1
Bab I Pendahuluan
I.1
Latar Belakang
Bisnis global mengandalkan Teknologi Informasi (TI) untuk meningkatkan keunggulan kompetetif, produktivitas, dan kemampuan organisasi untuk berubah [16]. Penciptaan nilai tersebut diwujudkan melalui berbagai cara dan tingkatan peran TI. Selain mampu memberikan nilai kepada bisnis, penerapan TI memerlukan investasi dan mengandung risiko [7]. Oleh karena itu, permasalahan TI berkembang menjadi permasalahan manajemen untuk mencapai kinerja TI yang optimal.
Peran TI meningkat sejalan dengan berkembangnya fungsi TI dalam organisasi mulai dari mengikuti, mendukung, sampai mengarahkan bisnis organisasi [3,16]. Hambatan mendasar kurang optimalnya peran TI dalam organisasi adalah ketidakselarasan hubungan antara bisnis dan TI [7]. Peningkatan peran TI dalam organisasi menuntut pendekatan manajemen yang efektif untuk menyelaraskan bisnis dan TI.
Penyelarasan bisnis dan TI adalah proses berkelanjutan untuk menerapkan TI sesuai dengan kebutuhan dan tujuan bisnis [8]. Penyelarasan menjadi perhatian utama para eksekutif dan merupakan faktor terpenting dalam menerapkan TI [9,10]. Penyelarasan merupakan kunci kritis keberhasilan untuk mencapai tujuan bisnis [7]. Peningkatan penyelarasan bisnis dan TI akan meningkatkan nilai bisnis.
Penyelarasan bisnis dan TI belum mempunyai solusi yang paling tepat walaupun telah menjadi fokus dalam manajemen TI. Tidak ada pendekatan yang „cocok untuk semua‟ dalam memaksimalkan penyelarasan [7].
Beberapa pendekatan dalam penyelarasan bisnis dan TI telah dikemukakan oleh beberapa penelitian (teoritis) dan praktik-praktik terbaik di organisasi (best practices). Konsep awal penyelarasan dikemukakan dalam Strategic Alignment Model (SAM) [6]. SAM dikembangkan menjadi berbagai kerangka kerja yang
2
dikategorikan kedalam tiga wilayah pendekatan [3], yaitu pendekatan arsitektur, pendekatan tata kelola, dan pendekatan komunikasi/sosial. Penelitian terkini mencoba memadukan berbagai teori dan konsep yang relevan dalam bentuk kerangka kerja konsilidasi SBITA [15]. Organisasi yang berkonsentrasi pada manajemen TI (ISACA, ITGI, ITIL) secara terus menerus memperbaiki dan mempublikasikan praktik terbaik penyelarasan bisnis dan TI dalam pendekatan tata kelola TI (COBIT, ValIT, ITIL). Di sisi lain, beberapa penelitian juga telah mengembangkan kerangka kerja penilaian penyelarasan bisnis dan TI, diantaranya yang sudah diterima luas adalah model penilaian tingkat kematangan penyelarasan dari Luftman [8,9,10]. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa berbagai pendekatan di atas telah menjelaskan aspek dan wilayah utama penyelarasan, tetapi belum menyediakan tahapan proses yang jelas untuk diterapkan dalam organisasi. SAM telah menjelaskan konsep penyelarasan secara jelas, tetapi tidak disertai adanya kerangka kerja untuk penerapannya. Kerangka kerja konsilidasi SBITA telah meringkaskan berbagai variabel penyelarasan, tetapi hanya sampai menjelaskan struktur variabel. Praktik-praktik tata kelola bekerja pada tataran kerangka kerja proses TI secara umum, tidak secara khusus menyediakan proses untuk mencapai penyelarasan.
Solusi
penyelarasan
bisnis
dan
TI
masih
memerlukan
pengembangan kerangka kerja supaya dapat diterapkan oleh organisasi.
Untuk memberikan kontribusi kepada kebutuhan tersebut, penelitian akan mengkaji dan mengembangkan suatu kerangka kerja penyelarasan bisnis dan TI. Kerangka kerja tersebut diharapkan dapat menyediakan tahapan proses yang lebih jelas bagi organisasi untuk mencapai penyelarasan bisnis dan TI. Pendekatan teoritis paling relevan dan terkini akan dijadikan sebagai bahan kajian, titik tolak dan bauran masukan dalam mengembangkan kerangka kerja penyelarasan. Penerapan bauran beberapa pendekatan akan mencapai penyelarasan bisnis dan TI yang lebih baik [11]. Oleh karena itu, kelebihan pada SAM, kerangka kerja konsilidasi SBITA, model penyelarasan vertikal dan horisontal, dan model penilaian tingkat kematangan penyelarasan, akan dikaji lebih jauh untuk menghasilkan paduan kerangka kerja yang dapat diterapkan oleh organisasi.
