dan alat bermain. Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Dengan bermain anak-anak menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indra-indra tubuhnya, mengeksplorasi dunia sekitarnya, menemukan seperti apa lingkungan yang ia tinggali dan menemukan seperti apa diri mereka sendiri. Dengan bermain, anak-anak menemukan dan mempelajari hal-hal atau keahlian baru dan belajar (learn) kapan harus menggunakan keahlian tersebut, serta memuaskan apa yang menjadi kebutuhannya (need). Lewat bermain, fisik anak akan terlatih, kemampuan kognitif dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain akan berkembang. Saat ini para orang tua berusaha untuk memberikan pendidikan dan permainan yang bertaraf internasional dan baik dari sisi perkembangan untuk anak, namun para orang tua tidak menyadari bahwa dengan tidak diperkenalkannya anak kepada budaya sunda seperti permainan tradisional maka budaya tersebut lama kelamaan akan hilang. Belakangan ini sudah sangat jarang ditemui anak-anak terutama di masyarakat perkotaan yang memainkan permainan tradisional, penyebabnya bisa berasal dari kurangnya pengetahuan tentang permainan tradisional, kurangnya atau 1
tidak adanya lahan untuk bermain atau bahkan sudah tergantikannya posisi permainan tradisional dengan permainan digital yang lebih modern. Padahal anakanak merupakan generasi penerus bangsa yang harus menjaga identitas bangsanya. Hal ini tentunya akan menjadi ancaman bagi kebudayaan sunda apabila tidak sesegera mungkin ditindaklanjuti. I.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah I.2.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi permasalahan yang telah diungkapkan di atas, selanjutnya dalam laporan ini dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Permainan tradisional khas sunda apa saja yang dapat meningkatkan hubungan sosial anak-anak? 2. Media apakah yang cocok untuk mengenalkan kembali permainan tradisonal khas sunda yang dapat meningkatkan hubungan sosial kepada anak-anak? I.2.2 Batasan Masalah Permainan tradisional kurang mendapat perhatian khusus dari masyarakat baik anak-anak maupun orang tuanya, sehingga terkesan masyarakat agak kurang menghargai permainan, padahal setiap orang pernah bermain dan bermain pun merupakan
bagian
dari
kehidupan
anak-anak.
Anak-anak
dalam
proses
pendewasaannya membutuhkan pembelajaran. Pembelajaran tersebut tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal, namun juga harus didapat dari pendidikan non formal seperti bermain, dalam hal ini bermain dengan permainan tradisional khususnya permainan tradisional sunda. Dalam permainan tradisional sunda terdapat makna-makna tentang kebudayaan sunda itu sendiri mencakup kehidupan dan aspek-aspeknya. Mainan ada yang merupakan media yang dimainkan kembali pada saat dewasa yang bersifat sakral digunakan pada saat upacara atau merupakan benda yang digunakan dalam kehidupannya saat dewasa. Berdasarkan sifat permainan, maka permainan tradisional (folk games) dapat dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu permainan untuk bermain (play) yaitu bersifat rekreasi, mengisi waktu senggang dan permainan untuk bertanding yaitu yang terikat oleh sebuah aturan, berorientasi pada menang dan kalah (game). Aturannya 2
tidak tertulis dan disepakati oleh semua anak, dan biasanya diikuti oleh sekelompok anak. Di daerah sunda ada jenis kaulinan (permainan) dan cocooan ( mainan), permainan ada yang sifatnya rekreasi dan ada yang bersifat bertanding begitu pula dengan cocooan (mainan) yang sifatnya rekreasi, mengisi waktu luang dan ada mainan yang (game) orientasi menang kalah. Dalam permainan tradisional sunda yang berorientasi menang kalah anak-anak dapat mengembangkan sikap sportifitas dalam bermain serta memacu sikap kompetitif secara sehat. Permainan tradisional juga mempengaruhi anak-anak agar dapat berhubungan sosial lebih baik dengan anak-anak lain. I.3 Maksud dan Tujuan Maksud dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan informasi tentang beberapa permainan tradisional terutama permainan tradisional khas sunda yang berorientasi menang kalah. Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui permainan tradisional khas sunda apa saja yang dapat meningkatkan hubungan sosial anak-anak 2. Untuk mengetahui media apakah yang cocok untuk mengenalkan kembali permainan tradisonal khas sunda yang dapat meningkatkan hubungan sosial kepada anak-anak I.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data I.4.1 Sumber Data Sumber data pada laporan ini terdiri dari dua jenis sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. a. Sumber Data Primer Sumber Data Primer pada laporan ini merupakan hasil wawancara, konsultasi, serta bimbingan dari Bapak Moh. Zaini Alif selaku Ketua Komunitas Hong, Pusat Kajian Mainan Rakyat Indonesia dan angket yang disebarkan pada 30 responden orang tua siswa sekolah dasar kelas I-kelas VI di Kota Bandung. Selain itu sumber data primer juga didapat dari hasil observasi atau pengamatan langsung di lapangan mengenai permainan tradisional khas sunda.
3
b. Sumber Data Sekunder Sumber Data Sekunder pada laporan ini merupakan hasil penelusuran dari internet, thesis, kutipan dan berbagai artikel tentang permainan tradisional khas sunda.
I.4.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada laporan ini adalah sebagai berikut : a. Studi Literatur Pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari berbagai artikel dan thesis yang dapat mendukung judul dari laporan ini. b. Observasi Pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung ke komunitas Hong, Pusat Kajian Mainan Rakyat Indonesia untuk mendapatkan data mengenai permainan tradisional khas sunda. c. Wawancara Pengumpulan data dengan cara melakukan Tanya jawab langsung dengan ketua komunitas Hong mengenai permainan tradisional khas sunda. d. Angket Pengumpulan data dengan cara menanyakan sejumlah poin pertanyaan kepada
responden mengenai kondisi permainan tradisional khas sunda di
masyarakat.
4
I.5 Skema Pembahasan Gambar I.1 Skema Pembahasan
Permainan tradisional sebagai kebudayaan dan identitas bangsa
Menghasilkan berbagai macam permainan modern dan menyisihkan permainan tradisional
Adanya perkembangan IPTEK dan globalisasi
Permainan tradisional berguna untuk mengembangkan aspek kecerdasan, kreatifitas dan juga aspek di dalam kehidupan yang lainnya Permainan yang berorientasi menang dan kalah akan meningkatkan sikap sportifitas dan persaingan
Solusi: Buku yang memuat tentang permainan tradisional khas sunda yang berorientasi menang dan kalah untuk anak-anak
5
Mengenalkan kembali permainan tradisional khas sunda yang berorientasi menang dan kalah