1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang menakutkan, banyak orang yang merasa putus asa dengan kelanjutan hidupnya setelah WHO,
terdiagnosis
kanker
menderita
merupakan
kanker.
masalah
Menurut
utama
di
data
duniadan
merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular
(ACS,
2007).
Pada
tahun
2007
diperkirakan terdapat 7,9 juta kematian akibat kanker di dunia. WHO juga memperkirakan bahwa setiap tahun, sekitar 12 juta orang di seluruh dunia menderita kanker dan
7,6
juta
orang
di
antaranya
meninggal
karena
kanker.Hingga saat ini, jumlah kematian akibat kanker terus bertambah. Lebih dari 70% kematian akibat kanker terjadi di negara – negara Indonesia
(WHO,
tumor/kanker merupakan stroke,
mencapai
penyebab TB,
(Riskesdas,
2005).
berkembang, salah satunya Di
4,3
kematian
hipertensi, 2007).WHO
Indonesia, per
nomor
cedera, dan
1000 7
prevalensi
penduduk (5,7%)
perinatal,
Bank
Dunia,
dan
setelah dan
DM
(2005)
memperkirakan setiap tahun, 12 juta orang di seluruh
2
dunia
menderita
kanker
dan
7,6
juta
di
antaranya
meninggal dunia. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26
juta
orang
meninggal
akan
karena
menderita
kanker
pada
kanker
tahun
dan
2030.
17
juta
Ironisnya,
kejadian ini akan terjadi lebih cepat di negara miskin dan
berkembang
(International
Union
Against
Cancer
/UICC, 2009) Berdasarkan prognosisnya kelenjar
insidensinya
yang
mamaatau
relatif kanker
yang
baik,
tinggi
menyebabkan
kelenjar
susu
dan kanker
payudara
merupakan kanker dengan prevalensi terbanyak di dunia (17,9% dari total kanker) (Parkin et al., 2002). Di Indonesia, prevalensi kanker kelenjar mama menempati urutan
kedua
terbanyak
setelah
kanker
cervix
(Tjindarbumi and Mangunkusumo, 2002). Pada tahun 2002, kanker
kelenjar
mama
menempati
posisi
pertama
dalam
insidensi kanker pada wanita (23% dari total kanker) dengan angka kejadian baru mencapai1,15 juta. Insidensi kanker
ini
cenderung
meningkat
hingga
0,5%
setiap
tahunnya, terutama di negara – negara berkembang(Parkin et al., 2002; ACS, 2007). Kanker
kelenjar
mama
dapat
terjadi
pada
pria
maupun wanita, hanya saja prevalensi pada wanita jauh
3
lebih tinggi. Diperkirakan pada tahun 2006 di Amerika, terdapat 212.920 kasus baru kanker kelenjar mama pada wanita dan 1.720 kasus baru pada pria, dengan 40.970 kasus kematian pada wanita dan 460 kasus kematian pada pria (Anonim, 2006). Kejadian kanker kelenjar mama di Indonesia
sebesar
11%
dari
seluruh
kejadian
kanker
(Siswono, 2003). Kanker kelenjar mama tidak langsung timbul dan mengeluarkan tanda dan gejala secara tibatiba. Terdapat faktor risiko yang menyebabkan timbulnya suatu penyakit. Biasanya pasien kanker kelenjar mama tidak sadar mempunyai faktor risiko yang mengarah ke kanker
kelenjar
pasien
tidak
mama
dan
sengaja
lebih
buruk
menstimulasi
lagi
apabila
faktor
risiko
tersebut. Hal ini dipengaruhi juga oleh kontrasepsi yang digunakan banyak
para
wanita.
diminati
hormonal
oleh
melalui
2009).
Namun,
dalam
jangka
terjadinya kontrasepsi
akseptor
suntik
penggunaan panjang
kanker
Kontrasepsi
atau
pil
dapat
(Sirait
yang
meningkatkan
mama
terutama
digunakan
paling
adalah
obat kontrasepsi
kelenjar
hormonal
wanita
yang
jenis
et
al.,
hormonal risiko apabila
adalah
pil
4
kombinasi estrogen dan progesteron (Sirait
et al.,
2009). Lebih dicegah
dari
dengan
30%
kematian
memodifikasi
karena
atau
kanker
dapat
menghindari
faktor
resiko, termasuk : 1).Merokok 2).Kelebihan berat badan atau obese 3).Pola makan tidak sehat dengan sedikit asupan buah dan sayur 4).Kurang berolahraga 5).Minum minuman
beralkohol
infeksi
HPV
ruangan
karena
6).Penyakit
7).Polusi
udara
penggunaan
kelamin
menular,
perkotaan
dan
8).Asap
dalam
bakar
padat
untuk
terapi
kanker
telah
bahan
kebutuhan rumah tangga . Hingga
saat
ini,
berbagai
banyak dikembangkan, baik yang berupa operative maupun yang
non
operative.
