Stephanus Ronald / 0800744045
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang bertempat tinggal dan bekerja di dalam kota maupun yang berasal dari daerah pinggiran seperti, Tangerang, Bekasi, dan Depok. Kebutuhan akan tempat tinggal menjadi sesuatu yang primer dan seringkali menjadi salah satu permasalahan yang harus dihadapi pemerintah. Jumlah populasi penduduk yang dari tahun ke tahun semakin meningkat nampaknya tidak seimbang dengan keadaan lahan di Jakarta yang terbatas luasnya. Kepadatan penduduk yang semakin meningkat dapat menimbulkan masalahmasalah yang serius seperti masalah kemiskinan, kesehatan, keamanan, pendidikan dan lain sebagainya. Harga lahan yang semakin mahal membuat sebagian penduduk merasa kesulitan mendapatkan lokasi tempat tinggal yang sesuai. Akhirnya, banyak daerah dimana penduduknya tinggal ‘berdesak-desakkan’. Situasi yang ‘crowded’ ini diperparah dengan akses jalan yang belum cukup menampung mobilitas penduduk sehingga kemacetan tak bisa dihindari. Salah satu daerah di ibu kota yang padat penduduknya adalah kawasan Kebon Jeruk, Palmerah, Kemanggisan, dan sekitarnya. Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kotamadya Jakarta Barat mencatat dengan luas Kotamadya Jakarta Barat sebesar 122,52 km2, kepadatan penduduk pada bulan Januari tahun 2008 mencapai BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
1
Stephanus Ronald / 0800744045
13.348 jiwa per km2. Data tersebut belum termasuk jumlah penduduk yang menetap sementara seperti mahasiswa atau karyawan luar kota yang tinggal di rumah kos. M obilitas penduduk di kawasan tersebut juga sangat tinggi dengan adanya sejumlah pasar, bangunan perkantoran, sekolah dan universitas. M asyarakat yang ingin bertempat tinggal di kawasan itu seringkali merasa kesulitan mencari lahan yang sesuai. Oleh karena itu, dibutuhkan solusi untuk mengatasi permasalahan kekurangan lahan ini. Salah satu solusinya adalah menciptakan hunian tempat tinggal yang tersusun vertikal ke atas, bukan secara horizontal seperti yang sudah umum sebelumnya. Di antara penduduk yang tinggal ’berdesak-desakkan’ itu terdapat sejumlah penduduk yang berprofesi sebagai guru. Tinggal di rumah kontrakan dengan kondisi lingkungan sekitar yang serba sederhana, pastilah membuat kaum guru tersebut berkeinginan untuk tinggal di tempat yang lebih nyaman, lebih layak, dan lebih mendukung profesinya sebagai tenaga pengajar. Namun untuk bisa mencapai tujuan itu, keterbatasan penghasilan mereka menjadi salah satu faktor penghambat. M asih banyak guru TK, SD, SM P, maupun SM A yang masih tinggal di rumah yang sebenarnya belum memenuhi standar kelayakan bagi seorang guru. M engingat peran kaum guru dalam mencerdaskan bangsa, sudah sepatutnya mereka mendapatkan hak untuk tinggal di tempat yang lebih layak dan nyaman. Pada tahun ajaran 2005/2006, Dinas Pendidikan Nasional mencatat ada setidaknya 91.688 guru tingkat TK hingga SM A dari sekolah swasta maupun negeri di provinsi DKI Jakarta. Pada tahun ajaran berikutnya, angka tersebut meningkat menjadi 99.231 guru. Artinya ada peningkatan jumlah tenaga pengajar sebesar 8,23%. Dengan BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
2
Stephanus Ronald / 0800744045
peningkatan jumlah guru sebanyak itu, mengindikasikan bahwa pendidikan di sekolah-sekolah yang berada dalam kawasan ibu kota mulai mendapatkan peningkatan kualitas dan mutu pengajaran. Di samping itu, ternyata hal ini juga memberikan dampak pada permasalahan kependudukan, yakni mengenai populasi dan tempat tinggal bagi para guru tersebut, khususnya bagi para guru pendatang dari luar kota ataupun dari daerah sekitar Jakarta seperti Bogor, Tanggerang, Depok, dan Bekasi. Di antara guru-guru tersebut ada yang berdomisili di Bekasi dan mengajar di sekolah yang berada di kawasan Jakarta Barat. Bagi mereka, faktor jarak bukanlah masalah demi memenuhi kebutuhan hidup seharihari. Bila mereka bisa memilih, pasti mereka lebih memilih bertempat tinggal tidak jauh dari sekolah tempat mereka mengajar. Dengan kondisi seperti itu, banyak guru yang menghabiskan sejumlah penghasilannya untuk mencapai lokasi sekolah tempatnya mengajar dengan menggunakan kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Harga bahan bakar kendaraan yang sekarang semakin mahal membuat pundi-pundi tabungan para guru tersebut seringkali tidak bertambah. Penghasilan yang mereka terima setiap bulannya hanya pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Tidak sedikit sekolah-sekolah di Jakarta Barat yang mempunyai guru yang bertempat tinggal di luar dari kawasan Jakarta Barat. Umumnya para guru menggunakan sarana transportasi umum setiap harinya untuk mencapai tujuan ke sekolah. Tak sedikit pula yang memilih mengendarai kendaraan pribadi seperti sepeda motor untuk menghemat pengeluaran, mengingat perbandingan pengeluaran biaya transportasi yang cukup jauh antara menggunakan sarana transportasi umum dengan BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
