BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Manusia sebagai tenaga kerja adalah pelaksana dalam berbagai sektor kegiatan
ekonomi. Upaya perlindungan terhadap bahaya yang timbul serta pencapaiaan ketentraman dan ketenagakerjaan dengan cara kerja yang aman, tetap sehat dan selamat merupakan kebutuhan mendasar. Agar tenaga kerja mampu bekerja dengan produktif, maka perlu pengerahan tenaga kerja secara efisien dan efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan waktu untuk mencapai sasaran. Salah satu upaya kearah itu dapat dicapai dengan penerapan ergonomi di tempat kerja (Cris, 2013). Tenaga kerja merupakan salah satu aset berharga bagi sebuah perusahaan atau instansi, Oleh karena itu, agar mampu bekerja produktif, tenaga kerja perlu penggerakan tenaga kerja secara efektif dan efisien untuk mencapai sasaran. Setiap jenis pekerjaan mempunyai resiko yang berbeda satu sama lain, oleh karena itu diperlukan adanya perlindungan terhadap tenaga kerja dalam rangka peningkatan kesejahteraan secara menyeluruh (Cris, 2013). Dampak kesehatan akibat penggunaan laptop hampir sama dengan dampak kesehatan akibat penggunaan komputer (Hendra dan Oktaviani, 2007). Secara umum dampak kesehatan yang terjadi akibat penggunaan laptop dan komputer adalah
1
2
gangguan musculoskeletal, gangguan penglihatan, dan gangguan pada organ tubuh lainnya (Ananda, 2012). Kegiatan yang selalu melibatkan keyboard dan mouse dapat menimbulkan cidera urat tangan, lengan dan bahu. Beribu kali jari-jari tangan mengulang gerakan menekan tuts keyboard ketika mengetik, dengan tangan yang mencengkram dan menggeser mouse sehingga tanpa disadari terjadi akumulasi kerusakan pada badan secara keseluruhan (Rovita, 2012). Gerakan berulang pada pergelangan tangan tersebut banyak dijumpai pada pekerja kantoran yang pekerjaan utamanya adalah duduk di depan komputer, dimana tangan menjadi salah satu organ tubuh yang digunakan dalam jangka waktu lama (seperti memegang mouse dan mengetik) yang umumnya menggunakan kombinasi antara kekuatan dan pengulangan gerakan pada jari-jari dan tangan, selama periode waktu yang lama, dapat menjadi salah satu alasan mengapa keluhan Carpal Tunnel Syndrome kini mulai banyak diderita oleh pekerja kantoran (Aizid, 2011). Pendapat tersebut dipertegas oleh Biro Statistik Tenaga kerja Internasional yang menyatakan bahwa mengetik menghasilkan absen terpanjang dari pekerjaan pada tahun 2002, dan adanya bukti kuat hubungan positif antara kerja berulang dengan faktor-faktor pekerjaan lain dengan CTS (Rovita, 2012). Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan salah satu jenis Cummulative Trauma Disorder (CTD) yang disebabkan karena terjebaknya saraf medianus dalam
3
terowongan karpal pada pergelangan tangan. National Health Interview Studi (NHIS) tahun 1990 memperkirakan prevalensi CTS yang dilaporkan sendiri pada populasi dewasa besarnya 1,55% (Lusianawaty Tana, 2003:99). Gejala CTS meliputi rasa nyeri, pembengkakan, rasa seperti tertusuk, hipotesia pada ibu jari, telunjuk dan jari tengah (Lukman, dkk., 2009:163). Di Indonesia, prevalensi CTS dalam masalah kerja belum diketahui karena sangat sedikit diagnosis penyakit akibat kerja yang dilaporkan. Penelitian pada pekerjaan dengan risikotinggi di pergelangan tangan dan tangan mendapatkan prevalensi CTS antara 5,6%-14,8% (Lusianawaty Tana, 2003:99). Penyebab dari CTS dapat terjadi karena trauma langsung pada Carpal Tunnel, posisi pergelangan fleksi dan ekstensi berulang, edema, kelainan sistemik (Rudiansyah Harahap,2003:51). Salah satu penelitian tentang CTS pada pekerja di instansi pemerintahan juga pernah dilakukan, yaitu mengenai Gambaran keluhan Subjektif Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Akibat Penggunaan Komputer Pada Pekerja Data Entry Di Arsip Nasional Republik Indonesia, dimana didapatkan hasil bahwa keluhan subjektif yang paling banyak dialami responden adalah pegal pada lengan, pergelangan/jari-jari saat bekerja yaitu sebanyak 54,2%, yang diikuti dengan adanya keluhan nyeri dari tangan sampai bahu dan tidak kuat menggenggam tangan dalam jumlah yang sama sebanyak 29,2% sedangkang keluhan yang tidak pernah dirasakan adalah bengkak pada jari-jari tangan dan tangan tidak bisa membedakan antara panas dan dingin (Rusmayani, 2002).