Terapi
kanker
yang
berupa
non-
operative berasal dari substansi sintesis maupun sumber alami
yang
antikanker,
bersifat seperti
antikanker. agen
Beberapa
pengalkil,
senyawa
antimetabolit,
radiomimetik, dan antihormonal telah banyak digunakan sebagai kemoterapi pada penderita kanker, namun tidak satu pun dari terapi tersebut memberikan kepuasan dan bebas dari efek samping(Greeneet al., 1982; Herzig et al.,
1987
penyembuhan
cit.
Soekmanto
dengan
et
kemoterapi
al., pada
2010).
Usaha
umumnya
belum
5
memberikan hasil yang memuaskan terutama untuk kanker yang telah mengalami metastasis, karena selektivitas dan spesifisitas obat kanker sangat rendah, sehingga menimbulkan kemoterapi efek
efek pada
samping
samping
yang
penderita
kanker
berupamual,
serius. sering
muntah
Pemberian menimbulkan
(Abdulmuthalib,
2006),diare, mukositis, anemia (Quinn et al., 2009), trombositopenia, perdarahan (Zeuner et al., 2007), dan kerontokan rambut (Wills et al., 2009). Efek samping ini disebabkan oleh reaksi inflamasi terhadap kebocoran plasma pada sel yang mengalami nekrosis. Selain itu, berbagai gejala yang timbul merupakan akibat dari efek sitotoksik pengobatan ini yang tidak selektif membunuh sel kanker, namun juga berpengaruh pada sel normal yang cepat
berproliferasi,
seperti
pada
sumsum
tulang,
mukosa gastrointestinal, dan folikel rambut (Botchkarev et
al.,
2000).
pengembangan penemuan
Oleh
karena
penelitian
obat
baru
yang
itu,
sehingga mempunyai
penting dapat efek
adanya menuntun
lebih
baik
dengan toksisitas yang rendah. Saat mencari
ini
banyak
alternatif
menggunakan
penelitian pengobatan
bahan-bahan
alam
yang
dilakukan kanker
untuk
terutama
diyakini
dapat
6
menekan efek samping tersebut. Ditinjau dari harganya, obat
kanker
di
Indonesia
sampai
saat
ini
masih
tergolong mahal, sehingga upaya menggunakan obat bahan alam
untuk
mengatasi
masalah
ini
merupakan
peluang
tersendiri. Di sisi lain pengembangan obat bahan alam Indonesia yang potensial untuk obat antikanker masih harus dilakukan oleh para pakar dan peneliti sehingga kita dapat memanfaatkan potensi alam yang ada disekitar kita
sehingga
dapat
menekan
biaya
pengobatan
yang
terkesan mahal. Kekayaan sumber daya alami berupa tanaman herbal merupakan salah satu modal Indonesia dalam pengembangan penelitian
di
dunia
medis.
Saat
ini,
telah
banyak
masyarakat Indonesia yang melakukan pengobatan dengan menggunakan bahan tanaman herbal untuk menghindari efek samping
obat
sintesis.
dengan
menggunakan
Salah
tanaman
satu
contohnya
Tithonia
adalah
diversifolia
(Hemsley) A.Gray [Kembang Bulan] dan Curcuma domestica [Kunyit].Namun, belum ada penggunaan yang mencampurkan kedua
bahan
menggunakan
ini, salah
penggunaannya satu
mengkombinasikan keduanya.
secara
bahan
luas saja
hanya tanpa
7
Salah satu kandidat obat herbal untuk antikanker adalah
tanaman
kembang
bulan
[Tithonia
diversifolia
(Hemsley) A.Gray].Tanaman ini secara tradisional telah digunakan
untuk
pengobatan
berbagai
macam
penyakit
(obafemi et al., 2006).Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
ekstrak
sitotoksis ekstrak
ether
pada
ethyl
sel
kembang HTC-116
asetat
dan
bulan
(Goffin
memiliki et
ethanol
al.,
efek 2002),
berturut-turut
menghambat proliferasi sel kanker kolon (Col-2), dan berpotensi sebagai antileukimia (Gu et al., 2002; Nabin et
al.,
1979).Baru-baru
T.diversifoliayang (2009)
dengan
ini
dilakukan
berbagai
uji
sitotoksis
Wahyuningsih
macam
pelarut
ekstrak et
al.,
[methanol,
etanol(100%,70%,50%) dan air] terhadap berbagai macam sel kanker in vitro, menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70%
berpotensi
terhadap
sel
MCF-7
(kanker
kelenjar
mama) dengan nilai IC50 40,19 µg/mL.Sedangkan ekstrak Curcuma
domestica
Val.