3
Stephanus Ronald / 0800744045
kendaraan pribadi seperti sepeda motor. M ahalnya harga lahan di kawasan Jakarta Barat membuat para guru lebih memilih pulang pergi walaupun dengan jarak jauh daripada membeli lahan di kawasan tersebut untuk dibangun rumah tinggal ataupun membeli rumah yang sudah ada dengan harga tinggi. M eski telah menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor untuk mencapai tujuan, tetapi tetap saja pengeluaran biaya untuk bahan bakar tidak bisa ditekan lagi karena jarak antara tempat tinggal dengan sekolah tetap jauh. Belum lagi dengan tingkat kelelahan para guru yang berdomisili jauh dari sekolah membuat para guru tersebut kurang dapat memaksimalkan pengajaran di kelas. Dari sisi waktu, mereka juga pasti merasa tersita waktunya untuk perjalanan dari tempat tinggal ke sekolah. Permasalahan biaya, tenaga, dan waktu itu dihadapi para guru setiap harinya dengan lapang dada, maka pantaslah mereka disebut sebagai ’pahlawan tanpa tanda jasa’. Berkenaan dengan permasalahan tersebut, diperlukan suatu solusi yang tepat agar kesejahteraan para guru dapat meningkat. Seperti yang sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Pemprov DKI Jakarta , yakni membangun rumah susun bagi para guru di kawasan Cipinang, Jakarta Timur, pada kesempatan kali ini saya juga akan menciptakan hunian bagi para guru tersebut berupa rumah susun dengan konsep Arsitektur Tropis di Jakarta Barat. ”Pembangunan RSS Cipinang M uara II merupakan RSS Percontohan untuk para guru dilingkungan Pemerintahan Propinsi DKI Jakarta. Dengan demikian diharapkan pembangunan RSS untuk para Guru SD dapat dibangun di 5 wilayah kodya, sehingga jarak antara tempat tinggal dengan tempat tugas tidak terlalu jauh.
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
4
Stephanus Ronald / 0800744045
Hal ini dapat meningkatkan produktifitas kerja bagi para guru, sehingga dapat dihasilkan Sumber Daya M anusia (SDM ) yang berkwalitas.” (http://www.jakarta.go.id/jaktim/; 24 Agustus 2008)
Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan primer yang mendasar bagi manusia. Tempat tinggal tersebut hendaknya dapat memenuhi segala kebutuhan penghuninya sebagai tempat untuk berlindung secara layak dan ideal. Tempat tinggal juga merupakan suatu ruang dimana manusia dapat beraktivitas dan berinteraksi antar sesamanya. Secara geografis, negara Indonesia terletak dalam kawasan beriklim tropis. Ciri dari iklim tropis diantaranya adalah curah hujan tinggi, kelembapan tinggi, radiasi matahari yang terik sepanjang tahun, suhu udara yang relatif tinggi, dan kecepatan angin yang relatif rendah. Kondisi seperti itu tentunya akan mempengaruhi bentuk dan mekanisme bangunan tempat tinggal penduduk. Desain bangunan berkonsep arsitektur tropis telah banyak digunakan sebagai penyesuaian iklim dimana bangunan tersebut berada. Salah satu penyesuaian pada bangunan terhadap iklim tropis adalah bentuk atap pelana dengan teritisan lebar untuk mengatasi curah hujan yang relatif tinggi. Ataupun keberadaan canopi dan overstek yang bukan hanya dapat mengurangi radiasi panas matahari yang masuk ke dalam bangunan, tetapi juga dapat mengatasi tampias air hujan. Selain itu ada banyak permasalahan lain yang timbul dan akan diselesaikan dengan mengaplikasikan konsep arsitektur tropis pada bangunan. Penerapan konsep arsitektur tropis pada bangunan rumah susun khusus guru ini juga diharapkan dapat mengatasi permasalahan krisis energi yang sering dibicarakan akhir-akhir ini. Desain rumah susun ini akan menjawab permasalahan
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
5
Stephanus Ronald / 0800744045
bagaimana caranya agar hunian ini dapat menghemat energi listrik berupa peniadaan pemakaian lampu dan AC pada siang hari. Selain itu, juga ada pelestarian sumber daya alam berupa air, baik air hujan, maupun air pasca konsumsi penghuni. Rumah susun khusus guru di kawasan Jakarta Barat ini akan menjadi proyek tugas akhir saya sebagai mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Bina Nusantara. Tentunya dengan mengaplikasikan konsep arsitektur tropis pada bangunan rumah susun tersebut yang dapat mengatasi segala permasalahan iklim tropis dan menjadi sebuah tempat tinggal yang nyaman dan menyenangkan.