3
I.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dan diselesaikan dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut : (1) Apa saja yang menjadi variabel utama dalam penyelarasan bisnis dan TI? (2) Bagaimana kerangka kerja penyelarasan bisnis dan TI supaya dapat diterapkan oleh organisasi?
I.3
Tujuan
Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut : (1) Mengkaji pendekatan yang relevan dalam penyelarasan bisnis dan TI. (2) Mengidentifikasi variabel-variabel utama penyelarasan bisnis dan TI. (3) Mengembangkan kerangka kerja penyelarasan bisnis dan TI. (4) Menerapkan kerangka kerja penyelarasan bisnis dan TI melalui studi kasus.
I.4
Batasan Masalah
Permasalahan akan dibatasi pada rung lingkup penelitian sebagai berikut : (1) Rujukan utama dalam kajian dan pengembangan kerangka kerja adalah SAM, kerangka kerja konsilidasi SBITA, penyelarasan vertikal dan horisontal yang dikemukakan oleh Guldentop, dan model penilaian tingkat kematangan penyelarasan yang dikemukakan oleh Luftman. (2) Mekanisme pengembangan kerangka kerja adalah melalui adaptasi dan mengiriskan model-model dari rujukan utama. (3) Kerangka kerja penyelarasan bisnis dan TI yang dihasilkan bersifat generik untuk semua jenis organisasi. (4) Kerangka kerja berisi tahapan proses-proses utama peyelarasan beserta ukurannya, tetapi alat/metode penyelarasan tidak dijabarkan kecuali metode penilaian tingkat kematangan untuk proses evaluasi penyelarasan. (5) Penerapan kerangka kerja hanya menjelaskan tahapan dalam menerapkan kerangka kerja melalui studi kasus di suatu organisasi tanpa mengukur efektivitasnya.
4
I.5
Kegunaan Hasil
Fokus solusi penyelarasan bisnis dan TI tidak lagi hanya sebagai proses untuk memperbaiki ketidakselarasan, tetapi telah diarahkan sebagai proses untuk membangun penyelarasan [3]. Oleh karena itu, kerangka kerja penyelarasan bisnis dan TI diharapkan dapat digunakan oleh organisasi sebagai panduan untuk membangun penyelarasan peran TI dalam bisnis organisasi.
I.6
Metodologi
Pelaksanaan penelitian meliputi lima tahapan utama sebagaimana ditunjukkan Gambar I-1. Tahap pertama, penelitian diawali dengan analisis teori-teori yang relevan dalam penyelarasan bisnis dan TI. Tahap kedua, kajian teori difokuskan pada identifikasi variabel-variabel utama penyelarasan. Berdasar kajian tahap pertama dan kedua, beberapa teori dipilih untuk dikaji lebih mendalam sebagai rujukan utama yang akan dijadikan dasar dalam tahap ketiga, yaitu pengembangan kerangka kerja penyelarasan bisnis dan TI. Tahap keempat, kerangka kerja yang telah dikembangkan diterapkan melalui studi kasus di suatu organisasi. Hasil penerapan kerangka kerja akan menjadi dasar dalam tahap kelima, yaitu merumuskan tindak lanjut dan perbaikan bagi organisasi dan bagi pengembangan kerangka kerja selanjutnya. Keseluruhan tahap penelitian diringkaskan dan diakhiri dengan merumuskan kesimpulan dan saran.
Analisis teori-teori penyelarasan
Identifikasi variabel-variabel
bisnis dan TI
utama penyelarasan
Perbaikan kerangka kerja dan
Pengembangan kerangka kerja
tindak lanjut hasil penerapan
penyelarasan
Penerapan kerangka kerja penyelarasan (studi kasus)
Gambar I-1 Metodologi penelitian
5
I.7
Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami tesis secara keseluruhan, ditentukan sistematika penulisan sebagai berikut : (1) Bab I (Pendahuluan), berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi yang dipakai, dan sistematika penulisan. (2) Bab II (Tinjauan Pustaka), menjelaskan tentang landasan teori berdasarkan literatur yang menjadi acuan dalam pelaksanaan tesis. (3) Bab III (Pengembangan Kerangka Kerja Penyelarasan Bisnis dan TI), menjelaskan analisis dan tahapan pengembangan kerangka kerja penyelarasan bisnis dan TI. (4) Bab IV (Penerapan Kerangka Kerja Penyelarasan Bisnis dan TI), menjelaskan tahapan penerapan kerangka kerja penyelarasan bisnis dan TI melalui studi kasus di Universitas Islam Bandung. (5) Bab V (Kesimpulan dan Saran), memuat rincian kesimpulan pembuatan tesis serta saran untuk kajian lanjutan dari tesis ini.