BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Setiap organisasi mempunyai tujuan yang hendak dicapainya.Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber daya yang ada.Kendatipun berbagai sumber daya yang ada memberikan kontribusi penting bagi organisasi, salah satu faktor yang menunjukkan keunggulan kompetitif potensial adalah sumber daya manusia Simamora (2004). Sumber daya manusia akan semakin menjadi kekuatan potensial dalam organisasi, jika dilakukan pengembangan sumber daya manusia secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut (Wether & Davis, 2000) pengembangan sumber daya manusia akan membantu individu untuk bertanggungjawab terhadap pekerjaannya di masa yang akan datang, dengan memperhatikan tugas-tugas pekerjaan yang sekarang. Dalam hal ini maka suatu kualitas sumber daya manusia dalam bentuk pelayanan terhadap konsumen menjadi hal yang paling penting dalam melihat kulaitas dari suatu lembaga atau organisasi. Situasi ini tidak hanya terjadi pada sektor swasta ataupun pemerintah tetapi juga pada lembaga pendidikan perguruan tinggi. Semakin disadari bahwa pelayanan dan kepuasan pelanggan merupakan aspek vital dalam rangka bertahan dan memenangkan persaingan.Meskipun demikian saat ini tidak mudah untuk mewujudkan semua itu.
1
Seluruh Sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan merupakan pelaku dalam pelayanan tersebut. Yang diantaranya tenaga pengajar (Dosen), Bagian Administrasi,dan Bagian AKdemik. Untuk mewujudkan suatu pelayanan yang memiliki tingkat kepuasan konsumen yang maksimal maka harus adanya evaluasi atas apa yang telah dijalankan agar mengetahui bagian tertentu yang harus mengalami perbaikan dan pengembangan. Tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia anta lain ditandai dengan adanya unsur kreativitas dan produktivitas yang direalisasikan dengan hasil kerja atau kinerja yang baik. Menjawab akan tantangan ini pula maka sumberdaya manusia mampu menampilkan hasil kerja produktif secara rasional dan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, umumnya diperoleh melalui pendidikan. Pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif. Hal ini akan mendorong suatu negara menjadi negara yang maju dan pesat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Wulvaiani dalam Riduwan, 2007). Didorong oleh transformasi manajemen yang ada serta reformasi mendasar dalam pengelolaan organisasi demi meraih keberhasilan di dalam persaingan global maka perubahan tersebut mensyaratkan peningkatan kemampuan sumber daya manusia sehingga mampu memunculkan keunggulan-keunggulan kompetitif yang diperlukan. Oleh karena itu, dibutuhkan pembangunan sumber daya manusia berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan organisasi melalui jalur pendidikan tinggi. Di sinilah posisi dan peran aktif perguruan tinggi sebagai subsistem penyelenggara pendidikan di Indonesia yang bertujuan mengembangkan dan 2
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejalan dengn misi yang diembannya yakni Tridharma Perguruan Tinggi, meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat. Dengan Tridharma Perguruan Tinggi tujuan penyelenggaraan program akademik akan terarah dan komponen penunjang mutu sebuah perguruan tinggi antara lain, dosen, kurikulum, sarana dan prasarana, produktivtas dan mutu lulusan dapat ditingkatkan. Dalam konteks ini pula, perguruan tinggi berperan menyediakan lulusan yang tidak saja dipandang dari segi kuantitasnya tetapi yang utama adalah kualitasnya sehingga mampu menjadi dinamisator, inovator, motivator dan penggerak pembangunan. Disinilah dosen berperan dalam menghasilkan lulusan dengan mutu sesuai keinginan masyarakat untuk mewujudkan dirinya sebagai pendidik professionaldan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menybarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai tuntutan dan cita-cita bangsa. Dalam menjaga kepuasaan ini suatu organisasi tentunya mempunyai suatu tujuan untuk menjaga kualitas dan juga meningkatkan kualitas yang telah dicapai, sehingga adanya evaluasi yang berupa Akreditasi suatu lembaga akan menjadi bahan pertimbangan untuk menetukan bagaimana kondisi lembaga atau organisasi di masa akan datang, Upaya untuk mewujudkan kepuasan pelanggan total bukanlah hal yang mudah. Kepuasan pelanggan total tidak mungkin tercapai, sekalipun hanya untuk sementara waktu. Upaya perbaikan dan penyempurnaan kepuasan hanya dapat dilakukan dengan berbagai strategi (Nasution, 2004). 3
Day (dalam Tse dan Wilton, 1988 dalam Tjiptono, 2004) menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja produk (atau hasil) yang ia rasakan dengan harapannya. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan (perceived performance) dan harapan (expectations) (Kotler, 2000). Kottler (2000) (dalam Sihombing, 2003) mendefinisikan kepuasan pelanggan adalah kepuasan atau kekecewaan yang dirasakan oleh konsumen setelah membandingkan antara harapan dengan kenyataan yang ada. Engel, Blackwell dan Miniard (1995) (dalam Widyaratna dan Chandra, 2001) mendefinisikan kepuasan sebagai evaluasi pasca konsumsi dimana suatu alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan.Singkat kata, alternatif tersebut setidaknya terlaksana sebaik yang anda harapkan. Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa peran kualitas pelayanan yang baik merupakan hal sangat penting dan sangat berpengaruh. Oleh karena itu pelayanan harus meliputi lima dimensi yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml dan Berry 1988 (dalam Tjiptono dan Chandra, 2005) yang terdiri dari reliabilitas (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy) serta bukti fisik (tangibles). Dalam konteks ini pula, perguruan tinggi berperan menyediakan lulusan yang tidak saja dipandang dari segi kuantitasnya tetapi yang utama adalah kualitasnya 4