I.2. Maksud dan Tujuan M aksud dari perancangan rumah susun ini adalah menciptakan hunian khusus guru yang memperhatikan kebutuhan dan aktivitas mereka sebagai guru. Tujuan dari perancangan rumah susun ini adalah mewujudkan hunian yang tanggap terhadap kondisi iklim tropis dan menyelesaikan permasalahannya.
I.3. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan dalam perancangan proyek rumah susun khusus guru ini meliputi : a. Penerapan konsep arsitektur tropis pada bangunan rumah susun. b. Perencanaan program ruang yang sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas penghuni sehingga dapat digunakan secara optimal. c. Penentuan besaran dimensi ruang yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan penghuni. d. Pengolahan tapak, orientasi massa bangunan dan gubahan massa bangunan. BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
6
Stephanus Ronald / 0800744045
e. Pengaturan pencahayaan, penghawaan, dan intensitas kebisingan agar sesuai dengan fungsi bangunan sebagai hunian tempat tinggal. f.
Perencanaan hunian yang affordable bagi kaum guru sesuai dengan penghasilan mereka.
I.4. S istematika Pembahasan Penulisan Karya Tugas Akhir ini dibagi menjadi beberapa bab, antara lain sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Berisi tentang gambaran umum mengenai latar belakang pemilihan judul, topik dan tema, maksud dan tujuan, lingkup pembahasan, sistematika pembahasan dan kerangka berpikir dari Tugas Akhir ini. Bab II : Tinjauan dan Landasan Teori Berisi tentang tinjauan umum dan tinjauan khusus serta kelengkapan data dan relevansi pustaka pendukung. Tinjauan umum mengenai definisi, fungsi, dan jenis dari sebuah rumah susun. Tinjauan khusus mengenai topik dan tema, serta latar belakang pemilihan tapak, kondisi tapak dan lingkungannya. Kelengkapan data dan relevansi pustaka pendukung berisi tentang landasan teori serta hasil studi banding. Bab III : Permasalahan M engidentifikasi permasalahan arsitektural yang timbul dalam proses perancangan dari segi fisik dan non fisik dari tiga aspek yaitu manusia, bangunan, dan lingkungan yang digali dan dikaji dari hasil tinjauan referensi dan landasan teori. Bab IV : Analisa
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
7
Stephanus Ronald / 0800744045
Berisi mengenai ketajaman dan relevansi pendekatan perancangan arsitektural sesuai dengan topik Arsitektur Tropis yang diuraikan dan diterapkan serta dipadukan dengan pendekatan khusus topik di dalam pendekatan perencanaan dari beberapa aspek terkait, yaitu: -
Analisa terhadap kondisi dan potensi lingkungan yang berkaitan dengan pengolahan lokasi, tapak dan lingkungan sekitar, orientasi, karakter, sirkulasi, dan tata ruang luar, serta kaitan lingkungan terhadap penerapan konsep Arsitektur Tropis
-
Analisa terhadap aspek manusia yang berhubungan dengan pelaku kegiatan dan sistem ruang luar dengan urutan hubungan kegiatan, kebutuhan ruang, dan program ruang, ditinjau dari jenis kegiatan dan perilaku manusia.
-
Analisa terhadap sistem bangunan yang meliputi jenis massa bangunan, bentuk bangunan, struktur bangunan, dan utilitas bangunan yang kemudian dikaitkan dengan pemilihan bahan dan material yang sesuai dengan konsep Arsitektur Tropis.
Bab V : Konsep Perencanaan dan Perancangan Berisi tentang tahapan perancangan yaitu dasar perencanaan dan perancangan, konsep perencanaan dan perancangan, penekanan khusus, dan tuntutan rancangan. Konsep perencanaan dan perancangan berisi tentang lokasi, tapak, ruang, estetika bangunan, struktur, serta utilitas bangunan.
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
8
Stephanus Ronald / 0800744045
I.5. Kerangka Berpikir Latar Belakang Jumlah guru di Jakarta meningkat seiring peningkatan mutu pendidikan, kebijakan Pemprov untuk membangun rusun bagi guru di 5 kotamadya, lahan untuk bertempat tinggal jumlahnya terbatas
Maksud dan Tujuan Menciptakan sebuah rumah susun khusus guru berkonsep Arsitektur T ropis yang disesuaikan dengan kebutuhan dan aktivitas penghuni.
Permasalahan - Manusia Kebutuhan dan aktivitas guru. - Lingkungan Daerah beriklim tropis. - Bangunan Penyesuaian bentuk dan elemen.
Analisa Menganalisa permasalahan yang timbul dan mencari solusi yang tepat dalam perancangan.
Tinjauan Umum Definisi, klasifikasi, karakteristik dan persyaratan dari sebuah rumah susun.
Landasan Te ori
Tinjauan Khusus - Penjelasan Arsitektur Tropis - Studi literatur dan survei lapangan.
Konse p Pe rancangan Kesimpulan dari analisa dan akan diterapkan pada perancangan.
Skematik Desain
Perancangan
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
9