Berdasarkan
Chattopadhyay
et
al.,(2004). Mempunyai efek antioksidan, antiinfalamsi, hepatoprotektif,
antikarsinogenik,
antimutagenik,
maupun antimikroba. Kembang
bulan
yang
merupakan
tanaman
hias
ini
sering kita jumpai ini ternyata cukup banyak diteliti
8
dan ternyata memiliki sifat antikanker yang cukup baik, sedangkan kunyit sudah diteliti secara mendalam sejak lama sebagai obat kanker. Penelitian-penelitian yang pernah
dilakukan
satu
bahan
sebelumnya
saja,
mengkombinasikan diversifolia
hanya
sehingga
curcuma
untuk
menggunakan kali
domestica
mendapatkan
efek
salah
ini dan
kami
Tithonia
sinergis
dan
diharapkan dapat menjadi obat untuk penyakit kanker. Penelitian-penelitian
sebelumnya
ternyata
membuktikan
kandungan curcumin dalam kunyit dapat menjadi agen anti kanker
karena
dapat
menginduksi
apoptosis
dan
menghambat siklus sel, sedangkan kembang bulan sendiri memiliki
sesquiterpene
lactones,
sesquiterpenoid
dan
flavonoid yang dapat menghambat perkembangan kanker. I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang muncul adalah : 1.
Apakah
ekstrak
etanol
Tithonia
diversifolia
(Hemsley) A.GRAY dan Curcuma domestica Val dapat distandarisasi kurkumin ?
dengan
marker
tagitinin
C
dan
9
2.
Apakah
campuran
ekstrak
etanol
Tithonia
diversifolia (Hemsley) A.GRAY dan Curcuma domestica Val
berperanguh
terhadap
gambaran
histopatologi
mama tikus model kanker mama ? 3.
Apakah
campuran
ekstrak
etanol
Tithonia
diversifolia (Hemsley) A.GRAY dan Curcuma domestica Val
berperanguh
terhadap
gambaran
histopatologi
hati dan ginjal tikus model kanker mama ? Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mencoba menemukan obat untuk kanker dengan cara herbal yang
diharapkan
dapat
lebih
aman
dan
efektif
serta
lebih murah dan mudah dilakukan sehingga semua orang dapat
menggunakannya.
Salah
satunya
adalah
dengan
menggunakan kembang bulan (T.diversifolia)dan Rimpang Kunyit(Curcuma domestica), namun penelitian-penelitian selama
ini
tersebut,
belum
sehingga
ada efek
yang dari
menggunakan
kombinasi
penggunaan
kombinasi
herbal tersebut masih belum diketahui. I.3 Tujuan Penelitian Tujuan Campuran
umum
penelitian
ekstrak
Curcuma
ini
adalah
domestica
: Val
Mengembangkan dan
Tithonia
10
diversifolia (Hemsley) A.Gray sebagai kandidat herbal terstandar untuk anti kanker. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1.
Melakukan
standarisasi
diversifolia
(Hemsley)
ekstrak A.
etanol
Gray
dan
Tithonia Curcuma
domestica Val. 2.
Mengetahui efek pemberian campuran ekstrak etanol Terstandar Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray dan
Curcuma
domestica
Val
terhadap
gambaran
histopatologi kelenjar mama pada kelompok kuratif. 3.
Mengetahui efek pemberian campuran ekstrak etanol Terstandar Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray dan
Curcuma
histopatologi
domestica kelenjar
Val
terhadap
mama
pada
gambaran kelompok
preventif (pemberian ekstrak bersama dengan DMBA). 4.
Mengetahui efek pemberian campuran ekstrak etanol Terstandar Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray dan
Curcuma
histopatologi
domestica hati
dan
Val
terhadap
ginjal
pada
gambaran kelompok
kuratif (pemberian ekstrak setelah induksi DMBA). 5.