4
Studi yang dilakukan oleh Mayo Clinic melihat CTS pada pengguna komputer menyimpulkan bahwa 3,5% dari pengguna komputer memiliki CTS yang mirip dengan populasi umum. Dan studi yang dilakukan oleh Anderson (2007) menunjukkan bahwa CTS mempengaruhi 1% -2% dari populasi umum. Oleh karena itu, persentase pengguna komputer dengan CTS (3,5%) lebih besar dari populasi umum (1% sampai 2%) (Rostati, 2009). Dari hasil wawancara yang pernah dilakukan pada beberapa pegawai kampus di Universitas Esa Unggul, para pegawai merasakan nyeri atau pegal di seluruh tubuh termasuk pada bagian tangan dan jari-jari saat bekerja atau setelah bekerja menggunakan komputer. Dan untuk sikap kerja pegawai, rata-rata mereka bekerja dengan mengutamakan kenyamanan walaupun sebenarnya sikap tersebut kurang baik. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara sikap kerjamenggunakan komputer dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada pegawai kampus di Universitas Esa Unggul Jakarta. 1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, peneliti ingin
melakukan penelitian ini dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini, yaitu :
5
1. Bagaimana sikap kerjapada pegawai kampus yang menggunakankomputer di Universitas Esa Unggul Jakarta ? 2. Apa saja keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) yang di alami pegawai kampus di Universitas Esa Unggul Jakarta ? 3. Sejauh mana hubungan antara sikap kerja menggunakan komputer dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada pegawai kampus di Universitas Esa Unggul Jakarta ? 1.3
Pembatasan Masalah Agar penelitian lebih terarah, penelitian ini dibatasi hanya terfokus pada
hubungan antara sikap kerjamenggunakan komputer dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada pegawai kampus di Universitas Esa Unggul Jakarta. 1.4
Perumusan Masalah Apakah ada hubungan antara sikap kerjamenggunakan komputer dengan
keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada pegawai kampus di Universitas Esa Unggul Jakarta ? 1.5 1.5.1
Tujuan Penelitian Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara sikap kerjamenggunakan komputer dengan
keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada pegawai kampus di Universitas Esa Unggul Jakarta.
6
1.5.2
Tujuan Khusus
1. Mengetahuisikap kerja menggunakan komputerpada pegawai kampus di Universitas Esa Unggul Jakarta. 2. Mengetahui keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) yang di alami pegawai kampus di Universitas Esa Unggul Jakarta akibat menggunakan komputer. 3. Menganalisis hubungan antara sikap kerjamenggunakan komputer dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada pegawai kampus di Universitas Esa Unggul Jakarta. 1.6 1.6.1
Manfaat Penelitian Bagi Universitas Esa Unggul Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran posisi
kerjamenggunakan komputer yang berdampak dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada pegawai kampus di Universitas Esa Unggul Jakarta, sehingga nantinya dapat menjadi dasar intervensi untuk meminimalisir pengaruh negatif yang ditimbulkan akibat perilaku penggunaan komputer yang salah. 1.6.2
Bagi FIKES Universitas Esa Unggul Untuk menambah kelengkapan pustaka tentang studi Kesehatan Masyarakat
yang berkaitan dengan hubungan antara sikap kerjamenggunakan komputer dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS).
7
1.6.3
Bagi Peneliti
1. Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti mengenai hubungan antara posisi kerjamenggunakan komputer dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS), sehingga peneliti dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari dampak-dampak buruk sikap kerja menggunakan komputer yang salah. 2. Sebagai upaya penyelarasan antara ilmu yang didapat selama kuliah dengan keadaan yang nyata didalam masyarakat, serta sebagai bekal dalam menghadapi permasalahan di masa yang akan datang.