sehingga mampu menjadi dinamisator, innovator, motivator dan penggerak pembangunan. Disinilah dosen berperan dalam menghasilkan lulusan dengan mutu sesuai keinginan masyarakat untuk mewujudkan dirinya sebagai pendidik professionaldan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menybarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai tuntutan dan cita-cita bangsa. Dukungan pemerintah yang difasilitasi oleh universitas yang bertanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusianya dalam mendukung dosen ketika mereka mengambil tanggung jawab pribadi bagi masa depan untuk memutakhirkan keterampilan,
kemampuan
dan
pengetahuannya
sehingga
komitmen
untuk
menyediakan pendidikan bermutu dapat diwujudkan. Dalam konteks kebermutuan perguruan tinggi diterjemahkan sebagai system proses belajar mengajar yang unggul, up to date dengan teknologi informasi, dan mampu menghasilkan lulusan yang handal. Untuk itu pula, dengan semakin meningkatnya permintaan pasar tenaga kerja akan sarjana strata satu (S1) sebagai syarat kompetensi tenaga kerja, maka upaya menyajikan pendidikan bermutu bagi mahasiswa menjadi koimtmen dosen dalam mengedepankan profesionalitas dan kompetensi sebagai ujung tombak pengimplementasian Undang-Undang Guru dan Dosen. Upaya memperkuat peran dosen terkait dengan pengembangan sumber daya manusia dipertegas pemerintah dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD), pada pasal 46:2 bahwa dalam upaya pengembangan kompetensi, dosen harus memiliki kualifikasi akademik minimum 5
lulusan magister untuk program diploma atau program sarjana. Secara implisit, undang-undang ini mengisyaratkan setiap dosen wajib menempuh jalur pendidikan lanjutan di tingkat S2 dan S3. Jurusan merupakan unit terkecil yang berada dalam naungan fakultas sedangkan fakultas merupakan bagian dari universitas atau institute yang menyelenggarakan pendidikan tinggi. Fakultas adalah unsur pelaksana sebagian tugas pokok dan fungsi Universitas atau Institut yang berada dibawah Rektor (Abdul Rajak, 2002). Fakultas Ekonomi dan bisnis adalah salah satu fakultas yang ada di lingkungan Universitas Brawijaya, Malang.Fakultas Ekonomi dan Bisnis membawahi tiga jurusan yaitu Jurusan Manajemen, Jurusan Akuntansi, dan Jurusan Ilmu Ekonomi. Yang menjadi acuan adalah pencapain Jurusan Manajemen yang menyandang predikat Akreditasi A yang ditetapkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Hal ini yang menjadi suatu pertayaan bahwasanya apakah tenaga pengajar atau Dosen memiliki semua kriteria yang dibutuhkan dalam pencapain Akreditasi tersebut. Mengapa demikian, hasil yang telah dicapai menyatakan bahwa tenaga pengajar sudah mempunyai standarisasi akan kuliatas yang dibutukan dalam proses mengajar, seperti halnya pendidikan yang telah dicapai, kegiatan dosen, dan juga prestasi yang telah di capai dalam tingkat Nasional maupun Internasional. Maka dari itu kelembagaan Jurusan Manajemen yang membentuk Unit Jaminan Mutu untuk mengkaji perihal-perihal yang dibutuhkan dalam penigkatan kualitas tenaga pengajar di Jurusan Manajemen.
6
Berdasarkan pertimbangan di atas mengenai pentingnya suatu pengembangan perihal tenaga pengajar atau Dosen pada organisasi nirlaba (not profit organization), khususnya pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang, Maka penyusun mengambil judul Laporan Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKN-P), “Penerapan Unit Jaminan Mutu dalam meningkatkan kualitas tenaga pengajar di Jurusan Manajemen Universitas Brawijaya” 1.2 Tujuan Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKN-P) 1.2.1 Tujuan Umum Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKN-P) meliputi : a) Meningkatkan kompetensi
praktik manajemen bagi
lulusan Jurusan
Manajemen agar sesuai dengan kebutuhan pengguna dan siap memasuki pasar kerja maupun dunia usaha. b) Memberikan nilai tambah pada keahlian mahasiswa dalam memecahkan masalah di dunia kerja maupun di dunia usaha. c) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam beradaptasi dengan masyarakat. 1.2.2 Tujuan Khusus a) Sebagai sarana dalam penerapan teori-teori yang telah dipelajari selama mengikuti perkuliahan ke dunia kerja yang sesungguhnya. b) Untuk melihat bagaimanakah pelayanan prima yang diterapkan pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. c) Untuk menambah wawasan praktis yang terdapat pada perusahaan sehingga mahasiswa mendapat gambaran realitas kerja yang sesungguhnya. 7
d) Meningkatkan
kreativitas,
kedisiplinan,
dan
produktivitas
dalam
menyelesaikan setiap pekerjaan yang diberikan. 1.3 Manfaat Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKN-P) 1.3.1 Bagi Mahasiswa a) Dapat meningkatkan kecerdasan intelektual dan emosional. b) Dapat menerapkan pengetahuan teoritis yang diperoleh di program pendidikan dalam berbagai kasus riil di dunia kerja maupun dunia usaha. c) Menumbuhkembangkan rasa percaya diri dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. 1.3.3 Bagi Jurusan a) Meningkatkan relevansi kurikulum berbagai program pendidikan di Jurusan Manajemen dengan dunia kerja dan dunia usaha. b) Memperoleh sumbangan pemikiran dan tenaga dalam rangka meningkatkan kinerja lembaga. c) Sebagai peluang penarikan tenaga kerja potensial. 1.3.4 Bagi Dosen Pembimbing a) Memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai praktek manajemen di dunia kerja dan dunia usaha. b) Meningkatkan jaringan kerja sama dengan dunia kerja dan dunia usaha.
8