Mengetahui efek pemberian campuran ekstrak etanol Terstandar Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray dan
Curcuma
domestica
Val
terhadap
gambaran
11
histopatologi
hati
dan
ginjal
pada
kelompok
preventif. I.4 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai ekstrak Tithonia diversifolia (Hemsley) A.Gray dan Curcuma domestica val sebagai agen chemopreventive dari penyakit kanker sudah cukup banyak dilakukan, namun belum ada penelitian yang menggunakan kedua bahan ini dan juga belum ada bukti ilmiah yang menjelaskan
kegunaan
ekstrak
Tithonia
diversifolia
(Hemsley) A.Gray dan Curcuma domestica val sebagai obat kanker. Maka perlu dilakukan penelitian tentang ekstrak Tithonia domestica
diversifolia terhadap
chemopreventivenya
(Hemsley)
A.Gray
sel
kanker,
maupun
aktivitas
dan
baik
Curcuma aktivitas
chemotherapeutic.
Beberapa penelitian baik di Indonesia maupun di luar negeri
yang
meneliti
tentang
diversifolia(Hemsley) A.Gray
efek
Tithonia
dan Curcuma domestica Val
. Penelitian-penelitian tersebut antara lain : 1.
Penelitian al.,
yang
(2012).
dilakukan
Tujuan
dari
oleh
Ming-Xiang
review
Yeet
penelitian
ini
adalah untuk mengetahui efek curcumin pada kanker paru
serta
ambang
batas
dosis
yang
aman
tanpa
12
menyebabkan toksisitas pada hewan coba. Review ini membahas efek curcumin dan cara kerjanya pada sel kanker. 2.
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Palangeet
al.,
(2012). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh
curcumin
terhadap
sifat
metastasis dari kanker kelenjar mama. Penelitian ini
menggunakan
Mikromol,
10
4
range
Mikromol,
dosis
20
curcumin
Mikromol,
dan
(1 40
Mikromol). 3.
Penelitian yang dilakukan oleh jian-Qiao Guet al., (2002). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasin
senyawa-senyawa
yang
ada
dalam
Tithonia diversifolia dan mengevaluasi aktivitas senyawa-senyawa
tersebut
sebagai
chemopreventive
kanker.
Dalam
digunakan
7,12-
agen
potential
penelitian
dimethylbenz[α]antrase
ini
(DMBA)
sebagai stimulan kanker kelenjar mama pada tikus. Penelitian-penelitian (kunyit)
dan
Tithonia
tentang
diversifolia
Curcuma
domestica
(kembang
bulan)
memang sudah cukup banyak dilakukan, namun belum ada penelitian
yang
mencampur
keduanya,
karena
pada
penelitian-penelitian sebelumnya Curcuma domestica dan
13
Tithonia agent
diversifolia saja
domesticadalam
yang
diberikan
tanpa
mencampurkan
jumlah
besar
sebagai
single
keduanya.Curcuma
cenderung
terbuang
oleh
tubuh melalui feses, sedangkan Tithonia diversifolia pada
penelitian-penelitian
sebelumnya
menyebabkan
kerusakan hati maupun ginjal. Disini kami memberikan kedua ekstrak ini secara bersamaan dikarenakan Curcuma domestica
memiliki sifat hepatoprotektif, dan Tithonia
diversifolia memiliki sifat antikanker yang cukup baik sehingga diharapkan, penelitian ini dapat menyembuhkan kanker
pada
tikus
yang
diinduksi
DMBA
dengan
lebih
efektif dan efisien. Subjek penelitian ini adalah tikus Sprague-Dawley
betina
yang
memiliki
berat
70±20
g.
Intervensi yang diberikan pada penelitian ini adalah ekstrak Curcuma domestica val dan Tithonia dibersifolia (Hemsley) A.Gray, bukan hanya salah satunya. Penelitian yang telah dilakukan sejauh ini hanya menggunakan salah satu jenis dari tanaman tersebut. I.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai cikal bakal untuk penelitian mengenai fungsi ekstrak Tithonia diversifolia (Hemsley) A.Gray dan Curcuma domestica Val sebagai
antikanker.
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
14
mendorong munculnya penelitian lain mengenai manfaat Tithonia domestica
diversifolia Valsecara
(Hemsley) umum
pada
A.Gray
dan
aktivitas
Curcuma
antikanker
sehingga kelak Tithonia diversifolia (Hemsley) A.Gray dan Curcuma domestica Val dapat dijadikan alternatif dalam pengobatan maupun prevensi kanker.